Selasa, 23 September 2008

DIRETORIUM KOMUNITAS ROSARIO PERTOBATAN



BAB : I
Sumber dan Legalitas :
Marian Center Indonesia

Pesan dan ajakan yesus tentang pertobatan

Yesus bersabda : “Waktunya telah genap, Kerejaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percaya pada Injil “ (Markus 1. 15) Pesan ajakan Yesus ini telah menjadi salah satu peristiwa yang direnungkan dalam peristiwa Cahaya ketiga pada Rosario Perawan Maria, yaitu : “ Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dan Menyerukan Pertobatan “. Ajakaqn Yesus ini telah memberikan nuansa tobat yang sangat mendalam dalam doa Rosario bagi mereka yang mendoakannya dan menjadi dasar Biblis yang kuat pula bagi Rosario Pertobatan (bdk. RVM-2002).

Inti pesan Bunda maria tentang Rosario dan Pertobatan

Salah satu inti pesan penting Bunda Maria pada penampakan di Lourdes dan Fatimah adalah supaya berdoa Rosario sebanyak mungkin ubtuk pertobatan orang-orang berdosa Gereja menerima dan membenarkan penampakan itu dan pesan-pesanya, karena inti penampakan dan pesan itu cocok dan sesuai dengan Ajaran Injil yang memanggil kita semua untuk bertobat dan kembali kepada Allah yang benar, dengan berdoa dan berpuasa. (Ratu Damai dari Medjugogje – 1995).
“ Namaun kesedihanku yang besar diredakan oleh banyaknya anak-anakku yang menerima desakan ibunya untuk bertobat,memashrahakan diri kepada Hatiku Yang Tak Bernoda, mereka menyebarkan Doa Senakel kemana-mana, dan bersama aku berdoa Rosario. Marilah menyebarkan Senakel ini kemana saja, laksana sinar terang yang dating untuk menerangi dunia yang berada dalam gelap dewasa ini .”(Kemenanganku Yang Jaya, GM – Pesan No 434, Quebec – Kanada)

“ Jika umat manusia tidak bertobat dan memperbaiki hidupnya, Bapa akan mengirimkan hukuman yang dahsyat terhadap umat manusia. Hukuman ini akan lebih dasyat dari air bah. Api akan turun dari langit dan akan memusnahkan sebagian besar umat manusia ….. “ “…..maka mintalah, mintalah dengan tekun, dan berdoalah Rosario untuk pemurnian, setiap Sabtu Pertama. Waktunya sudah dekat, Keadilan-Ku (Bapa) akan menghukum kejahatan dari berbagai bangsa …. “ (Pesan Fatimah, yang ditugaskan kembali di Akita – Jepang, 1973-1981)

Pesan dan ajakan orang kudus tentang doa Rosario dan Pertobatan

St. Louis de Monfort (Mawar Merah – untuk Orang Berdosa)

“ Marilah kita memahkotai diri dengan bunga mawar – Rosario Suci, Mawar-Merah kita yang daraskan dengan hikmat berulang kali disertai, tinadakan pertobatan yang baik, tidak akan pernah layu dan mati, dan Mawar-Merah kita itu akan tetap elok mempesona selama beribu-ribu tahun terhitung dari sekarang…..”
“ Jika anda setia menderaskan Rosario Suci samapai mati, saya dapat memastikan kepada anda bahwa betapapun beratnya dosa-dosa anda, anda akan menerima suatu Mahkota Kemulyaan yang tak akan pernah pudar dan hilang.”
Sekalipun anda berdiri ditepi jurang kebinasaan anda, sekalipun satu kaki anda sudah ada di Neraka, sekalipun anda telah menjual jiwa anda kepada setan, sebagaimana dilakukan oleh para juru tenung yang mempraktekan ilmu hitam, dan sekalipun anda adalah seorang bidaah yang tegar seperti setan, cepat atau lambat pasti anda akan bertobat dan memperbaiki hidup anda dan Tuhan akan menyelamatkan jiwa anda, kalau saja – camkanlah apa yang saya katakana ini – anda tetap setia mederaskan Rosario Suci dengan hikmat setiap hari hingga kematian menjemput, demi mendapatkan pengmpunan dan penyesalan dosa-dosa anda. (Rahasia Rosario)
Saya tidak bemaksud lain kecuali untuk meyakinkan anda, dengan meminjam kata-kata Beato Alan de la Roche bahwa Rosario Suci merupakan akar dan gudang berkat yang tak terhitung jumlahnya.
Karena melalui Doa Rosario Suci :
1. Orang-orang berdosa bertobat dan diampuni,
2. Jiwa-jiwa yang dahaga disegarkan,
3. Mereka yang terbelenggu akan dilepaskan ikatannya,
4. Mereka yang menangis menemukan kebahagiaan,
5. Mereka yang dicobai menemukan kedamaian,
6. Mereka yang miskin mendapat bantuan,
7. Hidup beragama diperbaharui,
8. Mereka yang bodoh diajar,
9. Manusia belajar mengatasi keangkuhannya,
10. Orang mati (jiwa-jiwa yang kudus) dihapus penderitaannya,
(Mawar ke-40 Rahasia Rosario tentang hasil yang mengagumkan dari Doa Rosario)

Pesan dan ajakan para bapa suci tentang
doa Rosario
yang berhubungan dengan Pertobatan
dan Perdamaian

Paus Pius XI

“ Doa Rosario adalah senjata yang amat efektif untuk mengusir setan, untuk memlihara kesucian hati, untuk mendapatkan keutamaan dengan lebih mudah, atau dengan kata lain untuk menganjurkan pertobatan dan menegakkan perdamaian diantara umat manusia…. Doa Rosario tidak hanya mengalahkan mereka yang menghina Allah dan musuh-musuh agama, tetapi juga melatih diri kita untuk memperoleh keutamaan-keutamaan Injil yang kita butuhkan…. “ (Ensiklik Ingravescentibus Malis, 29 September 1973)

Paus Yohanes Paulus Agung

“…. Peristiwa Cahaya yang ketiga, Yesus membeirtakan datangnya Kerajaan Allah, dan memanggil orang untuk bertobat (bdk, Markus 1 : 15) dan mengampuni dosa-dosa semua orang yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan penyerahan diri yang tulus (bdk. Markus 2 :3-13, Lukas 7 :47-48). Inilah penobatan pelayanan penuh belas kasih yang terus ia laksanakan sampai akhir zaman, khususnya lewat Sakramen Rekonsiliasi yang telah ia percayakan kepada Gereja…. “ (bdk, Yohanes 20 : 22-23)(RVM, Yohanes Paulus II – 2002)

Dikeluarkan oleh Moderator MCI tahun 2003
oleh : Rm. Yosep Tarong Pr (Vikjen Ruteng) +
sebagai Kunci
“Doa Rosario Pertobatan”
( 28 September 2003 )

Marian Center Indonesia
Jl. Aipda K.S Tubun II C No 2
Petamburan – Jakarta 11410
Telp (021) 548-5480,
Fax (021) 536-0818


Disusun oleh : Rm. Yosef Tarong Pr (+), Jakarta 2003

BAB : II
Visi dan Misi
“ Komunitas Rosario Pertobatan “

Apa dan Bagaimana Kerasulan Doa Rosario Pertobatan

Salah satu dari pesan penting Maria pada berbagai kesempatan penampakan diri tetang hal berdoa Rosario, selain berdoa Rosario untuk perdamaian dunia dan Rosario bagi Keluarga, adalah terutama berdoa Rosario untuk Pertobatan bagi orang-orang berdosa.
Doa termasuk Doa Rosario Santa Perewan Maria untuk Pertobatan, bila di-doakan dengan penuh iman dan penyerahan diri seperti sikap Maria (bdk. Lukas 1 : 38), maka doa itu pasti akan dapat mengubah manusia, menyembuhkan dan menyelamaykan. Doa dengan sikap penyerhan diri seperti itu akan membantu kita sampai pada Hidup Sejati Dalam Allah, Bila kita diajak untuk berdoa bagi pertobatan orang-orang berdosa. Itu berarti kita berdoa pertama-tama untuk diri kita sendiri yang adalah juga orang berdosa agar kita mampu memperbaharui hidup dan bertobat, dan yang kedua kita berdoa untuk orang-orang lainya supaya bertobat dan kembali ke jalan Allah.
Berdoa Rosario untuk Pertobatan orang-orang berdosa hendaknya menjadi ujud yang tetap dan utama dalam setiap kali dan setiap hari kita ada kesempatan berdoa Rosario baik secara pribadi maupun dalam keluarga atau pun dalam kelompok dan komunitas.
Bila dipandang perlu, rumusan khusus tetang Doa Rosario Pertobatan yang disertai dengan permenungan khusus tentang misteri-misteri kehidupan Yesus, yang didoakan dengan cara meditif, dan telah banyak dipraktekan oleh berbagai kominitas religius dan awam, dapat pula dianjurkan dan digunakan untuk ini.
Adalah suatu kesempatan yang baik dan istimewa manakala kita dapat berdoa Rosaria untuk pertobatan orang berdosa dan untuk penghapusan siksa dosa, pada kesempatan Adorasi Sakramen Maha Kudus. Paus Pius XI pada tahun 1938, telah memberikan suatu indulgensi penuh kepada umat yang berdoa Rosario secara meditative dihadapan Sakramen Maha Kudus. (buku : Rosario, Sejarah dan Misteri Kuasanya – 2000)
Marilah kita bersama-sama sejak Tahun Rosario ini membangun tekad, untuk secara tetap dalam setiap kali berdoa Rosario memasukan ujud khusus ini. “ Rosario Bagi Pertobatan Orang Berdosa “ Jadikanlah Rosario Pertobatan sebagai suatau gerakkan bersama segenap umat Kotholik pecinta Rosario dimana saja.
Motto Komunitas : “ TIADA HARI TANPA ROSARIO PERTOBATAN. ”

Disusun oleh : Rm. Yosef Tarong Pr (+) , Jakarta 2003

BAB : III
Ajakan dan Doa-doa Santo dan Santa.

Padre PIO (Rotondo)
Kerendahan hati dan Pengabdian

“ Allah yang mengabulkan permohonan, berpalinglah kepada-Nya
dan bukan mengucapkan terima kasih kepadaku “

Ibu TERESA (Calcutta)
Wujud pertobatan harus nampak pada karya cinta kasih.

Maka Ibu Teresa berpesan :
Bila Engkau memerlukan tanganku untuk melayani,
Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.
Bila Engkau memerlukan kakiku untuk mengunjungi mereka,
Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.
Bila engkau memerlukan suaraku untuk menghibur,
Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.
Bila Engkau memerlukan hatiku untuk mencintai,
Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.

Santo Fransiskus Assisi (Assisi)
Jadikanlah aku pembawa damai

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai
Bila terjadi kebencian.
Jadikanlah aku pembawa cintakasih.
Bila terjadi pengfhinaan,
Jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kebimbangan,
Jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi kesesatan,
Jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kecemasan,,
Jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kesedihan,
Jadikanlah aku sumber kegembiraan.
Bila terjadi kegelapan,
Jadikanlah aku pembawa terang.

Tuhan semoga akau lebih ingin menghibur daripada dihibur,
Memmahami daripada dipahami,
Mencintai daripada dicintai,
Sebab dengan memberi aku menerima,
Dengan mengampuni aku diampuni,
Dengan mati suci, aku bangkit lagi untuk selama-lamanya.


Disusun oleh Pendiri dan Team : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 2003

BAB : IV
A. Biblis yang mengilhami
Rosario Pertobatan
Dan Komunitas.

Siapa Komunitas Rosario Pertobatan :

…… lalu Ia berkata kepadanya : “ Ikutilah Aku, maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia, kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus : “Mengapa Gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?
Yesus mendengarnya dan berkata : “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti Firman ini. Yang Kuhendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku dating bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. “
(Matius 9 : 9-13)

Marilah kepada-Ku, semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikulah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, Karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.
(Matius 11 : 28-30)


Disusun oleh Pendiri dan Team : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 2004 (buku Siapa KRP)

Lanjutan BAB : IV
B. Semangat Karya, Pelayanan dan Hidup
Komunitas Rosario Pertobatan

Arti dan Makna PIN Kerasulan
Komunitas Rosario Pertobatan (KRP)

1. SALIB = AKU “ haus “ terhadap jiwa sesame dan jiwamu (Yoh 19 : 28)

2. HATI = HATI tertusuk SALIB SUCI (Luk 2 : 35) Kedua Hati yang dipersatukan oleh Allah.

3. TERTUSUK = SALIB yang PUTUS (Luk 1 : 38)
“Terjadilah padaku menurut perkataanmu karena aku hamba Tuhan” - “FIAT”

4. MERAH = DARAH KU yang ditumpahkan bagi banyak orang/semua orang (Mrk 14 : 24)
“ Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang “

5. KUNING = EMAS (Mat 2 : 11) Persembahan ke tiga raja majus dari timur.”…. Emas, Kemenyan dan Mur….” Yang merupakan Persembahan Hidup, Milik dan Doa kita.


Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2005

Lanjutan BAB : IV
C. Spiritual Karitas KRP
Komunitas Rosario Pertobatan

Semboyan KRP :

“ Perisaimu - Kitab Suci “

“ Pedangmu – Salib Kristus “

“ Pakaian hati imanmu – Bunda Maria “

Kenakanlah mahkotamu – Pertobatan, Kerendahan hati dan Pengabdian “


Disusun oleh Pendiri dan Team : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 2004 (buku Siapa KRP)

Lanjutan BAB : IV
D. Selayang pandang perjalanan
Doa Rosario Pertobatan menjadi
Komunitas Rosario Pertobatan (KRP)

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup,
Tidak ada seorangpun yang dating kepada Bapa,
Kalau tidak melalui Aku”
(Yoh 14 : 6)

Doa ini mulai diperkenalkan 9 Januari 1999 di Mekar Sari (Cimanggis), awalnya doa pribadi yangtumbuh berkembang dari tahun 1996 dan tahun 1999 menjadi sebuah Kelompok Doa SR (Serikar Rosario) dengan beranggotakan 12 orang. Kemudian berkembang menjadi SRK (Serikat Rosario Kudus) yang berdevosi kepada Kedua Hati Kudus ( Hati Kudus Yesus dan Hati Bunda Maria yang Tak berNoda). Ini dasar doa-doa menjadi merupakan kekhasan kelompok SRK. Dan anggota kelompok SRK pun seiring dengan waktu semakin berkembang dan bertambah luas (anggotanya menjadi beragama lain/ non Katholik, Biarawan/Biarawati dsb)

Setiap anggota SRK berkewajiban mengikuti MIsa Jumat Pertama dan Sabtu Pertama,
Disarankan Pantang dan Puasa setiap hari Rabu (mengenang Rabu Abu) dan Jumat (mengenang Jumat Agung).
Dan bagi mereka yang ingin masuk lebih dalam Pelayanan Kerasulan Awam wajib mengikuti Misa Imamat pada setiap Kamis Putih (Triduum).

Pada tanggal 28 September 2003, Doa Rosario Pertobatan diterima oleh Lembaga Gereja (Marian Center Indonesia) melalui Moderatornya Rm. Yosep Tarong Pr (Vikjen Ruteng), sekaligus dengan kelompoknya, yang dianugerahi menjadi “ Komunitas “ yang berkedudukan di

KOMUNITAS ROSARIO PERTOBATAN PUSAT
“Griya Hening”
jl: M. Kahfi II No 2, Rt 003/Rw05,
Cipedak, Jagakarsa,
Jakarta-Selatan 12630.
Indonesia
Telp/Fax : (021) 787-4780.
Dan (021) 727-0885.


Mulai tahun 2004, kami bekerjasama dengan Marian Center Indonesia dalam pelayanan karitatif komunitas basis ikut memriahkan pelayanan setiap hari Jumat Pertama di MCI dan di Pusat.

Tahun 2006, kami menerima Pandel Komunitas dari MCI menjadi salah satu “ Laskar Bunda Maria “

Tahun 2007, setelah meninggalnya (Mei) Rm. Yosep Tarong Pr (Yang Berbahagia), kami anggota mendedikasikan dan mengangkat beliau sebagai “Bapak Pendiri Komunitas Rosari Pertobatan.” Serta mengakat Ibu Cicilia Maria Prayuni Witono sebagai “Ibu Komunitas” atas segala jasa dan pengorbanan selama 10 tahun.

Tahun 2008, kami membuat Direktorium Komunitas Rosario Pertobatan seperti yang tertera pada bab-bab ini dan kamipun ingin sadar akan kebutuhan Pewartaan yang dinamis maka di tahun yang sama kami telah memiliki

Situs Blogger
http://www.krpertobatan.blogspot.com/ (Komunitas),
http://www.doasepanjangabad.blogspot.com/ (Doa-doa Gereja yang popular), dan
http://www.maria-bunda-gereja.blogspot.com/ dan http://mariabundagereja.multiply.com/
(Khusus mengenai Bunda Maria).

Semoga Ruang Maya yang kami kembangkan ini dapat dimanfaatkan oleh semua phihak dan ikut dalam pencangan 2000 Tahun Saulus (St. Paulus) Rasul oleh Paus Benedictus XVI di tahun 2008 sampai 2009.

Doa Rosario Pertobatan sudah menyebar ke Mancanegara (Autralia, Amerika, Eropa dan Asia).


Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2007-2008

Lanjutan BAB : IV
E. Struktur Organisasi Kedalam KRP

Marian Center Indonesia

1. Dewan Penasehat Komunitas (DPKom)
( MCi, Ibu Komunitas, Wakil Sesepuh Anggota dan Pendiri)

2. Dewan Penasehat Kerasulan (DPK)
( Mereka yang sudah berkeluarga, mewakili satu Komunitas,
Terdiri dari beberapa orang dan dengan seorang pimpinan)

3. Pimpimnan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)
( Sekretaris Komunitas Pelaksana Harrian - dibantu oleh dua orang Sekretaris Umum Komunitas dan Bendahara Komunitas) (SKPH)-(SUK)-(BK)

5. Komisi Kerasulan Harian (K2H) (Tergantung dari kebutuhan dapat tetap
dan tidak selamanya)

6. Anggota (Kerasulan Awam dan Kelompok)


Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2008

Lanjutan BAB : IV
F. Tanda-tanda yang dimiliki KRP

1. Tempat Doa (Grotto St. Mikhael)

2. Pandel dan Pins Kerasulan (untuk semua anggota)

3. Buku “ Siapa KRP ”

4. Reflet warna biru isi Kunci Doa Rosario Pertobatan yang di keluarkan oleh MCI

5. Lembaran “ Doa Rosario Pertobatan “ di sahkan berdasarkan Kunci.

6. Seragam (Hitam untuk Krawam dan Putih untuk Kelompok)


Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2008

Lanjutan BAB : IV
G. Kegitan KRP

1. Pertemuan satu kali pada minggu terakhir setiap bulan di “ Griya Hening “
Pusat Dunia Sekretariat dan Pelayanan.( sejak Agustus 1999)

2. Ziarah batin bersama setiap tanggal 13 – Mei sampai Oktober,
di “ Gembala Baik “; Jatinegara – Jakarta.

3. Misa bersama di MCI atau di Pusat (“ Griya Hening “)
setiap Jumat Pertama.( sejak Oktober 2003)

4. Pesta tahunan setiap tanggal 28 September, memperingati hari
di terima oleh Gereja melalui MCI.

5. Pertemuan Keluarga Besar Komunitas, setiap minggu ke tiga
bulan Agustus pesta awal pelayanan Komunitas. (sejak 25 Agustus 1999)

6. Menghadiri dan Berkaul setiap Misa Kamis Putih dalam Misa Krisma
dan Pembaharuan Imamat, hanya bagi anggota yang merasa terpanggil dan wajib bagi mereka yang sudah menjadi Kerawam KRP.


Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono 2007

BAB : V
Doa Rosario Pertobatan

“ Yesus memeberitakan Kerajaan Allah dan Menyerukan pertobatan “ (Mat 4 :23)
Peristiwa Cahaya ke Tiga.(RVM 2002)

Semua di awali dengan Meditasi,
Mempersiapkan lahir dan batin kita sambil mengingat dan merenung hidup,
Menilik atas dosa dan pelanggaran kita,
(bila mungkin adakan terlebih dahulu rekonsiliasi baik lisan/batin,
Bila orang tersebut tidak ada) dan

Catatan : Terpujilah Komunitas Rosario Pertobatan
“Terpujilah kepada Hati Kudus Yesua dan
Hati Bunda Maria Yang Tak Bernoda,
Untuk selama-lamanya, Amin.


(Keterangan diawali Doa Pembuka)

+ Tanda kemenangan

Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin.

(Doa pembuka / pengantar dan tidak wajib)

Ya, Allah Tritunggal Yang Mahakudus,
Kami serahkan jiwa-raga, akal budi
Dan dengan segala kekurangan kami kepada-Mu,
Ya, Allah ampunilah kami orang yang berdosa,
Baik pikiran, perkataan, perbuatan maupun hati kami.

Ya, Bunda maria,
Kami serahkan jiwa-raga ke dalam kerahiman-Mu,
Jadikanlah kami putra-putri-Mu seturut citra Allah,
Ya, Bunda Maria, tuntunlah kami anak-anak-Mu,
Agar tidak tersesat dalam hidup kami.

Ya, Allah Bapa,
Engkau perlindunganku,
Turunkanlah Terang dan Kebenaran-Mu,
Supaya menjadi penuntunku,
Untuk mengantar aku ketempat tinggal-Mu yang Kudus,
Aku sendiri mengasihi Engkau sepenuhnya,
Akan kutepati kaulku untuk memenuhi Sabda-Mu.

Bapa Yang Kudus penuh Kerahiman,
aku menyadari kesalahanku, dosa-dosaku,
kasihanilah aku, karena kuasa dagingku yang terlalu lemah,
Dalam kebaikan dan kemesraan-Mu yang besar,
Ampunilah dosa-dosaku,
Murnikanlah aku,
Tuhan Yesus Kristus, Juruslamatku.
Perbaharuilah aku,
Jadikanlah rohku setia kepada-Mu,
dan bekehendak baik,
aku mempersembahkan kehendakku,
sambil menyerahkan diri sepenuh hati,
ke dalam tangan-Mu yang Kudus.

Ya, Roh Kudus,
Berikanlah kepada kami kekuatan dan,
Pertolongan rahmat-Mu agar,
Dapat benar-benar bertobat dengan sepenuh hati dan,
Merubah hidup menurut Sang Sabda, Yesus Kristus.

Ya, Roh Kudus,
Turunlah atas kami untuk memperbaharui kami,
Penuhilah jiwa kami dengan kasih-Mu,
Beristirahatlah dalam jiwa kami yang tersiksa,
Sambil memberi kami damai.
Naungilah kami dengan sayap-Mu dan,
Lindungilah kami dari segala yang jahat,
Jadikanlah kami rendah hati,
Tuntunlah kami dengan terang-Mu,
Supaya kami mampu melihat keinginan-keinginan-Mu,
Lalu dapat memnuhinya.

Ya, Roh Kudus,
Tambahkanlah dalam hati kami,
Iman, Cinta Kasih dan Pengharapan,
Kepada Allah Yang Mahakudus.

Ya, Roh Kudus,
Bantulah kami agar dapat bertobat dengan benar,
Seturut kehendak Allah Bapa,
Dengarkanlah pertobatan kami ini dan,
Sertailah dalam kehidupan kami,
Sampai akhir hidup kami.
Amin.

(Keterangan Masuk Doa Rosario Peristiwa Sedih)

Syahadat
Kemulyaan…….; Terpujilah……*

Doa : Bapa kami…..
Salam, Putri Allah Bapa.
Salam Maria…..
Salam, Bunda Allah Putra.
Salam Maria…..
Salam, Mempelai Allah Roh Kudus.
Salam Maria…..

Kemulyaan…….; Terpujilah……*

Perhatian :
(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)
Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *


Peristiwa pertama :

“Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di Surga dalam sakratul maut”
(Luk 22 : 39-46)

(hening sejenak)
Ya, Yesus Kristus,
Engkau, telah dibawa dalam sakratul maut,
karena dosa-dosa kami dan,
sampai saat inipun,
kami selalu melakukannya karena,
perbuatan dosa-dosa kami,
yang masih selalu kami perbuat.

Ya, Allah Bapa, karena kasih-Mu kepada kami,
Maka Engkau rela mengorbankan Putra-Mu,
Terkasih di kayu salib,
Demi menebus dosa-dosa kami.

……(hening sejenak)……
Ya, Tuhan Yesus Kristus,
Kasihanilah kami orang berdosa ini. Amin.

Bapa Kami.... + 10 x Salam Maria….
….(selama berdoa merenungkan peristiwa sengsara Yesus)…

Ya, Yesus Kristus yang amat baik hati,
Ampunilah segala dosa kami,
Lindungilah kami dari api neraka,
Hantarkanlah segala jiwa ke dalam Surga,
Terlebih jiwa yang sangat memerlukan kesayangan-Mu.

Kemulyaan…..; Terpujilah…..


Peristiwa kedua :

“Yesus didera ”
(Yoh 19 : 1)

(hening sejenak)
Ya, Yesus Kristus,
Engkau telah didera
karena dosa-dosa kami dan,
sampai saat inipun,
kami masih selalu melakukannya karena,
perbuatan dosa-dosa kami,
yang masih selalu kami perbuat.

Perhatian :
(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)
Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *

Peristiwa ketiga :

“Yesus dimahkotai duri ”
(Yoh 19 : 2)

(hening sejenak)
Ya, Yesus Kristus,
Engkau telah dimahkotai duri,
karena dosa-dosa kami dan,
sampai saat inipun,
kami masih selalu melakukannya karena,
perbuatan dosa-dosa kami,
yang masih selalu kami perbuat.

Perhatian :
(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)
Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *

Peristiwa keempat :

“Yesus memanggul salib-Nya ke Gunung Kalvari ”
(Yoh 19 : 17)

(hening sejenak)
Ya, Yesus Kristus,
Engkau telah memanggul salib,
karena dosa-dosa kami dan,
sampai saat inipun,
kami masih selalu melakukannya karena,
perbuatan dosa-dosa kami,
yang masih selalu kami perbuat.

Perhatian :
(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)
Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *

Peristiwa kelima :

“Yesus wafat di salib ”
(Luk 23 : 44-49)

(hening sejenak)

Ya, Yesus Kristus,
Engkau telah disalaibkan hingga wafat,
karena dosa-dosa kami dan,
sampai saat inipun,
kami masih selalu melakukannya karena,
perbuatan dosa-dosa kami,
yang masih selalu kami perbuat.

Perhatian :
(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)
Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *

Ya, Bunda Gereja,
Bunda Maria yang tak Bernoda,
terimalah misteri keselamatan oleh Putr-Mu,
yang kami deraskan sebagai tanda rasa penyesalan,
pertobatan dan mohon pengampunan serta,
Penyerahan hati kami,
kepada-Nya.

Amin.

(Keterangan diakhiri doa adorasi kepada Hati Kudus Yesus)

Persembahan kepada Hati Kudus Yesus

Hati Kudus Yesus,
Datang dan kuasailah aku sepenuhnya,
Supaya gerak batin-Mu menjadi gerak batinku,
Keinginan-Mu menjadi keinginanku,
Kata-Mu menjadi kataku,
Pikiran-Mu menjadi pikiranku,
Lalu izainkalah akau menusup,
Kedalam tempat terdalam Hati-Mu yang Kudus,
Tiadakanlah aku sepenuhnya.

aku (……. sebutkan nama anda)
akan menyembah Hati-Mu yang Kudus,
dalam kedalaman hatiku,
aku berjanji mengabdi Hati-Mu yang Kudus,
dengan batin yang berkobar.
Aku akan mengabdi Engkau,
Dengan semangat lebih bergairah daripada sebelumnya.
Aku lemah tetapi aku tahu,
Bahwa kekuatan-Mu akan menopang aku,
Jangan mengizinkan Engkau hilang dari pandanganku,
Jangan pula membiarkan hatiku melayang kemana-mana.

aku (…….) hanya akan mencari didi-Mu dan
merindukan Dikau saja.

Hati Kudus Yesus,
Bantulah aku,
Menolak segala sesuatu yang berlawanan,
Dengan kekudusan-Mu dan pastikanlah,
bahwa saingan apapun tidak tersisa dalam diriku lagi.

Mulai hari ini, kuatkanlah ikatan kasih,
yang telah Kau lilitkan kepadaku dan
buatlah diriku haus akan kasih-Mu.

Hati Kudus Yesus,
jangan tunda,
datanglah dan bakarlah seluruh diriku,
dengan nyala kasih-Mu yang berkobar.
Apapun yang akan kulakukan,
Mulai sekarang akan kulakukan,
hanya demi kepentingan-M dan
Kemulyaan-Mu,
bukan demi diriku.

aku (……) mempersembahkan hidupku kepada-Mu dan
mulai hari ini aku siap menjadi budak kasih-Mu,
korban kehendak-Mu yang berapi-api dan
sengsara-Mu berkat bagi Gereja-Mu dan
pelipur jiwa-Mu.

Buatlah diriku membekaskan tanda-tanda penyaliban-Mu,
dalam kepahitan yang akan kualami,
menghadapi ketulian jiwa-jiwa dan
menyaksikan kejatuhan mereka,
biarlah jiwaku mengalaminya.

Hati Kudus Yesus,
jangan bebaskan aku dari salib-Mu,
seperti Bapa tidak membebaskan Engkau,
biarlah mataku, pikiranku dan kehendakku,
menjadi tawanan Hati-Mu yang Kudus,
aku tidak layak dan
aku tidak berhak apapun,
tetapi tolanglah aku,
mengamalkan persembahanku ini dengan setia,
tanpa jemu-jemu menyebut nama-Mu yang Kudus,
biarlah rohku menampik semuanya yang bukan diri-Mu.

Hati Kudus Yesus,
Buatlah jiwaku mampu menanggung,
Lebih daripada sebelumnya,
Luka-luka Tubuh-Mu demi pertobatan jiwa-jiwa,

aku (……) dengan sukarela
menyerahkan kehendakku kepada kehendak-Mu,
sekarang dan selama-lamanya, Amin.

Ya, Bunda Maria
Sudi kiranya menerima persembahan,
Untaian Mahkota Mawar pertobatan kami,
Pelipur kedua hati Kudus yang terluka,
Dari putra-putri-Mu yang rapuh yang
selalu memerlukan pertolongan-Mu,
Engkaulah Bunda Pengantara kami,
Yang murah hati serta
Lemah lembut,
Amin.

Datanglah Roh Kudus,
Datanglah dengan kekutan perantaraan,
Hati santa perawan Maria yang tak Bernoda,
Mempelai-Mu yang tercinta,
Amin.

Terjadilah menurut kehendak-Mu,
Ya, Allah Bapa sebab,
Engkaulah Raja Yang Mulia dan
Berkuasa untuk selam-lamanya,
Amin

+Dalam Nama Bapa dan Putr dan Roh Kudus, Amin.


Disusun (dari doa pribadi) oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 1996-1999

BAB : VI
A. Susunan Struktur,
B. Syarat-Peraturan-Keterangan dan
C. Nama-nama Anngota
(E. Struktur Organisasi KRP)

Untuk Periode I (28 September 2008 – 28 September 2013)

Susunan Struktur Hirarki dan Organisasi

A. Susunan Struktur.
B. Keterangan – Syarat – Tugas dan Kewajiban.
C. Nama-nama Anngota

A. Susunan Struktur Hirarki, Organisasi dan Nama-nama
1. Gereja (Diosesan-KAJ)

2. Moderator Marian Center Indonesia(seorang / beberapa orang romo)

3. Dewan Penasehat Komunitas (DPKom)
(Empat Dewan Kehormatan sebagai)
Marian Center Indonesia
Ibu. Tress Emir.(Ketua Yayasan dan Pelaksana Harian MCI)
Ibu. C. M Witono Prayuni.(Ibu Komunitas)
Ibu. Slamet.(Wakil Sesepuh Perintis)
Sdr. Bonifasius Harso Laksono.(Pendiri Kelompok dan Doa KRP)

4. Dewan Penasehat Kerasulan (DPK)
Ketua Dewan : Bp. Jairus.
Anggota-anggota :

5. Pimpinnan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)
Pimpinan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)
Sdr. Bonifasius Harso Laksono.
Didampingi :
Sdri. Erni.
Sekertaris Komunitas Pelaksana Harian (SKPH) :
Sdri. Yulianna.
Sekretaris Umum Komunitas (SUK) :
Sdri. Marchela.
Bendahara/i Komunitas (BK):
Sdri. Maria.

6. Komisi Kerasulan Harian (K2H)
(Tergantung dari kebutuhanuntu Subid, dapat tetap dan tidak)
Kordinator : Sdr. Felix.
Dibantu : Sdr. Badiah.
nggota-anggota. (Subid)

7. Cabang-cabang dan Anggota
(Kerasulan Awam dan Kelompok)

B. Keterangan – Syarat – Tugas dan Kewajiban.
1. Hirarki tertinggi adalah Gereja
(diosesan - KAJ)

2. Marian Center Indonesia
(Moderator)

3. Dewan Penasehat Komunitas (DPKom)
(Anggota tetap)
a. Moderator atau Wakil dari Marian Center Indonesia.
b. Sebagai - Ibu Komunitas Kehormatan.
c.Sebagai - Anggota Dewan Pembina Kehormatan.
d.Sebagai - Anggota Dewan Wakil Anggota Kehormatan.
e.Sebagai - Pendiri Kehormatan.

4. Dewan Penasehat Kerasulan (DPK)
(Beranggotakan dua belas orang - terdiri sari enam bapak dan ibu)
Pimpinnan / Wakil.
Anggota-anggota.

A. Ketentuan Jabatan DPK :
a. Pimpinan Ketua dipilih oleh para anggota Dewan.
b. Anggota dari wakil-wakil Cabang - Setelah melalui musyawarah cabang.
c. Setiap Cabang hanya dapat mengajukan tiga orang dan berimbang - Tidak melebihi Korum dua belas orang.
d. Masa jabatan lima tahun.

B. Persyaratan Anggota DPK :
a. Sudah berkeluarga dan dituakan atau ditokohkan oleh anggota-anggota cabang atas kesepekatan bersama.
b. Bersedia untuk ikut memantau Komunitas Rosario Pertobatan
c. Memberi masukan kepada Komunitas melalui Sekretaris Komunitas Pelaksana Harian atau diwakilkan kepada yang berhak.
d. Dapat mengundurkan diri oleh kehendak pribadi.
e. Bila tidak memenuhi Korum maka Cabang bersangkutan yang berhak mengisi - Kecuali tidak ada calon maka dapat diusulkan dari cabang yang lain.

C. Tugas dan Kewajiban DPK :
a. Mengadakan pertemuan satu kali dalam kurun waktu satu tahun.
b. Bersedia untuk memberi masukan bila diperlukan.
c. Menjadi Pembina dan juga Pewarta.
d. Ikut aktif di cabang masing-masing.

5. Pimpinnan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)
1. Pimpinan dan Pendamping.
2. Sekretaris Komunitas Pelaksana Harian.
3. Sekretaris Umum Komunitas.
4. Bendahara/i

A. Ketentuan Jabatan (P2KRP) - (SKPH) - (SUK) dan (BK) :
1. Pimpinnan (Pendiri) Pusat Komunitas Rosario Pertobatan selamanya atau karena keinginan dari yang bersangkutan.
a. Pendamping dipilih oleh Pendiri.
b. (Keadaan Khusus/Spesial) (P2KRP) Bila dikemudian hari terjadi Pengunduran diri maka Jabatan akan ini diserahkan kepada Maria Center Indonesia sebagai Moderator dan Pembina - Sampai mendapatkan pengganti yang akan dipilih, ditunjuk dan ditentukan oleh MCI bersama Gereja.
2. Sekretaris Komunitas Pelaksana Harian (SKPH)
Dipilih untuk satu Periode ( lima tahun ) oleh "Musyawarah" - DPKom dan DPK
- Setelah sebelumnya dicalonkan oleh "Musyawarah" - K2H dari hasil pemilihan atau usulan anggota-anggota Komunitas Rosario Pertobatan.- Dan direstui oleh P2KRP.
3. Sekretaris Umum Komunitas (SUK) dipilih oleh SKPH melalui restu P2KRP
- Setelah diajukan oleh K2H- Syarat utama dapat bekerjasama dengan Sekretaris Pelaksana Harian.
4. Bendahara/i Komunitas (BK) dipilih oleh kesepakatan antara SKPH dan SUK.
- (SKPH – SUK dan BK) Masa jabatan lima tahun (Max 2x)

B. Persyaratan SKPH dan SUK :
a. Harus sudah berkeluarga.
b. Disarankan diatas empat puluh tahun.
c. Tidak berpihak pada salah satu Cabang.
d. Tidak tersangkut Hukum Pidana atau Perdata.

C. Tugas dan Kewajiban SKPH dan SUK :
a. Mewakili Komunitas pada Acara-acara Resmi.
b. Menjadi Moderator Komunitas.
c. Menjadi Fasilitator Komunitas.
d. Mengawasi dan Memantau jalannya roda Komunitas.
d. Menjadi Notulen dan Pelaksana Harian.
e. Melaporkan secara tertulis hasil-hasil kepada DPKom, DPK dan P2KRP.
f. Harus dapat Bekordinasi dan Bekerjasama dengan K2H.

6. Komisi Kerasulan Harian (K2H)
Dipimpin oleh seorang Kordinator (KorK2H)
Didampingi oleh Kordinator Pembantu (WaK2H).
Subid. (Subid)

A. Ketentuan Jabatan:
1. Kordinator Komisi Kerasulan Harian (KorK2H) dan (WaK2H)
- Dipilih untuk selama tiga tahun (max 2X).
- Melalui "Musyawarah" Anggota Komunitas Rosario Pertobatan (MusKRP)- Dapat diterima dan bekerjasama dengan SKPH.
- Diketahui oleh P2KRP.
2. Subid
- Dipilih oleh MusKRP
- Diterima dan dapat bekerjasama dengan Kordinator K2H.
- Diketahui oleh SKPH

B. Persyaratan Kordinator (KorK2H) dan Wakil (WaK2H)
a. Harus sudah berkeluarga.
- Tetapi tidak berlaku bagi WaK2H dan Subid
b. Disarankan diatas empat puluh tahun.
- Tetapi tidak berlaku bagi Wakil K2H dan Subid
c. Tidak berpihak pada salah satu Cabang.

C. Tugas dan Kewajiban K2H
Kordinator, Wakil dan Subid
a. Mengkordinir tugas-tugas yang diputuskan oleh P2KRP melalui SKPH.
b. Membantu melaksanakan tugas-tugas harian SKPH dan SUK.
c. Menyediakan Sarana dan Prasarana kebutuhan Komunitas.
d. (KorK2H dan WaK2H) Memantau pekerjaan yang dilaksanakan oleh Subid.

Semua Jabatan dan Tanggung-Jawab, dapat dibatalkan atau diberhentikan karena "Terkena Sangsi Hukum Pidana atau Perdata atau yang sejenisnya.

Keterangan : Struktur Organisasi ini mulai berlaku 28 September 2008 - untuk I Periode Lima Tahun 2008-2013

Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2008

e-mail :
Komunitas -
krpertobatanindonesia@yahoo.co.id

Pelayanan -
grt.stmikhael@yahoo.co.id

Khusus Bunda Maria -
bharsolaksono@rocketmail.com dan http://www.mariabundagereja.multiply.com/

Doa - doasepanjangabad -
doasepanjangabad@yahoo.co.id

e-mail :
Pendiri Komunitas : nharsolaksono@yahoo.co.id

Perhatian kepada semua kalayak bahwa KRP tidak memiliki Cabang, semua hanya anggota dan itu juga telah mendaftarkan langung serta diketahui oleh KRP Pusat dan MCI.
Terima Kasih atas perhatiannya.
Pimpinan Komunitas Pusat.

Selasa, 02 September 2008

Peran Maria dalam pertobatan.






Peran Maria dalam
pertobatan.


Sharing : Harso Laksono.
Dalam prose pertobatan kita harus mempunyai kekuatan Rahmat Nya, maka kita harus selalu memohon agar dikarunai Rahmat Pertobatan. Terkadang kita lupa pangilan Tobat bukan hanya manusia sadar tetapi adalah gerakan Hati allah yang berbelas kasih kepada kita, Seandainya hanya karena mengandalkan kekuatan kita manusia maka hanyalah akan sia-sia belaka, karena jalan menuju Golgolta sangatlah terjal dan penuh dengan rintangan serta binatang buas.

Maka langkah pertama kita harus membangun kebulatan hati dan perlahan kita masuk dalam Cinta Nya, tali itulah yang akan menuntun kita menapaki jalan ini. Ada seorang perantara yang ulung dan tangguh, karena beliau telah dipersiapkan untuk menjadi penolong yaitu Bunda Maria. Allah telah mengaruniakan segala Misteri dan Rahsia itu didalam Hatinya, dan hanyalah Bunda yang mengetahui Rencana itu. Kita dapat selalu memohonnya agar menyertai Perziarahan ini. Yesus pun sangat Mencintai dan Menggagumi ibu Nya, beliau sangat sadar bahwa melalui ibu Nya semua menjadi kenyataan. Demikian tentunya Allah Bapa sendiri yang telah menganugerahkan Harapan akan Kehidupan Baru, oleh sebab itu sangatlah tepat bila kita menatap Wajah Yesus di antar dan di temani oleh Sang Ibu Sejati.

Semua ini telah terbukti dalam karya Keselamatan yang dialami oleh para Kudus, selalu beliau-beliau sangat mencintai Bunda Maria agar dalam menapaki tidak tersesat. Bunda Maria telah menyelesaikan Perziarahannya dengan sempurna baik sabagai ibu, murid dan jemaat, maka Imannya tak tertndingkan akan kesetiaan dan kekaguman terhadap Yesus Kristus Putra Allah yang pernah ia kandung. Kesatuan Roh, Daging dan Hati telah teruji ke agunggannya. Walau dalam tulisan-tulisan tidak nyata keutamaan yang dia miliki tetapi, kita tidak perlu ragu atas sapaan malaikat Gabriel kepada nya. Sebuah Meterai yang sangat indah dimana Allah telah memberi Gelar dan telah terucap oleh malaikat, sangat tepatlah bila kita memberi nama diatas segala nama Bunda Segala Ciptaan yang terbarkati.

Di dalam Maria, Allah memberikan jalan Misteri sebuah Perjanjian Baru dan Kekal dimana ia menjadi sarana Tunggal, Mangandung dan di Tebus oleh Sang Putra Allah yang ia Kandung. Proses pemahaman ini hanya dapat hidup bila kita mengalami Kerahiman Illahi separti ia juga sebagai Ibu Kerahiman.

Jauh sebelum dunia dijadikan Bunda Maria juga sudah ada di dalam Hati dan Kehendak Allah sendiri, kelemahan manusia yang adalah Daging sudah Baliau ketahui. Maka Maria pun telah disucikan dari Bisa Ular yang telah membawa kita kedalam Kematian tetapi melalui Hawa yang baru kita dibangkitkan bersama melalui Penebusan Sang Putra Allah. Melalui Jalan Kesetiaan, Kepatuhan dan Penyaliban Yesus lah semua di Tebus secara Mutlak.

Tetapi kita adalah tetap manusia yang sangat lemah dan rapuh maka Yesus mengaruniakan sebuah Ekaristi agar apa yang telah diterima Nya juga diwariskan sebagai putr-putri Allah. Di dalam Ekaristi kita di persatukan kembali dalam Kasih Allah yang menciptakan kita semua, harganya pun sangat mahal karena sebuah Harga yang tak dapat dibandingkan dengan segala yang telah diciptakan oleh Nya.
Dan didalam Ekaristi pula mengalir dengan deras Darah dan Daging manusia melalui jalan yang melahirkan beliau yaitu Bunda Maria, maka tidak dapat dipisahkan peran Keselamatan dari keduanya. Sampai saat inipun getaran kedua hati ini sangatlah kuat, perziarahan kita selalu akan terwarnai dan diwarnai oleh peran Bunda Perantara Penebusan.

Marilah kita masuk kedalam Misteri Wadah Perjanjian Baru di dalam Maria yang juga adalah Bunda Gereja yang serupa dengan kita manusia, Yesus sungguh Allah dan sungguh Manusia hanya tidak didalam Dosa Kelahirannya tetapi Allah yang memberikan Kasih Karunia ini sendiri.
Semoga kita mau semakin mendekati Maria untuk menuntun, mengarahkan dan mengantar kita semua kedalam Kerahiman Allahi malalui Keputraan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati untuk menjadi Pembela dan Hakim di hadapan Allah Bapa kita semua.

Doa Salam Maria.

Salam Maria,
penuh rahmat Tuhan serta mu.
Terpujilah engkau di antara wanita,
Dan Terpujilah buah tubuhmu Yesus.
Maria, Bunda Allah
Doakanlah kami,
orang yang berdosa ini,
Sekarang dan pada waktu kami mati.
Amin.

"BERTOBATLAH KERAJAAN ALLAH TELAH DEKAT DAN PERCAYA PADA INJIL"

Pertobatan Saulus.



Pertobatan Saulus.

Sharing : Harso Laksono.
Pertobatan Saulus adalah sebuah proses pretobatan yang di rahmati oleh Allah sendiri melalui Kristus Yesus, dimana dari menentang menuju sebuah kesatuan yang sejati.
Cermin spiritual Saulus saat ini sangat tepat ditawarkan kembali dalam dunia yang sangat moderen sedang kita lalui, luka-luka Yesus tentunya juga Allah mulai terkoyak-koyak kembali. Dimana ketidak adilan dan kekejaman sudah sangat merata di seluruh dunia dan tidak memandang bulu budaya, kesenjangan social serta tekanan dunia membuat yang lemah semakin tertindas. Dunia sedang menuju kehancuran bersama dengan menghalalkan segalanya, bahkan merasa satu dengan yang lainnya merasa lebih benar dari yang lebih benar.
Peristiwa Kristus Yesus dalam perziarahan 2000 tahun yang lalu mulai terulang kembali, dunia sedang kehilangan Kasih, manusia lupa akan esensi dirinya; mengapa diciptakan yang sangat mendasar adalah Tujuan diciptakan oleh Allah. Pengajaran para Nabi dan Rasul serta Kitab-kitab Suci mulai tidak di tepati bahkan melanggar aturan-aturan nya sendiri yang dimana semua menunjukan Kebenaran, bagai kacang lupa dengan kulitnya; seperti pohon lupa dengan akarnya maka manusia akan kehilangan Hidup yang dirahmati.

Pertobatan Saulus adalah sebuah pertobatan sejati prose pergumulannya menuju Kristus Yesus (sungguh Allah dan Manusia,) sangat tampak dalam pergulatannya. Perpindahan dari Manusia Dosa menuju Kesatuan dengan Yesus begitu menghiasi seluruh kehidupan Saulus, dia begitu terahmati dalam Kehidupan Kristus Yesus telah membakar Api Cinta dan Kerelaan Berkorban demi Penyelamatnya dan sesamanya.
Proses inilah yang saat ini harus mulai dihidupkan kembali oleh Gereja, dunia sangat membutuhkan penghayatan kehidupan Spiritual Saulus. Dimana keseluruhan adalah Melalui dan Mengutamakan Allah dalam Kristus Yesus yang di wartakan, bahkan dia menimba Spiritual Kekuatan Putra Allah itu sendiri. Jatuh-bangun Saulus tidak sedikit tetapi proses berjalan keakraban dan kedekatan dengan Sang Juruslamat telah menghidupkan dan hidup penuh dalam Kekuatan Kristus. Penghayatan dan Spiritual inipun tidak dimiliki oleh rasul-rasul yang lain, pewarnaan hidup Kerasulannya pun menjadi sangat tidak terbatas.

Hubungan dengan Sang Juruslamat dalam nadinya sangat kuat dan menggetarkan jantung hatinya, keintiman dengan Yesus pun begitu dalam. Hubungan personal inilah yang tidak dimiliki oleh semua Kristiani. Hanya kita dapat lihat dari beberapa orang Kudus dan Martir yang telah menunjukan kesamaan dalam Prejuangan ini. Semua Saulus lalui tidak harga murahan tetapi semua yang dialami selalu di Konsultasikan dalam Konteplatif dan Meditatifnya dalam melihat Keseluruhan Kehidupan Perziarahan Yesus, perjumpaan yang tidaklah sedikit dengan Sang guru telah menguatkan dirinya. Bahkan kata-kata Pewartaannya sangat Tajam dan Tegas,apa yang ia tuju dan wartakan.
Marilah kita renungkan bersama pemahaman Saulus akan arti Pertobatan Sejati, janganlah kita enggan untuk belajar dari Perjuangannya menuju bersatunya dalam Kristus Yesus

Rabu, 02 Juli 2008

16. sharing "Perdalamlah hidupmu dari Ekaristi Kudus"

Perdalamlah hidupmu dari Ekaristi Kudus
Edisi : Ave Maria No AM 46

Bapa Suci, Paus Benedictus XVI mengundang 100 ribu anak-anak yang sedang dipersiapkan untuk menerima Komuni Pertama di Lapangan St. Petrus pada bulan Oktober 2005. Ada beberapa anak yang mewakili semuanya dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan, untuk diajukan kepada Puas Benedictus XVI, yang jawabannya bahkan membantu orang-orang dewasa yang hadir disana.

Misalnya, Andrea bertanya, “Bapa Suci, Apakah yang anda ingat saat Sambut baru?” “Tentu saja aku ingat jelas, waktu aku pertama menerima Komuni Kudus. Saat itu aku berusia 9 tahun. Hatiku meluap penuh rasa sukacita dan kenangan-kenangan indah bahwa aku mangerti Yesus memasuki hatiku. Dia sungguh-sungguh mengunjungi aku dan bersama Yesus, Allah sendiri berada bersamaku”

Livia kecil lalu bertanya, “Bapa Suci, sebelum Komuni Pertama, aku akan pergi mengaku dosa. Apakah aku harus ke Pengakuan Dosa, tiap kali aku menerima Komuni, bahkan meskipun aku berbiuat dosa-dosa yang sama?”
“Tentu saja kamu tidak perlu selalu mangku dosa setiap menyambut Komuni, kecuali melakukan dosa yang berat. Tetapi sesungguh sangat membantu untuk mangaku dosa secara tetap. Memang benar, dosa-dosa kita selalu membersihkan rumah, kamar, paling tidak sekali seminggu? Bahkan walaupun debunya selalu sama? Agar kita dapat hidup dlam keadaanbersih, nyaman, untuk memulai awal yang baru lagi? Jika tidak, debu memang tidak terlihat, tetapi akn menumpuk, bukan? Hal yang sama dapat dikatakan tentang jiwa kita.”
Paus mempunyai jawaban sangat menarik atas pertanyaan Andrea ini, “Dalam persiapan sambut Komuniku, Katekis mengatakan bahwa Yesus benar-benar hadir dalam Ekaristi. Tetapi, bagaimana? Aku tidak malihat Dia!”
“Tidak, kita memang tidak melihat-Nya, akan tetapi ada banyak hal yang tak kita lihat, mereka ada dan penting. Misalnya, kita tak malihat alas an kita, tapi kita punya alasan-alasan. Kita tidak melihat jiwa kita, dan mereka ada. Kita pun tidak melihat aliran listrik, tapi kita tahu bahwa itu ada. Kita melihat malihat microphone ini, kita lihat ini bekerja dengan baik dan kita melihat cahay-cahay terang, Oleh karena itu, kita tidak melihat hal-hal yang dalam, namun mereka itulah yang sungguh-sungguh menopang hidup kita dan dunia, tapi kita saksikan dan rasakan efek dan kerjanya. Begitu pun dengan Tuhan yang bangkit. Kita tidak melihat-Nya dengan mata, tapi kita melihat di mana Yesus ada, orang-orang berubah, kita berkembang.”

Alexander ingin tahu, “Apakah hubungannya pergi ke Misa dan menyambut Komuni dengan hidup kita sehari-hari?” Paus menjawab dengan simpatik, “Kita tak dapat segera melihat hasil dari kebersamaan kita dengan Yesus dan dari menyambut Komuni, tapi kita, bila Yesus tidak ada dalam hidup kita, maka seorang pembimbing seorang teman yang sangat penting telah hilang, bahkan suatu kegembiraan yang penting dalam hidup, ya kekuatan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan kita menjadi dewasa, mengatasi kejahatankita dan matang sebagai seorang manusia….”

15. Sharing "St. Faustina Kerahiman Illahi"

Mengapa pengampunan Tuhan begitu penting?
Oleh : Fr. Seraphim Michalenko, MIC
Edisi : Ave Maria No : AM 46

Bapa Seraphim Michalenko, MIC ,
bertindak sebagai perwakilan postulant untuk Amerika Utara di dalam kasus kanonisasi St. Maria Faustina. Tuhan tealh menjelaskan dalam Injilnya bahwa ketika Dia kembali Dia tak ingin berhubungan lagi dengan dosa, sebab Dia telah melakukannnya sekali dan untuk selamanya. Saat Dia dating kembali, “Hanya akan membawa keselamatan bagi siapa saja yang telah menunggunya dengan setia.”(Heb 9 : 28)
Maka ketika orang bertanya padaku mengapa pesan pengampunan dari Tuhan sangat penting untuk dunia saat ini. Jawabannya sederhana, Melalui pesan Kemurahan Hati Tuhan, Tuhan kita Yesus Kristus sedang mempersiapkan kita untuk kedatangan-Nya yang terkhir.
Ia bercerita tetang Nabi besar Pengampunan Tuhan, St. Faustina, dalam satu dari serangkaian pengungkapan rahasia tahun 1930 an, “Umat manusia tak akan memiliki kedamaian sampai ia bertobat penuh kepercayaan pada pengampunan-Ku.”(Buku harian St. Faustina, 300)
Helena Kowaiska dikenal saat ini di seluruh dunia sebagai St. Maria Faustina (1905-38), ditunjukan sendiri oleh Tuhan kita Yesus Kristus sebagai “Sekretaris” dan “Rasul” pengampunan-Nya. Tuhan mengatakan kepadanya, “Kamu akan menyiapkan dunia untuk kedangan-Ku kembali.” (Buku Harian, 429)
Misa yang diberikan Tuhan kepadanya tidak hanya untuk mengingatkan dunia akan besarnya pengampunan Tuhan seperti yang diungkapkan dalam Injil Kudus, tetapi juga untuk mengajarkan kita format devosi baru pada pengampunan Tuhan dan untuk memulai suatu pergerakan kerasulan dari pengampunan Tuhan yang menunjukan suatu sikap percaya seorang anak-anak kepada Tuhan dan mencintai sesame.

Pengungkapan Rahasia secara Pribadi.
Meski demikian sebagaian orang tetap tak menaruh perhaitan apapun pada pesan pengampunan dari Tuhan sebab hal itu dating melalui sebuah “Pengungkapan rahasia secara pribadi”. Tetapi penting untuk mengingat apa yang dikatakan St. Faustina, Ia berkata sebuah Gereja dibangun pada pondasi para nabi dan rasul (lihat Ef 2 :19-22), lalu St. Agustin dan St. Thomas mengedentifikasi para nabi Gereja sebagai orang-orang yang menerima pengungkapan rahasia secara pribadi.
Tetpai kenapa Tuhan memohon pertolongan pengungkapan rahasia secara pribadi? Pastor Karl Rahner, SJ seorang ahli Teologi Jerman yang hebat menulis tentang pengungkapan rahasia secara pribadi berkata bahwa aemua Misteri yang menyangkut Gereja, digunakan bersama-sama, tak bias digabungkan semua menjadi satu dan pada suatu tingkatan yang sama. Jadi dari waktu ke waktu, dia berkata, Roh Kudus meletakkan sebuah lampu sorot di sebuah Misteri tertentu yang Gereja dan Dunia harus memberi perhatian khusus pada waktu yang telah ditentukan.

Pesan yang dikhususkan pada Zaman kita.
Pengungkapan rahasia paengampunan dari Tuhan terutama sekali di khususkan pada zaman kita. Adalah suatu hal yang sungguh jelas bahwa Sri Paus Yohanes Paulus II mengambil pengungkapan rahasia ini dangan serius. Pada tahun 1982 ia menulis sebuah ensiklik yang menyeluruh yang didedikasikan untuk pengampunan Tuhan dengan judul “Dives in Misericordia” (Kaya dalam Pengampunan), menggambarkan bahwa jantungnya misi Yesus Kristus adalah untuk mengungkapkan cinta pengampunan dari Sang Bapa. Pada tahun 1993 ia memberikan beatifikasi pada Sr. Faustina. Pada tahun 1997 ia mengunjungi Pusara Syt. Faustina yang diberkati di Lagiewniki SPolandia, dan menyampaikan, “Tak ada suatu apapun yang diperlukan manusia lebih daripada Pengampunan dari Tuhan…. Dari sini keluar sebuah pesan dari pengampunan bahwa Kristus sendirilah yang memiliki untuk menyampaikan kepada generasi kita melalui Sr. Faustina. “Pada tahun 2000 ia mengangkat Sr. Faustina menjadi Orang Suci, orang suci pertama yang diangkat sebagai Santa dalam Milenium Baru, dan pada hari yang sama juga menetapkan “Minggu Pengampunan dari Tuhan” sebagi sebutan khusus pada Minggu ke empat Paskah untuk seluruh Gereja. Dalam homilinya pada Minggu Pengampunan tahun 2001, Sri Paus Yohanes Paulus II menyampaikan pesan Pengampunan yang diberikan pada St. Faustina “Penghargaan dan jawaban tajam yang Tuhan tawarkan pada pertanyaan-pertanyaan dari pengharapan-pengharapan menusia pada zaman kita, ditandai oleh tragedy-tragedi yang mengerikan. Pengampuan dari Tuhan! Ini adalah Karunia Paskah yang diterima oleh Gereja dari kebangkitan Kristus dan yang ditawarkan pada umat manusia pada akhir melenium ketiga.” Di Lagiewniki, Polandia tahun 2002, pada Konsekrasi Shrine baru Pengampunan dari Tuhan, Sri Paus menunjukan suatau pesan dalam buka harian yang dictat oleh Sang Santa : “Ketika aku sedang berdoa untuk Polandia, aku mendengar kata-kata ini – Aku membawa suatu cinta khusus untuk Polandia, dan jika dia taat pada kehendak-Ku, Aku akan memberinya kekuatan dan kekudusan. Darsinya akan tampil percikan yang akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Ku yang terakhir. “(buku harian 1732).
“Saat ini, oleh karena itu, di dalam shrine ini, Aku ingin dengan khidmat untuk mempercayakan dunia kepada pengampunan Tuhan. Aku melakukannya dengan terbakar oleh keinginan bahwa pesan dari cinta penampunan Tuhan, disampaikan disini melaui St. Faustina, memungkinkan untuk diberikan untuk semua orang-orang di dunia dan mengisi hati mereka dengan Harapan. Semoga pesan ini disebarkan dari tempat ini pada tanah tumpah darah kami yang terkasih dan keseluruh dunia.”
Lalu, dengan sindiran langsung terdahap pernyataan Tuhan kita pada St. Faustina, dan mengutip bagian terakhirnya, Bapa Suci mengumumkan, “Semoga bungkus perjanjian (penekanan penulis) dari Tuhan Yesus akan dipenuhi : dari sini ke sana harus melangkah maju percikan yang akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Nya yang terakhir” (buku harian 1732), Percikan ini perlu untuk diterangi dengan kemuliaan Allah, Api Pengampunan ini perlu untuk disebarkan di dalam dunia. Dalam Pengampunan Tuhan, dunia akan menemukan kedamaian dan manusia akan menemukan kebahagiaan! Sri Paus menamakan ini “Bungkus Perjanjian”. Ini adalah suatu ungkapan yang mengejutkan. Sebagian orang hanya mengomentari pertanyaan tersebut. Tetapi Sri Paus memberi perhatian serius terhadap pernyataan Tuhan tersebut, dan ia menyebutnya “Bungkus Perjanjian”.

Pengungkapan Rahasia yang bersifat Ramalan.
Mangapa Sri Paus Yohanes Paulus II betul-betul merekomendasikan bahwa kita harus memberikan kepada dunia melalui St. Faustina? Dengan jelas, ia melakukan ini sebab ia melihat hal ini sebagai lebih dari sekedar koleksi dari “Pengungkapan Rahasia Pribadi”; melainkan ia lihat hal tersebut sebagai pengungkapan rahasia yang bersifat ramalan. Dengan kata lain,pengungkapan rahasi diberikan kepada kita oleh Allah untuk menyampaikan hati Gospel dengan sebuah memenuhi kebutuhan pada jaman kita. Sekarang, 102 tahun sudah berlalu sejak kelahiran Santa kita yang tercinta pada 25 Agustus 1905. Tujuh puluh tahun sudah berlalu sejak kepengasingannya untuk mengambil tempat yang telah ditentukan untuknya dekat dengan Tuhan, Bagaimana pun, kita yang berharap untuk siap bersedia dan “dengan taat menunggu-Nya”. Mestinya tidak melupakan janji yang telah diberikan kepada kita, “Dunia yang malang, aku tidak akan melupakanmu,” dia menulis “Walaupun aku merasa bahwa aku akan dengan seketika bersatu di dalam Tuhan seperti di dalam lautan kebahgiaan, itu tak akan menjadi sebuah rintangan untuk kedatanganku kembali ke dunia untuk mendorong jiwa-jiwa dan menyakinkan mereka untuk percaya pada Pengampunan Tuhan. Memang benar, penyatuan sebuah kemungkinan yang tak terhingga untuk melakukan aksi tersebut.” (buku harian, 1582)
Semoga pejalanan hidup kita semakin mendekati kehidupan St> Faustina dan tulisan-tulisanya, dan pengharapan kita akan janji pertolongannya, menyempurnakan apa yang Tuhan kita banyak inginkan dari kita dan membutuhkan kita untuk manjadi mampu memenuhi keinginan-Nya yang Kudus di dalam diri-Nya yang adalah Pengampunan Tuhan yang tak terhingga dalam setiap Pribadi.

(doanya blog Klinik Rohani)
Fr. Serphim Michalenko, MIC bertindak sebagai perwkilan postulant untuk Amerika Utara dalam kasus kanonosasi St. Maria Faustina.

Selasa, 01 Juli 2008

14. Sharing "Maria, Sang Induk Domba Yang Tak Bercela"

Maria, Sang Induk Domba Yang Tak Bercela
Oleh : Rm. Settimo M. Manelli, FI
Edisi : Ave Maria No AM-41

Dalam Kitab Suci, Liturgi dan tulisan para Bapa Gereja, kita seringkali menemukan gambaran Induk Domba Tak Bercela bersama dengan Anak Domba Tak Bernoda. Gambaran ini mengingatkan kita akan pengorbanan Salib dimana Bunda maria bekerjasama sebagai Coredomptrix bersama dengan Putranya, Sang Juru Selamat.
Anak domba adalah gambaran yang sangat biasa dalam Kitab Suci. Berbagai momen dalam liturgy Bait Allah di Yerusalem menyebutkan persembahan seekor anak domba sebagai kurban dengan menumpahkan darahnya. Kitab Suci sendiri dan kemudian para bapa Gereja menerapkan figure seekor anak domba yang dibakar secara simbolis untuk Yesus. Yang di Salib dan mati bagi kita di altar Salib.

Dalam kisah Keluaran, sebelum Tuhan menimbulkan tulah terakhir pada Firaun dari Mesir dan rakyatnya. Allah memrintahkan Musa dan Bangsa Yahudi untuk Menandai tiang pintu dari rumah mereka dengan darah seekor anak domba Malaikat perusak saat melihat darah itu, tidak akan membunuh anak sulung dari orang Yahudi dan terjadilah demikian.
Para Bapa Gereja melihat Darah itu sebagai ramalan dari pengurbanan Kristus yang dengan Menumpahkan Darah-Nya pada kayu Salib menyelamatkan umat-Nya dan semua manusia dari dosa dan kematian kekal.

Nabi Yesaya mewartakan kedatangan Mesias di masa mendatang, menyebut-Nya sebagai Yang menderita, membandingkan-Nya dengan “anak domba patuh yang digiring ke pembantaian.”(Yes 53 : 7)
Bersama dengan figure Kristus Sang Anak Domba, tafsiran Kuno dan Moderen, para Paus dan Liturgi telah meletakkan figure Maria, Bunda Yesus sebagai “Induk Domba Yang Tak Bercela”. Dalam bukunya mengenai simbolisme Maria, Bartoli menghadirkan sejumlah contoh dari karya sastra kuno yang mengunakan figure ini.

Dalam hymne Byzantin yang terkenal “Akthistos” kita menemukan :
“Salam, Bunda Sang Anak Domba dan Gembala! Salam, Oh Tempat Tinggal dari kawanan-kawanan domba rohani”
St.Proclus secara ekspisit menamai Maria
“Domba Yang Tak Bercela, yang mana bangkit Sang Gembala,” saat Dionisius dari Alexandria memanggilnya “Domba yang melahirkan Anak Domba yang menghapus dosa dunia”.
St. Efrem, si orang Syria, menjadi terkenal karena kasihnya yang besar akan Maria dan juga dipanggil “Penyanyi Sang Perawan” karena hymne-hymne indah yang dikarangnya untuk menghormati Maria, menulis
“Terberkatilah engkau, oh Perawan yang mengandung anak singa yang dinubuatkan Bapa Yakub”(cf, Kej 49 :9). Yesus merendahkan diri-Nya sendiri. Dia menjadi anak domba yang ditakdirkan untuk naik ke Salib untuk menyelamatkan kita.
Liturgi Timur mendoakan :
“Anak dombamu dan Perawan Pelayan” keduanya istilah yang merujuk pada Maria –“Melihat-Mu Oh Kristus, Berlomba menuju penderitaan dan memberikan hidup-Mu bagi kami, Oh, Gembala yang baik, Menderita bagi-Mu dalam hati keibuan-Nya”.
Romanus, sang pengarang melodi, merenungkan Perawan yang sedih mengatakan
“Sang induk domba menangis, melihat anak dombanya tergantung di pohon”.
Gregorius sang pekerja mukjizat menerapkan figure itu kepada Maria, dengan menambahkan ide Kemurniannya yang Mutlak saat ia memanggil sang Perawan “Domba Tak Bercela.”
Yohanes Paulus II dalam Katekis yang diberi saat Audensi umum hari Rabu tanggal 31 Maret 2004, mengkongomentari bab 4 dan 5 dari Kitab Wahyu, mengingat kata-kata Melitus dari Sardis, seorang uskup dari abad kedua yang melukiskan Maria, Induk Domba Yang Tak Bercela bersama Kristus sebagai anak domba kurban bakaran.
”Kristus turun ke bumi dari Surga oleh karena Cinta-Nya bagi umat manusia yang menderita. Dia mengenakan kemanusiaan kita dalam Rahim Sang Perawan dan dilahirkan sebagai Manusia (….) Itu adalah Dia yang seperti seekor anak domba yang digiring dan seperti anak domba yang disembelih, sehingga menebus kita dari perbudakan dunia (…) Adalah Dia yang membawa kita kegelapan ke terang, dari penindasan ke Kerajawian Abadi; dan Dia membuat kita sebuah Imamat yang baru dan orang terpilih selama-lamanya (….) Adalah Dia, anak domba yang diam, anak domba yang dibantai, Putra Maria, Induk Domba Yang tak Bercela. Dia direnggut oleh kawanan domba, digiring kepada kematian-Nya, dibantai sore hari dan dikubur malam hari.

Dalam koleksi “Misa Perawan Maria”,
Pembuka Doa Syukur Agung No 36 untuk menghormati “Bunda Pengasih,” memuji Allah dan besyukur karena keindahan Maria. Dalam sebagian terjemahan teks Latin asli lainya, itu mengatakan
“Keindahan adalah miliknya dalam penderitaan Putrnya: /ditandai dengan Darah-Nya, / anak domba patuh, dia menderita bersama anak dombanya, yang paling lebut,/dan memnangkan baginya sebuah gelar keibuan yang baru.”

Beberapa Litani maria mendoakan,
“Maria, Induk Domba yang patuh, Bunda dari Anak Domba yang terpatuh, doakanalah kami.”
Sebuah doa yang digunakan untuk memberkati ikon menyebutkan Maria
“Domba Tak Bercela” :
“Tuhan Allah, Bapa Maha Kuasa,
yang sudi memilih dari seluruh ras manusia merpati murni dan domba tak bercela, Maria yang tetap perawan untuk menjadi Ibu Putra-Mu yang Tunggal dan Menguduskan Beliau dengan turunnya Roh Kudus ke dalam tempat tinggal-Nya, Engkau jadikan Beliau lebih terhormat dari para Kerubim dan Serafim dan Lebih mulia dari makhluk apapun, Pembela dan Perawan bagi seluruh umat manusia."
Figure anak domba mengingatkan akan kebenaran kematian pengurbanan Yesus yang menebus dosa manusia. Bunda-Nya mengambail bagian dalam penderitaan yang menebus dari Tuhan Yesus dengan cara yang unik karena Beliau adalah Bunda-Nya dan tanpa Noda Dosa. Maka Beliau adalah Coredomptrix (Penebus Serta) dari umat manusia yang penuh dosa. Para penulis kuno dan modern mengespresikan ini secara simbolis dengan gambaran seekor induk domba yang bersatu dangan anak dombanya yang terbakar, yaitu Tuhan Yesus yang di Salib.
Sumber : “Missio Immaculatae International No 10 – desember 20
---------
Doa tiga Salam Maria sebelum menyambut Komuni Kudus.
(doa pribadi dari KRP di awali tahun 2000 sampai saat ini)
“mohon diperhatikan tidak dalam keadaan dosa berat”

Ya, Maria, Bunda Gereja.
Kesetiaan Iman-mu tak tertandingkan,
Mengikuti jejak Sang Juruslamat Yesus Kristus, Putra Allah.

Kami memohon kepada-mu dengan rendah hati,
Kami yang lemah dan berdosa ini,
Merasa tak layak dan tak pantas,
Menyambut hari ini.

Tetapi, melalui Anugerah yang telah engkau terima dari Allah Bapa.
Sudi kiranya mendoakan dan menuntun kami,
Kehadirat Putra-mu - Manna dari Surga.
Bagi kesembuhan kehidupan rohani kami.
Amin.

Salam Putri Allah Bapa – 1 Slm. Maria.
Salam Bunda Allah Putra – 1 Slm Maria.
Salam Mempelai Allah Roh Kudus – 1 Slm Maria.
Kemulyaan…… Amin.

13. Sharing "St. Antonius"

Pengantar
Hidup Santo Antonius merupakan hidup dengan pengabdian total kepada Tuhan. Ia berasal dari keluarga yang sangat kaya dan terpandang. Karena begitu besar belas kasihan Tuhan terhadapnya, Santo Antonius menanggapi panggilan Tuhan dengan mengabdikan hidupnya sebagai seorang pertapa.

Ia hidup dalam kesunyian dan di tempat yang terpencil. Ia memulai hidupnya sendiri dengan kehidupan doa yang mendalam serta pertobatan terus-menerus kepada Tuhan. S

anto Antonius hidup dalam kerendahan hati, kelemahlembutan serta kebijaksanaan. Di usianya yang ke limapuluh lima tahun, Santo Antonius mendirikan sebuah biara guna menolong sesama.


Sekilas Riwayat Hidup Santo Antonius

dilahirkan di sebuah desa sebelah selatan Kota Mempis sebuah dusun kecil di Mesir pada tahun 251 dalam keluarga yang kristiani. Orang tuanya selalu menjaga dia agar tetap berada di rumah, sehingga membuat Antonius bertumbuh menjadi seorang yang lugu. Keluguannya dapat dilihat dari tutur katanya yang santun dan tidak mengerti bahasa lain selain bahasa yang didapatnya dari keluarganya. Pada saat usianya belum mencapai 20 tahun kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Saat itu Antonius menyadari bahwa dirinya memiliki harta warisan yang besar dan ia harus bertanggungjawab atas hidup adik perempuannya. Antonius merasakan belaskasihan Tuhan yang berlimpah atasnya, dan ia pun datang kepada Tuhan dalam doa. Semakin lama ia semakin peka akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya.


Suatu ketika saat Antonius sedang mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja, ia mendengarkan sebuah bacaan yang merupakan sabda Yesus kepada seorang pria muda yang kaya raya, "Pergi, juallah apa yang engkau miliki, dan berikan kepada orang miskin, dan engkau akan memperoleh harta surgawi." Antonius merasa bahwa sabda itu ditujukan kepadanya sebagai sapaan dan jawaban Tuhan atas doa-doanya selama ini. Lalu sekembalinya ke rumah, Antonius memberikan tanahnya yang luas kepada tetangga-tetangganya, dan sebagian rumah-rumahnya dijual serta hasil penjualannya diberikan kepada orang-orang miskin. Yang tinggal hanyalah apa yang menjadi kebutuhan Antonius dan adik perempuannya. Segera setelah apa yang didengarkannya dalam Gereja itu ia mendengar sabda Yesus selanjutnya, "Janganlah kuatir tentang masa depanmu." Maka Antonius juga memberikan sisa miliknya dan memindahkan adik perempuannya ke rumah para pegawainya, yang disebutkan dalam catatan diasumsikan sebagai biara pertama karena mereka menjadi kelompok wanita yang hidup dalam doa dan kontemplasi. Antonius sendiri kemudian menarik diri dalam kesunyian, dengan mengikuti beberapa orang yang lanjut usia yang menjadikan hidupnya sebagai pertapa di sekelilingnya. Kegiatan mereka sehari-harinya adalah membuat pekerjaan tangan, berdoa, dan membaca. Makanan Antonius hanyalah roti dengan sedikit garam, dan Antonius tidak minum apapun selain air; Ia tidak pernah makan sebelum fajar tenggelam, kadang kala hanya sekali dalam waktu empat hari. Antonius hidup dalam kesunyian yang semakin membawanya menyatu dengan Tuhan yang dicintainya.


Sebelum meninggal Antonius sempat mengunjungi rahib-rahibnya, dan berpesan kepada 2 orang muridnya yaitu Macarius dan Amathas agar ia dimakamkan secara tersembunyi di biara yang terletak di sisi gunung. Antonius meninggal pada tanggal 17 Januari 356, diusianya yang ke-105 tahun. Saat kematiannya ia tidak mengalami sakit apapun, pandangannya tidak kabur, giginya masih utuh tidak ada yang tanggal ataupun rusak. Dari sisi seni Antonius selalu hadir dengan tau-berbentuk salib seperti huruf T, bel kecil, babi, kadangkala dengan buku sebagai identifikasi dari santo ini. Lambang Salib, mengidentifikasikan bahwa Santo Antonius selalu menggunakan tanda salib dalam perlawanannya terhadap kuasa jahat. Babi, melambangkan iblis. Bel yang dikalungkan di leher penggembala babi sebagai tanda kehadirannya. Buku, menunjukkan kompensasi Santo Antonius tidak membaca bacaan lain selain buku dari alam.

Pesta peringatan Santo Antonius ini dirayakan setiap tanggal 17 Januari.


Teladan Hidup Santo Antonius Pertapa

Dalam menjalani hidup kerahibannya Santo Antonius memiliki semangat yang teguh untuk mencari teladan hidup agar dapat lebih mengarahkan hidupnya pada kehendak Tuhan. Jika Santo Antonius mendengar beberapa pertapa yang berbudi luhur, ia mencarinya dan berusaha keras mendapatkan serta mempelajari kebajikan-kebajikan paling utama dalam diri setiap pertapa sebagai teladan dan perintah pertapa-pertapa senior. Dengan cara demikian dalam waktu singkat Santo Antonius sendiri telah menjadi seorang teladan dalam kerendahan hati, kemurahan hati, pendoa, dan kebajikan-kebajikan lainnya.


Mengatasi Kelemahan

Setiap manusia tentu memiliki kelemahan serta memiliki jalan masing-masing untuk mengatasinya sesuai dengan kondisi lingkungan, panggilan hidup, serta rahmat yang Tuhan berikan kepada kita. Banyak orang mendengar tentangnya dan mohon saran serta nasihatnya. Santo Antonius akan memberi mereka nasihat-nasihat praktis, ia menekankan bahwa "Setan takut pada kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan juga takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut. Terutama, setan takut pada kita ketika kita sangat mencintai Yesus. Setan lari terbirit-birit ketika kita membuat tanda salib." Demikian juga Santo Antonius dalam menjalani hidupnya sebagai pertapa seringkali menghadapi berbagai macam godaan. Godaan yang dialami Santo Antonius antara lain menemukan dirinya berbangga atas kebajikan-kebajikan yang telah dilakukannya, sehingga menjadikan dirinya memiliki prestise di dunia. Dengan jalan apa pun kuasa kegelapan berusaha menjadikan jiwa kecewa atas jalan kehidupan yang telah Tuhan tentukan.

Santo Antonius setiap malam mendapat godaan dengan imajinasi-imajinasi cabul. Kuasa kegelapan menyerang dengan tepat tertuju pada kelemahannya. Santo Antonius melawan serangan tersebut dengan berpuasa keras dan berdoa. Setan menggoda dengan begitu gencarnya, menampilkan dirinya dalam wujud yang nyata. Pertama dengan kedatangan seorang perempuan untuk menggodanya, kemudian orang negro untuk menakut-takuti Santo Antonius. Ketika Santo Antonius beristirahat ia berbaring di atas lantai. Dalam pencarian kesunyian yang lebih terpencil Santo Antonius menarik diri ke sebuah tempat pemakaman tua, di mana seorang temannya selalu membawakan Santo Antonius roti dari waktu ke waktu. Namun, setan hadir lagi tanpa permisi untuk menyerang Santo Antonius dengan tindakan yang nyata, dan menakuti Santo Antonius dengan suara yang mengerikan; bahkan suatu saat setan memukulnya dengan sangat memilukan hingga hampir mati, dan dalam kondisi inilah Santo Antonius ditemukan oleh sahabatnya. Ketika ia mulai sadar Santo Antonius menangis kepada Tuhan, "Di mana Engkau, Tuhanku dan Guruku?" Sebuah suara menjawab, "Antonius, Aku di sini selalu; Aku berdiri di sisimu dan melihat engkau bertempur; dan karena engkau cukup kuat bertahan terhadap musuh-musuhmu, Aku selalu melindungi engkau, dan akan membuat namamu terkenal di bumi."


Santo Antonius sungguh-sungguh berusaha keras untuk dapat mengatasi kelemahan dan godaan setan. Ia berhasil melewati semua itu tak lain karena ia sangat mencintai Tuhan, dan dalam hidupnya ia mempunyai tujuan untuk bersatu dengan Tuhan. Maka dengan doa yang terus-menerus dan perjuangannya ia dapat mengatasi berbagai godaan dan kelemahan yang ada dalam dirinya.


Cinta akan Tuhan

Santo Antonius berani meninggalkan segala kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya untuk hidup sederhana sebagai seorang pertapa semata-mata hanyalah karena cinta yang begitu dalam akan Tuhan. Sabda yang didengarnya saat di Gereja adalah suatu jalan yang menyadarkan dirinya bahwa tak ada hal lain di dunia yang lebih berarti selain Tuhan saja. Untuk hal yang terindah dan tak ternilai itulah maka ia pun bergegas meninggalkan segala hal yang bernilai duniawi.

Cintanya akan Tuhan begitu besar sehingga dia pun tak putus asa untuk berjuang melawan segala godaan yang datang padanya. Cinta yang dimilikinya menjadi suatu kekuatan bagi Santo Antonius dalam perjuangan hidupnya. Dia begitu menyadari bahwa untuk mencintai Tuhan berarti ia harus rela berjuang dan menghadapi segala musuh Tuhan yang ingin menarik dia kembali ke dunia. Sadar akan hal ini maka Santo Antonius pun semakin hari semakin mempersembahkan hidupnya untuk mencintai Tuhan saja.


Bersyukur

Dalam perjalanan hidupnya Santo Antonius menyatakan betapa pentingnya kita bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Seperti pada saat Santo Antonius melakukan perjalan ke Alexandria, ia bertemu dengan seorang yang sengat terkenal, yaitu Didimus seorang tunanetra yang menjadi kepala sekolah kateketik di Alexandria. Santo Antonius menghibur serta memberikan semangat kepada Didimus agar tidak terlalu menyesali akan kebutaannya, yang sebenarnya biasa terjadi bahkan pada serangga sekalipun. Santo Antonius menyarankan agar Didimus bersukacita karena betapa berharganya pancaran diri yang dimiliki oleh kita sebagai murid-murid Kristus, dengan demikian kita dapat memandang Tuhan dan mengobarkan api cinta-Nya dalam jiwa kita.


Hidup Doa Santo Antonius Pertapa

Satu hal yang menjadi kekuatan Santo Antonius dalam menjalani hidupnya sebagai seorang pertapa adalah hidup doa yang mendalam. Santo Antonius menghabiskan sebagian besar waktu malamnya dengan kontemplasi. Saat fajar menyingsing memanggilnya untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari, Santo Antonius mengeluh akan cahaya yang merenggutnya dari cahaya terindah dalam dirinya yang sedang dinikmatinya ketika tinggal dalam kegelapan dan kesunyian. Setelah Santo Antonius beristirahat seketika Ia selalu terbangun pada saat malam hari dan melanjutkan doanya dengan berlutut dengan tangan terbuka mengarah ke surga hingga fajar menyingsing, dan kadangkala hingga pukul 3 siang.

Doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan kepada Tuhan membuat Santo Antonius semakin hari semakin dapat mendengarkan suara Tuhan dalam hatinya. Di sepanjang hari Santo Antonius tak pernah berhenti berdoa, entah ketika mengerjakan pekerjaan tangan atau ketika berada dalam keheningan alam, ia tak pernah berhenti mempersembahkan doa-doanya kepada Tuhan.

Hidup doa Santo Antonius ini amat mendalam, ia sadar sepenuhnya bahwa jika tanpa ditopang dengan doa dan doa, maka hidup bertapa akan sangat menyulitkan dan justru akan menyeretnya ke dalam banyak lubang dosa yang telah disiapkan oleh setan. Karena itulah maka Santo Antonius selalu menekankan doa dalam kehidupannya, sebab di situlah ia selalu memperoleh kekuatan dan rahmat untuk terus berjalan menuju tujuan akhir hidupnya bersatu dengan Tuhan.


Hidup di hadirat Tuhan

Hidup doa yang mendalam dari Santo Antonius membuat dia selalu hidup di hadirat Tuhan. Sepanjang waktunya dihabiskannya untuk memikirkan Tuhan saja. Jika dia sedang bekerja atau melakukan segala aktivitas yang lain, dia melakukannya untuk Tuhan. Apapun dipersembahkan untuk mencintai Tuhan. Santo Antonius selalu berusaha untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupannya, dalam segala hal di sekelilingnya. Dengan kesadaran itu dia akan selalu berusaha menyenangkan hati Tuhan dan memikirkan Tuhan saja. Dia menyadari dengan memikirkan Tuhan sepanjang hari itu juga menjadi salah satu cara yang baik untuk melawan godaan yang datang. Ketika kita memikirkan Tuhan, maka kita pun akan lebih waspada dan berhati-hati terhadap segala serangan godaan setan. Hidup di hadirat Tuhan membuat seseorang selalu menyadari kehadiran Tuhan yang mengasihi dia.


Kelembutan dan Kebijaksanaan

Santo Antonius Pertapa Pada zaman itu ahli-ahli filsafat kafir dan yang lainnya kadangkala pergi untuk berdiskusi dengan Santo Antonius, karena bagi mereka sosok seorang Antonius sangatlah mengherankan dalam kelembutan dan kebijaksanaannya. Ketika beberapa ahli filsafat bertanya kepada Santo Antonius bagaimana Ia dapat meluangkan waktunya dalam kesunyian bahkan tanpa buku-buku, Santo Antonius menjawab alam adalah buku terbaiknya dan ketiadaan akan apapun sudah cukup baginya. Ketika yang lain datang untuk mengejek kedunguannya, Santo Antonius bertanya kepada mereka dengan kesederhanaannya mana yang terbaik, mengerti kebajikan atau belajar dari buku, dan yang mana dapat berguna bagi sesama. Ahli-ahli filsafat itu berkata "mengerti kebajikan". Santo Antonius berkata "cukup hanya dengan itu". Ahli-ahli filsafat kafir yang lainnya berharap ada perselisihan dan menuntut alasan atas kepercayaan Santo Antonius akan Kristus. Santo Antonius membuat mereka terdiam dengan menunjukkan bahwa mereka merendahkan pikiran Allah dengan menganggap hal tersebut berasal dari ambisi manusia; tetapi salib yang hina adalah demonstrasi terbesar dari kebajikan yang tidak terbatas dan kehinaan adalah kemuliaan tertinggi bagi Kristus yang bangkit dengan jaya dan dengan kebangkitan-Nya dari kematian untuk menghidupkan dan menyembuhkan yang buta dan sakit.


Mengenal Diri

Dalam ketujuh suratnya kepada Santo Jerome ada sebuah pepatah yang selalu dikatakannya, yaitu bahwa sangatlah penting untuk mengetahui tentang siapa diri kita dan hanya dengan demikian kita dapat menuju kepada pengetahuan akan Allah dan cinta Allah. Dalam surat Santo Antonius yang ditujukan kepada Santo Theodore, dikatakannya bahwa Tuhan telah memberikan keyakinan kepada Santo Antonius, yaitu Tuhan akan menunjukkan kerahiman-Nya bagi semua yang percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, meskipun mereka telah jatuh, jika mereka dengan sungguh-sungguh bertobat dari dosa mereka.


Sharing :

* Apakah Anda telah belajar untuk mengenal diri Anda atau sudah mengenal diri Anda? Sharingkan kepada teman-teman Anda bagaimana proses pengenalan diri Anda? * Setelah Anda mengenal diri bagaimana perkembangan hidup rohani Anda terutama hubungan Anda dengan Tuhan? Sharingkanlah dengan teman-teman anda. * Apakah Anda telah mengabdikan hidup Anda kepada Tuhan hingga rela mempersembahkan hidup sepenuhnya seperti yang telah dilakukan Yesus melalui panggilan hidup kita masing-masing?

12. Sharing "7 Sabda Yesus dari Salib"

7 Ucapan Terakhir Yesus.
Oleh : Rm. Moses Beding, CSSR
Ave Maria edisi AM 41

Tujuh kata terakhir yang diucapkan Yesus dari atas Salib, mengungkapkan penderitaan, kepercayaan dan cinta-Nya.
Suatu tradisi saleh memberikan penghormatan yang saleh pada kata-kata terakhir yang diucapakan Yesus pada saat menjelang wafat-Nya dalam keempat Injil.
Dari atas salib kita menemukan uacapan Yasus sekali dalam Injil Mathius dan Markus, tiga kali dalam Injil Lukas dan tiga kali dalam Injil Yohanes.
Berbicara dalam penderitaan sakratul maut dan dalam kegelapan diatas salib, semua kata-kata ini mengkunakapkan pandangan Yesus tentang kematian-Nya menurut penekanan masing-masing Pengijil. Kita tak mengetahui urutan kata-kata ini diucapakan, Harmonisasi dari Injil sejak abad kedua telah menempatkan semuanya dalam berbagai macam urutan.
Kita juga tidak tahu, apakah setiap penginjil memiliki kata-kata Yesus dari Salib sejak awal dari kisah Sengsara, atau mereka mengungkapakan suatu pengertian tertentu dari hari misa dan nasib/takdir dari Yesus.
Yang kita tahu ialah bahwa ketujuh kata-kata/ucapan ini adalah tujuh ucapan yang diilhami dari kisah Sengsara Kanonis yang diturunkan kepada kita oleh empat Penginjil/Penulis, Marilah kita merenungkan setiap ucapan Yesus ini dengan maksud untuk bertnya apa ayng diajarkan mereka ke[ada kita tentang Tuhan Yesus yang tersalib dan arti dari kematian-Nya.

1. Ucapan Pertama :
” Ya, Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”( Luk 23 :34)
Yesus dikianati, ditinggalkan, dihina,dianiaya; namun demikian Dia masih sanggup memohon pada bapa-Nya untuk mengampuni orang-orang yang bertanggung-jawab atas penderitaan-Nya. Doa Yesus terucap tak tersangka-sangka setelah Dia disalibkan tergantung di antara dua orang penyamun. Kata yang stu itu “Ampunilah” menyelamatkan kekejaman yang dahsyat dan adegan penuh kebencian.
Pengampunan adalah : Sesuatu yang sangat mahal. Amat sangat mudah untuk memberikan semacam pengampunan sepanjang lengan tangan, memberikan pengampunan, jika kita tidak dilukai secara serius. Akan tetapi pengampunan yang sesungguhnya adalah suatu pengampunan yang sungguh keluar dari hati untuk membiarkan berlalu kepedihan dan kebencian apabila kita telah menjadi korban luka serius yang dibuat oleh orang lain.
Pengampunan adalah jalan satu-satunya menuju kepadaperdamaian dalam suatu dunia yang ditnadai/dijejali dengan penghinaan, kelalian, kekerasan dan dendam. Untuk siapa Yesus memohon pengmpunan dari Bapa?
Pertama tentu bagi serdadu-serdadu Roma yang memaku Dia di Palang salib dan bagi para pengusa Roma yang menjatuhkan hukuman mati ke atas-Nya. Selanjutnya untuk “Imam-imam kepala, dan pemimpin serta Rakyat” Yerusalem (Luk 23 :13) yang berteriak-teriak “Salibkanlah Dia” (Luk 23 :21)
Namun menurut Yesus, orang-orang Roma dan orang-orang Yahudi dari Yerusalem tidak tahu apa yang mereka perbuat. Lukas mepertegas ketidaktahuan para pemimpin dan rakyat Yerusalem dalam kotbah St. Petrus dalam Kisah Para Rasul, “Hai saudara-saudara aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian kerana ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu”(Kis 3 :17) Dalam pidatonya Rasul Paulus, Penginjil Lukas mengilhaminya bahwa rakyat Yerusalem menghukum Yesus, karena “mereka gagal mengenal-Nya” (Kis 13 : 27) Jelas bahwa rakyat Yerusalem tidak diberitau atau karena mereka tidak menangkap tanda-tanda dari perbuatan/tindakan mereka. Yesus telah menangisi Yerusalem dan sambil meratap Ia berseru, “Wahai betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.”(Luk 19 : 42) Rakyat bandel dank eras kepala dan tidak mematuhi rencana Allah . Sangat menarik untuk dicermati aialah bahwa meskipun orang tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, namun mereka tetap butuh pengampunan.
Pengampunan para penyiksa_nya, untuk mereka Yesus berdoa pada bukit tengkorak di luar Yerusalem menjalar dari sana semakin meluas mencakup sekelilingnya bahkan sampai ke seluruh dunia. Dalam buku Yona, Allah menytakan belaskasihan-Nya atas orang-orang Asyria yang jahat – “orang-orang yang tidak dapat membedakan tangan kanan dari tangan kirinya”, meskipun segala kebengisan telah mereka lakukan pada orang lain.(Yona 4 : 11)
Doa Yesus untuk pengmpunan turun juga ke atas kita masing-masing kita ayng tahu dengan baik apa yang kita lakukan, tetapi kita tidak pernah tahu ettang derita dan sengsara yang disebabkan oleh dosa-dosa kita pada Hati Yesus. Yesus yang mengajar para murid-Nya mencintai, bahkan mencintai musih-musiuh mereka memberikan teladan dan contoh. Ia mendorong kita untuk mencintai, karena inilah dan hanya satu-satunya jalan kepada perdamaian.

2. Ucapan Kedua :
“Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”(Luk 23 : 42)
Dalam sakratulmaut dari tiga oarng korban yang disalibkan, mengalirlah dengan derasnya rahmat penebusan. Injil Lukas mempresentasikan perbedaan kontras antara dua pejahat yang dislibkan seblah kiri dan kanan Yesus – dua perbedaan yang radikal dalam menanggapi Yesus sorang penjahat turut ikut-ikutan dalam olok-olokan dan hojatan terhadap Yesus, gagal dalam menghadapi Allah – ia tidak takut akan Allah (Luk 23 : 39-40). Yang lain dengan terbuka mengakui kesalahannya – “kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita” (Luk 23 : 41) – kemudian ia berpaling kepada Yesus memohon pertolongan – “Yesus ingatlah akan aku, apabila engkau dating sebagai Raja.” (Luk 23 :42)
Sambil berpaling kepada Yesus penjahat yang bertobat itu melihat sesuatu dalam orang yang ditahan ditengah-tengah mereka, hal mana tidak terlihat oleh si pengejek itu. Penjahat yang bertobat itu melihat seorang Raja, yang duduk di atas Tahta-Nya, didandani/dihiasi dengan belaskasihan mengambil kekuasaan dalam kerajaan-Nya. Pandangan iman dari si penjahat tidak dapat menyangkal akan kenyataan penderitaan dahsyat dan penolakan yang diderita oleh Yesus. Dan hal itu menyakinkan kita tidak ada satupun penderitaan yang lpaling dalam, yang tidak dialami oleh Raja Penyelamat kita. Jawaban Yesus, “Hari ini juga angkau akan ada bersama-Ku di dalam Firdau”, menunjukan betapa dahsyatnya kuasa penyelamatan dari kematian Yesus di atas salib. Keseluruhan Injil Lukas menekankan skeselamatan serta merta yang ditawarkan oleh Yesus kepada para Gembala “Pada hari ini telah lahir bagimu seorang Juru Selamat”, kepada Zakeus “Pada hari ini keselamatan turun ke atas rumah ini” (Luk 19 :9) Yesus menjanjikan bahwa penjahat yang bertobat itu akan segara/serta merta menikmati terang kebahagiaan bersama Allah, kebahagiaan Firdaus. Seprti halnya Ia hidup, demikianpun Yesus Wafat, yaitu memberikan pengampunan atas dosa-dosa dan mendatangkan keselamatan. Yesus “Datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”(Luk 19 : 10), malaui kehidupan-Nya Yesus menjadi “sahabat para pendosa” (Luk 7 :34). Janji Yesus kepada para pendamping-Nya (penjahat) pada saat ajal adalah juga janji Yesus kepada kita semua. “Karena kit semua masih tetap orang berdosa, Kristus Wafat untuk kita”(Rom 5 :8). Kata-kata Yesus kepada para penjahat pada saat ajal mereka, meyakinkan kita bahwa betapapun gelap dan susah hidup kita, kita tidak pernah kehilangan pengharapan. Kita dapat berpaling kepada Dia yang menjanjikan Firdaus kepada penjahat dan kitapun tahu bahwa janji yang akan ditunjukan-Nya juga kepada kita.

3. Ucapan Ketiga :
“Ibu inilah anakmu”-“Inilah ibumu” (Yoh 19 : 26-27)
Yesus mengetahui pikiran dan perasaan ibu-Nya, ketika ia mendampinginya pada saat ajl-Nya. Derita dan kesedihannya tidak ada bandingnya, maka pada saat kematian-Nya makin mendekat, Ia menyerahkan ibu-Nya, Maria, kepada murid yang sangat dikasihi-Nya, dengan jaminan bahwa murid itu akan memeliharanya setelah Ia meninggal. Dengan demikian Yesus mau mengatakan kepada mereka yang paling dikasihi-Nya, bahwa mereka tidak ditinggalkan sendirian.
Namun demikian Yohanes bermaksud untuk menyampaikan lebih dari pada sekedar cinta seorang anak dalam agegan ini. Ia tidak menyebut nama ibu-Nya, Maria dipanggil-Nya “wanita”, Murid yang menjadi “putranya, ia disebut” murid yang dikasihi-Nya”. Dibawah salib dua tokoh histories mengembambil suatu perenan yang lebih simbolik dan spiritual, membentuk suatu keluarga baru.
Eva, wanita pertama adalah “ibu dari semua yang hidup”(Kej 3 :20). Maria, Eva baru, adalah ibu dari Gereja. Murid yang dikasihi itu mewakili semua orang yang dikasihi oleh Yesus sebagai saudara-Nya dalam keluarga-Nya, ialah siapa saja yang melaksanakan kehendak Bapa-Nya(Mrk 3 :35). Dalam Injil Lukas, Yesus berkata bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya adalah “mereka yang mendengar Sabda Allah dan melaksanakannya” (Luk 8 :21). Keluarga baru ini yang dibangunkan dibawah salib adalah suatu persekutuan para kudus, baik diatas bBumi maupun di dalam Surga. Pada saat yang sama Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada perlindungan murid yang dikasihi-Nya. Ia menyrahkan murid-Nya ke bawah perlindungan ibu-Nya. Maka seperti halnya ibu-Nya mengambil bagian dalam Misteri kehidupan Kristus dalam segala kepenuhan suka dan duka-Nya, maka demikian pula ia mengambil bagian secara akrab dan mesra dalam kehidupan para saudara Kristus diatas Bumi. Sebagai “Bunda yang berdukacita” ramalan Simeon terpenuhi di dalam dia “sebuah pedang akan melukai hatimu”(Luk 2 :35). Tetapi ia pun tahu bahwa penderitaan dan kematian tidak mempunyai kata terakhir dalam rencana Allah untuk kita. Maria mengajarkan pada kita kemungkinan-kemungkinan dari pengharapan yang baru yang timbul/muncul dari kehidupan dan menunjukan pada kita bagaimana mencegah kehancuran diri sendiri atau keputusan. Dia yang melahirkan Sabda Allah, tahu bahwa anak-anaknya ditetapkan dan ditentukan untuk dilahirkan kembali ke dalam kepenuhan hidup.

4. Ucapan Kempat :
“Allah-Ku ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (mat 27 :46)
Pada saat-saat terakhir menjelang ajal-Nya, Yesus berteriak menggeliat mengucapkan kata-kata yang paling ngeri dan menakutkan dalam Kitab Suci. Yesus sama sekali ditinggalkan oleh para murid yang paling dekat dengan-Nya, bahkan kedekatan yang rukun meliputi daerah sekitearnya melukiskan kesuraman dari hari yang sangat menakutkan itu. Pada salib Yesus terjungkal/terbenam ke dalam derita yang paling dalam baik secara fisik maupun secara emosional. Ia berteriak dari kedalaman pengalaman-Nya sendiri terbuang dan ditinggalkan Seruan dan pekikan mengungkapkan perasaan-Nya, bagaimana Ia dibuang dan ditinggalkan sama sekali, bahkan Bapa-Nya sendiri seolah-olah menyembunyikan wajah-Nya.
Dalam penderitaan dan kesusahan-Nya, Yesus memilih kata-kata dari Mazmur 22, keluh kesah bangsa Israel yang paling kuat dan dahsyat. Sebagai seorang Yahudi yang saleh, Yesus hafal bentuk kata-kata dari Mazmur. Dan kata-kata itu dari Mazmur akan muncul/timbul dengan sendirinya dalam pikiran untuk mengungkapkan keluh-kesah, pujian, kemarahan, kepercayaan, syukur atau pengharapan. Matius dan Markus menyampaikan pada kita baris-baris pembukaan dari Mazmur dalam bahasa Ibrani, bahasa dari doa Yesus(Mat 27 :46), dan bahasa Aram, bahasa dari khotbah Yesus (Mrk 15 :34). Kita dapat menyimpulkan, bahwa Yesus mendoakan seluruh Mazmur menjelang hembusan nafas teakhir-Nya Mazmur diawali dengan mengungkapkan nasib seseorang yang ditinggalkan dan terbuang, dan lalu dilanjutkan dengan menungkapkan kepercayaan kepada kesetiaan Allah. Mazmur itu tidak berakhir dalam kemenangan dan pembasan. Karena bagi Yesus doa terkhir ini adalah suatau ungkapan dari iman dan bukannya kepedihan atau putus asa.
Dalam menanggung konsekuensi dari dosa-dosa umat manusia, Yesus menglami akibat dosa yang paling buruk, yaitu pengalaman manusia yang ditinggalkan Allah. Namun perasaan mnusia bahwa terpisah dari Allah itu bukanlah seluruh kenyataan yang sebnarnya; yang benar ialah bahwa Allah tidak pernah akan meninggalkan kita. Dalam kegelapan pada hari itu di atas bukit Gogota, cahaya terang, dunia ini tertutup, tetapi bukan padam dari kegelapan, seseorang yang beriman dan percaya, tahu bahwa dating melalui kegelapan/kepekatan yang luar biasa, maka kita dapat percaya, bahwa apabila kita merasa dibuang dan ditinggalkan, Allah bersama kita dan ingin membawa kita dan menghantar kita keseberang (ketepi yang lain), Kebahagiaan.

5. Ucapan Kelima :
“Aku haus”(Yoh 19 :28)
Semua kata-kat dalam Kitab Suci, terutama dari Injil Yohanes mempunyai beberepa arti. Yesus meneriakan kata-kata inidari salib, karena secara fisik Ia merasa amat sangat haus dan didera kekeringan selama bergulat dengan maut. Tetapi lebih daripada itu kata-kat ini mempunyai arti yang lebih mendalam dan penuh misteri. Injil memberikan kepada kita suatu syarat mengenai pengertian-pengertian ini, ketika Yohanes berkata, bahwa Yesus mengungkapkan kata-kata ini supaya terpenuhi apa yang dikatakan dalam Kitab Suci. Mazmur 33 berbicara mengenai kegetiran sesorang yang sedang menderita. “Kekuatanku kering seperti beling dan lidahku melekat pada langitlangit mulutku.”(Mzm 22 :16). Dalam Mazmur 69 terdengarlah lagi teriakan/pekik kesengsaraaan yang lain. “Dan pada waktu aku haus, mereka memberikanku minum anggur asam.”(Mzm 69 :22). Minum anggur asam yang disiapkan oleh serdadu adalah pemenuhan yang melengkapi Kitab Suci dan mengatakan penyelesaian tugas-Nya diatas Bumi. Di dalam taman Getsemani, Yesus berketetapan untuk tidak melenceng/membelok dari perutusan yang diberikan kepada-Nya: “Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yoh 18 :11). Memenuhi kehendak Bapa adalah kehausan-Nya; inilah cawan adalah kematian Yesus yang menyelamatkan Inilah cawan, yang dalam ketiga Injil, Yesus berdoa dalam taman agar lewat dari pada-Nya. Akan tetapi justru diatas salib Yesus ditetapkan untuk minum dari cawan kematian-Nya, karena tindakan terakhir dari cinta kasih ini menyatakan cinta kasih Allah yang membawa penebusan. Kehausan Yesus yang sangat menggetirkan ini adalah untuk melengkapi janji Allah dalam Kitab Suci dan untuk memenuhi tugas perutusan-Nya.
Kehausan Yesus diatas salib, hendaknya juga menjadi kehausan kita. Apakah kehausan yang paling mengetirkan dalam diri kita? Ketika Yesus berbicara dengan wanita Samaria di sumur Yakub dia berkata,”Barang siapa yang minum air yang akan Ku-berikan kepadnya, ia tidak akan haus untuk selam-lamanya” sebaliknya air yang akan Ku-berikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada kehidupan kekal (Yoh 4 :14). Pada hari raya pesta besar di Yerusalem, Yesus berkata kepada orang-orang yang berkumpul :”Barangsiapa haus baiklah ia dating kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci; dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air Hidup.”(Yoh 7 :37)
Allah sendirilah ayng dpat memuaskan kehausan kita ayng paling dalam. Marilah kita merasa haus akan Rahmat, akan beklaskasihan dan sukacita karena pancaran mata air adalah cinta Allah di dalam kita.

6. Ucapan Keenam :
“Sudah selasai”(Yoh 19 :30)
Sabda terakhir Yesus dalam Injil Yohanes bukanlah suatu teriakan kerena siksaan/penganiayaan atau karena penolakan, melainkan suatu teriakan/pekik kemenangan. Kata ini diterjemahkan “Telah Selesai” secara harafiah berarti “Sempurna”(Tuntas) dan kata-kata Yesus pada saat menjelang kematian-Nya sebaiknya diingat sebagai “Telah Selesai/Terpenuhi”!
Sesuai menyelesaikan tugas perutusan-Nya, yaitu membawa keselamatan kepada Umat Allah, Yesus tahu dengan juaminan/kepastian yang mulia, bahwa tibalah saatnya, itulah saat-nya untuk mati. Sekarang Yesus menyempurnakan karya yang telah diberikan oleh Bapa kepada-Nya. Di atas salib Ia meminum dari piala yang diberikan kepada-Nya sebagai suatu Komunitas baru terdiri dari ibu dan murid. Yohanes memperkuat penyempurnaan ini ketika Ia menundukkan kepala dan menyerahkan roh-Nya.
Manyerhkan roh-Nya tidak hanya berarti bahwa Yesus Mati. Secara harafiah kata itu berarti “mempersembahkan, menyerahkan, mempercayakan.” Pada saat kematian Yesus Roh kepada Komunitas baru yang dibentuk-Nya dibawah salib, Pada saat Yesus wafat lahirlah Gereja.
Pandangan Yesus yang menyakinkan tetang kematian-Nya sendiri sebagai pemenuhan dan kelengkapan seluruh hidup-Nya, kiranya dapat mengilhami dan mendorong kita untuk hidup dan mati seperti itu/dengan cara yang sama, sehingga pada saat ajal kita dapat tersenyum smentara tiap orang di sekitar kita menangis.

7. Ucapan Ketujuh :
“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserakan nyawa-Ku” (Luk 23 :46)
Sering dalam Injil Lukas, Yesus mengajarkan para murid-Nya tetang doa dan memberikan mereka contoh dari doa-Nya sendiri kepada Bapa. Tetapi sekali dalam Injil ini, kata-kata sakti Yesus menjelang wafat ini diucapakan dalam bentuk doa. Biarpun dalam sakratulmaut, Yesus memberikan kesaksian mengenai kuasa Allah yang menolong. Ia wafat penuh kepercayaan dan pasrah menyerahkan hidup-Nya kepada Bapa/ke dalam tangan Bapa. Kata-kata dari doa terakhir Yesus ini diambil/dikutip dari Mzm 31 Doa-doa lain yang penuh daya dan kekuatan, yang terdapat dalam Injil. Kita dapat mengandaikan bahwa Yesus mengenal dan menghafal betul Mazmur ini dan bahwa Ia mengalami dan merasakan damai dalam banyak baitnya, termasuk versi yang dikutip Lukas sebagai kata-katanya yang terakhir. Mazmur adalah doa kepercayaan, keluh-kesah dan syukur. Ia mengungkapakan pasang surut situasi emosional yang paling sulit dari seseorang yang mengalami stress, terombang-ambing dari ketakutan kepada kepercayaan lalu kepada syukur. Dalam Mazmur kita menyaksikan kehadiran Allah yang paling dalam dengan seseorang yang merasa “sebagai seseorang yang mati….. bagaikan sebuah belanga yang pecah.”
Ketika itu para lawan/musuh sekongkol untuk melawan-Nya dan berencana untuk membunuh-Nya (Mzm 31 : 11-13). Seorang penderita mengelami Allah sebagai suatu “Benteng/Batu karang perlindungan…. Suatu benteng yang kuat.” Ia sadar bahwa Allah paling dekat dan hadir, meski Ia kelihatannya tidak ada, orang yang menderita sanggup menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah. (Mzm 31 :6)
Sabda yesus ini adalah bagian dari doa malam tradisi Gereja, Setiap malam kita menyerahkan roh kita kepada Allah. Malalui kata-kata pemazmur, Yesus mendorong dan menguatkan kita untuk “Mencinati Allah…. Menjadi kuat dan biarkanlah hatimu dikuatkan, semua kamu yang menantikan Allah”(Mzm 31 :23-24)