tag:blogger.com,1999:blog-51424201488106597032024-03-05T13:07:20.995+07:00Komunitas Rosario Pertobatan" Bertobatlah Kerajaan Allah telah dekat dan percaya pada Injil "
dan " Berdoalah agar tidak jatuh dalam Pencobaan ".Unknownnoreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-42854817397471705022008-09-23T14:35:00.019+07:002008-11-11T16:34:50.011+07:00DIRETORIUM KOMUNITAS ROSARIO PERTOBATAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK4GA03ZGrXFcwvkg72LNvdqgVOB1avi0Q37Ux_AQUFyJ5p7hMvayxeqGQrpzpL5tP7X2Odrh_icmWhj75LuiZEioOLFy3zLtNY5f4vBURyJPEBMzm3bUZw_YfSk4958aXPn3qRgLhFbo/s1600-h/onthecross1024-full%5B1%5D.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK4GA03ZGrXFcwvkg72LNvdqgVOB1avi0Q37Ux_AQUFyJ5p7hMvayxeqGQrpzpL5tP7X2Odrh_icmWhj75LuiZEioOLFy3zLtNY5f4vBURyJPEBMzm3bUZw_YfSk4958aXPn3qRgLhFbo/s400/onthecross1024-full%5B1%5D.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267330970513028450" /></a><br /><br /><strong><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">BAB : I<br /></span></strong>Sumber dan Legalitas :<br />Marian Center Indonesia<br /><br />Pesan dan ajakan yesus tentang pertobatan<br /><br />Yesus bersabda : “Waktunya telah genap, Kerejaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percaya pada Injil “ (Markus 1. 15) Pesan ajakan Yesus ini telah menjadi salah satu peristiwa yang direnungkan dalam peristiwa Cahaya ketiga pada Rosario Perawan Maria, yaitu : “ Yesus Mewartakan Kerajaan Allah dan Menyerukan Pertobatan “. Ajakaqn Yesus ini telah memberikan nuansa tobat yang sangat mendalam dalam doa Rosario bagi mereka yang mendoakannya dan menjadi dasar Biblis yang kuat pula bagi Rosario Pertobatan (bdk. RVM-2002).<br /><br />Inti pesan Bunda maria tentang Rosario dan Pertobatan<br /><br />Salah satu inti pesan penting Bunda Maria pada penampakan di Lourdes dan Fatimah adalah supaya berdoa Rosario sebanyak mungkin ubtuk pertobatan orang-orang berdosa Gereja menerima dan membenarkan penampakan itu dan pesan-pesanya, karena inti penampakan dan pesan itu cocok dan sesuai dengan Ajaran Injil yang memanggil kita semua untuk bertobat dan kembali kepada Allah yang benar, dengan berdoa dan berpuasa. (Ratu Damai dari Medjugogje – 1995).<br />“ Namaun kesedihanku yang besar diredakan oleh banyaknya anak-anakku yang menerima desakan ibunya untuk bertobat,memashrahakan diri kepada Hatiku Yang Tak Bernoda, mereka menyebarkan Doa Senakel kemana-mana, dan bersama aku berdoa Rosario. Marilah menyebarkan Senakel ini kemana saja, laksana sinar terang yang dating untuk menerangi dunia yang berada dalam gelap dewasa ini .”(Kemenanganku Yang Jaya, GM – Pesan No 434, Quebec – Kanada)<br /><br />“ Jika umat manusia tidak bertobat dan memperbaiki hidupnya, Bapa akan mengirimkan hukuman yang dahsyat terhadap umat manusia. Hukuman ini akan lebih dasyat dari air bah. Api akan turun dari langit dan akan memusnahkan sebagian besar umat manusia ….. “ “…..maka mintalah, mintalah dengan tekun, dan berdoalah Rosario untuk pemurnian, setiap Sabtu Pertama. Waktunya sudah dekat, Keadilan-Ku (Bapa) akan menghukum kejahatan dari berbagai bangsa …. “ (Pesan Fatimah, yang ditugaskan kembali di Akita – Jepang, 1973-1981)<br /><br />Pesan dan ajakan orang kudus tentang doa Rosario dan Pertobatan<br /><br />St. Louis de Monfort (Mawar Merah – untuk Orang Berdosa)<br /><br />“ Marilah kita memahkotai diri dengan bunga mawar – Rosario Suci, Mawar-Merah kita yang daraskan dengan hikmat berulang kali disertai, tinadakan pertobatan yang baik, tidak akan pernah layu dan mati, dan Mawar-Merah kita itu akan tetap elok mempesona selama beribu-ribu tahun terhitung dari sekarang…..”<br />“ Jika anda setia menderaskan Rosario Suci samapai mati, saya dapat memastikan kepada anda bahwa betapapun beratnya dosa-dosa anda, anda akan menerima suatu Mahkota Kemulyaan yang tak akan pernah pudar dan hilang.”<br />Sekalipun anda berdiri ditepi jurang kebinasaan anda, sekalipun satu kaki anda sudah ada di Neraka, sekalipun anda telah menjual jiwa anda kepada setan, sebagaimana dilakukan oleh para juru tenung yang mempraktekan ilmu hitam, dan sekalipun anda adalah seorang bidaah yang tegar seperti setan, cepat atau lambat pasti anda akan bertobat dan memperbaiki hidup anda dan Tuhan akan menyelamatkan jiwa anda, kalau saja – camkanlah apa yang saya katakana ini – anda tetap setia mederaskan Rosario Suci dengan hikmat setiap hari hingga kematian menjemput, demi mendapatkan pengmpunan dan penyesalan dosa-dosa anda. (Rahasia Rosario)<br />Saya tidak bemaksud lain kecuali untuk meyakinkan anda, dengan meminjam kata-kata Beato Alan de la Roche bahwa Rosario Suci merupakan akar dan gudang berkat yang tak terhitung jumlahnya.<br />Karena melalui Doa Rosario Suci :<br />1. Orang-orang berdosa bertobat dan diampuni,<br />2. Jiwa-jiwa yang dahaga disegarkan,<br />3. Mereka yang terbelenggu akan dilepaskan ikatannya,<br />4. Mereka yang menangis menemukan kebahagiaan,<br />5. Mereka yang dicobai menemukan kedamaian,<br />6. Mereka yang miskin mendapat bantuan,<br />7. Hidup beragama diperbaharui,<br />8. Mereka yang bodoh diajar,<br />9. Manusia belajar mengatasi keangkuhannya,<br />10. Orang mati (jiwa-jiwa yang kudus) dihapus penderitaannya,<br />(Mawar ke-40 Rahasia Rosario tentang hasil yang mengagumkan dari Doa Rosario)<br /><br />Pesan dan ajakan para bapa suci tentang<br />doa Rosario<br />yang berhubungan dengan Pertobatan<br />dan Perdamaian<br /><br />Paus Pius XI<br /><br />“ Doa Rosario adalah senjata yang amat efektif untuk mengusir setan, untuk memlihara kesucian hati, untuk mendapatkan keutamaan dengan lebih mudah, atau dengan kata lain untuk menganjurkan pertobatan dan menegakkan perdamaian diantara umat manusia…. Doa Rosario tidak hanya mengalahkan mereka yang menghina Allah dan musuh-musuh agama, tetapi juga melatih diri kita untuk memperoleh keutamaan-keutamaan Injil yang kita butuhkan…. “ (Ensiklik Ingravescentibus Malis, 29 September 1973)<br /><br />Paus Yohanes Paulus Agung<br /><br />“…. Peristiwa Cahaya yang ketiga, Yesus membeirtakan datangnya Kerajaan Allah, dan memanggil orang untuk bertobat (bdk, Markus 1 : 15) dan mengampuni dosa-dosa semua orang yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan penyerahan diri yang tulus (bdk. Markus 2 :3-13, Lukas 7 :47-48). Inilah penobatan pelayanan penuh belas kasih yang terus ia laksanakan sampai akhir zaman, khususnya lewat Sakramen Rekonsiliasi yang telah ia percayakan kepada Gereja…. “ (bdk, Yohanes 20 : 22-23)(RVM, Yohanes Paulus II – 2002)<br /><br />Dikeluarkan oleh Moderator MCI tahun 2003<br />oleh : Rm. Yosep Tarong Pr (Vikjen Ruteng) +<br />sebagai Kunci<br />“Doa Rosario Pertobatan”<br />( 28 September 2003 )<br /><br />Marian Center Indonesia<br />Jl. Aipda K.S Tubun II C No 2<br />Petamburan – Jakarta 11410<br />Telp (021) 548-5480,<br />Fax (021) 536-0818<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh : Rm. Yosef Tarong Pr (+), Jakarta 2003<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">BAB : II<br /></span>Visi dan Misi<br />“ Komunitas Rosario Pertobatan “<br /><br />Apa dan Bagaimana Kerasulan Doa Rosario Pertobatan<br /><br />Salah satu dari pesan penting Maria pada berbagai kesempatan penampakan diri tetang hal berdoa Rosario, selain berdoa Rosario untuk perdamaian dunia dan Rosario bagi Keluarga, adalah terutama berdoa Rosario untuk Pertobatan bagi orang-orang berdosa.<br />Doa termasuk Doa Rosario Santa Perewan Maria untuk Pertobatan, bila di-doakan dengan penuh iman dan penyerahan diri seperti sikap Maria (bdk. Lukas 1 : 38), maka doa itu pasti akan dapat mengubah manusia, menyembuhkan dan menyelamaykan. Doa dengan sikap penyerhan diri seperti itu akan membantu kita sampai pada Hidup Sejati Dalam Allah, Bila kita diajak untuk berdoa bagi pertobatan orang-orang berdosa. Itu berarti kita berdoa pertama-tama untuk diri kita sendiri yang adalah juga orang berdosa agar kita mampu memperbaharui hidup dan bertobat, dan yang kedua kita berdoa untuk orang-orang lainya supaya bertobat dan kembali ke jalan Allah.<br />Berdoa Rosario untuk Pertobatan orang-orang berdosa hendaknya menjadi ujud yang tetap dan utama dalam setiap kali dan setiap hari kita ada kesempatan berdoa Rosario baik secara pribadi maupun dalam keluarga atau pun dalam kelompok dan komunitas.<br />Bila dipandang perlu, rumusan khusus tetang Doa Rosario Pertobatan yang disertai dengan permenungan khusus tentang misteri-misteri kehidupan Yesus, yang didoakan dengan cara meditif, dan telah banyak dipraktekan oleh berbagai kominitas religius dan awam, dapat pula dianjurkan dan digunakan untuk ini.<br />Adalah suatu kesempatan yang baik dan istimewa manakala kita dapat berdoa Rosaria untuk pertobatan orang berdosa dan untuk penghapusan siksa dosa, pada kesempatan Adorasi Sakramen Maha Kudus. Paus Pius XI pada tahun 1938, telah memberikan suatu indulgensi penuh kepada umat yang berdoa Rosario secara meditative dihadapan Sakramen Maha Kudus. (buku : Rosario, Sejarah dan Misteri Kuasanya – 2000)<br />Marilah kita bersama-sama sejak Tahun Rosario ini membangun tekad, untuk secara tetap dalam setiap kali berdoa Rosario memasukan ujud khusus ini. “ Rosario Bagi Pertobatan Orang Berdosa “ Jadikanlah Rosario Pertobatan sebagai suatau gerakkan bersama segenap umat Kotholik pecinta Rosario dimana saja.<br />Motto Komunitas : “ TIADA HARI TANPA ROSARIO PERTOBATAN. ”<br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh : Rm. Yosef Tarong Pr (+) , Jakarta 2003<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">BAB : III<br /></span>Ajakan dan Doa-doa Santo dan Santa.<br /><br />Padre PIO (Rotondo)<br />Kerendahan hati dan Pengabdian<br /><br />“ Allah yang mengabulkan permohonan, berpalinglah kepada-Nya<br />dan bukan mengucapkan terima kasih kepadaku “<br /><br />Ibu TERESA (Calcutta)<br />Wujud pertobatan harus nampak pada karya cinta kasih.<br /><br />Maka Ibu Teresa berpesan :<br />Bila Engkau memerlukan tanganku untuk melayani,<br />Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.<br />Bila Engkau memerlukan kakiku untuk mengunjungi mereka,<br />Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.<br />Bila engkau memerlukan suaraku untuk menghibur,<br />Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.<br />Bila Engkau memerlukan hatiku untuk mencintai,<br />Hari ini kuberikan kepada-Mu Tuhan.<br /><br />Santo Fransiskus Assisi (Assisi)<br />Jadikanlah aku pembawa damai<br /><br />Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai<br />Bila terjadi kebencian.<br />Jadikanlah aku pembawa cintakasih.<br />Bila terjadi pengfhinaan,<br />Jadikanlah aku pembawa kerukunan.<br />Bila terjadi kebimbangan,<br />Jadikanlah aku pembawa kepastian.<br />Bila terjadi kesesatan,<br />Jadikanlah aku pembawa kebenaran.<br />Bila terjadi kecemasan,,<br />Jadikanlah aku pembawa harapan.<br />Bila terjadi kesedihan,<br />Jadikanlah aku sumber kegembiraan.<br />Bila terjadi kegelapan,<br />Jadikanlah aku pembawa terang.<br /><br />Tuhan semoga akau lebih ingin menghibur daripada dihibur,<br />Memmahami daripada dipahami,<br />Mencintai daripada dicintai,<br />Sebab dengan memberi aku menerima,<br />Dengan mengampuni aku diampuni,<br />Dengan mati suci, aku bangkit lagi untuk selama-lamanya.<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri dan Team : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 2003<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;"><span style="color:#3333ff;">BAB : IV</span><br /></span>A. Biblis yang mengilhami<br />Rosario Pertobatan<br />Dan Komunitas.<br /><br />Siapa Komunitas Rosario Pertobatan :<br /><br />…… lalu Ia berkata kepadanya : “ Ikutilah Aku, maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia, kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus : “Mengapa Gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?<br />Yesus mendengarnya dan berkata : “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti Firman ini. Yang Kuhendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku dating bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. “<br />(Matius 9 : 9-13)<br /><br />Marilah kepada-Ku, semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.<br />Pikulah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, Karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.<br />(Matius 11 : 28-30)<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri dan Team : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 2004 (buku Siapa KRP)<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">Lanjutan BAB : IV<br /></span>B. Semangat Karya, Pelayanan dan Hidup<br />Komunitas Rosario Pertobatan<br /><br />Arti dan Makna PIN Kerasulan<br />Komunitas Rosario Pertobatan (KRP)<br /><br />1. SALIB = AKU “ haus “ terhadap jiwa sesame dan jiwamu (Yoh 19 : 28)<br /><br />2. HATI = HATI tertusuk SALIB SUCI (Luk 2 : 35) Kedua Hati yang dipersatukan oleh Allah.<br /><br />3. TERTUSUK = SALIB yang PUTUS (Luk 1 : 38)<br />“Terjadilah padaku menurut perkataanmu karena aku hamba Tuhan” - “FIAT”<br /><br />4. MERAH = DARAH KU yang ditumpahkan bagi banyak orang/semua orang (Mrk 14 : 24)<br />“ Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang “<br /><br />5. KUNING = EMAS (Mat 2 : 11) Persembahan ke tiga raja majus dari timur.”…. Emas, Kemenyan dan Mur….” Yang merupakan Persembahan Hidup, Milik dan Doa kita.<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2005<br /></span></em><br /><span style="color:#3333ff;"><span style="font-size:130%;">Lanjutan BAB : IV</span><br /></span>C. Spiritual Karitas KRP<br />Komunitas Rosario Pertobatan<br /><br />Semboyan KRP :<br /><br />“ Perisaimu - Kitab Suci “<br /><br />“ Pedangmu – Salib Kristus “<br /><br />“ Pakaian hati imanmu – Bunda Maria “<br /><br />Kenakanlah mahkotamu – Pertobatan, Kerendahan hati dan Pengabdian “<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri dan Team : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 2004 (buku Siapa KRP)<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">Lanjutan BAB : IV<br /></span>D. Selayang pandang perjalanan<br />Doa Rosario Pertobatan menjadi<br />Komunitas Rosario Pertobatan (KRP)<br /><br />“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup,<br />Tidak ada seorangpun yang dating kepada Bapa,<br />Kalau tidak melalui Aku”<br />(Yoh 14 : 6)<br /><br />Doa ini mulai diperkenalkan 9 Januari 1999 di Mekar Sari (Cimanggis), awalnya doa pribadi yangtumbuh berkembang dari tahun 1996 dan tahun 1999 menjadi sebuah Kelompok Doa SR (Serikar Rosario) dengan beranggotakan 12 orang. Kemudian berkembang menjadi SRK (Serikat Rosario Kudus) yang berdevosi kepada Kedua Hati Kudus ( Hati Kudus Yesus dan Hati Bunda Maria yang Tak berNoda). Ini dasar doa-doa menjadi merupakan kekhasan kelompok SRK. Dan anggota kelompok SRK pun seiring dengan waktu semakin berkembang dan bertambah luas (anggotanya menjadi beragama lain/ non Katholik, Biarawan/Biarawati dsb)<br /><br />Setiap anggota SRK berkewajiban mengikuti MIsa Jumat Pertama dan Sabtu Pertama,<br />Disarankan Pantang dan Puasa setiap hari Rabu (mengenang Rabu Abu) dan Jumat (mengenang Jumat Agung).<br />Dan bagi mereka yang ingin masuk lebih dalam Pelayanan Kerasulan Awam wajib mengikuti Misa Imamat pada setiap Kamis Putih (Triduum).<br /><br />Pada tanggal 28 September 2003, Doa Rosario Pertobatan diterima oleh Lembaga Gereja (Marian Center Indonesia) melalui Moderatornya Rm. Yosep Tarong Pr (Vikjen Ruteng), sekaligus dengan kelompoknya, yang dianugerahi menjadi “ Komunitas “ yang berkedudukan di<br /><br /><span style="color:#ff0000;">KOMUNITAS ROSARIO PERTOBATAN PUSAT<br />“Griya Hening”<br />jl: M. Kahfi II No 2, Rt 003/Rw05,<br />Cipedak, Jagakarsa,<br />Jakarta-Selatan 12630.<br />Indonesia<br />Telp/Fax : (021) 787-4780.<br />Dan (021) 727-0885.<br /></span><br /><br /><span style="color:#ff0000;"><em>Mulai tahun 2004, kami bekerjasama dengan Marian Center Indonesia dalam pelayanan karitatif komunitas basis ikut memriahkan pelayanan setiap hari Jumat Pertama di MCI dan di Pusat.<br /></em></span><br /><em><span style="color:#ff0000;">Tahun 2006, kami menerima Pandel Komunitas dari MCI menjadi salah satu “ Laskar Bunda Maria “<br /></span></em><br /><em><span style="color:#ff0000;">Tahun 2007, setelah meninggalnya (Mei) <strong>Rm. Yosep Tarong Pr</strong> (Yang Berbahagia), kami anggota mendedikasikan dan mengangkat beliau sebagai <span style="color:#3333ff;"><strong>“Bapak Pendiri Komunitas Rosari Pertobatan.”</strong></span> Serta mengakat <strong>Ibu Cicilia Maria Prayuni Witono</strong> sebagai <strong><span style="color:#3333ff;">“Ibu Komunitas”</span></strong> atas segala jasa dan pengorbanan selama 10 tahun.<br /></span></em><br /><em>Tahun 2008, kami membuat Direktorium Komunitas Rosario Pertobatan seperti yang tertera pada bab-bab ini dan kamipun ingin sadar akan kebutuhan Pewartaan yang dinamis maka di tahun yang sama kami telah memiliki </em><br /><em></em><br /><em>Situs Blogger</em><br /><a href="http://www.krpertobatan.blogspot.com/">http://www.krpertobatan.blogspot.com/</a> (Komunitas),<br /><a href="http://www.doasepanjangabad.blogspot.com/">http://www.doasepanjangabad.blogspot.com/</a> (Doa-doa Gereja yang popular), dan<br /><a href="http://www.maria-bunda-gereja.blogspot.com/">http://www.maria-bunda-gereja.blogspot.com/</a> dan <span class="Apple-style-span" style=""><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(255, 255, 0);">http://mariabundagereja.multiply.com/</span></span><div>(Khusus mengenai Bunda Maria).<br /><br />Semoga Ruang Maya yang kami kembangkan ini dapat dimanfaatkan oleh semua phihak dan ikut dalam pencangan 2000 Tahun Saulus (St. Paulus) Rasul oleh Paus Benedictus XVI di tahun 2008 sampai 2009.<br /><br />Doa Rosario Pertobatan sudah menyebar ke Mancanegara (Autralia, Amerika, Eropa dan Asia).<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2007-2008<br /></span></em><br /><span style="color:#3333ff;"><span style="font-size:130%;">Lanjutan BAB : IV</span><br /></span>E. Struktur Organisasi Kedalam KRP<br /><br />Marian Center Indonesia<br /><br />1. Dewan Penasehat Komunitas (DPKom)<br />( MCi, Ibu Komunitas, Wakil Sesepuh Anggota dan Pendiri)<br /><br />2. Dewan Penasehat Kerasulan (DPK)<br />( Mereka yang sudah berkeluarga, mewakili satu Komunitas,<br />Terdiri dari beberapa orang dan dengan seorang pimpinan)<br /><br />3. Pimpimnan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)<br />( Sekretaris Komunitas Pelaksana Harrian - dibantu oleh dua orang Sekretaris Umum Komunitas dan Bendahara Komunitas) (SKPH)-(SUK)-(BK)<br /><br />5. Komisi Kerasulan Harian (K2H) (Tergantung dari kebutuhan dapat tetap<br />dan tidak selamanya)<br /><br />6. Anggota (Kerasulan Awam dan Kelompok)<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2008<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">Lanjutan BAB : IV</span><br />F. Tanda-tanda yang dimiliki KRP<br /><br />1. Tempat Doa (Grotto St. Mikhael)<br /><br />2. Pandel dan Pins Kerasulan (untuk semua anggota)<br /><br />3. Buku “ Siapa KRP ”<br /><br />4. Reflet warna biru isi Kunci Doa Rosario Pertobatan yang di keluarkan oleh MCI<br /><br />5. Lembaran “ Doa Rosario Pertobatan “ di sahkan berdasarkan Kunci.<br /><br />6. Seragam (Hitam untuk Krawam dan Putih untuk Kelompok)<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2008<br /></span></em><br /><span style="color:#3333ff;"><span style="font-size:130%;">Lanjutan BAB : IV</span><br /></span>G. Kegitan KRP<br /><br />1. Pertemuan satu kali pada minggu terakhir setiap bulan di “ Griya Hening “<br />Pusat Dunia Sekretariat dan Pelayanan.( sejak Agustus 1999)<br /><br />2. Ziarah batin bersama setiap tanggal 13 – Mei sampai Oktober,<br />di “ Gembala Baik “; Jatinegara – Jakarta.<br /><br />3. Misa bersama di MCI atau di Pusat (“ Griya Hening “)<br />setiap Jumat Pertama.( sejak Oktober 2003)<br /><br />4. Pesta tahunan setiap tanggal 28 September, memperingati hari<br />di terima oleh Gereja melalui MCI.<br /><br />5. Pertemuan Keluarga Besar Komunitas, setiap minggu ke tiga<br />bulan Agustus pesta awal pelayanan Komunitas. (sejak 25 Agustus 1999)<br /><br />6. Menghadiri dan Berkaul setiap Misa Kamis Putih dalam Misa Krisma<br />dan Pembaharuan Imamat, hanya bagi anggota yang merasa terpanggil dan wajib bagi mereka yang sudah menjadi Kerawam KRP.<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono 2007</span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#3333ff;">BAB : V</span><br />Doa Rosario Pertobatan<br /><br />“ Yesus memeberitakan Kerajaan Allah dan Menyerukan pertobatan “ (Mat 4 :23)<br />Peristiwa Cahaya ke Tiga.(RVM 2002)<br /><br />Semua di awali dengan Meditasi,<br />Mempersiapkan lahir dan batin kita sambil mengingat dan merenung hidup,<br />Menilik atas dosa dan pelanggaran kita,<br />(bila mungkin adakan terlebih dahulu rekonsiliasi baik lisan/batin,<br />Bila orang tersebut tidak ada) dan<br /><br />Catatan : Terpujilah Komunitas Rosario Pertobatan<br />“Terpujilah kepada Hati Kudus Yesua dan<br />Hati Bunda Maria Yang Tak Bernoda,<br />Untuk selama-lamanya, Amin.<br /><br /><br />(Keterangan diawali Doa Pembuka)<br /><br />+ Tanda kemenangan<br /><br />Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin.<br /><br />(Doa pembuka / pengantar dan tidak wajib)<br /><br /><em><span style="color:#ffff00;">Ya, Allah Tritunggal Yang Mahakudus,<br />Kami serahkan jiwa-raga, akal budi<br />Dan dengan segala kekurangan kami kepada-Mu,<br />Ya, Allah ampunilah kami orang yang berdosa,<br />Baik pikiran, perkataan, perbuatan maupun hati kami.<br /><br />Ya, Bunda maria,<br />Kami serahkan jiwa-raga ke dalam kerahiman-Mu,<br />Jadikanlah kami putra-putri-Mu seturut citra Allah,<br />Ya, Bunda Maria, tuntunlah kami anak-anak-Mu,<br />Agar tidak tersesat dalam hidup kami.<br /><br />Ya, Allah Bapa,<br />Engkau perlindunganku,<br />Turunkanlah Terang dan Kebenaran-Mu,<br />Supaya menjadi penuntunku,<br />Untuk mengantar aku ketempat tinggal-Mu yang Kudus,<br />Aku sendiri mengasihi Engkau sepenuhnya,<br />Akan kutepati kaulku untuk memenuhi Sabda-Mu.<br /><br />Bapa Yang Kudus penuh Kerahiman,<br />aku menyadari kesalahanku, dosa-dosaku,<br />kasihanilah aku, karena kuasa dagingku yang terlalu lemah,<br />Dalam kebaikan dan kemesraan-Mu yang besar,<br />Ampunilah dosa-dosaku,<br />Murnikanlah aku,<br />Tuhan Yesus Kristus, Juruslamatku.<br />Perbaharuilah aku,<br />Jadikanlah rohku setia kepada-Mu,<br />dan bekehendak baik,<br />aku mempersembahkan kehendakku,<br />sambil menyerahkan diri sepenuh hati,<br />ke dalam tangan-Mu yang Kudus.<br /><br />Ya, Roh Kudus,<br />Berikanlah kepada kami kekuatan dan,<br />Pertolongan rahmat-Mu agar,<br />Dapat benar-benar bertobat dengan sepenuh hati dan,<br />Merubah hidup menurut Sang Sabda, Yesus Kristus.<br /><br />Ya, Roh Kudus,<br />Turunlah atas kami untuk memperbaharui kami,<br />Penuhilah jiwa kami dengan kasih-Mu,<br />Beristirahatlah dalam jiwa kami yang tersiksa,<br />Sambil memberi kami damai.<br />Naungilah kami dengan sayap-Mu dan,<br />Lindungilah kami dari segala yang jahat,<br />Jadikanlah kami rendah hati,<br />Tuntunlah kami dengan terang-Mu,<br />Supaya kami mampu melihat keinginan-keinginan-Mu,<br />Lalu dapat memnuhinya.<br /><br />Ya, Roh Kudus,<br />Tambahkanlah dalam hati kami,<br />Iman, Cinta Kasih dan Pengharapan,<br />Kepada Allah Yang Mahakudus.<br /><br />Ya, Roh Kudus,<br />Bantulah kami agar dapat bertobat dengan benar,<br />Seturut kehendak Allah Bapa,<br />Dengarkanlah pertobatan kami ini dan,<br />Sertailah dalam kehidupan kami,<br />Sampai akhir hidup kami.<br />Amin.<br /></span></em><br />(Keterangan Masuk Doa Rosario Peristiwa Sedih)<br /><br />Syahadat<br />Kemulyaan…….; Terpujilah……*<br /><br />Doa : Bapa kami…..<br />Salam, Putri Allah Bapa.<br />Salam Maria…..<br />Salam, Bunda Allah Putra.<br />Salam Maria…..<br />Salam, Mempelai Allah Roh Kudus.<br />Salam Maria…..<br /><br />Kemulyaan…….; Terpujilah……*<br /><br />Perhatian :<br />(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)<br />Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *<br /><br /><br /><strong>Peristiwa pertama :</strong><br /><br /><span style="color:#ff0000;">“Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di Surga dalam sakratul maut”</span><br />(Luk 22 : 39-46)<br /><br />(hening sejenak)<br /><em><span style="color:#ff0000;">Ya, Yesus Kristus,<br />Engkau, telah dibawa dalam sakratul maut,<br />karena dosa-dosa kami dan,<br />sampai saat inipun,<br />kami selalu melakukannya karena,<br />perbuatan dosa-dosa kami,<br />yang masih selalu kami perbuat.<br /><br />Ya, Allah Bapa, karena kasih-Mu kepada kami,<br />Maka Engkau rela mengorbankan Putra-Mu,<br />Terkasih di kayu salib,<br />Demi menebus dosa-dosa kami.<br /></span></em><br />……(hening sejenak)……<br /><em><span style="color:#33ff33;">Ya, Tuhan Yesus Kristus,<br />Kasihanilah kami orang berdosa ini. Amin.<br /></span></em><br />Bapa Kami.... + 10 x Salam Maria….<br />….(selama berdoa merenungkan peristiwa sengsara Yesus)…<br /><br /><em><span style="color:#3333ff;">Ya, Yesus Kristus yang amat baik hati,<br />Ampunilah segala dosa kami,<br />Lindungilah kami dari api neraka,<br />Hantarkanlah segala jiwa ke dalam Surga,<br />Terlebih jiwa yang sangat memerlukan kesayangan-Mu.<br /></span></em><br />Kemulyaan…..; Terpujilah…..<br /><br /><br /><strong>Peristiwa kedua :</strong><br /><br />“Yesus didera ”<br />(Yoh 19 : 1)<br /><br />(hening sejenak)<br />Ya, Yesus Kristus,<br />Engkau telah didera<br />karena dosa-dosa kami dan,<br />sampai saat inipun,<br />kami masih selalu melakukannya karena,<br />perbuatan dosa-dosa kami,<br />yang masih selalu kami perbuat.<br /><br />Perhatian :<br />(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)<br />Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *<br /><br /><strong>Peristiwa ketiga :<br /></strong><br />“Yesus dimahkotai duri ”<br />(Yoh 19 : 2)<br /><br />(hening sejenak)<br />Ya, Yesus Kristus,<br />Engkau telah dimahkotai duri,<br />karena dosa-dosa kami dan,<br />sampai saat inipun,<br />kami masih selalu melakukannya karena,<br />perbuatan dosa-dosa kami,<br />yang masih selalu kami perbuat.<br /><br />Perhatian :<br />(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)<br />Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *<br /><br /><strong>Peristiwa keempat :<br /></strong><br />“Yesus memanggul salib-Nya ke Gunung Kalvari ”<br />(Yoh 19 : 17)<br /><br />(hening sejenak)<br />Ya, Yesus Kristus,<br />Engkau telah memanggul salib,<br />karena dosa-dosa kami dan,<br />sampai saat inipun,<br />kami masih selalu melakukannya karena,<br />perbuatan dosa-dosa kami,<br />yang masih selalu kami perbuat.<br /><br />Perhatian :<br />(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)<br />Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *<br /><br /><strong>Peristiwa kelima :<br /></strong><br />“Yesus wafat di salib ”<br />(Luk 23 : 44-49)<br /><br />(hening sejenak)<br /><br />Ya, Yesus Kristus,<br />Engkau telah disalaibkan hingga wafat,<br />karena dosa-dosa kami dan,<br />sampai saat inipun,<br />kami masih selalu melakukannya karena,<br />perbuatan dosa-dosa kami,<br />yang masih selalu kami perbuat.<br /><br />Perhatian :<br />(masuk peristiwa-peristiwa ada doa yang diulang-ulang dari…)<br />Ya, Allah Bapa….. sampai, Terpujilah….. *<br /><br />Ya, Bunda Gereja,<br />Bunda Maria yang tak Bernoda,<br />terimalah misteri keselamatan oleh Putr-Mu,<br />yang kami deraskan sebagai tanda rasa penyesalan,<br />pertobatan dan mohon pengampunan serta,<br />Penyerahan hati kami,<br />kepada-Nya.<br /><br />Amin.<br /><br />(Keterangan diakhiri doa adorasi kepada Hati Kudus Yesus)<br /><br />Persembahan kepada Hati Kudus Yesus<br /><br /><em><span style="color:#3333ff;">Hati Kudus Yesus,<br />Datang dan kuasailah aku sepenuhnya,<br />Supaya gerak batin-Mu menjadi gerak batinku,<br />Keinginan-Mu menjadi keinginanku,<br />Kata-Mu menjadi kataku,<br />Pikiran-Mu menjadi pikiranku,<br />Lalu izainkalah akau menusup,<br />Kedalam tempat terdalam Hati-Mu yang Kudus,<br />Tiadakanlah aku sepenuhnya.<br /><br />aku (……. sebutkan nama anda)<br />akan menyembah Hati-Mu yang Kudus,<br />dalam kedalaman hatiku,<br />aku berjanji mengabdi Hati-Mu yang Kudus,<br />dengan batin yang berkobar.<br />Aku akan mengabdi Engkau,<br />Dengan semangat lebih bergairah daripada sebelumnya.<br />Aku lemah tetapi aku tahu,<br />Bahwa kekuatan-Mu akan menopang aku,<br />Jangan mengizinkan Engkau hilang dari pandanganku,<br />Jangan pula membiarkan hatiku melayang kemana-mana.<br /><br />aku (…….) hanya akan mencari didi-Mu dan<br />merindukan Dikau saja.<br /><br />Hati Kudus Yesus,<br />Bantulah aku,<br />Menolak segala sesuatu yang berlawanan,<br />Dengan kekudusan-Mu dan pastikanlah,<br />bahwa saingan apapun tidak tersisa dalam diriku lagi.<br /><br />Mulai hari ini, kuatkanlah ikatan kasih,<br />yang telah Kau lilitkan kepadaku dan<br />buatlah diriku haus akan kasih-Mu.<br /><br />Hati Kudus Yesus,<br />jangan tunda,<br />datanglah dan bakarlah seluruh diriku,<br />dengan nyala kasih-Mu yang berkobar.<br />Apapun yang akan kulakukan,<br />Mulai sekarang akan kulakukan,<br />hanya demi kepentingan-M dan<br />Kemulyaan-Mu,<br />bukan demi diriku.<br /><br />aku (……) mempersembahkan hidupku kepada-Mu dan<br />mulai hari ini aku siap menjadi budak kasih-Mu,<br />korban kehendak-Mu yang berapi-api dan<br />sengsara-Mu berkat bagi Gereja-Mu dan<br />pelipur jiwa-Mu.<br /><br />Buatlah diriku membekaskan tanda-tanda penyaliban-Mu,<br />dalam kepahitan yang akan kualami,<br />menghadapi ketulian jiwa-jiwa dan<br />menyaksikan kejatuhan mereka,<br />biarlah jiwaku mengalaminya.<br /><br />Hati Kudus Yesus,<br />jangan bebaskan aku dari salib-Mu,<br />seperti Bapa tidak membebaskan Engkau,<br />biarlah mataku, pikiranku dan kehendakku,<br />menjadi tawanan Hati-Mu yang Kudus,<br />aku tidak layak dan<br />aku tidak berhak apapun,<br />tetapi tolanglah aku,<br />mengamalkan persembahanku ini dengan setia,<br />tanpa jemu-jemu menyebut nama-Mu yang Kudus,<br />biarlah rohku menampik semuanya yang bukan diri-Mu.<br /><br />Hati Kudus Yesus,<br />Buatlah jiwaku mampu menanggung,<br />Lebih daripada sebelumnya,<br />Luka-luka Tubuh-Mu demi pertobatan jiwa-jiwa,<br /><br />aku (……) dengan sukarela<br />menyerahkan kehendakku kepada kehendak-Mu,<br />sekarang dan selama-lamanya, Amin.<br /><br />Ya, Bunda Maria<br />Sudi kiranya menerima persembahan,<br />Untaian Mahkota Mawar pertobatan kami,<br />Pelipur kedua hati Kudus yang terluka,<br />Dari putra-putri-Mu yang rapuh yang<br />selalu memerlukan pertolongan-Mu,<br />Engkaulah Bunda Pengantara kami,<br />Yang murah hati serta<br />Lemah lembut,<br />Amin.<br /></span></em><br /><em><span style="color:#ffff00;">Datanglah Roh Kudus,<br />Datanglah dengan kekutan perantaraan,<br />Hati santa perawan Maria yang tak Bernoda,<br />Mempelai-Mu yang tercinta,<br />Amin.<br /><br />Terjadilah menurut kehendak-Mu,<br />Ya, Allah Bapa sebab,<br />Engkaulah Raja Yang Mulia dan<br />Berkuasa untuk selam-lamanya,<br />Amin<br /></span></em><br />+Dalam Nama Bapa dan Putr dan Roh Kudus, Amin.<br /><br /><br /><em><span style="color:#ff6600;">Disusun (dari doa pribadi) oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Jakarta 1996-1999<br /></span></em><br /><span style="color:#3333ff;"><span style="font-size:130%;">BAB : VI</span><br /></span>A. Susunan Struktur,<br />B. Syarat-Peraturan-Keterangan dan<br />C. Nama-nama Anngota<br />(E. Struktur Organisasi KRP)<br /><br />Untuk Periode I (28 September 2008 – 28 September 2013)<br /><br />Susunan Struktur Hirarki dan Organisasi<br /><br />A. Susunan Struktur.<br />B. Keterangan – Syarat – Tugas dan Kewajiban.<br />C. Nama-nama Anngota<br /><br />A. Susunan Struktur Hirarki, Organisasi dan Nama-nama<br />1. Gereja (Diosesan-KAJ)<br /><br />2. Moderator Marian Center Indonesia(seorang / beberapa orang romo)<br /><br />3. Dewan Penasehat Komunitas (DPKom)<br />(Empat Dewan Kehormatan sebagai)<br />Marian Center Indonesia<br />Ibu. Tress Emir.(Ketua Yayasan dan Pelaksana Harian MCI)<br />Ibu. C. M Witono Prayuni.(Ibu Komunitas)<br />Ibu. Slamet.(Wakil Sesepuh Perintis)<br />Sdr. Bonifasius Harso Laksono.(Pendiri Kelompok dan Doa KRP)<br /><br />4. Dewan Penasehat Kerasulan (DPK)<br />Ketua Dewan : Bp. Jairus.<br />Anggota-anggota :<br /><br />5. Pimpinnan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)<br />Pimpinan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)<br />Sdr. Bonifasius Harso Laksono.<br />Didampingi :<br />Sdri. Erni.<br />Sekertaris Komunitas Pelaksana Harian (SKPH) :<br />Sdri. Yulianna.<br />Sekretaris Umum Komunitas (SUK) :<br />Sdri. Marchela.<br />Bendahara/i Komunitas (BK):<br />Sdri. Maria.<br /><br />6. Komisi Kerasulan Harian (K2H)<br />(Tergantung dari kebutuhanuntu Subid, dapat tetap dan tidak)<br />Kordinator : Sdr. Felix.<br />Dibantu : Sdr. Badiah.<br />nggota-anggota. (Subid)<br /><br />7. Cabang-cabang dan Anggota<br />(Kerasulan Awam dan Kelompok)<br /><br />B. Keterangan – Syarat – Tugas dan Kewajiban.<br /><strong>1. Hirarki tertinggi adalah Gereja</strong><br />(diosesan - KAJ)<br /><strong></strong><br /><strong>2. Marian Center Indonesia<br /></strong>(Moderator)<br /><strong></strong><br /><strong>3. Dewan Penasehat Komunitas (DPKom)</strong><br />(Anggota tetap)<br />a. Moderator atau Wakil dari Marian Center Indonesia.<br />b. Sebagai - Ibu Komunitas Kehormatan.<br />c.Sebagai - Anggota Dewan Pembina Kehormatan.<br />d.Sebagai - Anggota Dewan Wakil Anggota Kehormatan.<br />e.Sebagai - Pendiri Kehormatan.<br /><strong></strong><br /><strong>4. Dewan Penasehat Kerasulan (DPK)</strong><br />(Beranggotakan dua belas orang - terdiri sari enam bapak dan ibu)<br />Pimpinnan / Wakil.<br />Anggota-anggota.<br /><br />A. Ketentuan Jabatan DPK :<br />a. Pimpinan Ketua dipilih oleh para anggota Dewan.<br />b. Anggota dari wakil-wakil Cabang - Setelah melalui musyawarah cabang.<br />c. Setiap Cabang hanya dapat mengajukan tiga orang dan berimbang - Tidak melebihi Korum dua belas orang.<br />d. Masa jabatan lima tahun.<br /><br />B. Persyaratan Anggota DPK :<br />a. Sudah berkeluarga dan dituakan atau ditokohkan oleh anggota-anggota cabang atas kesepekatan bersama.<br />b. Bersedia untuk ikut memantau Komunitas Rosario Pertobatan<br />c. Memberi masukan kepada Komunitas melalui Sekretaris Komunitas Pelaksana Harian atau diwakilkan kepada yang berhak.<br />d. Dapat mengundurkan diri oleh kehendak pribadi.<br />e. Bila tidak memenuhi Korum maka Cabang bersangkutan yang berhak mengisi - Kecuali tidak ada calon maka dapat diusulkan dari cabang yang lain.<br /><br />C. Tugas dan Kewajiban DPK :<br />a. Mengadakan pertemuan satu kali dalam kurun waktu satu tahun.<br />b. Bersedia untuk memberi masukan bila diperlukan.<br />c. Menjadi Pembina dan juga Pewarta.<br />d. Ikut aktif di cabang masing-masing.<br /><br /><strong>5. Pimpinnan Komunitas Rosario Pertobatan Pusat (P2KRP)<br /></strong>1. Pimpinan dan Pendamping.<br />2. Sekretaris Komunitas Pelaksana Harian.<br />3. Sekretaris Umum Komunitas.<br />4. Bendahara/i<br /><br />A. Ketentuan Jabatan (P2KRP) - (SKPH) - (SUK) dan (BK) :<br />1. Pimpinnan (Pendiri) Pusat Komunitas Rosario Pertobatan selamanya atau karena keinginan dari yang bersangkutan.<br />a. Pendamping dipilih oleh Pendiri.<br />b. (Keadaan Khusus/Spesial) (P2KRP) Bila dikemudian hari terjadi Pengunduran diri maka Jabatan akan ini diserahkan kepada Maria Center Indonesia sebagai Moderator dan Pembina - Sampai mendapatkan pengganti yang akan dipilih, ditunjuk dan ditentukan oleh MCI bersama Gereja.<br />2. Sekretaris Komunitas Pelaksana Harian (SKPH)<br />Dipilih untuk satu Periode ( lima tahun ) oleh "Musyawarah" - DPKom dan DPK<br />- Setelah sebelumnya dicalonkan oleh "Musyawarah" - K2H dari hasil pemilihan atau usulan anggota-anggota Komunitas Rosario Pertobatan.- Dan direstui oleh P2KRP.<br />3. Sekretaris Umum Komunitas (SUK) dipilih oleh SKPH melalui restu P2KRP<br />- Setelah diajukan oleh K2H- Syarat utama dapat bekerjasama dengan Sekretaris Pelaksana Harian.<br />4. Bendahara/i Komunitas (BK) dipilih oleh kesepakatan antara SKPH dan SUK.<br />- (SKPH – SUK dan BK) Masa jabatan lima tahun (Max 2x)<br /><br />B. Persyaratan SKPH dan SUK :<br />a. Harus sudah berkeluarga.<br />b. Disarankan diatas empat puluh tahun.<br />c. Tidak berpihak pada salah satu Cabang.<br />d. Tidak tersangkut Hukum Pidana atau Perdata.<br /><br />C. Tugas dan Kewajiban SKPH dan SUK :<br />a. Mewakili Komunitas pada Acara-acara Resmi.<br />b. Menjadi Moderator Komunitas.<br />c. Menjadi Fasilitator Komunitas.<br />d. Mengawasi dan Memantau jalannya roda Komunitas.<br />d. Menjadi Notulen dan Pelaksana Harian.<br />e. Melaporkan secara tertulis hasil-hasil kepada DPKom, DPK dan P2KRP.<br />f. Harus dapat Bekordinasi dan Bekerjasama dengan K2H.<br /><br /><strong>6. Komisi Kerasulan Harian (K2H)<br /></strong>Dipimpin oleh seorang Kordinator (KorK2H)<br />Didampingi oleh Kordinator Pembantu (WaK2H).<br />Subid. (Subid)<br /><br />A. Ketentuan Jabatan:<br />1. Kordinator Komisi Kerasulan Harian (KorK2H) dan (WaK2H)<br />- Dipilih untuk selama tiga tahun (max 2X).<br />- Melalui "Musyawarah" Anggota Komunitas Rosario Pertobatan (MusKRP)- Dapat diterima dan bekerjasama dengan SKPH.<br />- Diketahui oleh P2KRP.<br />2. Subid<br />- Dipilih oleh MusKRP<br />- Diterima dan dapat bekerjasama dengan Kordinator K2H.<br />- Diketahui oleh SKPH<br /><br />B. Persyaratan Kordinator (KorK2H) dan Wakil (WaK2H)<br />a. Harus sudah berkeluarga.<br />- Tetapi tidak berlaku bagi WaK2H dan Subid<br />b. Disarankan diatas empat puluh tahun.<br />- Tetapi tidak berlaku bagi Wakil K2H dan Subid<br />c. Tidak berpihak pada salah satu Cabang.<br /><br />C. Tugas dan Kewajiban K2H<br />Kordinator, Wakil dan Subid<br />a. Mengkordinir tugas-tugas yang diputuskan oleh P2KRP melalui SKPH.<br />b. Membantu melaksanakan tugas-tugas harian SKPH dan SUK.<br />c. Menyediakan Sarana dan Prasarana kebutuhan Komunitas.<br />d. (KorK2H dan WaK2H) Memantau pekerjaan yang dilaksanakan oleh Subid.<br /><br /><em><span style="color:#ff0000;">Semua Jabatan dan Tanggung-Jawab, dapat dibatalkan atau diberhentikan karena "Terkena Sangsi Hukum Pidana atau Perdata atau yang sejenisnya.</span></em><br /><br /><strong><span style="color:#66ffff;">Keterangan : Struktur Organisasi ini mulai berlaku 28 September 2008 - untuk I Periode Lima Tahun 2008-2013 </span></strong><br /><strong><span style="color:#66ffff;"><br /></span></strong><em><span style="color:#ff6600;">Disusun oleh Pendiri : Bonifasius Harso Laksono, Bandung 2008</span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">e-mail :</span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">Komunitas - </span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"><a href="mailto:krpertobatanindonesia@yahoo.co.id">krpertobatanindonesia@yahoo.co.id</a></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">Pelayanan - </span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"><a href="mailto:grt.stmikhael@yahoo.co.id">grt.stmikhael@yahoo.co.id</a></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">Khusus Bunda Maria - </span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"><a href="mailto:bharsolaksono@rocketmail.com">bharsolaksono@rocketmail.com</a> dan <a href="http://www.mariabundagereja.multiply.com/">http://www.mariabundagereja.multiply.com/</a></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">Doa - doasepanjangabad - </span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"><a href="mailto:doasepanjangabad@yahoo.co.id">doasepanjangabad@yahoo.co.id</a></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">e-mail :</span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;">Pendiri Komunitas : <a href="mailto:nharsolaksono@yahoo.co.id">nharsolaksono@yahoo.co.id</a></span></em><br /><em><span style="color:#ff6600;"></span></em></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(255, 102, 0); font-style: italic;"><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(255, 255, 0);">Perhatian kepada semua kalayak bahwa KRP tidak memiliki Cabang, semua hanya anggota dan itu juga telah mendaftarkan langung serta diketahui oleh KRP Pusat dan MCI.</span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(255, 255, 0);">Terima Kasih atas perhatiannya.</span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(255, 255, 0);">Pimpinan Komunitas Pusat.</span></span></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-15281992137016190762008-09-02T14:12:00.004+07:002008-09-03T09:26:22.060+07:00Peran Maria dalam pertobatan.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM7byLfbcvIYTUAQ23rfZJpnOHCC4qXyVmUpS3tDRW-NLqrAHMWZpVofwAgk-2DoLG1AlrmozKjBK4k0Xlt6JiNn-GqFiIiEt0TxsQ3r5FQrMA4oyPD9ev6vlJeEf5Q5CwWFILPUyzcWQ/s1600-h/corazones_jesus_maria[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241320438083430162" style="CURSOR: hand" height="462" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM7byLfbcvIYTUAQ23rfZJpnOHCC4qXyVmUpS3tDRW-NLqrAHMWZpVofwAgk-2DoLG1AlrmozKjBK4k0Xlt6JiNn-GqFiIiEt0TxsQ3r5FQrMA4oyPD9ev6vlJeEf5Q5CwWFILPUyzcWQ/s400/corazones_jesus_maria%5B1%5D.jpg" width="367" border="0" /></a><br /><br /><span style="color:#3366ff;"><span style="font-family:verdana;font-size:130%;"><br /><br /><br /><blockquote><span style="color:#3366ff;"><span style="font-family:verdana;font-size:130%;">Peran Maria dalam<br />pertobatan.</span><br /></span></blockquote></span></span><br /></span></span><em>Sharing : Harso Laksono.</em><br />Dalam prose pertobatan kita harus mempunyai kekuatan Rahmat Nya, maka kita harus selalu memohon agar dikarunai Rahmat Pertobatan. Terkadang kita lupa pangilan Tobat bukan hanya manusia sadar tetapi adalah gerakan Hati allah yang berbelas kasih kepada kita, Seandainya hanya karena mengandalkan kekuatan kita manusia maka hanyalah akan sia-sia belaka, karena jalan menuju Golgolta sangatlah terjal dan penuh dengan rintangan serta binatang buas.<br /><br />Maka langkah pertama kita harus membangun kebulatan hati dan perlahan kita masuk dalam Cinta Nya, tali itulah yang akan menuntun kita menapaki jalan ini. Ada seorang perantara yang ulung dan tangguh, karena beliau telah dipersiapkan untuk menjadi penolong yaitu Bunda Maria. Allah telah mengaruniakan segala Misteri dan Rahsia itu didalam Hatinya, dan hanyalah Bunda yang mengetahui Rencana itu. Kita dapat selalu memohonnya agar menyertai Perziarahan ini. Yesus pun sangat Mencintai dan Menggagumi ibu Nya, beliau sangat sadar bahwa melalui ibu Nya semua menjadi kenyataan. Demikian tentunya Allah Bapa sendiri yang telah menganugerahkan Harapan akan Kehidupan Baru, oleh sebab itu sangatlah tepat bila kita menatap Wajah Yesus di antar dan di temani oleh Sang Ibu Sejati.<br /><br />Semua ini telah terbukti dalam karya Keselamatan yang dialami oleh para Kudus, selalu beliau-beliau sangat mencintai Bunda Maria agar dalam menapaki tidak tersesat. Bunda Maria telah menyelesaikan Perziarahannya dengan sempurna baik sabagai ibu, murid dan jemaat, maka Imannya tak tertndingkan akan kesetiaan dan kekaguman terhadap Yesus Kristus Putra Allah yang pernah ia kandung. Kesatuan Roh, Daging dan Hati telah teruji ke agunggannya. Walau dalam tulisan-tulisan tidak nyata keutamaan yang dia miliki tetapi, kita tidak perlu ragu atas sapaan malaikat Gabriel kepada nya. Sebuah Meterai yang sangat indah dimana Allah telah memberi Gelar dan telah terucap oleh malaikat, sangat tepatlah bila kita memberi nama diatas segala nama Bunda Segala Ciptaan yang terbarkati.<br /><br />Di dalam Maria, Allah memberikan jalan Misteri sebuah Perjanjian Baru dan Kekal dimana ia menjadi sarana Tunggal, Mangandung dan di Tebus oleh Sang Putra Allah yang ia Kandung. Proses pemahaman ini hanya dapat hidup bila kita mengalami Kerahiman Illahi separti ia juga sebagai Ibu Kerahiman.<br /><br />Jauh sebelum dunia dijadikan Bunda Maria juga sudah ada di dalam Hati dan Kehendak Allah sendiri, kelemahan manusia yang adalah Daging sudah Baliau ketahui. Maka Maria pun telah disucikan dari Bisa Ular yang telah membawa kita kedalam Kematian tetapi melalui Hawa yang baru kita dibangkitkan bersama melalui Penebusan Sang Putra Allah. Melalui Jalan Kesetiaan, Kepatuhan dan Penyaliban Yesus lah semua di Tebus secara Mutlak.<br /><br />Tetapi kita adalah tetap manusia yang sangat lemah dan rapuh maka Yesus mengaruniakan sebuah Ekaristi agar apa yang telah diterima Nya juga diwariskan sebagai putr-putri Allah. Di dalam Ekaristi kita di persatukan kembali dalam Kasih Allah yang menciptakan kita semua, harganya pun sangat mahal karena sebuah Harga yang tak dapat dibandingkan dengan segala yang telah diciptakan oleh Nya.<br />Dan didalam Ekaristi pula mengalir dengan deras Darah dan Daging manusia melalui jalan yang melahirkan beliau yaitu Bunda Maria, maka tidak dapat dipisahkan peran Keselamatan dari keduanya. Sampai saat inipun getaran kedua hati ini sangatlah kuat, perziarahan kita selalu akan terwarnai dan diwarnai oleh peran Bunda Perantara Penebusan.<br /><br />Marilah kita masuk kedalam Misteri Wadah Perjanjian Baru di dalam Maria yang juga adalah Bunda Gereja yang serupa dengan kita manusia, Yesus sungguh Allah dan sungguh Manusia hanya tidak didalam Dosa Kelahirannya tetapi Allah yang memberikan Kasih Karunia ini sendiri.<br />Semoga kita mau semakin mendekati Maria untuk menuntun, mengarahkan dan mengantar kita semua kedalam Kerahiman Allahi malalui Keputraan Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati untuk menjadi Pembela dan Hakim di hadapan Allah Bapa kita semua.<br /><div align="center"><br /><span style="font-family:verdana;color:#3366ff;">Doa Salam Maria.<br /></span><br /><span style="color:#3366ff;"><em>Salam Maria, </em></span></div><div align="center"><span style="color:#3366ff;"><em>penuh rahmat Tuhan serta mu.<br />Terpujilah engkau di antara wanita,<br />Dan Terpujilah buah tubuhmu Yesus.<br />Maria, Bunda Allah<br />Doakanlah kami, </em></span></div><div align="center"><span style="color:#3366ff;"><em>orang yang berdosa ini,<br />Sekarang dan pada waktu kami mati.<br />Amin.</em></span></div><div align="center"><br /></div>"BERTOBATLAH KERAJAAN ALLAH TELAH DEKAT DAN PERCAYA PADA INJIL"Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-19811154278049173412008-09-02T09:56:00.002+07:002008-09-03T09:24:31.712+07:00Pertobatan Saulus.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTtwok-V8WGAWmQkd810GbqmngG-YOkrI-OvCgaBN0Tw7NFnZrYDxuj1lGyr2Ee5JsFeD786JdDH5SJlzwWbC9bpi5fAKKo7mV3_v9kvxB3gQiNnsNMEO8GzqB3s8x50fS1FdrZHaqLqk/s1600-h/foxe008[1].gif"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5241253883998158978" style="CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTtwok-V8WGAWmQkd810GbqmngG-YOkrI-OvCgaBN0Tw7NFnZrYDxuj1lGyr2Ee5JsFeD786JdDH5SJlzwWbC9bpi5fAKKo7mV3_v9kvxB3gQiNnsNMEO8GzqB3s8x50fS1FdrZHaqLqk/s400/foxe008%5B1%5D.gif" border="0" /></a><br /><span style="font-family:verdana;font-size:130%;"><div><br /></div><blockquote><span style="font-family:verdana;font-size:130%;">Pertobatan Saulus.</span><br /></blockquote></span><div><br /><em>Sharing : Harso Laksono.</em></div><div>Pertobatan Saulus adalah sebuah proses pretobatan yang di rahmati oleh Allah sendiri melalui Kristus Yesus, dimana dari menentang menuju sebuah kesatuan yang sejati.<br />Cermin spiritual Saulus saat ini sangat tepat ditawarkan kembali dalam dunia yang sangat moderen sedang kita lalui, luka-luka Yesus tentunya juga Allah mulai terkoyak-koyak kembali. Dimana ketidak adilan dan kekejaman sudah sangat merata di seluruh dunia dan tidak memandang bulu budaya, kesenjangan social serta tekanan dunia membuat yang lemah semakin tertindas. Dunia sedang menuju kehancuran bersama dengan menghalalkan segalanya, bahkan merasa satu dengan yang lainnya merasa lebih benar dari yang lebih benar.<br />Peristiwa Kristus Yesus dalam perziarahan 2000 tahun yang lalu mulai terulang kembali, dunia sedang kehilangan Kasih, manusia lupa akan esensi dirinya; mengapa diciptakan yang sangat mendasar adalah Tujuan diciptakan oleh Allah. Pengajaran para Nabi dan Rasul serta Kitab-kitab Suci mulai tidak di tepati bahkan melanggar aturan-aturan nya sendiri yang dimana semua menunjukan Kebenaran, bagai kacang lupa dengan kulitnya; seperti pohon lupa dengan akarnya maka manusia akan kehilangan Hidup yang dirahmati.<br /><br />Pertobatan Saulus adalah sebuah pertobatan sejati prose pergumulannya menuju Kristus Yesus (sungguh Allah dan Manusia,) sangat tampak dalam pergulatannya. Perpindahan dari Manusia Dosa menuju Kesatuan dengan Yesus begitu menghiasi seluruh kehidupan Saulus, dia begitu terahmati dalam Kehidupan Kristus Yesus telah membakar Api Cinta dan Kerelaan Berkorban demi Penyelamatnya dan sesamanya.<br />Proses inilah yang saat ini harus mulai dihidupkan kembali oleh Gereja, dunia sangat membutuhkan penghayatan kehidupan Spiritual Saulus. Dimana keseluruhan adalah Melalui dan Mengutamakan Allah dalam Kristus Yesus yang di wartakan, bahkan dia menimba Spiritual Kekuatan Putra Allah itu sendiri. Jatuh-bangun Saulus tidak sedikit tetapi proses berjalan keakraban dan kedekatan dengan Sang Juruslamat telah menghidupkan dan hidup penuh dalam Kekuatan Kristus. Penghayatan dan Spiritual inipun tidak dimiliki oleh rasul-rasul yang lain, pewarnaan hidup Kerasulannya pun menjadi sangat tidak terbatas.<br /><br />Hubungan dengan Sang Juruslamat dalam nadinya sangat kuat dan menggetarkan jantung hatinya, keintiman dengan Yesus pun begitu dalam. Hubungan personal inilah yang tidak dimiliki oleh semua Kristiani. Hanya kita dapat lihat dari beberapa orang Kudus dan Martir yang telah menunjukan kesamaan dalam Prejuangan ini. Semua Saulus lalui tidak harga murahan tetapi semua yang dialami selalu di Konsultasikan dalam Konteplatif dan Meditatifnya dalam melihat Keseluruhan Kehidupan Perziarahan Yesus, perjumpaan yang tidaklah sedikit dengan Sang guru telah menguatkan dirinya. Bahkan kata-kata Pewartaannya sangat Tajam dan Tegas,apa yang ia tuju dan wartakan.<br />Marilah kita renungkan bersama pemahaman Saulus akan arti Pertobatan Sejati, janganlah kita enggan untuk belajar dari Perjuangannya menuju bersatunya dalam Kristus Yesus</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-70040554149613090642008-07-02T15:21:00.002+07:002008-11-13T13:51:24.667+07:0016. sharing "Perdalamlah hidupmu dari Ekaristi Kudus"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUKP0Iq51HscCFNBqm2njeLR7Lz5a2ZwO51pO0XxklOcwGVk7J1FzsNohOv2DAuJvCbVXg9B4DOIwJDqq1QTSkLNn2dEBMYU1R1JlWVgDKmCzX2r44eZYHf_5vs2s7tymJa5D9pTLgTnk/s1600-h/ekaristi.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5218329442912621314" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUKP0Iq51HscCFNBqm2njeLR7Lz5a2ZwO51pO0XxklOcwGVk7J1FzsNohOv2DAuJvCbVXg9B4DOIwJDqq1QTSkLNn2dEBMYU1R1JlWVgDKmCzX2r44eZYHf_5vs2s7tymJa5D9pTLgTnk/s400/ekaristi.jpg" border="0" /></a><strong><span style="color:#ff6600;">Perdalamlah hidupmu dari Ekaristi Kudus<br /></span></strong>Edisi : Ave Maria No AM 46<br /><br />Bapa Suci, Paus Benedictus XVI mengundang 100 ribu anak-anak yang sedang dipersiapkan untuk menerima Komuni Pertama di Lapangan St. Petrus pada bulan Oktober 2005. Ada beberapa anak yang mewakili semuanya dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan, untuk diajukan kepada Puas Benedictus XVI, yang jawabannya bahkan membantu orang-orang dewasa yang hadir disana.<br /><br />Misalnya, Andrea bertanya, “Bapa Suci, Apakah yang anda ingat saat Sambut baru?” “Tentu saja aku ingat jelas, waktu aku pertama menerima Komuni Kudus. Saat itu aku berusia 9 tahun. Hatiku meluap penuh rasa sukacita dan kenangan-kenangan indah bahwa aku mangerti Yesus memasuki hatiku. Dia sungguh-sungguh mengunjungi aku dan bersama Yesus, Allah sendiri berada bersamaku”<br /><br />Livia kecil lalu bertanya, “Bapa Suci, sebelum Komuni Pertama, aku akan pergi mengaku dosa. Apakah aku harus ke Pengakuan Dosa, tiap kali aku menerima Komuni, bahkan meskipun aku berbiuat dosa-dosa yang sama?”<br />“Tentu saja kamu tidak perlu selalu mangku dosa setiap menyambut Komuni, kecuali melakukan dosa yang berat. Tetapi sesungguh sangat membantu untuk mangaku dosa secara tetap. Memang benar, dosa-dosa kita selalu membersihkan rumah, kamar, paling tidak sekali seminggu? Bahkan walaupun debunya selalu sama? Agar kita dapat hidup dlam keadaanbersih, nyaman, untuk memulai awal yang baru lagi? Jika tidak, debu memang tidak terlihat, tetapi akn menumpuk, bukan? Hal yang sama dapat dikatakan tentang jiwa kita.”<br />Paus mempunyai jawaban sangat menarik atas pertanyaan Andrea ini, “Dalam persiapan sambut Komuniku, Katekis mengatakan bahwa Yesus benar-benar hadir dalam Ekaristi. Tetapi, bagaimana? Aku tidak malihat Dia!”<br />“Tidak, kita memang tidak melihat-Nya, akan tetapi ada banyak hal yang tak kita lihat, mereka ada dan penting. Misalnya, kita tak malihat alas an kita, tapi kita punya alasan-alasan. Kita tidak melihat jiwa kita, dan mereka ada. Kita pun tidak melihat aliran listrik, tapi kita tahu bahwa itu ada. Kita melihat malihat microphone ini, kita lihat ini bekerja dengan baik dan kita melihat cahay-cahay terang, Oleh karena itu, kita tidak melihat hal-hal yang dalam, namun mereka itulah yang sungguh-sungguh menopang hidup kita dan dunia, tapi kita saksikan dan rasakan efek dan kerjanya. Begitu pun dengan Tuhan yang bangkit. Kita tidak melihat-Nya dengan mata, tapi kita melihat di mana Yesus ada, orang-orang berubah, kita berkembang.”<br /><br />Alexander ingin tahu, “Apakah hubungannya pergi ke Misa dan menyambut Komuni dengan hidup kita sehari-hari?” Paus menjawab dengan simpatik, “Kita tak dapat segera melihat hasil dari kebersamaan kita dengan Yesus dan dari menyambut Komuni, tapi kita, bila Yesus tidak ada dalam hidup kita, maka seorang pembimbing seorang teman yang sangat penting telah hilang, bahkan suatu kegembiraan yang penting dalam hidup, ya kekuatan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan kita menjadi dewasa, mengatasi kejahatankita dan matang sebagai seorang manusia….”Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-39174970906938587802008-07-02T11:39:00.003+07:002008-11-13T13:51:24.812+07:0015. Sharing "St. Faustina Kerahiman Illahi"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5XcQO96p6lhaISPjrW5vNuQwXbaCaomo3qFca5F550Pb2UZ8ARSAKCxSAtsfLapCCwksuyiDAl9x3KYjygtNYo_mxdBIS5vzAxLIYF1_n4L9VGIAj36bOn-D-trKuHjcLolMfGM0smP0/s1600-h/st-faustina[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5218273073887680994" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5XcQO96p6lhaISPjrW5vNuQwXbaCaomo3qFca5F550Pb2UZ8ARSAKCxSAtsfLapCCwksuyiDAl9x3KYjygtNYo_mxdBIS5vzAxLIYF1_n4L9VGIAj36bOn-D-trKuHjcLolMfGM0smP0/s400/st-faustina%5B1%5D.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#ff0000;">Mengapa pengampunan Tuhan begitu penting?<br /></span></strong>Oleh : Fr. Seraphim Michalenko, MIC<br />Edisi : Ave Maria No : AM 46<br /><br />Bapa Seraphim Michalenko, MIC ,<br /><div>bertindak sebagai perwakilan postulant untuk Amerika Utara di dalam kasus kanonisasi St. Maria Faustina. Tuhan tealh menjelaskan dalam Injilnya bahwa ketika Dia kembali Dia tak ingin berhubungan lagi dengan dosa, sebab Dia telah melakukannnya sekali dan untuk selamanya. Saat Dia dating kembali, “Hanya akan membawa keselamatan bagi siapa saja yang telah menunggunya dengan setia.”(Heb 9 : 28)<br />Maka ketika orang bertanya padaku mengapa pesan pengampunan dari Tuhan sangat penting untuk dunia saat ini. Jawabannya sederhana, Melalui pesan Kemurahan Hati Tuhan, Tuhan kita Yesus Kristus sedang mempersiapkan kita untuk kedatangan-Nya yang terkhir.<br />Ia bercerita tetang Nabi besar Pengampunan Tuhan, St. Faustina, dalam satu dari serangkaian pengungkapan rahasia tahun 1930 an, “Umat manusia tak akan memiliki kedamaian sampai ia bertobat penuh kepercayaan pada pengampunan-Ku.”(Buku harian St. Faustina, 300)<br />Helena Kowaiska dikenal saat ini di seluruh dunia sebagai St. Maria Faustina (1905-38), ditunjukan sendiri oleh Tuhan kita Yesus Kristus sebagai “Sekretaris” dan “Rasul” pengampunan-Nya. Tuhan mengatakan kepadanya, “Kamu akan menyiapkan dunia untuk kedangan-Ku kembali.” (Buku Harian, 429)<br />Misa yang diberikan Tuhan kepadanya tidak hanya untuk mengingatkan dunia akan besarnya pengampunan Tuhan seperti yang diungkapkan dalam Injil Kudus, tetapi juga untuk mengajarkan kita format devosi baru pada pengampunan Tuhan dan untuk memulai suatu pergerakan kerasulan dari pengampunan Tuhan yang menunjukan suatu sikap percaya seorang anak-anak kepada Tuhan dan mencintai sesame.<br /></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Pengungkapan Rahasia secara Pribadi.<br /></span></strong>Meski demikian sebagaian orang tetap tak menaruh perhaitan apapun pada pesan pengampunan dari Tuhan sebab hal itu dating melalui sebuah “Pengungkapan rahasia secara pribadi”. Tetapi penting untuk mengingat apa yang dikatakan St. Faustina, Ia berkata sebuah Gereja dibangun pada pondasi para nabi dan rasul (lihat Ef 2 :19-22), lalu St. Agustin dan St. Thomas mengedentifikasi para nabi Gereja sebagai orang-orang yang menerima pengungkapan rahasia secara pribadi.<br />Tetpai kenapa Tuhan memohon pertolongan pengungkapan rahasia secara pribadi? Pastor Karl Rahner, SJ seorang ahli Teologi Jerman yang hebat menulis tentang pengungkapan rahasia secara pribadi berkata bahwa aemua Misteri yang menyangkut Gereja, digunakan bersama-sama, tak bias digabungkan semua menjadi satu dan pada suatu tingkatan yang sama. Jadi dari waktu ke waktu, dia berkata, Roh Kudus meletakkan sebuah lampu sorot di sebuah Misteri tertentu yang Gereja dan Dunia harus memberi perhatian khusus pada waktu yang telah ditentukan.<br /></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Pesan yang dikhususkan pada Zaman kita.<br /></span></strong>Pengungkapan rahasia paengampunan dari Tuhan terutama sekali di khususkan pada zaman kita. Adalah suatu hal yang sungguh jelas bahwa Sri Paus Yohanes Paulus II mengambil pengungkapan rahasia ini dangan serius. Pada tahun 1982 ia menulis sebuah ensiklik yang menyeluruh yang didedikasikan untuk pengampunan Tuhan dengan judul “Dives in Misericordia” (Kaya dalam Pengampunan), menggambarkan bahwa jantungnya misi Yesus Kristus adalah untuk mengungkapkan cinta pengampunan dari Sang Bapa. Pada tahun 1993 ia memberikan beatifikasi pada Sr. Faustina. Pada tahun 1997 ia mengunjungi Pusara Syt. Faustina yang diberkati di Lagiewniki SPolandia, dan menyampaikan, “Tak ada suatu apapun yang diperlukan manusia lebih daripada Pengampunan dari Tuhan…. Dari sini keluar sebuah pesan dari pengampunan bahwa Kristus sendirilah yang memiliki untuk menyampaikan kepada generasi kita melalui Sr. Faustina. “Pada tahun 2000 ia mengangkat Sr. Faustina menjadi Orang Suci, orang suci pertama yang diangkat sebagai Santa dalam Milenium Baru, dan pada hari yang sama juga menetapkan “Minggu Pengampunan dari Tuhan” sebagi sebutan khusus pada Minggu ke empat Paskah untuk seluruh Gereja. Dalam homilinya pada Minggu Pengampunan tahun 2001, Sri Paus Yohanes Paulus II menyampaikan pesan Pengampunan yang diberikan pada St. Faustina “Penghargaan dan jawaban tajam yang Tuhan tawarkan pada pertanyaan-pertanyaan dari pengharapan-pengharapan menusia pada zaman kita, ditandai oleh tragedy-tragedi yang mengerikan. Pengampuan dari Tuhan! Ini adalah Karunia Paskah yang diterima oleh Gereja dari kebangkitan Kristus dan yang ditawarkan pada umat manusia pada akhir melenium ketiga.” Di Lagiewniki, Polandia tahun 2002, pada Konsekrasi Shrine baru Pengampunan dari Tuhan, Sri Paus menunjukan suatau pesan dalam buka harian yang dictat oleh Sang Santa : “Ketika aku sedang berdoa untuk Polandia, aku mendengar kata-kata ini – Aku membawa suatu cinta khusus untuk Polandia, dan jika dia taat pada kehendak-Ku, Aku akan memberinya kekuatan dan kekudusan. Darsinya akan tampil percikan yang akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Ku yang terakhir. “(buku harian 1732).<br />“Saat ini, oleh karena itu, di dalam shrine ini, Aku ingin dengan khidmat untuk mempercayakan dunia kepada pengampunan Tuhan. Aku melakukannya dengan terbakar oleh keinginan bahwa pesan dari cinta penampunan Tuhan, disampaikan disini melaui St. Faustina, memungkinkan untuk diberikan untuk semua orang-orang di dunia dan mengisi hati mereka dengan Harapan. Semoga pesan ini disebarkan dari tempat ini pada tanah tumpah darah kami yang terkasih dan keseluruh dunia.”<br />Lalu, dengan sindiran langsung terdahap pernyataan Tuhan kita pada St. Faustina, dan mengutip bagian terakhirnya, Bapa Suci mengumumkan, “Semoga bungkus perjanjian (penekanan penulis) dari Tuhan Yesus akan dipenuhi : dari sini ke sana harus melangkah maju percikan yang akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Nya yang terakhir” (buku harian 1732), Percikan ini perlu untuk diterangi dengan kemuliaan Allah, Api Pengampunan ini perlu untuk disebarkan di dalam dunia. Dalam Pengampunan Tuhan, dunia akan menemukan kedamaian dan manusia akan menemukan kebahagiaan! Sri Paus menamakan ini “Bungkus Perjanjian”. Ini adalah suatu ungkapan yang mengejutkan. Sebagian orang hanya mengomentari pertanyaan tersebut. Tetapi Sri Paus memberi perhatian serius terhadap pernyataan Tuhan tersebut, dan ia menyebutnya “Bungkus Perjanjian”.<br /></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Pengungkapan Rahasia yang bersifat Ramalan.<br /></span></strong>Mangapa Sri Paus Yohanes Paulus II betul-betul merekomendasikan bahwa kita harus memberikan kepada dunia melalui St. Faustina? Dengan jelas, ia melakukan ini sebab ia melihat hal ini sebagai lebih dari sekedar koleksi dari “Pengungkapan Rahasia Pribadi”; melainkan ia lihat hal tersebut sebagai pengungkapan rahasia yang bersifat ramalan. Dengan kata lain,pengungkapan rahasi diberikan kepada kita oleh Allah untuk menyampaikan hati Gospel dengan sebuah memenuhi kebutuhan pada jaman kita. Sekarang, 102 tahun sudah berlalu sejak kelahiran Santa kita yang tercinta pada 25 Agustus 1905. Tujuh puluh tahun sudah berlalu sejak kepengasingannya untuk mengambil tempat yang telah ditentukan untuknya dekat dengan Tuhan, Bagaimana pun, kita yang berharap untuk siap bersedia dan “dengan taat menunggu-Nya”. Mestinya tidak melupakan janji yang telah diberikan kepada kita, “Dunia yang malang, aku tidak akan melupakanmu,” dia menulis “Walaupun aku merasa bahwa aku akan dengan seketika bersatu di dalam Tuhan seperti di dalam lautan kebahgiaan, itu tak akan menjadi sebuah rintangan untuk kedatanganku kembali ke dunia untuk mendorong jiwa-jiwa dan menyakinkan mereka untuk percaya pada Pengampunan Tuhan. Memang benar, penyatuan sebuah kemungkinan yang tak terhingga untuk melakukan aksi tersebut.” (buku harian, 1582)<br />Semoga pejalanan hidup kita semakin mendekati kehidupan St> Faustina dan tulisan-tulisanya, dan pengharapan kita akan janji pertolongannya, menyempurnakan apa yang Tuhan kita banyak inginkan dari kita dan membutuhkan kita untuk manjadi mampu memenuhi keinginan-Nya yang Kudus di dalam diri-Nya yang adalah Pengampunan Tuhan yang tak terhingga dalam setiap Pribadi.</div><div><br /><em><span style="color:#ff6600;">(doanya blog Klinik Rohani)<br /></span><span style="color:#ffff00;"></span></em></div><div><em><span style="color:#ffff00;">Fr. Serphim Michalenko, MIC bertindak sebagai perwkilan postulant untuk Amerika Utara dalam kasus kanonosasi St. Maria Faustina.</span></em></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-29325807859291247892008-07-01T14:10:00.006+07:002008-11-13T13:51:24.918+07:0014. Sharing "Maria, Sang Induk Domba Yang Tak Bercela"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzTK_uu8QHHaCQkobhSRkIg3a9yxsaaCy-IchZZGZ073Ebr27lknsgXdmcmoTx3JmhAxxaUUzWbDeAZ0eQYnsxBiiLt59cCkuYDwlofP4h__Axeblr7YOCENS6dI0jbXXeMqjN18mn-lE/s1600-h/pieta+surgawi.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217940808861465666" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzTK_uu8QHHaCQkobhSRkIg3a9yxsaaCy-IchZZGZ073Ebr27lknsgXdmcmoTx3JmhAxxaUUzWbDeAZ0eQYnsxBiiLt59cCkuYDwlofP4h__Axeblr7YOCENS6dI0jbXXeMqjN18mn-lE/s320/pieta+surgawi.jpg" border="0" /></a><strong><span style="color:#33ccff;">Maria, Sang Induk Domba Yang Tak Bercela<br /></span></strong>Oleh : Rm. Settimo M. Manelli, FI<br />Edisi : Ave Maria No AM-41<br /><br />Dalam Kitab Suci, Liturgi dan tulisan para Bapa Gereja, kita seringkali menemukan gambaran Induk Domba Tak Bercela bersama dengan Anak Domba Tak Bernoda. Gambaran ini mengingatkan kita akan pengorbanan Salib dimana Bunda maria bekerjasama sebagai Coredomptrix bersama dengan Putranya, Sang Juru Selamat.<br />Anak domba adalah gambaran yang sangat biasa dalam Kitab Suci. Berbagai momen dalam liturgy Bait Allah di Yerusalem menyebutkan persembahan seekor anak domba sebagai kurban dengan menumpahkan darahnya. Kitab Suci sendiri dan kemudian para bapa Gereja menerapkan figure seekor anak domba yang dibakar secara simbolis untuk Yesus. Yang di Salib dan mati bagi kita di altar Salib.<br /><br /><div>Dalam kisah Keluaran, sebelum Tuhan menimbulkan tulah terakhir pada Firaun dari Mesir dan rakyatnya. Allah memrintahkan Musa dan Bangsa Yahudi untuk Menandai tiang pintu dari rumah mereka dengan darah seekor anak domba Malaikat perusak saat melihat darah itu, tidak akan membunuh anak sulung dari orang Yahudi dan terjadilah demikian.<br />Para Bapa Gereja melihat Darah itu sebagai ramalan dari pengurbanan Kristus yang dengan Menumpahkan Darah-Nya pada kayu Salib menyelamatkan umat-Nya dan semua manusia dari dosa dan kematian kekal.<br /></div><br /><div>Nabi Yesaya mewartakan kedatangan Mesias di masa mendatang, menyebut-Nya sebagai Yang menderita, membandingkan-Nya dengan “anak domba patuh yang digiring ke pembantaian.”(Yes 53 : 7)<br />Bersama dengan figure Kristus Sang Anak Domba, tafsiran Kuno dan Moderen, para Paus dan Liturgi telah meletakkan figure Maria, Bunda Yesus sebagai “Induk Domba Yang Tak Bercela”. Dalam bukunya mengenai simbolisme Maria, Bartoli menghadirkan sejumlah contoh dari karya sastra kuno yang mengunakan figure ini.<br /></div><br /><div>Dalam hymne Byzantin yang terkenal “Akthistos” kita menemukan : </div><div><em>“Salam, Bunda Sang Anak Domba dan Gembala! Salam, Oh Tempat Tinggal dari kawanan-kawanan domba rohani” </em></div><div>St.Proclus secara ekspisit menamai Maria</div><div><em><span style="color:#33ccff;">“Domba Yang Tak Bercela, yang mana bangkit Sang Gembala,” saat Dionisius dari Alexandria memanggilnya “Domba yang melahirkan Anak Domba yang menghapus dosa dunia”.<br /></span></em>St. Efrem, si orang Syria, menjadi terkenal karena kasihnya yang besar akan Maria dan juga dipanggil “Penyanyi Sang Perawan” karena hymne-hymne indah yang dikarangnya untuk menghormati Maria, menulis </div><div><em><span style="color:#33ccff;">“Terberkatilah engkau, oh Perawan yang mengandung anak singa yang dinubuatkan Bapa Yakub”</span>(</em>cf, Kej 49 :9). Yesus merendahkan diri-Nya sendiri. Dia menjadi anak domba yang ditakdirkan untuk naik ke Salib untuk menyelamatkan kita. </div><div>Liturgi Timur mendoakan : </div><div><em><span style="color:#33ccff;">“Anak dombamu dan Perawan Pelayan” keduanya istilah yang merujuk pada Maria –</span></em><em><span style="color:#33ccff;">“Melihat-Mu Oh Kristus, </span></em><em><span style="color:#33ccff;">Berlomba menuju penderitaan dan memberikan hidup-Mu bagi kami, Oh, Gembala yang baik, Menderita bagi-Mu dalam hati keibuan-Nya”.<br /></span></em></div><div>Romanus, sang pengarang melodi, merenungkan Perawan yang sedih mengatakan </div><div><em><span style="color:#33ccff;">“Sang induk domba menangis, melihat anak dombanya tergantung di pohon”.<br /></span></em>Gregorius sang pekerja mukjizat menerapkan figure itu kepada Maria, dengan menambahkan ide Kemurniannya yang Mutlak saat ia memanggil sang Perawan “Domba Tak Bercela.”<br /></div><div>Yohanes Paulus II dalam Katekis yang diberi saat Audensi umum hari Rabu tanggal 31 Maret 2004, mengkongomentari bab 4 dan 5 dari Kitab Wahyu, mengingat kata-kata Melitus dari Sardis, seorang uskup dari abad kedua yang melukiskan Maria, Induk Domba Yang Tak Bercela bersama Kristus sebagai anak domba kurban bakaran.</div><div><em><span style="color:#33ccff;">”Kristus turun ke bumi dari Surga oleh karena Cinta-Nya bagi umat manusia yang menderita. Dia mengenakan kemanusiaan kita dalam Rahim Sang Perawan dan dilahirkan sebagai Manusia (….) Itu adalah Dia yang seperti seekor anak domba yang digiring dan seperti anak domba yang disembelih, sehingga menebus kita dari perbudakan dunia (…) Adalah Dia yang membawa kita kegelapan ke terang, dari penindasan ke Kerajawian Abadi; dan Dia membuat kita sebuah Imamat yang baru dan orang terpilih selama-lamanya (….) Adalah Dia, anak domba yang diam, anak domba yang dibantai, Putra Maria, Induk Domba Yang tak Bercela. Dia direnggut oleh kawanan domba, digiring kepada kematian-Nya, dibantai sore hari dan dikubur malam hari.<br /></span></em><br />Dalam koleksi “Misa Perawan Maria”,</div><div>Pembuka Doa Syukur Agung No 36 untuk menghormati “Bunda Pengasih,” memuji Allah dan besyukur karena keindahan Maria. Dalam sebagian terjemahan teks Latin asli lainya, itu mengatakan </div><div><em><span style="color:#33ccff;">“Keindahan adalah miliknya dalam penderitaan Putrnya: /ditandai dengan Darah-Nya, / anak domba patuh, dia menderita bersama anak dombanya, yang paling lebut,/dan memnangkan baginya sebuah gelar keibuan yang baru.”<br /></span></em><br />Beberapa Litani maria mendoakan,<br /><em><span style="color:#33ccff;">“Maria, Induk Domba yang patuh, Bunda dari Anak Domba yang terpatuh, doakanalah kami.” </span></em><br />Sebuah doa yang digunakan untuk memberkati ikon menyebutkan Maria<br />“Domba Tak Bercela” : </div><div><em><span style="color:#33ccff;">“Tuhan Allah, Bapa Maha Kuasa,<br />yang sudi memilih dari seluruh ras manusia merpati murni dan domba tak bercela, Maria yang tetap perawan untuk menjadi Ibu Putra-Mu yang Tunggal dan Menguduskan Beliau dengan turunnya Roh Kudus ke dalam tempat tinggal-Nya, Engkau jadikan Beliau lebih terhormat dari para Kerubim dan Serafim dan Lebih mulia dari makhluk apapun, Pembela dan Perawan bagi seluruh umat manusia."<br /></span></em></div><div align="left">Figure anak domba mengingatkan akan kebenaran kematian pengurbanan Yesus yang menebus dosa manusia. Bunda-Nya mengambail bagian dalam penderitaan yang menebus dari Tuhan Yesus dengan cara yang unik karena Beliau adalah Bunda-Nya dan tanpa Noda Dosa. Maka Beliau adalah Coredomptrix (Penebus Serta) dari umat manusia yang penuh dosa. Para penulis kuno dan modern mengespresikan ini secara simbolis dengan gambaran seekor induk domba yang bersatu dangan anak dombanya yang terbakar, yaitu Tuhan Yesus yang di Salib.<br />Sumber : “Missio Immaculatae International No 10 – desember 20</div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="left"></div><div align="center">---------</div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><strong><span style="color:#33ccff;">Doa tiga Salam Maria sebelum menyambut Komuni Kudus.<br /></span></strong>(doa pribadi dari KRP di awali tahun 2000 sampai saat ini)<br /><em><span style="color:#ff0000;">“mohon diperhatikan tidak dalam keadaan dosa berat”<br /></span></em><br />Ya, Maria, Bunda Gereja.<br />Kesetiaan Iman-mu tak tertandingkan,<br />Mengikuti jejak Sang Juruslamat Yesus Kristus, Putra Allah.<br /><br />Kami memohon kepada-mu dengan rendah hati,<br />Kami yang lemah dan berdosa ini,<br />Merasa tak layak dan tak pantas,<br />Menyambut hari ini.<br /><br />Tetapi, melalui Anugerah yang telah engkau terima dari Allah Bapa.<br />Sudi kiranya mendoakan dan menuntun kami,<br />Kehadirat Putra-mu - Manna dari Surga.<br />Bagi kesembuhan kehidupan rohani kami.<br />Amin.<br /><br />Salam Putri Allah Bapa – 1 Slm. Maria.<br />Salam Bunda Allah Putra – 1 Slm Maria.<br />Salam Mempelai Allah Roh Kudus – 1 Slm Maria.<br />Kemulyaan…… Amin.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-19149433126228270902008-07-01T09:47:00.002+07:002008-11-13T13:51:25.140+07:0013. Sharing "St. Antonius"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWtBqsEliCWlJFo9KKHJXKA5mTFGNl0T44ZEooWLVqeSi9kKNRl1xO8cOpIk-eth3SKA7M0FdgudwQh0QZcqVl6EFsSwvnvYiOIr_ZT9-D0m0WeizpVAOTzVa1WjzS3WvDZjK_22mADew/s1600-h/antonius[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217875372407114578" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWtBqsEliCWlJFo9KKHJXKA5mTFGNl0T44ZEooWLVqeSi9kKNRl1xO8cOpIk-eth3SKA7M0FdgudwQh0QZcqVl6EFsSwvnvYiOIr_ZT9-D0m0WeizpVAOTzVa1WjzS3WvDZjK_22mADew/s320/antonius%5B1%5D.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#ff6600;">Pengantar </span></strong><br /><div>Hidup Santo Antonius merupakan hidup dengan pengabdian total kepada Tuhan. Ia berasal dari keluarga yang sangat kaya dan terpandang. Karena begitu besar belas kasihan Tuhan terhadapnya, Santo Antonius menanggapi panggilan Tuhan dengan mengabdikan hidupnya sebagai seorang pertapa. </div><br /><div>Ia hidup dalam kesunyian dan di tempat yang terpencil. Ia memulai hidupnya sendiri dengan kehidupan doa yang mendalam serta pertobatan terus-menerus kepada Tuhan. S</div><br /><div>anto Antonius hidup dalam kerendahan hati, kelemahlembutan serta kebijaksanaan. Di usianya yang ke limapuluh lima tahun, Santo Antonius mendirikan sebuah biara guna menolong sesama. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Sekilas Riwayat Hidup Santo Antonius</span></strong> </div><br /><div>dilahirkan di sebuah desa sebelah selatan Kota Mempis sebuah dusun kecil di Mesir pada tahun 251 dalam keluarga yang kristiani. Orang tuanya selalu menjaga dia agar tetap berada di rumah, sehingga membuat Antonius bertumbuh menjadi seorang yang lugu. Keluguannya dapat dilihat dari tutur katanya yang santun dan tidak mengerti bahasa lain selain bahasa yang didapatnya dari keluarganya. Pada saat usianya belum mencapai 20 tahun kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Saat itu Antonius menyadari bahwa dirinya memiliki harta warisan yang besar dan ia harus bertanggungjawab atas hidup adik perempuannya. Antonius merasakan belaskasihan Tuhan yang berlimpah atasnya, dan ia pun datang kepada Tuhan dalam doa. Semakin lama ia semakin peka akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya. </div><br /><div></div><br /><div>Suatu ketika saat Antonius sedang mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja, ia mendengarkan sebuah bacaan yang merupakan sabda Yesus kepada seorang pria muda yang kaya raya, "Pergi, juallah apa yang engkau miliki, dan berikan kepada orang miskin, dan engkau akan memperoleh harta surgawi." Antonius merasa bahwa sabda itu ditujukan kepadanya sebagai sapaan dan jawaban Tuhan atas doa-doanya selama ini. Lalu sekembalinya ke rumah, Antonius memberikan tanahnya yang luas kepada tetangga-tetangganya, dan sebagian rumah-rumahnya dijual serta hasil penjualannya diberikan kepada orang-orang miskin. Yang tinggal hanyalah apa yang menjadi kebutuhan Antonius dan adik perempuannya. Segera setelah apa yang didengarkannya dalam Gereja itu ia mendengar sabda Yesus selanjutnya, "Janganlah kuatir tentang masa depanmu." Maka Antonius juga memberikan sisa miliknya dan memindahkan adik perempuannya ke rumah para pegawainya, yang disebutkan dalam catatan diasumsikan sebagai biara pertama karena mereka menjadi kelompok wanita yang hidup dalam doa dan kontemplasi. Antonius sendiri kemudian menarik diri dalam kesunyian, dengan mengikuti beberapa orang yang lanjut usia yang menjadikan hidupnya sebagai pertapa di sekelilingnya. Kegiatan mereka sehari-harinya adalah membuat pekerjaan tangan, berdoa, dan membaca. Makanan Antonius hanyalah roti dengan sedikit garam, dan Antonius tidak minum apapun selain air; Ia tidak pernah makan sebelum fajar tenggelam, kadang kala hanya sekali dalam waktu empat hari. Antonius hidup dalam kesunyian yang semakin membawanya menyatu dengan Tuhan yang dicintainya. </div><br /><div></div><br /><div>Sebelum meninggal Antonius sempat mengunjungi rahib-rahibnya, dan berpesan kepada 2 orang muridnya yaitu Macarius dan Amathas agar ia dimakamkan secara tersembunyi di biara yang terletak di sisi gunung. Antonius meninggal pada tanggal 17 Januari 356, diusianya yang ke-105 tahun. Saat kematiannya ia tidak mengalami sakit apapun, pandangannya tidak kabur, giginya masih utuh tidak ada yang tanggal ataupun rusak. Dari sisi seni Antonius selalu hadir dengan tau-berbentuk salib seperti huruf T, bel kecil, babi, kadangkala dengan buku sebagai identifikasi dari santo ini. Lambang Salib, mengidentifikasikan bahwa Santo Antonius selalu menggunakan tanda salib dalam perlawanannya terhadap kuasa jahat. Babi, melambangkan iblis. Bel yang dikalungkan di leher penggembala babi sebagai tanda kehadirannya. Buku, menunjukkan kompensasi Santo Antonius tidak membaca bacaan lain selain buku dari alam. </div><br /><div>Pesta peringatan Santo Antonius ini dirayakan setiap tanggal 17 Januari. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Teladan Hidup Santo Antonius Pertapa </span></strong></div><br /><div>Dalam menjalani hidup kerahibannya Santo Antonius memiliki semangat yang teguh untuk mencari teladan hidup agar dapat lebih mengarahkan hidupnya pada kehendak Tuhan. Jika Santo Antonius mendengar beberapa pertapa yang berbudi luhur, ia mencarinya dan berusaha keras mendapatkan serta mempelajari kebajikan-kebajikan paling utama dalam diri setiap pertapa sebagai teladan dan perintah pertapa-pertapa senior. Dengan cara demikian dalam waktu singkat Santo Antonius sendiri telah menjadi seorang teladan dalam kerendahan hati, kemurahan hati, pendoa, dan kebajikan-kebajikan lainnya. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Mengatasi Kelemahan </span></strong></div><br /><div>Setiap manusia tentu memiliki kelemahan serta memiliki jalan masing-masing untuk mengatasinya sesuai dengan kondisi lingkungan, panggilan hidup, serta rahmat yang Tuhan berikan kepada kita. Banyak orang mendengar tentangnya dan mohon saran serta nasihatnya. Santo Antonius akan memberi mereka nasihat-nasihat praktis, ia menekankan bahwa "Setan takut pada kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan juga takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut. Terutama, setan takut pada kita ketika kita sangat mencintai Yesus. Setan lari terbirit-birit ketika kita membuat tanda salib." Demikian juga Santo Antonius dalam menjalani hidupnya sebagai pertapa seringkali menghadapi berbagai macam godaan. Godaan yang dialami Santo Antonius antara lain menemukan dirinya berbangga atas kebajikan-kebajikan yang telah dilakukannya, sehingga menjadikan dirinya memiliki prestise di dunia. Dengan jalan apa pun kuasa kegelapan berusaha menjadikan jiwa kecewa atas jalan kehidupan yang telah Tuhan tentukan. </div><br /><div>Santo Antonius setiap malam mendapat godaan dengan imajinasi-imajinasi cabul. Kuasa kegelapan menyerang dengan tepat tertuju pada kelemahannya. Santo Antonius melawan serangan tersebut dengan berpuasa keras dan berdoa. Setan menggoda dengan begitu gencarnya, menampilkan dirinya dalam wujud yang nyata. Pertama dengan kedatangan seorang perempuan untuk menggodanya, kemudian orang negro untuk menakut-takuti Santo Antonius. Ketika Santo Antonius beristirahat ia berbaring di atas lantai. Dalam pencarian kesunyian yang lebih terpencil Santo Antonius menarik diri ke sebuah tempat pemakaman tua, di mana seorang temannya selalu membawakan Santo Antonius roti dari waktu ke waktu. Namun, setan hadir lagi tanpa permisi untuk menyerang Santo Antonius dengan tindakan yang nyata, dan menakuti Santo Antonius dengan suara yang mengerikan; bahkan suatu saat setan memukulnya dengan sangat memilukan hingga hampir mati, dan dalam kondisi inilah Santo Antonius ditemukan oleh sahabatnya. Ketika ia mulai sadar Santo Antonius menangis kepada Tuhan, "Di mana Engkau, Tuhanku dan Guruku?" Sebuah suara menjawab, "Antonius, Aku di sini selalu; Aku berdiri di sisimu dan melihat engkau bertempur; dan karena engkau cukup kuat bertahan terhadap musuh-musuhmu, Aku selalu melindungi engkau, dan akan membuat namamu terkenal di bumi." </div><br /><div></div><br /><div>Santo Antonius sungguh-sungguh berusaha keras untuk dapat mengatasi kelemahan dan godaan setan. Ia berhasil melewati semua itu tak lain karena ia sangat mencintai Tuhan, dan dalam hidupnya ia mempunyai tujuan untuk bersatu dengan Tuhan. Maka dengan doa yang terus-menerus dan perjuangannya ia dapat mengatasi berbagai godaan dan kelemahan yang ada dalam dirinya. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Cinta akan Tuhan </span></strong></div><br /><div>Santo Antonius berani meninggalkan segala kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya untuk hidup sederhana sebagai seorang pertapa semata-mata hanyalah karena cinta yang begitu dalam akan Tuhan. Sabda yang didengarnya saat di Gereja adalah suatu jalan yang menyadarkan dirinya bahwa tak ada hal lain di dunia yang lebih berarti selain Tuhan saja. Untuk hal yang terindah dan tak ternilai itulah maka ia pun bergegas meninggalkan segala hal yang bernilai duniawi. </div><br /><div>Cintanya akan Tuhan begitu besar sehingga dia pun tak putus asa untuk berjuang melawan segala godaan yang datang padanya. Cinta yang dimilikinya menjadi suatu kekuatan bagi Santo Antonius dalam perjuangan hidupnya. Dia begitu menyadari bahwa untuk mencintai Tuhan berarti ia harus rela berjuang dan menghadapi segala musuh Tuhan yang ingin menarik dia kembali ke dunia. Sadar akan hal ini maka Santo Antonius pun semakin hari semakin mempersembahkan hidupnya untuk mencintai Tuhan saja. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Bersyukur </span></strong></div><br /><div>Dalam perjalanan hidupnya Santo Antonius menyatakan betapa pentingnya kita bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Seperti pada saat Santo Antonius melakukan perjalan ke Alexandria, ia bertemu dengan seorang yang sengat terkenal, yaitu Didimus seorang tunanetra yang menjadi kepala sekolah kateketik di Alexandria. Santo Antonius menghibur serta memberikan semangat kepada Didimus agar tidak terlalu menyesali akan kebutaannya, yang sebenarnya biasa terjadi bahkan pada serangga sekalipun. Santo Antonius menyarankan agar Didimus bersukacita karena betapa berharganya pancaran diri yang dimiliki oleh kita sebagai murid-murid Kristus, dengan demikian kita dapat memandang Tuhan dan mengobarkan api cinta-Nya dalam jiwa kita. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Hidup Doa Santo Antonius Pertapa </span></strong></div><br /><div>Satu hal yang menjadi kekuatan Santo Antonius dalam menjalani hidupnya sebagai seorang pertapa adalah hidup doa yang mendalam. Santo Antonius menghabiskan sebagian besar waktu malamnya dengan kontemplasi. Saat fajar menyingsing memanggilnya untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari, Santo Antonius mengeluh akan cahaya yang merenggutnya dari cahaya terindah dalam dirinya yang sedang dinikmatinya ketika tinggal dalam kegelapan dan kesunyian. Setelah Santo Antonius beristirahat seketika Ia selalu terbangun pada saat malam hari dan melanjutkan doanya dengan berlutut dengan tangan terbuka mengarah ke surga hingga fajar menyingsing, dan kadangkala hingga pukul 3 siang. </div><br /><div>Doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan kepada Tuhan membuat Santo Antonius semakin hari semakin dapat mendengarkan suara Tuhan dalam hatinya. Di sepanjang hari Santo Antonius tak pernah berhenti berdoa, entah ketika mengerjakan pekerjaan tangan atau ketika berada dalam keheningan alam, ia tak pernah berhenti mempersembahkan doa-doanya kepada Tuhan. </div><br /><div>Hidup doa Santo Antonius ini amat mendalam, ia sadar sepenuhnya bahwa jika tanpa ditopang dengan doa dan doa, maka hidup bertapa akan sangat menyulitkan dan justru akan menyeretnya ke dalam banyak lubang dosa yang telah disiapkan oleh setan. Karena itulah maka Santo Antonius selalu menekankan doa dalam kehidupannya, sebab di situlah ia selalu memperoleh kekuatan dan rahmat untuk terus berjalan menuju tujuan akhir hidupnya bersatu dengan Tuhan. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Hidup di hadirat Tuhan </span></strong></div><br /><div>Hidup doa yang mendalam dari Santo Antonius membuat dia selalu hidup di hadirat Tuhan. Sepanjang waktunya dihabiskannya untuk memikirkan Tuhan saja. Jika dia sedang bekerja atau melakukan segala aktivitas yang lain, dia melakukannya untuk Tuhan. Apapun dipersembahkan untuk mencintai Tuhan. Santo Antonius selalu berusaha untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupannya, dalam segala hal di sekelilingnya. Dengan kesadaran itu dia akan selalu berusaha menyenangkan hati Tuhan dan memikirkan Tuhan saja. Dia menyadari dengan memikirkan Tuhan sepanjang hari itu juga menjadi salah satu cara yang baik untuk melawan godaan yang datang. Ketika kita memikirkan Tuhan, maka kita pun akan lebih waspada dan berhati-hati terhadap segala serangan godaan setan. Hidup di hadirat Tuhan membuat seseorang selalu menyadari kehadiran Tuhan yang mengasihi dia. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Kelembutan dan Kebijaksanaan </span></strong></div><br /><div>Santo Antonius Pertapa Pada zaman itu ahli-ahli filsafat kafir dan yang lainnya kadangkala pergi untuk berdiskusi dengan Santo Antonius, karena bagi mereka sosok seorang Antonius sangatlah mengherankan dalam kelembutan dan kebijaksanaannya. Ketika beberapa ahli filsafat bertanya kepada Santo Antonius bagaimana Ia dapat meluangkan waktunya dalam kesunyian bahkan tanpa buku-buku, Santo Antonius menjawab alam adalah buku terbaiknya dan ketiadaan akan apapun sudah cukup baginya. Ketika yang lain datang untuk mengejek kedunguannya, Santo Antonius bertanya kepada mereka dengan kesederhanaannya mana yang terbaik, mengerti kebajikan atau belajar dari buku, dan yang mana dapat berguna bagi sesama. Ahli-ahli filsafat itu berkata "mengerti kebajikan". Santo Antonius berkata "cukup hanya dengan itu". Ahli-ahli filsafat kafir yang lainnya berharap ada perselisihan dan menuntut alasan atas kepercayaan Santo Antonius akan Kristus. Santo Antonius membuat mereka terdiam dengan menunjukkan bahwa mereka merendahkan pikiran Allah dengan menganggap hal tersebut berasal dari ambisi manusia; tetapi salib yang hina adalah demonstrasi terbesar dari kebajikan yang tidak terbatas dan kehinaan adalah kemuliaan tertinggi bagi Kristus yang bangkit dengan jaya dan dengan kebangkitan-Nya dari kematian untuk menghidupkan dan menyembuhkan yang buta dan sakit. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Mengenal Diri</span></strong> </div><br /><div>Dalam ketujuh suratnya kepada Santo Jerome ada sebuah pepatah yang selalu dikatakannya, yaitu bahwa sangatlah penting untuk mengetahui tentang siapa diri kita dan hanya dengan demikian kita dapat menuju kepada pengetahuan akan Allah dan cinta Allah. Dalam surat Santo Antonius yang ditujukan kepada Santo Theodore, dikatakannya bahwa Tuhan telah memberikan keyakinan kepada Santo Antonius, yaitu Tuhan akan menunjukkan kerahiman-Nya bagi semua yang percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, meskipun mereka telah jatuh, jika mereka dengan sungguh-sungguh bertobat dari dosa mereka. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#ff6600;">Sharing : </span></strong></div><br /><div>* Apakah Anda telah belajar untuk mengenal diri Anda atau sudah mengenal diri Anda? Sharingkan kepada teman-teman Anda bagaimana proses pengenalan diri Anda? * Setelah Anda mengenal diri bagaimana perkembangan hidup rohani Anda terutama hubungan Anda dengan Tuhan? Sharingkanlah dengan teman-teman anda. * Apakah Anda telah mengabdikan hidup Anda kepada Tuhan hingga rela mempersembahkan hidup sepenuhnya seperti yang telah dilakukan Yesus melalui panggilan hidup kita masing-masing?</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-3823045553362976082008-07-01T08:45:00.005+07:002008-11-13T13:51:25.241+07:0012. Sharing "7 Sabda Yesus dari Salib"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaX1gu-QPl6XrYIy7l2UQEORlQ5yTr4mIFjBO3C1TaqxDiyx1XmfOczKPZnUsVFEYjB6sIOWzM-0iqtO1G5tOCUBjrO9amL5kNESiO-GONoOTsbn4TwsVYE2C0xIHKrTQJ_SzpVdzmtm4/s1600-h/sengasara+yesus.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217857965092300882" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaX1gu-QPl6XrYIy7l2UQEORlQ5yTr4mIFjBO3C1TaqxDiyx1XmfOczKPZnUsVFEYjB6sIOWzM-0iqtO1G5tOCUBjrO9amL5kNESiO-GONoOTsbn4TwsVYE2C0xIHKrTQJ_SzpVdzmtm4/s320/sengasara+yesus.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#ff0000;">7 Ucapan Terakhir Yesus.<br /></span></strong>Oleh : Rm. Moses Beding, CSSR<br />Ave Maria edisi AM 41<br /><br /><div><div>Tujuh kata terakhir yang diucapkan Yesus dari atas Salib, mengungkapkan penderitaan, kepercayaan dan cinta-Nya.<br />Suatu tradisi saleh memberikan penghormatan yang saleh pada kata-kata terakhir yang diucapakan Yesus pada saat menjelang wafat-Nya dalam keempat Injil.<br />Dari atas salib kita menemukan uacapan Yasus sekali dalam Injil Mathius dan Markus, tiga kali dalam Injil Lukas dan tiga kali dalam Injil Yohanes.<br />Berbicara dalam penderitaan sakratul maut dan dalam kegelapan diatas salib, semua kata-kata ini mengkunakapkan pandangan Yesus tentang kematian-Nya menurut penekanan masing-masing Pengijil. Kita tak mengetahui urutan kata-kata ini diucapakan, Harmonisasi dari Injil sejak abad kedua telah menempatkan semuanya dalam berbagai macam urutan.<br />Kita juga tidak tahu, apakah setiap penginjil memiliki kata-kata Yesus dari Salib sejak awal dari kisah Sengsara, atau mereka mengungkapakan suatu pengertian tertentu dari hari misa dan nasib/takdir dari Yesus.<br />Yang kita tahu ialah bahwa ketujuh kata-kata/ucapan ini adalah tujuh ucapan yang diilhami dari kisah Sengsara Kanonis yang diturunkan kepada kita oleh empat Penginjil/Penulis, Marilah kita merenungkan setiap ucapan Yesus ini dengan maksud untuk bertnya apa ayng diajarkan mereka ke[ada kita tentang Tuhan Yesus yang tersalib dan arti dari kematian-Nya.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">1. Ucapan Pertama :</span></strong><br /></div><div><em><span style="color:#ff6600;">” Ya, Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”( Luk 23 :34) </span></em></div><div> </div><div>Yesus dikianati, ditinggalkan, dihina,dianiaya; namun demikian Dia masih sanggup memohon pada bapa-Nya untuk mengampuni orang-orang yang bertanggung-jawab atas penderitaan-Nya. Doa Yesus terucap tak tersangka-sangka setelah Dia disalibkan tergantung di antara dua orang penyamun. Kata yang stu itu “Ampunilah” menyelamatkan kekejaman yang dahsyat dan adegan penuh kebencian.<br />Pengampunan adalah : Sesuatu yang sangat mahal. Amat sangat mudah untuk memberikan semacam pengampunan sepanjang lengan tangan, memberikan pengampunan, jika kita tidak dilukai secara serius. Akan tetapi pengampunan yang sesungguhnya adalah suatu pengampunan yang sungguh keluar dari hati untuk membiarkan berlalu kepedihan dan kebencian apabila kita telah menjadi korban luka serius yang dibuat oleh orang lain.<br />Pengampunan adalah jalan satu-satunya menuju kepadaperdamaian dalam suatu dunia yang ditnadai/dijejali dengan penghinaan, kelalian, kekerasan dan dendam. Untuk siapa Yesus memohon pengmpunan dari Bapa?<br />Pertama tentu bagi serdadu-serdadu Roma yang memaku Dia di Palang salib dan bagi para pengusa Roma yang menjatuhkan hukuman mati ke atas-Nya. Selanjutnya untuk “Imam-imam kepala, dan pemimpin serta Rakyat” Yerusalem (Luk 23 :13) yang berteriak-teriak “Salibkanlah Dia” (Luk 23 :21)<br />Namun menurut Yesus, orang-orang Roma dan orang-orang Yahudi dari Yerusalem tidak tahu apa yang mereka perbuat. Lukas mepertegas ketidaktahuan para pemimpin dan rakyat Yerusalem dalam kotbah St. Petrus dalam Kisah Para Rasul, “Hai saudara-saudara aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian kerana ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu”(Kis 3 :17) Dalam pidatonya Rasul Paulus, Penginjil Lukas mengilhaminya bahwa rakyat Yerusalem menghukum Yesus, karena “mereka gagal mengenal-Nya” (Kis 13 : 27) Jelas bahwa rakyat Yerusalem tidak diberitau atau karena mereka tidak menangkap tanda-tanda dari perbuatan/tindakan mereka. Yesus telah menangisi Yerusalem dan sambil meratap Ia berseru, “Wahai betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.”(Luk 19 : 42) Rakyat bandel dank eras kepala dan tidak mematuhi rencana Allah . Sangat menarik untuk dicermati aialah bahwa meskipun orang tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, namun mereka tetap butuh pengampunan.<br />Pengampunan para penyiksa_nya, untuk mereka Yesus berdoa pada bukit tengkorak di luar Yerusalem menjalar dari sana semakin meluas mencakup sekelilingnya bahkan sampai ke seluruh dunia. Dalam buku Yona, Allah menytakan belaskasihan-Nya atas orang-orang Asyria yang jahat – “orang-orang yang tidak dapat membedakan tangan kanan dari tangan kirinya”, meskipun segala kebengisan telah mereka lakukan pada orang lain.(Yona 4 : 11)<br />Doa Yesus untuk pengmpunan turun juga ke atas kita masing-masing kita ayng tahu dengan baik apa yang kita lakukan, tetapi kita tidak pernah tahu ettang derita dan sengsara yang disebabkan oleh dosa-dosa kita pada Hati Yesus. Yesus yang mengajar para murid-Nya mencintai, bahkan mencintai musih-musiuh mereka memberikan teladan dan contoh. Ia mendorong kita untuk mencintai, karena inilah dan hanya satu-satunya jalan kepada perdamaian.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">2. Ucapan Kedua : </span></strong></div><div><em><span style="color:#ff6600;">“Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”(Luk 23 : 42)<br /></span></em></div><div>Dalam sakratulmaut dari tiga oarng korban yang disalibkan, mengalirlah dengan derasnya rahmat penebusan. Injil Lukas mempresentasikan perbedaan kontras antara dua pejahat yang dislibkan seblah kiri dan kanan Yesus – dua perbedaan yang radikal dalam menanggapi Yesus sorang penjahat turut ikut-ikutan dalam olok-olokan dan hojatan terhadap Yesus, gagal dalam menghadapi Allah – ia tidak takut akan Allah (Luk 23 : 39-40). Yang lain dengan terbuka mengakui kesalahannya – “kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita” (Luk 23 : 41) – kemudian ia berpaling kepada Yesus memohon pertolongan – “Yesus ingatlah akan aku, apabila engkau dating sebagai Raja.” (Luk 23 :42)<br />Sambil berpaling kepada Yesus penjahat yang bertobat itu melihat sesuatu dalam orang yang ditahan ditengah-tengah mereka, hal mana tidak terlihat oleh si pengejek itu. Penjahat yang bertobat itu melihat seorang Raja, yang duduk di atas Tahta-Nya, didandani/dihiasi dengan belaskasihan mengambil kekuasaan dalam kerajaan-Nya. Pandangan iman dari si penjahat tidak dapat menyangkal akan kenyataan penderitaan dahsyat dan penolakan yang diderita oleh Yesus. Dan hal itu menyakinkan kita tidak ada satupun penderitaan yang lpaling dalam, yang tidak dialami oleh Raja Penyelamat kita. Jawaban Yesus, “Hari ini juga angkau akan ada bersama-Ku di dalam Firdau”, menunjukan betapa dahsyatnya kuasa penyelamatan dari kematian Yesus di atas salib. Keseluruhan Injil Lukas menekankan skeselamatan serta merta yang ditawarkan oleh Yesus kepada para Gembala “Pada hari ini telah lahir bagimu seorang Juru Selamat”, kepada Zakeus “Pada hari ini keselamatan turun ke atas rumah ini” (Luk 19 :9) Yesus menjanjikan bahwa penjahat yang bertobat itu akan segara/serta merta menikmati terang kebahagiaan bersama Allah, kebahagiaan Firdaus. Seprti halnya Ia hidup, demikianpun Yesus Wafat, yaitu memberikan pengampunan atas dosa-dosa dan mendatangkan keselamatan. Yesus “Datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”(Luk 19 : 10), malaui kehidupan-Nya Yesus menjadi “sahabat para pendosa” (Luk 7 :34). Janji Yesus kepada para pendamping-Nya (penjahat) pada saat ajal adalah juga janji Yesus kepada kita semua. “Karena kit semua masih tetap orang berdosa, Kristus Wafat untuk kita”(Rom 5 :8). Kata-kata Yesus kepada para penjahat pada saat ajal mereka, meyakinkan kita bahwa betapapun gelap dan susah hidup kita, kita tidak pernah kehilangan pengharapan. Kita dapat berpaling kepada Dia yang menjanjikan Firdaus kepada penjahat dan kitapun tahu bahwa janji yang akan ditunjukan-Nya juga kepada kita.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">3. Ucapan Ketiga : </span></strong></div><div><em><span style="color:#ff6600;">“Ibu inilah anakmu”-“Inilah ibumu” (Yoh 19 : 26-27)<br /></span></em></div><div>Yesus mengetahui pikiran dan perasaan ibu-Nya, ketika ia mendampinginya pada saat ajl-Nya. Derita dan kesedihannya tidak ada bandingnya, maka pada saat kematian-Nya makin mendekat, Ia menyerahkan ibu-Nya, Maria, kepada murid yang sangat dikasihi-Nya, dengan jaminan bahwa murid itu akan memeliharanya setelah Ia meninggal. Dengan demikian Yesus mau mengatakan kepada mereka yang paling dikasihi-Nya, bahwa mereka tidak ditinggalkan sendirian.<br />Namun demikian Yohanes bermaksud untuk menyampaikan lebih dari pada sekedar cinta seorang anak dalam agegan ini. Ia tidak menyebut nama ibu-Nya, Maria dipanggil-Nya “wanita”, Murid yang menjadi “putranya, ia disebut” murid yang dikasihi-Nya”. Dibawah salib dua tokoh histories mengembambil suatu perenan yang lebih simbolik dan spiritual, membentuk suatu keluarga baru.<br />Eva, wanita pertama adalah “ibu dari semua yang hidup”(Kej 3 :20). Maria, Eva baru, adalah ibu dari Gereja. Murid yang dikasihi itu mewakili semua orang yang dikasihi oleh Yesus sebagai saudara-Nya dalam keluarga-Nya, ialah siapa saja yang melaksanakan kehendak Bapa-Nya(Mrk 3 :35). Dalam Injil Lukas, Yesus berkata bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya adalah “mereka yang mendengar Sabda Allah dan melaksanakannya” (Luk 8 :21). Keluarga baru ini yang dibangunkan dibawah salib adalah suatu persekutuan para kudus, baik diatas bBumi maupun di dalam Surga. Pada saat yang sama Yesus menyerahkan ibu-Nya kepada perlindungan murid yang dikasihi-Nya. Ia menyrahkan murid-Nya ke bawah perlindungan ibu-Nya. Maka seperti halnya ibu-Nya mengambil bagian dalam Misteri kehidupan Kristus dalam segala kepenuhan suka dan duka-Nya, maka demikian pula ia mengambil bagian secara akrab dan mesra dalam kehidupan para saudara Kristus diatas Bumi. Sebagai “Bunda yang berdukacita” ramalan Simeon terpenuhi di dalam dia “sebuah pedang akan melukai hatimu”(Luk 2 :35). Tetapi ia pun tahu bahwa penderitaan dan kematian tidak mempunyai kata terakhir dalam rencana Allah untuk kita. Maria mengajarkan pada kita kemungkinan-kemungkinan dari pengharapan yang baru yang timbul/muncul dari kehidupan dan menunjukan pada kita bagaimana mencegah kehancuran diri sendiri atau keputusan. Dia yang melahirkan Sabda Allah, tahu bahwa anak-anaknya ditetapkan dan ditentukan untuk dilahirkan kembali ke dalam kepenuhan hidup.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">4. Ucapan Kempat : </span></strong></div><div><em><span style="color:#ff6600;">“Allah-Ku ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (mat 27 :46)<br /></span></em></div><div>Pada saat-saat terakhir menjelang ajal-Nya, Yesus berteriak menggeliat mengucapkan kata-kata yang paling ngeri dan menakutkan dalam Kitab Suci. Yesus sama sekali ditinggalkan oleh para murid yang paling dekat dengan-Nya, bahkan kedekatan yang rukun meliputi daerah sekitearnya melukiskan kesuraman dari hari yang sangat menakutkan itu. Pada salib Yesus terjungkal/terbenam ke dalam derita yang paling dalam baik secara fisik maupun secara emosional. Ia berteriak dari kedalaman pengalaman-Nya sendiri terbuang dan ditinggalkan Seruan dan pekikan mengungkapkan perasaan-Nya, bagaimana Ia dibuang dan ditinggalkan sama sekali, bahkan Bapa-Nya sendiri seolah-olah menyembunyikan wajah-Nya.<br />Dalam penderitaan dan kesusahan-Nya, Yesus memilih kata-kata dari Mazmur 22, keluh kesah bangsa Israel yang paling kuat dan dahsyat. Sebagai seorang Yahudi yang saleh, Yesus hafal bentuk kata-kata dari Mazmur. Dan kata-kata itu dari Mazmur akan muncul/timbul dengan sendirinya dalam pikiran untuk mengungkapkan keluh-kesah, pujian, kemarahan, kepercayaan, syukur atau pengharapan. Matius dan Markus menyampaikan pada kita baris-baris pembukaan dari Mazmur dalam bahasa Ibrani, bahasa dari doa Yesus(Mat 27 :46), dan bahasa Aram, bahasa dari khotbah Yesus (Mrk 15 :34). Kita dapat menyimpulkan, bahwa Yesus mendoakan seluruh Mazmur menjelang hembusan nafas teakhir-Nya Mazmur diawali dengan mengungkapkan nasib seseorang yang ditinggalkan dan terbuang, dan lalu dilanjutkan dengan menungkapkan kepercayaan kepada kesetiaan Allah. Mazmur itu tidak berakhir dalam kemenangan dan pembasan. Karena bagi Yesus doa terkhir ini adalah suatau ungkapan dari iman dan bukannya kepedihan atau putus asa.<br />Dalam menanggung konsekuensi dari dosa-dosa umat manusia, Yesus menglami akibat dosa yang paling buruk, yaitu pengalaman manusia yang ditinggalkan Allah. Namun perasaan mnusia bahwa terpisah dari Allah itu bukanlah seluruh kenyataan yang sebnarnya; yang benar ialah bahwa Allah tidak pernah akan meninggalkan kita. Dalam kegelapan pada hari itu di atas bukit Gogota, cahaya terang, dunia ini tertutup, tetapi bukan padam dari kegelapan, seseorang yang beriman dan percaya, tahu bahwa dating melalui kegelapan/kepekatan yang luar biasa, maka kita dapat percaya, bahwa apabila kita merasa dibuang dan ditinggalkan, Allah bersama kita dan ingin membawa kita dan menghantar kita keseberang (ketepi yang lain), Kebahagiaan.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">5. Ucapan Kelima : </span></strong></div><div><em><span style="color:#ff6600;">“Aku haus”(Yoh 19 :28)<br /></span></em></div><div>Semua kata-kat dalam Kitab Suci, terutama dari Injil Yohanes mempunyai beberepa arti. Yesus meneriakan kata-kata inidari salib, karena secara fisik Ia merasa amat sangat haus dan didera kekeringan selama bergulat dengan maut. Tetapi lebih daripada itu kata-kat ini mempunyai arti yang lebih mendalam dan penuh misteri. Injil memberikan kepada kita suatu syarat mengenai pengertian-pengertian ini, ketika Yohanes berkata, bahwa Yesus mengungkapkan kata-kata ini supaya terpenuhi apa yang dikatakan dalam Kitab Suci. Mazmur 33 berbicara mengenai kegetiran sesorang yang sedang menderita. “Kekuatanku kering seperti beling dan lidahku melekat pada langitlangit mulutku.”(Mzm 22 :16). Dalam Mazmur 69 terdengarlah lagi teriakan/pekik kesengsaraaan yang lain. “Dan pada waktu aku haus, mereka memberikanku minum anggur asam.”(Mzm 69 :22). Minum anggur asam yang disiapkan oleh serdadu adalah pemenuhan yang melengkapi Kitab Suci dan mengatakan penyelesaian tugas-Nya diatas Bumi. Di dalam taman Getsemani, Yesus berketetapan untuk tidak melenceng/membelok dari perutusan yang diberikan kepada-Nya: “Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yoh 18 :11). Memenuhi kehendak Bapa adalah kehausan-Nya; inilah cawan adalah kematian Yesus yang menyelamatkan Inilah cawan, yang dalam ketiga Injil, Yesus berdoa dalam taman agar lewat dari pada-Nya. Akan tetapi justru diatas salib Yesus ditetapkan untuk minum dari cawan kematian-Nya, karena tindakan terakhir dari cinta kasih ini menyatakan cinta kasih Allah yang membawa penebusan. Kehausan Yesus yang sangat menggetirkan ini adalah untuk melengkapi janji Allah dalam Kitab Suci dan untuk memenuhi tugas perutusan-Nya.<br />Kehausan Yesus diatas salib, hendaknya juga menjadi kehausan kita. Apakah kehausan yang paling mengetirkan dalam diri kita? Ketika Yesus berbicara dengan wanita Samaria di sumur Yakub dia berkata,”Barang siapa yang minum air yang akan Ku-berikan kepadnya, ia tidak akan haus untuk selam-lamanya” sebaliknya air yang akan Ku-berikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada kehidupan kekal (Yoh 4 :14). Pada hari raya pesta besar di Yerusalem, Yesus berkata kepada orang-orang yang berkumpul :”Barangsiapa haus baiklah ia dating kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci; dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air Hidup.”(Yoh 7 :37)<br />Allah sendirilah ayng dpat memuaskan kehausan kita ayng paling dalam. Marilah kita merasa haus akan Rahmat, akan beklaskasihan dan sukacita karena pancaran mata air adalah cinta Allah di dalam kita.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">6. Ucapan Keenam : </span></strong></div><div><em><span style="color:#ff6600;">“Sudah selasai”(Yoh 19 :30)<br /></span></em></div><div>Sabda terakhir Yesus dalam Injil Yohanes bukanlah suatu teriakan kerena siksaan/penganiayaan atau karena penolakan, melainkan suatu teriakan/pekik kemenangan. Kata ini diterjemahkan “Telah Selesai” secara harafiah berarti “Sempurna”(Tuntas) dan kata-kata Yesus pada saat menjelang kematian-Nya sebaiknya diingat sebagai “Telah Selesai/Terpenuhi”!<br />Sesuai menyelesaikan tugas perutusan-Nya, yaitu membawa keselamatan kepada Umat Allah, Yesus tahu dengan juaminan/kepastian yang mulia, bahwa tibalah saatnya, itulah saat-nya untuk mati. Sekarang Yesus menyempurnakan karya yang telah diberikan oleh Bapa kepada-Nya. Di atas salib Ia meminum dari piala yang diberikan kepada-Nya sebagai suatu Komunitas baru terdiri dari ibu dan murid. Yohanes memperkuat penyempurnaan ini ketika Ia menundukkan kepala dan menyerahkan roh-Nya.<br />Manyerhkan roh-Nya tidak hanya berarti bahwa Yesus Mati. Secara harafiah kata itu berarti “mempersembahkan, menyerahkan, mempercayakan.” Pada saat kematian Yesus Roh kepada Komunitas baru yang dibentuk-Nya dibawah salib, Pada saat Yesus wafat lahirlah Gereja.<br />Pandangan Yesus yang menyakinkan tetang kematian-Nya sendiri sebagai pemenuhan dan kelengkapan seluruh hidup-Nya, kiranya dapat mengilhami dan mendorong kita untuk hidup dan mati seperti itu/dengan cara yang sama, sehingga pada saat ajal kita dapat tersenyum smentara tiap orang di sekitar kita menangis.<br /><br /><strong><span style="color:#ff0000;">7. Ucapan Ketujuh : </span></strong></div><div><em><span style="color:#ff6600;">“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserakan nyawa-Ku” (Luk 23 :46)<br /></span></em></div><div>Sering dalam Injil Lukas, Yesus mengajarkan para murid-Nya tetang doa dan memberikan mereka contoh dari doa-Nya sendiri kepada Bapa. Tetapi sekali dalam Injil ini, kata-kata sakti Yesus menjelang wafat ini diucapakan dalam bentuk doa. Biarpun dalam sakratulmaut, Yesus memberikan kesaksian mengenai kuasa Allah yang menolong. Ia wafat penuh kepercayaan dan pasrah menyerahkan hidup-Nya kepada Bapa/ke dalam tangan Bapa. Kata-kata dari doa terakhir Yesus ini diambil/dikutip dari Mzm 31 Doa-doa lain yang penuh daya dan kekuatan, yang terdapat dalam Injil. Kita dapat mengandaikan bahwa Yesus mengenal dan menghafal betul Mazmur ini dan bahwa Ia mengalami dan merasakan damai dalam banyak baitnya, termasuk versi yang dikutip Lukas sebagai kata-katanya yang terakhir. Mazmur adalah doa kepercayaan, keluh-kesah dan syukur. Ia mengungkapakan pasang surut situasi emosional yang paling sulit dari seseorang yang mengalami stress, terombang-ambing dari ketakutan kepada kepercayaan lalu kepada syukur. Dalam Mazmur kita menyaksikan kehadiran Allah yang paling dalam dengan seseorang yang merasa “sebagai seseorang yang mati….. bagaikan sebuah belanga yang pecah.”<br />Ketika itu para lawan/musuh sekongkol untuk melawan-Nya dan berencana untuk membunuh-Nya (Mzm 31 : 11-13). Seorang penderita mengelami Allah sebagai suatu “Benteng/Batu karang perlindungan…. Suatu benteng yang kuat.” Ia sadar bahwa Allah paling dekat dan hadir, meski Ia kelihatannya tidak ada, orang yang menderita sanggup menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah. (Mzm 31 :6)<br /></div><div><em><span style="color:#33ccff;">Sabda yesus ini adalah bagian dari doa malam tradisi Gereja, Setiap malam kita menyerahkan roh kita kepada Allah. Malalui kata-kata pemazmur, Yesus mendorong dan menguatkan kita untuk “Mencinati Allah…. Menjadi kuat dan biarkanlah hatimu dikuatkan, semua kamu yang menantikan Allah”(Mzm 31 :23-24)</span></em></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-74674205680264264992008-07-01T08:39:00.003+07:002008-11-13T13:51:25.411+07:0011. Sharing "Manusia krisi Kasih dan Harapan"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG4JCbqVb9xYsVUADXqHeZYBqiDc5CVX7Qi5aRfj1tk1ZcA7CvAyFFtUqnEhhV7ZhYcmZRxFk5vVbWxFXfffotFJvvJA3nAe1xkIwAEP_7YLcLRbJAkOQLvpM2Knv_J8sdCuarmoXpHd4/s1600-h/dua+Paus.jpg"><strong><span style="color:#ff6600;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217854874020508818" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG4JCbqVb9xYsVUADXqHeZYBqiDc5CVX7Qi5aRfj1tk1ZcA7CvAyFFtUqnEhhV7ZhYcmZRxFk5vVbWxFXfffotFJvvJA3nAe1xkIwAEP_7YLcLRbJAkOQLvpM2Knv_J8sdCuarmoXpHd4/s320/dua+Paus.jpg" border="0" /></span></strong></a><strong><span style="color:#ff6600;">Kekurangannya KASIH dan HARAPAN menyebabkan penurunan KELAHIRAN<br /></span></strong>Oleh Ludwig Ring-Eifel<br />Ave Maria : No AM-41<br /><br /><br />Dalam siding parlemen lengkap yang diadakan oleh Akademi Pontifical Ilmu Sosial tahun lalu, Paus Benedictus XVI mengatakan kuangnya kasih dan harapan menyebabkan penurunan tingkat kelahiran yang berakibat penuaan masyarakat terutama di Negara berkembang. Tema macam itu, ditunjukan kepada para ilmuawan, yaitu “Masa Musda Lenyap? Solidaritas bersama anak-anak dan kaum muda dalam zaman yang bergejolak”.<br />Dalam pesannya, ditulis dalam bahasa Inggris, Bapa Suci memberi cataatn “Tanda-tanda demografi tertentu dengan jelas menunjukan betapa pentingnya kebutuhan akan refleksi kritis dalam lingkungan ini…” “Kita menyaksikan dalam lingkup luas, khususnya di Negara berkembang, dua gejala signifikan yang saling berhubungan satu sama lain di satu pihak meningkatnya harapan hidup dan di lain pihak penurunana tinggkat kelahiran.”<br />Bapa Suci menggarisbawahi, “ sebagai masyarakat yang bertumbuh dewasa, banyak bangsa atau kelompok bangsa kekurangan kaum muda untuk memperbaharui populasi mereka.” Dalam pesannya, Bapa Suci mengakui bahwa situasi ini adalah “Merupakan akibat yang beragam dan kompleks, seringkali keadaan ekonomi dan social.” Namun akar permasalahan dapat dilihat sebagai moral dan spiritual yang berhubungan pada gangguan kekurngan iman, harapan dan sudah tentu, kasih.”<br /><br />Tulis Benedictus XVI. Sebagai Uskup Roma, “Melahirkan anak-anak ke dunia memerlukan cinta diri yang dipenuhi oleh kasih agape yang kreatif, berakar dari kemurahan hati dan ditandai oleh kepercayaan dan harapan masa mendatang; Sacara alamiah kasih bergantung pada keabadian, “ katanya, menunjukan enskliknya, “Deus Caritas Est”.<br />“Mungkin kekurangan kasih yang kreatif dan pamrih yang demikian adalah alas an mengapa saat ini banyak pasangan memilih untuk tidak menikah, mangapa banyak pernikahan yang gagal, dan mengapa tingkat kelahiran secara signifikan menurun,” Bapa Suci menyatakan. Faktanya, Bapa Suci mengakui bahwa seringkali “anak-anak dan kaum muda “ adalah” yang pertama mengalami konsekuensi dari kekurangan kasih dan harapan ini. Seringkali, daripada mengasihi dan menyayangi, mereka malahan merasa hanya perlu mengetahuinya.<br />“Dalam zaman yang bergejolak mereka seringkali kekurangan bimbingan moral yang cukup dari dinia kaum dewasa, yang berakibat pada kerusakan perkembangan intelektual dan spiritualnya.”<br /><br />Dengan jalan ini, Benedictus XVI melanjutkan,<br />“Banyak anak-anak tumbuh dalam masyarakat yang melupakan Allah dan kewibawaan lahiriah dari makhluk hidup yang diciptakan dalam rupa Allah.” “Dalam dunia yang dibentuk oleh proses akselerasi globalisasi, mereka sering dijejali pandangan meterialis dari alam semesta, dari kehidupan dan kepenuhan manusia, “ Paus menyatakan. Anak-anak dan kaum muda “diatas segalanya, memerlukan bimbingan kea rah kasih dan dikembangkan dalam ekologi manusia yang sehat, dimana mereka dapat menyadari bahwa mereka dating ke dunia ini bukan secara kebetulan, namun melalui anugerah yang merupakan bagian dari rencana Allah,” tambah Bapa Suci.<br />Beliau melanjutkan, “Orangtua, Pendidikan dan Pemimpin Komunitas, bila mereka setia pada panggilannya masing-masing, tidak pernah dapat memungkiri tugasnya untuk membimbing anak-anak kaum muda untuk memilih kehidupannya menuju kebahagiaan sejati, dimana ia mampu membedakan kebenaran dan kepalsuan, kebaikan dan kejahatan, keadilan dan ketidakadilan, dunia sejati dan dunia “realitas virtual”<br /><br /><em><span style="color:#33ccff;">“Bila kebebasan yang demikian telah berkurang atau langka, kaum muda akan mengalami frustasi dan menjadi tak mampu menunjukan kemurhan hati, yang akan memberi nilai tambah padanya baik sebagai pribadi, maupun anggota masyarakat.”</span></em>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-68907918261535903942008-07-01T08:27:00.005+07:002008-11-13T13:51:25.598+07:0010. Sharing "Orang-orang Suci dari Carmelit"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp3XvQ9JDvwVGRYy-5GN5PzuDBieUP6ss7YZZ0zDg8sS7UcWT4BXfZUDUsj_fEND8K7iSiKLBrocjq0ay2M2dMPXl6Ou9F-K2jdkxs7O0CKpbgCINJsoaAmB5guN_CE_S-5dnZSeWrmKw/s1600-h/carmelit.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217854132899123954" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp3XvQ9JDvwVGRYy-5GN5PzuDBieUP6ss7YZZ0zDg8sS7UcWT4BXfZUDUsj_fEND8K7iSiKLBrocjq0ay2M2dMPXl6Ou9F-K2jdkxs7O0CKpbgCINJsoaAmB5guN_CE_S-5dnZSeWrmKw/s400/carmelit.jpg" border="0" /></a> Pencobaan yang harus ditanggung oleh orang yang akan sampai pada tingkat ini<br />("transforming union") jumlahnya tiga, yakni:<br />Pencobaan dan kesedihan, ketakutan dan kesukaran dari pihak duni dengan banyak cara;Pencobaan dan kekendoran serta kesedihan di dalam keinderawiannya;Siksaan, kegelapan, kesusahan, kesepian, godaan dan kesusahan lain, di dalam roh.<br />Dengan demikian ia dimurnikan di tingkat rohani dan inderawi.Minuman keras yang mahal harganya hanya dituangkan dalm tong kuat yang disiapkan dan dibersihkan baik-baik.<br />Persatuan yang amat luhur ini hanya dapat diterima jiwa yang diperkuat oleh kesusahan dan godaan, dan dibersihkan oleh pencobaan, kegelapan, dan kesesakan.<br />Orang memperoleh keutamaan, kekuatan, dan kesempurnaan di dalam kepahitan, karena "dalam kelemahanlah keutamaan menjadi sempurna" (bdk. 2 Kor 12:9) dan dalam penderitaan diwujudkan.Sumber : Nyala Cinta yang Hidup – <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes dari Salib</span></em><br /><br />Orang dapat menanggung segala-galanya asal ia memiliki Kristus Yesus yang diam di dalam hatinya sebagai Sahabat dan Penuntun penuh cinta.<em><span style="color:#33ccff;">St. Teresa Avila</span></em>, otobiografi.<br /><br />Supaya dapat memiliki segalanya, jangan memiliki sesuatupun juga.Supaya dapat menjadi segala, jangan ingin menjadi apapun juga.Supaya dapat mengetahui segala sesuatu, jangan ingin mengetahui apapun juga.Bila engkau berpaling pada sesuatu, engkau berhenti mengarah kepada Yang Segala.Sebab supaya dapat pergi dari segala ke Segala, harus kautinggalkan dirimu seluruhnya dalam segala.Dan bila engkau sampai memiliki segala, engkau harus memilikinya tanpa menginginkan sesuatupun.Dalam kelepasan ini, roh menemukan istirahat dan damai.Tetapi bila ia menginginkan sesuatu, pada saat itu juga ia menjadi letih dan kuatir.(Mendaki Gunung Karmel I)Sumber : Cita-Cita Rohani <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes Salib<br /></span></em><br />Berusahalah agar engkau selalu cenderung:Bukan untuk yang paling mudah, tetapi untuk yang paling sukar;Bukan untuk yang paling nikmat, tetapi untuk yang paling hambar;Bukan untuk yang paling memuaskan, tetapi untuk yang paling tidak menyenangkan;Bukan untuk apa yang memberi istirahat bagimu, tetapi untuk apa yang berarti kerja keras;Bukan untuk apa yang paling memberikan penghiburan, tetapi untuk yang paling menjemukan;Bukan untuk yang paling besar, tetapi untuk yang paling kecil;Bukan untuk yang paling luhur dan berharga, tetapi untuk yang paling rendah dan remeh;Bukan untuk menginginkan sesuatu, tetapi untuk tidak menginginkan apa-apa;Janganlah mencari barang-barang duniawi yang paling baik tetapi yang paling jelek;Pupuklah kerinduan untuk masuk ke dalam kehampaan, kekosongan, dan kemiskonan yang total dalam segala sesuatu yang menyangkut barang-barang dunia ini.Sumber : Cita-Cita Rohani <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes Salib</span></em><br /><br />Pertama, hendaklah mengambil keputusan yang tetap untuk mengikuti Kristus dalam segala tindakanmu dengan menyesuaikan hidupmu dengan hidupNya. Karena itu engkau harus mempelajari hidupNya, agar engkau tahu bagaimana cara mengikuti Dia dan dalam segala peristiwa bertindak dan bersikap seperti yang akan dilakukanNya.Kedua, supaya berhasil dalam hal mengikuti Kristus ini, tanggalkanlah dan tinggallah kosong terhadap segala kepuasan inderawi jika semuanya itu bukan semata-mata untuk kehormatan dan kemuliaan Allah. Lakukanlah hal ini demi cinta kepada Yesus Kristus. Di dalam hidupNya Dia tidak memiliki kepuasan lain dan juga tidak menginginkan apa pun, kecuali dalam hal menjalankan kehendak BapaNya, yang disebut sebagai makananNya (Yoh 4:34).Sumber : Cita-Cita Rohani <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes Salib<br /></span></em><br />Segala keindahan makhluk dibandingkan dengan keindahan Allah adalah kejelekan total. Segala keagungan dan keluhuran makhluk dibandingkan keagungan dan keluhuran Allah adalah kekotoran dan kekasaran belaka. Segala kebijaksanaan dunia ini dibandingkan dengan kebijaksaan Allah adalah kebodohan belaka (1Kor 3:19). Karena itu hanya mereka yang mengesampingkan segala pengetahuannya dan berjalan dalam pengabdian Allah seperti anak-anak yang tidak tahu apa-apa, akan menerima kebijaksanaan Allah (Mendaki Gunung Karmel I,4, 4-5).Sumber : Cita-Cita Rohani <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes Salib<br /></span></em><br />Kelepasan itu hanya mungkin bila orang telah lebih dahulu terbakar oleh api cinta kasih ilahi. Pengosongan tersebut sesungguhnya bukan lain daripada tuntutan cinta kasih yang mau melepaskan diri dari segala ikatan yang menjadi penghalang antara dia dan Sang Kekasih Ilahi.Segala sesuatu harus ditinggalkan dan dilepaskan. Semua keinginan harus ditanggalkan, karena keinginan-keinginan itu menghambat manusia dalam perjalanannya kepada Allah.Hanya keinginan akan Allah saja yang diperbolehkan, namun keinginan akan Allah itu pun hanya boleh melalui iman, harapan, dan cinta kasih.Yang menjadi soal sebenarnya bukan hal memiliki barang-barang duniawi, tetapi kelekatan dan keinginan yang tidak teratur akan hal itulah yang menghambat.Sumber : Cita-Cita Rohani <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes Salib<br /></span></em><br />Dalam gambar yang dibuatnya yang melukiskan pendakian Gunung Karmel, kita melihat suatu kontras antara jalan yang menuju ke puncak dan jalan sampingan yang merupakan jalan buntu. Di situ dilukiskan dua jalan dari roh yang tidak sempurna: Yang satu ingin memiliki barang-barang bersifat duniawi, yaitu milik, kesenangan, pengetahuan, hiburan, istirahat, yang akhirnya menuju kepada jalan buntu.Yang lain juga dari roh yang tidak sempurna, ingin memiliki barang-barang surgawi dan tampaknya rohani, namun sesungguhnya sama saja tidak sempurnanya, karena mengejarnya dengan semangat pemilikan yang akhirnya juga menuju jalan buntu. Barang-barang rohani itu ialah kemuliaan, kesenangan, pengetahuan, hiburan, distirahat.Sebaliknya, jalan yang menuju ke puncak gunung ialah jalan kekosongan; kosong, kosong, kosong, dan di atas gunung juga kosong. Tetapi justru jalan inilah yang membawa orang ke puncak dimana tersedia baginya segala sesuatu yang dapat diharapkan orang. Todo-nada : segalanya kosong.Sumber : Cita-Cita Rohani <em><span style="color:#ff6600;">St. Yohanes Salib</span></em>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-52736857732168767952008-07-01T08:14:00.004+07:002008-11-13T13:51:25.720+07:009. Sharing "Arti sebuah Doa"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy_ADAxHSfk1dHta0_ss6j76QyL4T1t9OHlA8DTbrIPnelZfyDXUgwWCzJ04hpkBgg7t_MMTLCkMmUEk1_vITuacb1ctPqxLW42ehskKQJw_mbI0rGCALumYTG3qsfVA4Wd-BB_fYVN2E/s1600-h/tangan+berdoa.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217850223265359234" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy_ADAxHSfk1dHta0_ss6j76QyL4T1t9OHlA8DTbrIPnelZfyDXUgwWCzJ04hpkBgg7t_MMTLCkMmUEk1_vITuacb1ctPqxLW42ehskKQJw_mbI0rGCALumYTG3qsfVA4Wd-BB_fYVN2E/s400/tangan+berdoa.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#33ccff;">DOA MEMBUAT KITA MENGENAL DIRI </span></strong><br /><div>Doa adalah sarana untuk mengenal diri dalam terang keagungan Allah. Dalam terang-Nya kita melihat bahwa diri kita adalah manusia yang diciptakan menurut gambar dan citra-Nya. Dalam terang-Nya sekaligus kita melihat bahwa diri kita adalah gambaran Allah yang indah, namun dapat menjadi kabur, oleh karena noda dosa yang menutupi keindahan martabat kita sebagai citra-Nya. Di satu segi kita takjub akan keindahan jiwa kita yang diciptakan seturut citra-Nya, namun sekaligus juga ditemukan kehinaan, kepapaan, karena kesadaran bahwa dirinya adalah seorang pendosa di hadapan kekudusan-Nya. </div><br /><div>Kita perlu mengenal keindahan, harta yang tersimpan dalam diri kita, yaitu kemampuan menjadi tempat tinggal Allah. Akan tetapi sekaligus harus membongkar apa yang menutup dan apa yang mengaburkan gambaran itu. Ia harus membongkar apa yang gelap, jahat, salah, keliru, apa yang berasal dari si jahat. Lalu Allah akan menyembuhkan, membaharui gambaran aslinya, sehingga ia dapat menjadi manusia baru seperti yang direncanakan oleh Tuhan. Carl Gustav Jung menerangkan peranan doa bagi pengenalan diri sebagai berikut :“Doa menciptakan hubungan antara dua pribadi si aku dan Engkau yang kekal. Hubungan ini memungkinkan manusia keluar dari dunia keakuannya, sambil melihat dirinya dari pihak orang lain. Biasanya orang hanya hidup di tingkat kesadaran, berkat doa ia dapat membuka jalan bagi yang tidak disadari. Jung menamakan doa “colloquium cum suo angelo bono” artinya wawancara dengan malaikat yang baik”. Ia mengerti doa sebagai wawancara dengan seseorang dengan yang di bawah sadarnya, yang dapat sangat membantu orang keluar dari dunia “aku kecil” yang masuk ke dalam dunia “DIRI”, inti kepribadiannya, yang menghubungkan yang sadar dengan yang di bawah sadar. “Allah dengan manusia”. </div><br /><div>Menurut Jung ini amat perlu supaya seseorang menemukan identitasnya dan menjadi seorang pribadi yang utuh”.Akan tetapi bagi seorang Kristiani, pengenalan diri mempunyai arti lebih dalam daripada menjadi sadar akan yang di bawah sadar atau usaha mengenal bayangannya sendiri. Mengenal diri bagi kita berarti mengenal kedosaan sendiri. Di hadapan terang Allah saya mengenal diri saya sebagai seorang yang berdosa. Hati manusia yang berdoa akan mempertajam mata batin untuk melihat kenyataannya sendiri. Ia membentangkan hidupnya di hadapan Allah, agar Allah memberi pengertian tentang hidupnya. Tujuan doa tidak lain adalah perjumpaan dengan Allah. Manusia membuka hati, pikiran, perasaannya kepada Allah. Allah boleh melihatnya dari dekat, tanpa selubung, tanpa topeng, tanpa menipu diri sebab tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya.</div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">DOA MEMBUAT MANUSIA SEMAKIN LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI</span></strong></div><br /><div>Dalam doa kita merenungkan rasa hati, peristiwa-peristiwa tertentu, dengan jujur meneliti perasaan yang timbul dalam hatinya. Misalnya bila kita dihina, disakiti hatinya, diperlakukan tidak adil, kita dapat merenungkan penghinaan dan pencemoohan itu untuk dapat melatih kesabaran, kelembutan hati kita, dengan bercermin pada hidup Yesus Putera Allah yang telah menjadi manusia, yang telah merendahkan diri, dan taat sampai wafat, sampai wafat di kayu salib (Flp. 2 : 5-11). Kita mau dengan rela dibentuk oleh Dia menjadi serupa dengan Diri-Nya. Dengan imajinasi iman, kita membayangkan bagaimana Yesus menghadapi peristiwa penyaliban : penghinaan, cemoohan, penganiayaan, bahkan kematian-Nya dengan semangat iman, harapan, dan cinta kepada Bapa-Nya demi keselamatan umat manusia yang dicintai-Nya. Dengan menyatukan semua derita, sengsara kita dengan sengsara-Nya, maka kita beroleh kekuatan dari Allah untuk menanggung semuanya bersama Dia dan dalam Dia, karena cinta-Nya menguatkan kita. Bila kita menyerahkan diri kepada-Nya dengan rendah hati, Allah dapat melindungi kita dari segala dosa, dan Allah dapat mengubah apa yang pahit menjadi kemanisan karena semuanya dapat ditanggung demi cinta kepada-Nya dan untuk penebusan umat manusia.</div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">MENCINTAI SESAMA MELALUI DOA-DOA KITA</span></strong></div><br /><div>Dalam doa kita dapat berdoa bagi sesama kita. Doa untuk sesama adalah sarana yang subur untuk mengenal diri. Bila kita berdoa bagi orang lain, kita sudah tidak berusaha lagi untuk membenarkan diri, tetapi untuk melihat sesama dalam terang cahaya ilahi. Bila kita berdoa bagi sesama yang menghina saya, itu berarti sarana yang baik untuk mengenali penyakit saya sendiri. Bila kita berdoa untuk orang lain, hati kita berhubungan dengan semua orang, bahwa apa yang gelap dan buruk di dalam diri orang lain dan semua orang, juga ada pada kita sendiri. Bila kita mendoakan orang lain, kita sudah tidak berminat lagi untuk mempersalahkan orang lain, sebaliknya mengakui bahwa kita sendirilah yang bersalah. Orang yang berusaha melihat orang lain dalam terang Allah sebagai yang dicintai Allah, akan mampu mengenal hatinya sendiri. Doa membantu kita mengenal orang lain dengan lebih baik, dengan tidak menghukum, melainkan memahaminya, sehingga semakin berbelaskasih terhadap orang lain.</div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">DOA SYUKUR MENJADIKAN HIDUP INI INDAH</span></strong></div><br /><div>Dengan bersyukur kepada Allah, hati kita dipenuhi oleh damai-Nya, kasih-Nya. Sebab dengan bersyukur kita menerima segala-galanya yang terjadi menurut kehendak Allah :* Yang manis dan yang pahit* Yang menarik dan yang tidak menarik* Yang menganggu atau tidak mengganggu* Yang berat atau yang ringan* Suka maupun dukaDengan bersyukur, kita mempercayakan segala-galanya kepada kebaikan Allah, karena rancangan-Nya adalah rancangan keselamatan, Dia selalu memberi yang terbaik bagi kita (Rm. 8 : 28). Kuasa ucapan syukur sungguh nyata, walaupun seringkali tidak masuk akal, mengucap syukur pada saat mengalami musibah, mengalami penderitaan, mengalami kesulitan, tantangan, tidak masuk akal. Namun bersyukur adalah suatu tindakan iman yang menghasilkan kekuatan, damai dan sukacita untuk menerima kehendak-Nya dengan sukarela dalam hidup kita (1 Tes. 5 : 16-18). </div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">MERENUNGKAN FIRMAN ALLAH MENYEMBUHKAN HATI DAN MENJERNIHKAN PIKIRAN</span></strong></div><br /><div>Firman Allah adalah perlindungan melawan pikiran-pikiran buruk, yang mendesak hati manusia dan mau menariknya kepada yang jahat. Pikiran manusia seperti “munyuk/monyet”, selalu sibuk dengan sesuatu. Maka munyuk/monyet (pikiran kita) itu perlu diberi pekerjaan : yaitu merenungkan firman Allah. Maka pentinglah memenuhi pikiran kita dengan doa (Nama Yesus), atau dengan firman Allah. Bila kita ingat akan Allah, hidup di hadirat-Nya, maka tidak ada lagi tempat untuk pikiran buruk. Doa dan Firman Allah akan menyembuhkan pikiran kita. Pikiran manusia mempengaruhi hati kita. Bila pikiran kita dipenuhi oleh Firman dan kehadiran-Nya maka lambat laun kita akan merasakan keindahan Allah. Obat bagi pikiran buruk adalah doa dan Firman Allah.Misalnya bila pikiran kita dipenuhi oleh pikiran buruk akan orang lain maka kita dapat berdoa dengan mengucap syukur atas hal-hal yang positif dalam diri orang lain yang melukai kita. Kita membuka Kitab Suci dan merenungkan bahwa setiap orang adalah bait kudus Allah (1 Kor. 6 : 19-20). Allah bersemayam di kedalaman hati setiap orang, maka bila kita mencintai sesama berarti kita mencintai Allah yang berdiam di dalam dirinya. Bila kita menghina dia, berarti kita menghina Allah yang berdiam dalam dirinya, Allah yang telah menciptakan setiap orang sedemikian indahnya. Setiap manusia betapapun buruknya dan betapapun tak berdayanya (bahkan orang-orang lemah dan cacat), mereka semua membawa pesan dari Allah, sebab setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan segala keunikannya, keberadaannya di dunia ini untuk menghadirkan cinta-Nya dan membawa kemuliaan-Nya. Manusia diciptakan oleh Allah untuk memuji dan menyembah Dia dengan seluruh keberadaannya, dengan seluruh jiwa raganya dan dengan segenap hatinya. </div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">DOA MENJADIKAN KITA SERUPA DENGAN DIA</span></strong></div><br /><div>Dalam doa kita membiarkan diri direndam oleh lautan kasih-Nya, di dalam doa kita memasuki hati-Nya yang bernyala-nyala dengan cintakasih sehingga kita juga semakin dikobarkan oleh api kasih-Nya. Dalam doa kita membiarkan diri dibentuk dan diubah oleh Allah menjadi semakin serupa dengan Dia. Dalam doa kita menyerahkan diri pada hati-Nya yang Mahakudus. Agar ia semakin menguasai seluruh kepribadian kita, dan mengubahnya menjadi seperti Dia. Kita membiarkan diri diubah, sehingga kita melihat dengan mata-Nya, mendengar dengan telinga-Nya, berkata-kata dengan bibir-Nya, mengasihi dengan hati-Nya, memahami dengan pikiran-Nya, melayani menurut kehendak-Nya, dan mengabdikan seluruh diri kita kepada-Nya. Dalam doa kita membiarkan Roh Kudus memimpin dan menjiwai seluruh hidup kita, sehingga Roh Kuduslah yang menguasai seluruh kemampuan, tubuh, dan jiwa kita. Roh Kudus pula yang mengatur seluruh hasrat, perasaan, dan emosi kita. Begitu pula dengan kepandaian, pengertian, kehendak, ingatan kita. Dalam doa, Roh Kudus mencurahkan ramat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita juga semakin dapat bertumbuh dalam kebajikan-kebajikan : iman, harapan, dan kasih, serta semakin erat bersatu dengan Dia. Dalam doa kita berjumpa dengan Allah yang rindu merajai hati dan hidup kita. Semakin mendalam doa kita, Allah akan semakin hidup dalam diri kita seperti dikatakan oleh St. Paulus : “Aku hidup tetapi bukan aku lagi yang hidup melainkan Kristuslah yang hidup di dalam diriku.” (Gal. 2 : 20) </div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">DOA MENGUBAH HIDUP KITA SEBAGAI MANUSIA BARU</span></strong></div><br /><div>Dalam Kitab Suci dinyatakan tentang hidup baru :* Allah telah memerdekakan kita (Rm. 6:18)* Kita telah diperdamaikan dengan Bapa (1 Yoh. 2 : 2)* Allah menganugerahi kita hidup yang berlimpah-limpah (Yoh. 10 : 10)* Allah telah mencurahkan Roh-Nya atas kita (Rm. 8 : 15)* Kita diberi pengampunan dosa (Yoh. 20 : 22-23)* Kita disucikan (1 Kor. 6 : 11), dan dibenarkan di hadapan Allah (Rm. 3 : 24)* Kita diangkat menjadi anak Allah (Rm. 8 : 14-17)* Kita dipersatukan dalam satu tubuh yaitu Gereja (Ef. 2)* Sekarang kita hidup dalam terang kasih-Nya (Yoh. 14 : 21 ; 16 : 27)* Kita hidup dalam perdamaian dan kegembiraan (Yoh. 15 : 11)* Kita hidup dalam rahmat dan kebenaran (Yoh. 8 : 32)* Kita hidup dalam harapan yang teguh akan kehidupan kekal (Rm. 5 : 3)* Semuanya ini berlaku untuk diri sendiri, sesama/kehidupan bersama dan alam semesta (Rm. 8 : 21)Dengan dibebaskan dari beban dosa, hidup kita semakin berkembang sesuai dengan rencana Allah sejak semula. Manusia dan alam semesta dipulihkan kembali kepada tujuan yang sesugguhnya. Hidup manusia diintegrasikan dalam cintakasih. </div><br /><div></div><br /><div>Kematian akibat dosa kehilangan dayanya, karena seseorang yang berada dalam persatuan dengan Kristus berarti ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang, inilah hasil penebusan Kristus, suatu dunia baru, manusia baru (2 Kor 5 : 17). Allah sangat menghormati kebebasan kita, Allah tidak memaksa manusia untuk menjadi bahagia. Kita bebas untuk menerima anugerah penebusan yang disediakan Allah bagi kita. </div><br /><div></div><br /><div>Bila kita menerimanya maka hidup baru itu akan menjadi kenyataan dalam hidup kita. Inilah iman kepercayaan kita : menerima dan mengikuti Kristus, membuka hati untuk rahmat penebusan yang disediakan Allah dalam diri Kristus dan bersama Dia menjawab panggilan Bapa : * “Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya...”(Yoh. 1 : 12)* Bila manusia bersatu dengan Kristus, percaya akan Dia, dan berlandaskan kepercayaan itu menerima kemanusiaan-Nya, hidup, sengsara, dan kematian-Nya dari tangan Allah, atau mau menjadi semakin serupa dengan Dia (Flp. 3 : 10), serta mau menempuh jalan yang sama seperti Dia, maka kita akan hidup dalam “hidup yang baru” bersama Dia pula (Rm. 6 : 2-4). * Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Rm. 10 : 9).</div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">DOA (Gubahan Kardinal Newman)</span></strong></div><br /><div>“Ya Yesus, tolonglah aku menyebarkan keharuman-Mu ke mana pun aku pergi. Banjirilah jiwaku dengan Roh-Mu dan hidup-Mu. Tembuslah dan kuasailah diriku seutuhnya, agar kehidupanku hanya memancarkan kehidupan-Mu. Bersinarlah melalui diriku, dan tinggallah di dalam diriku, agar setiap jiwa yang kutemui boleh merasakan kehadiran-Mu dalam jiwaku. Biarlah mereka bukan melihatku lagi, melainkan Yesus. Tinggallah bersamaku, maka aku akan bersinar seperti Engkau bersinar menjadi terang bagi yang lain. Terangnya ya Yesus adalah dari-Mu, samasekali bukan dariku. Engkaulah yang akan menerangi yang lain melalui diriku. Oleh karenanya biarlah aku memuji-Mu dengan cara yang paling Engkau sukai, yaitu dengan menyinari orang-orang di sekelilingku. Biarlah aku mewartakan diri-Mu tanpa berkotbah, bukannya dengan kata-kata, melainkan dengan teladan, lewat kuasa dan pengaruh simpatik dari apa yang kuperbuat, bukti kepenuhan kasihku kepada-Mu, amin.”</div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Sharing :</span></strong></div><br /><div>* Apa dan bagaimana peranan doa dalam kehidupan Anda pribadi? Sharingkanlah pengalaman kehidupan doa Anda dalam sel* Doa membuat kita semakin dekat dengan Tuhan dan membawa kita juga dapat mengasihi sesama. Bagaimana pengalaman Anda jika sedang merasa jengkel, marah atau kesal dengan orang lain, dapatkah Anda tetap berdoa dengan baik? Dapatkah Anda mendoakan orang-orang yang menjengkelkan itu? Sharingkanlah pengalaman Anda dengan teman dalam sel.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-67875055393588220272008-07-01T08:07:00.002+07:002008-11-13T13:51:25.893+07:008. Sharing "Pengadilan Tuhan"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPK_wnlUyIVaJp36ncEKwFhmz692Nh35v0ZrCB4FfllhnI_HeIsiYKR9e1-zrI_pJcV_TuDYGJCryeOLEtrRWfbqi2t7cZkZpB2ARuEIJV33FhfTqtl1bvBBb3KeR_TpVNAFvn3TCxhWc/s1600-h/pengadilan+Kristus.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217846847761555762" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPK_wnlUyIVaJp36ncEKwFhmz692Nh35v0ZrCB4FfllhnI_HeIsiYKR9e1-zrI_pJcV_TuDYGJCryeOLEtrRWfbqi2t7cZkZpB2ARuEIJV33FhfTqtl1bvBBb3KeR_TpVNAFvn3TCxhWc/s320/pengadilan+Kristus.jpg" border="0" /></a><strong><span style="color:#ff0000;">Pengadilan Tuhan</span></strong><br />St. Agustinus pernah berkata<br /><div>“Kalau saja orang-orang Kristen sering bermeditasi tetang hal pengadilan Tuhan; maka pastilah mereka akan lebih mendalami Kitab Suci dan Hidup mereka akan dipenuhi Rahmat.”<br />Itu betul. </div><br /><div>Sikap hidup kita akan berubah kalua kita terus dalam sikap berjaga-jaga seolah-olah pengadilan Tuhan kepada kita akan terjadi hari ini. Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hokum yang memerdeka orang.(Yak 2 :12). Hari Pengadilan/Penghakiman adalah betul-betul sebuah pengadilan dan akhir dari kedilan Tuhan; dimana semua perbuatan, sekalipun yang tersembunyi, perbuatan baik atau jahat akan di adili. Pada hari itu, setiap orang akan menjadi seperti dirinya-sendiri, tanpa topeng, tanpa pretense; apa adanya. Tiap perbuatan harus dipertanggung-jawabkan pada hari penghakiman. Parqa pendosa yang tidak mau bertobat akan masuk ke dalam Neraka, mereka yang bertobat dan belum sepenuhnya dapat masuk Surga, karena masih harus menyesali akibat dosanya, masuk ke dalam api penyucian, dan jiwa-jiwa yang sepenuhnya hidup dalam Rahmat Tuhan masuk ke daqlam Kebahagiaan Surgawi.<br /></div><div>Maka dengarkan kata-kata Yesus, “<em><span style="color:#ff6600;">Berjaga-jagalah senantiasa, sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan “Anak Manusia”(Luk 2 :36). Pada hari Penghakiman Terakhir benar-benar akan diadakan “perhitungan” yang sifatnya final dan jujur.<br /></span></em></div><br /><div>St. Agustinus berkata </div><br /><div>bahwa setan akn menjadi pendakwa yang jahat bagi jiwa kita. Setan akan mendakwa bahwa kita selama hidup tidak pernah melaksanakan perintah Tuhan, tapi kita melaksanakan perintah setan. Maka setan akan mengklaim bahwa jika kita adalah miliknya. Lalu kita mungkin tersipu-sipu menjwab, “Ya Tuhan mengikuti kehendak iblis memang mudah, tidak melelahkan, tapi mengikuti kehendak-Mu sangat berat bagiku.”<br /></div><br /><div>Persiapan kita untuk manghadapi hari penghakiman terakhir akan menentukan ke mana kita akan pergi. Jalan hidup kita di dunia akan menjadi hakim bagi kita sendiri pada hari itu. Tuhan kan membalas setiap orang menutrut perbuatanya. Selama masih ada waktu, maka marilah kita hidup dalam cinta-kasih Kristus dan cinta kepada sesame; kita berjalan pada jalan menuju kehidupan, karena waktu sekarang inilah waktu yang berkenan, waktu kerahiman Tuhan. </div><div> </div><div><em><span style="color:#33ccff;">Sepanjang hidup di dunia ini Bunda Maria, Bunda Kerahiman/Bunda Belas Kasih.<br />Merupakan Rahmat istimewa, jika pada saat akhir hidup kita, kita selalu berada dekat dengan Bunda Maria, menghampiri fakta kasih karunia untuk menndapat pertolongan pada waktunya. Sekalipun satu kaki kita telah berada di Nereka; asal saja kita meminta pertolongan saat itu juga kepada Perawan Tak Bernoda, Maria, maka dia akan memberikan keselamatan abadi kepada kita.<br /></span></em></div><div>Bunda Maria menjamin akan membantu kita memasuki kehidupan kekal pada saat hari penghakiman terakhir, kalau saja kita menjadikan hidup doa dan ketaatan Bunda Maria kepada kehendak Tuhan, menjadi sikap hidup kita juga.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-25568933014576148122008-06-27T16:36:00.003+07:002008-11-13T13:51:26.349+07:007. Sharing "Riwayat St. Benedictus"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuJuaRaqu-KBl4mxHmrOCJElNmXWIKNGwlW_73xaGFWEXg4lUQGDq35lK9xOlyvZ-m3uzGbpAFJd1YspA9O9wGdAwvO3PDHIwmw5PlZg9pEPYiGIy8VfhLyXxDbIMfPbYwyJ-bPzkFWuk/s1600-h/St.+Benedictus.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5216496405745534690" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuJuaRaqu-KBl4mxHmrOCJElNmXWIKNGwlW_73xaGFWEXg4lUQGDq35lK9xOlyvZ-m3uzGbpAFJd1YspA9O9wGdAwvO3PDHIwmw5PlZg9pEPYiGIy8VfhLyXxDbIMfPbYwyJ-bPzkFWuk/s320/St.+Benedictus.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#33ccff;">Riwayat Hidup</span></strong><br /><div>St. Benediktus adalah seorang santo besar dalam Gereja, namun sayangnya tidak banyak yang dapat kita ketahui tentang riwayat hidupnya kecuali dari buku “Dialogue” yang ditulis oleh St. Gregorius.Di kota Norcia, Italia, lahirlah seorang putera dari keluarga petani kaya yang bernama Benediktus. Ia memiliki seorang saudari kembar, yaitu Santa Skolastika yang sejak masa kecilnya telah membaktikan hidupnya untuk Tuhan. Ketika menginjak masa remaja, Benediktus dikirim ke Roma oleh orang tuanya. Namun, rupanya cara hidup yang tidak baik di kota Roma membuatnya menjadi tidak tahan. Keadaan dunia di sekitarnya pada saat itu penuh dengan bangsa-bangsa kafir, Aria dan dunia tampaknya sudah mengarah ke barbarisme. Para pejabat saat itu kebanyakan jika bukan seorang atheis, adalah seorang barbarian atau seorang heretic. Banyak para pemuda yang mengikuti jejak para pendahulunya itu. Benediktus muda yang melihat keadaan tersebut akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Roma. Pada saat itu ia kira-kira mendekati umur 20 tahun. Mereka pergi ke desa Enfide di pengunungan, 30 mil dari Roma.</div><br /><div></div><br /><div>Ternyata walaupun Benediktus telah menjauhi godaan-godaan di Roma, ia menyadari bahwa itu tidak cukup. Tuhan rupanya memanggil dia ke dalam kesunyian untuk meninggalkan dunia. Akan tetapi, Benediktus setelah beberapa waktu lamanya tinggal dalam kehidupan yang tersembunyi di desa, ia tidak dapat tahan lebih lama lagi– terutama setelah ia membuat mujizat, memperbaiki tembikar yang rusak.</div><br /><div></div><br /><div>Dalam pencarian akan kesunyian yang total, Benediktus mulai mendaki lebih jauh lagi ke antara bukit-bukit hingga akhirnya ia mencapai sebuah tempat yang disebut Subiaco. Di tempat yang berbatu cadas ini ia bertemu dengan seorang rahib yang bernama Romanus. Kepada rahib ini Benediktus menjelaskan maksud hatinya untuk hidup sebagai seorang eremit/pertapa. Romanus sendiri tinggal di sebuah pertapaan yang tidak jauh dari situ. Ia mau membantu pemuda ini, maka ia memberikan sebuah pakaian dari bulu domba dan membawa Benediktus ke sebuah gua di pegunungan. Di tempat tersembunyi inilah Benediktus hidup selama tiga tahun, tanpa diketahui oleh siapa pun juga kecuali Romanus. Setiap hari ia membawa roti bagi pertapa muda ini. Makanan itu ditaruh dalam sebuah keranjang, yang diturunkan dengan tali melalui batu-batuan. Orang yang pertama kali menemukan Benediktus adalah seorang pastor. Ketika itu pastor tersebut sedang mempersiapkan makan malam, tiba-tiba ia mendengar suara yang mengatakan kepadanya, “Engkau mempersiapkan bagi dirimu makanan yang enak, sedangkan hambaku Benediktus sedang kelaparan.” Pastor ini pun segera keluar dan mencari Benediktus, dengan susah payah akhirnya ia menemukannya. Tidak lama kemudian beberapa gembala menemukan Benediktus. Ketika mereka menemukannya, mereka sangat terkesan dan belajar banyak dari percakapan mereka. Mulai saat itulah ia mulai dikenal orang, banyak orang mengunjunginya, membawa makanan dan menerima petunjuk dan nasihat darinya. </div><br /><div></div><br /><div>Meskipun Benediktus hidup jauh dari dunia, seperti para bapa padang gurun yang lain, ia harus menemui godaan-godaan. Pada suatu saat ketika ia sendirian, sang penggoda mulai menunjukkan dirinya. Seekor burung hitam mulai terbang mengitari mukanya, dan mendekat begitu dekatnya sehingga jika Benediktus mau, ia dapat menangkapnya dengan tangannya. Akan tetapi, akhirnya burung tersebut pergi dengan membuat tanda salib. </div><br /><div>Kemudian godaan hawa nafsu muncul seperti yang belum pernah ia alami sebelumnya. Si jahat membawa ke dalam imajinasinya seorang wanita yang pernah ia temui sebelumnya. Si jahat membakar hatinya dengan hawa nafsu, sehingga pikirannya hampir dikuasai untuk meninggalkan pertapaannya. Akan tetapi dibantu oleh kerahiman ilahi, ia menemukan kekuatan untuk menolak godaan tersebut. Ketika ia melihat tumbuhan dan semak berduri di dekatnya, ia melemparkan dirinya ke sana dan berguling-guling sehingga tubuhya terasa sakit. Melalui luka-luka di tubuhnya, ia menyembuhkan luka-luka di jiwanya, dan tidak pernah lagi mendapat kesukaran yang sama.</div><br /><div></div><br /><div>Di antara Tivoli dan Subiaco, terdapat sebuah tempat yang bernama Vicovaro. Di puncak bukit itu terdapat suatu komunitas rahib yang pemimpinnya baru saja meninggal. Mereka meminta Benediktus menggantikan pemimpin mereka. Pada mulanya ia menolak permintaan tersebut. Akan tetapi, karena mereka terus mendesak, akhirnya ia pun menyetujui. Namun, tidak lama kemudian mereka mulai membenci Benediktus, karena cara hidup dan disiplin yang diterapkan Benediktus terlalu keras bagi mereka yang sudah terbiasa hidup secara tidak benar. Bahkan mereka juga berusaha untuk meracuni minumannya, tetapi ketika ia membuat membuat tanda salib botol anggur itu pun pecah berkeping-keping. </div><br /><div>Walaupun demikian Benediktus tidak marah kepada mereka; ia hanya berkata, “Tuhan mengampunimu, saudara-saudara. Mengapa engkau bersekongkol merencanakan hal yang jahat ini? Bukankah sudah kukatakan bahwa caraku tidak cocok dengan caramu? Pergi dan carilah kepala biara menurut seleramu sendiri, karena setelah kejadian ini kalian tidak bisa menahan saya di sini lagi di antara kalian.” Setelah berkata demikian ia pun kembali ke Subiaco.Pada saat Benediktus kembali ke Subiaco, Tuhan mulai mengirim banyak orang kepadanya. Pada saat itu Tuhan mulai mengerjakan karya besar dalam dirinya. Rupanya Tuhan ingin memakai Benediktus untuk mempersatukan para rahib yang selama ini terpencar-pencar, untuk lebih menguatkan mereka. Maka Benediktus mengumpulkan mereka yang mau mengikutinya dalam dua belas biara dari kayu, masing-masing terdiri dari 12 rahib dan memiliki kepala biaranya masing-masing. Ia menjadi pembimbing utama, namun tinggal secara terpisah dengan beberapa rahib yang dilatih secara khusus. Selama itu mereka tidak memiliki peraturan tertulis sendiri, tetapi mereka diberi pengetahuan tentang hidup religius dan mengikuti-contoh kebajikan-kebajikan dari cara hidup Benediktus sendiri. Mulai saat itu banyak orang dari berbagai daerah dan bangsa ingin bergabung bersama Benediktus.Suatu hari ada seorang bangsa Goth yang kasar dan tak terdidik datang kepada Benediktus dan ia diterima dengan sukacita serta diberi jubah biara. Dengan sabit besar, ia disuruh untuk membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh subur di dekat danau. Ia bekerja dengan sangat keras sampai kepala sabit tersebut terbang dan hilang ke dalam danau. Orang muda yang malang ini pun sangat sedih. Ketika Benediktus mendengar tentang kejadian itu, ia membawanya ke ujung danau dan mengambil sabit tersebut dan melemparkannya ke dalam danau. Segera kepala sabit itu muncul dari danau dan menempel pada tongkatnya. Benediktus lalu mengembalikan sabit itu dan berkata, “Ambillah! Lanjutkanlah pekerjaanmu dan janganlah bersedih hati!” Ini bukanlah mujizat Benediktus yang terakhir, yang menghapuskan pendapat orang bahwa pekerjaan tangan atau pekerjaan kasar itu menurunkan martabat dan merendahkan orang. </div><br /><div>Benediktus percaya bahwa pekerjaan kasar bukan saja bermartabat, tetapi juga baik untuk mencapai kesucian.Sesuatu yang baik pasti juga akan menimbulkan reaksi dan tantangan. Di daerah sekitar Subiaco tinggallah seorang imam yang bernama Florentius. Ia menjadi iri hati melihat keberhasilan Benediktus. Berbagai macam cara dilakukannya untuk menjatuhkan nama baik Benediktus. Ia menyebarkan fitnah-fitnah yang jahat kepada orang-orang di sekitarnya, bahkan hendak membunuh Benediktus dengan mengirimkan roti beracun. Namun Tuhan tidak tinggal diam, Ia mengirim seekor burung gagak untuk mengambil roti itu dari Benediktus. Menyadari adanya maksud jahat dari Florentius, yang ditujukan kepada dirinya secara pribadi, maka akhirnya Benediktus memutuskan untuk meninggalkan Subiaco. Ia pergi ke daerah Monte Cassino, yang berada di tempat yang tinggi dan terpencil di perbatasan Campania. Monte Cassino dikelilingi lembah-lembah sempit yang naik ke atas menuju puncak gunung pada ketiga sisinya, dan di sisi yang lain adalah dataran Mediteranean.</div><br /><div></div><br /><div>Benediktus mengawali karya pertamanya di kota ini dengan berpuasa 40 hari lamanya, kemudian ia berkotbah untuk mempertobatkan mereka. Pengajaran dan mujizat yang dilakukannya membawa penduduk kota tersebut kepada pertobatan. Dengan bantuan mereka Benediktus merobohkan kuil Apollo yang berdiri di puncak Monte Cassino kemudian mendirikan sebuah biara di sana, yang kemudian menjadi biara paling terkenal di dunia, dasar yang didirikan oleh Benediktus di sekitar abad 530. Dari sinilah mulai suatu pengaruh yang memainkan peranan besar dalam sejarah Gereja dan kebudayaan Eropa sesudah masa Romawi.Di Monte Cassino, Benediktus kembali menjalani kehidupannya sebagai seorang eremit. Namun tidak lama kemudian para muridnya segera berbondong-bondong ke Monte Cassino juga. Belajar dari pengalaman peristiwa di Subiaco, ia tidak lagi menempatkan mereka dalam rumah-rumah yang terpisah melainkan mengumpulkan mereka semua dalam satu tempat, yang diatur oleh seorang kepala biara dan wakil-wakil di bawah pengawasannya. Keadaan situasi di Monte Cassino berbeda dengan Subiaco, banyak orang datang ke sana, bukan hanya kaum awam namun juga para pembesar Gereja yang ingin berkonsultasi dengna Benediktus karena reputasi kesucian dan kebijaksanaannya. Apalagi letak Monte Cassino mudah dicapai dari Roma dan Capua. Pada saat ini pula Benediktus menulis peraturan-peraturannya. Pada mulanya peraturan tersebut ditujukan bagi para rahibnya di Monte Cassino, namun Paus Hormidas menginginkan peraturan itu ditulis bagi semua rahib di Barat. </div><br /><div>Peraturan-peraturan tersebut ditujukan bagi mereka yang ingin menyangkal keinginan mereka sendiri, dan mengambil “senjata yang kuat dan terang akan ketaatan untuk berperang di bawah Yesus Kristus, Raja kita yang sesungguhnya,” dan peraturan tersebut menyarankan suatu kehidupan doa liturgi, pengetahuan (“bacaan suci”) dan kerja tangan, hidup bersosialisasi dalam sebuah komunitas di bawah seorang pemimpin umum. </div><br /><div>Abbas kudus ini tidak hanya melayani mereka yang mau mengikuti peraturannya, tetapi juga melayani umat di sekitar tempat tersebut; ia menyembuhkan orang-orang yang sakit, memberikan penghiburan bagi orang yang tertekan, membagikan amal dan makanan kepada yang miskin, juga pernah dikatakan bahwa ia membangkitkan orang mati tidak hanya satu kali. Ketika Campania menderita kelaparan yang amat sangat, ia memberikan semua persediaan makanan di biara kecuali lima potong roti. “Kamu mungkin tidak memiliki cukup makanan hari ini,” katanya kepada para rahibnya ketika melihat kesedihan mereka, “tetapi besok kamu akan memiliki makanan yang berlebihan.” Esok paginya ada banyak terigu tergeletak tanpa diketahui siapa yang meletakkannya di pintu gerbang biara. Juga dari cerita turun temurun dalam ilustrasi kekuatan profetis Benediktus, dikatakan bahwa ia dapat membaca pikiran manusia. Seorang bangsawan yang baru ia pertobatkan pada suatu waktu melihatnya menangis dan bertanya apa penyebab kesedihannya. Ia menjawab, ”Biara yang telah saya dirikan dan semua yang telah dipersiapkan bagi saudara-saudaraku telah diserahkan ke surga oleh hukuman Yang Mahakuasa. Hampir-hampir aku tidak dapat memohon belaskasihan bagi hidup mereka.” Nubuat ini terbukti sekitar empat puluh tahun kemudian, ketika biara Monte Cassino dihancurkan oleh bangsa Lombard.Ketika Totila, orang Goth menang atas Itali, ia menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan Benediktus karena telah banyak mendengar tentangnya. Oleh karena itu, ia mengirim utusan untuk memberitahukan kedatangannya ke Sang Abbas. Untuk membuktikan apakah orang kudus ini benar memiliki kemampuan seperti yang telah ia dengar, Totila memerintahkan Riggo, kapten pengawalnya untuk mengenakan jubah ungu kebesarannya dan mengirimnya bersama dengan tiga bangsawan yang biasa menyertai raja ke Monte Cassino. Namun, penyamaran ini tidak dapat mengelabui Benediktus yang menyambut Riggo dengan kata-kata, “Anakku, lepaskanlah jubah yang kau pakai itu karena itu bukan kepunyaanmu.” Maka cepat-cepat Riggo pergi dan melaporkan kepada tuannya bahwa ia telah diketahui. Ketika Totila sendiri datang kepada hamba Tuhan tersebut, diceritakan bahwa ia begitu terpesona hingga ia sujud berlutut di hadapannya. Akan tetapi, Benediktus mengangkatnya dari tanah, serta menegurnya karena kelakukan-kelakuannya yang jahat, dan meramalkan kepadanya semua yang akan menimpanya. </div><br /><div>Kemudian raja itu mengharapkan doanya dan pergi, dan sejak saat itu tidak menjadi tidak sejahat semula. Kejadian ini terjadi pada tahun 542 dan Santo Benediktus tidak hidup cukup lama untuk melihat semua kepenuhan dari seluruh ucapan profetisnya sendiri. Santo hebat ini juga telah meramalkan banyak hal lainnya dan bahkan juga akan kematiannya yang mendekati. Ia memberitahukan kepada para muridnya dan enam hari sebelum harinya ia meminta mereka untuk menggali kuburnya. Segera setelah hal ini dilakukan ia terkena demam, dan pada hari terakhir ia menerima Tubuh dan Darah Yesus. Kemudian, ketika tangan-tangan penuh kasih dari saudara-saudaranya menopang tubuhnya yang lemah, ia mengucapkan kata-kata doa terakhirnya dan iapun meninggal – berdiri di atas kakinya dalam kapel, dengan tangannya terangkat ke atas mengarah ke surga. Ia dikuburkan di sebelah saudarinya Santa Skolastika di tempat altar dewa Apollo yang ia telah rubuhkan. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#33ccff;">Keutamaan dan Teladan Hidup St. Benediktus</span></strong></div><br /><div><span style="color:#ff0000;">1. Pribadi yang sangat mengasihi Allah</span></div><br /><div>Terlahir sebagai seorang putra dari keluarga kaya, tentunya Benediktus dapat menikmati semua kenikmatan yang disediakan oleh dunia ini. Namun, rupanya Tuhan jauh lebih memikat hati Benediktus dibandingkan dengan kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia. Baginya hidup sederhana bersama Allah jauh lebih indah dibandingkan dengan hidup yang berlimpah harta dan kedudukan. Tanpa ragu-ragu Benedistus muda meninggalkan keluarga dan hartanya, kemudian ia hidup sangat sederhana dalam sebuah gua di pegunungan dan hanya berpakaian bulu domba. Ia menghabiskan waktunya untuk berdoa dan bermati raga, untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan kekuatannya.</div><br /><div></div><br /><div><span style="color:#ff0000;">2. Tegas dalam menolak godaan</span></div><br /><div>Hidup secara tersembunyi bagi Allah dan jauh dari dunia rupanya tidak membuat Benediktus terluput dari godaan si jahat. Seringkali Benediktus digoda untuk keluar dari doa-doanya, untuk meninggalkan pertapaannya dan kembali ke dunia. Namun, Benediktus selalu menolak godaan tersebut secara radikal, ia tidak pernah mau mengikuti godaan tersebut.Satu ketika Benediktus pernah digoda begitu hebat oleh roh jahat yang membawa ke dalam imajinasinya seorang wanita yang ia temui sebelumnya. Hatinya dibakar dengan kobaran nafsu, hingga hampir menguasai pikirannya untuk meninggalkan pertapaan. Akan tetapi, dibantu oleh kerahiman ilahi, Benediktus segera melawan godaan tersebut dengan melemparkan dirinya ke semak-semak berduri. Sejak saat itu ia tidak pernah lagi mendapat kesukaran yang sama.</div><br /><div></div><br /><div><span style="color:#ff0000;">3. Pemimpin yang bijaksana</span></div><br /><div>Cara hidup radikal yang dijalani oleh Benediktus rupanya merupakan suatu persiapan untuk suatu karya besar yang telah disiapkan oleh Tuhan baginya. Cara hidup, kesucian, dan kesalehannya banyak menarik orang-orang di sekitarnya untuk mengikuti cara hidupnya yang keras. Benediktus merupakan seorang pemimpin yang bijaksana, ia memimpin murid-muridnya dengan penuh kasih namun tegas dalam menjalankan peraturan biara demi kebaikan hidup bersama. Ketika ia diminta menjadi pemimpin sebuah biara yang merosot kehidupannya, dengan segera ia menerapkan kembali disiplin dan peraturan biara. Meskipun menemui banyak tantangan, ia tetap berusaha sekuat tenaga untuk membawa mereka kembali pada semangat religius yang benar.</div><br /><div></div><br /><div><span style="color:#ff0000;">4. Pembimbing rohani yang ulung</span></div><br /><div>Santo Benediktus bukan hanya seorang pemimpin yang bijaksana, tetapi juga seorang pembimbing rohani yang ulung. Ia selalu menolong orang-orang yang datang kepadanya, yang mencari bimbingan rohani dan nasehatnya. Dalam mengajar para rahibnya, Benediktus tidak hanya menekankan doa tetapi menekankan juga pekerjaan tangan. Baginya hidup rohani itu harus seimbang antara doa dan kerja. Pekerjaan tangan ia pandang tidak hanya bermartabat tetapi juga baik untuk kesucian. </div><br /><div></div><br /><div><span style="color:#ff0000;">5. Seorang yang lembut hati</span></div><br /><div>Kasihnya yang begitu besar kepada Allah juga meluap kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, khususnya bagi orang-orang yang miskin, menderita, dan sakit. Benediktus seringkali melayani umat yang ada di sekitar biaranya, menyembuhkan yang sakit, memberikan kelegaan kepada orang yang tertekan, membagikan amal dan makanan kepada orang-orang miskin, dan lain-lain. Benediktus begitu mudah jatuh iba melihat orang yang menderita, dan ia akan berusaha semampunya untuk membantu mereka. Suatu ketika terjadi kelaparan yang amat sangat di Campania. Namun karena belas kasihan dan kelembutan hatinya, ia memberikan semua persediaan makanan di biara kecuali lima potong roti. Pengorbanan dan belas kasihan St. Benediktus rupanya sangat berkenan di hadapan Tuhan, sehingga keesokan harinya ada begitu banyak tepung terigu tergeletak di pintu gerbang biara tanpa diketahui siapa yang meletakkannya. </div><br /><div></div><br /><div><span style="color:#ff0000;">6. Penuh dengan belas kasih dan pengampunan</span></div><br /><div>Kasihnya yang begitu besar kepada Allah rupanya juga membuat Benediktus menjadi orang yang penuh dengan belas kasihan serta pengampunan kepada orang lain. Baginya kasih kepada sesama adalah perwujudan dari kasihnya yang begitu besar kepada Allah. Kasih bagi Benediktus juga berarti menerima orang lain dalam segala kekurangan dan kelemahan mereka, juga mengampuni segala kesalahan mereka. Namun, itu bukan berarti ia kompromi dengan dosa. Sikapnya ini seperti apa yang diteladankan oleh Yesus sendiri, Ia mengasihi para pendosa tetapi Ia membenci dosa. Sikap ini nampak ketika para rahib di biara memusuhinya, bahkan hendak meracuninya. Belas kasihannya yang begitu besar juga nampak ketika Florentius, seorang imam, membencinya karena iri hati kepada Benediktus.</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-23442561006706386422008-06-27T15:27:00.009+07:002008-11-13T13:51:26.543+07:006. Sharing "Bimbingan Roh Kudus"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4fsUapTHvrqAPTZuInjjgHDC-q9NQxbwVMligmoHTMM6JzIzQqgG9NkpTz1xYQMWy9tXGENWpOASWr6YZDGHk-VbCdHqjRdo6prDE-JeXoI5XnFWUx6LcPbGEqFfG0nVntC5KfivO-1U/s1600-h/HolySpirit2[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5216486941343533218" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4fsUapTHvrqAPTZuInjjgHDC-q9NQxbwVMligmoHTMM6JzIzQqgG9NkpTz1xYQMWy9tXGENWpOASWr6YZDGHk-VbCdHqjRdo6prDE-JeXoI5XnFWUx6LcPbGEqFfG0nVntC5KfivO-1U/s320/HolySpirit2%5B1%5D.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#ff0000;">1. Dasar-dasar Bimbingan Roh Kudus</span></strong><br /><div>Inti agama kristen adalah hubungan pribadi dengan Allah. Yesus datang ke dunia, agar supaya "barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16). Hidup yang kekal ini adalah "mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang diutus-Nya" (Yoh 17:3). Hubungan pribadi itu begitu eratnya, sehingga Yesus menggambarkannya sebagai hubungan antara pokok anggur dan ranting-rantingnya: "Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya" (Yoh 15: 5). Hubungan pribadi itu mengandaikan komunikasi dari dua pihak. Dari pihak Allah hal itu diungkapkan dalam perhatian dan penyelenggaraan terhadap manusia serta segala kebutuhannya. Allah memperhatikan manusia sampai hal yang sekecil-kecilnya, karena tiada sesuatupun yang luput dari pandangan Allah, bahkan burung-burung di udara tidak lepas dari perhatian dan penyelenggaraan Allah. Itulah sebabnya Yesus dalam Mat 6:25-30 mengatakan, bahwa kita tidak usah kuatir akan apapun juga, baik itu tentang makanan maupun pakaian, karena Bapa yang memelihara burung-burung di udara dan bunga-bunga di ladang juga akan memenuhi segala keperluan kita. Kemudian sebagai alasan yang lebih dalam dikatakan-Nya: "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu" (Mat 6:32). </div><br /><div>Ketika mengajar tentang doa, Yesus bersabda bahwa kalau berdoa supaya jangan bertele-tele memakai banyak kata seperti kebiasaan orang kafir, yang mengira bahwa karena banyaknya kata-kata, doanya akan dikabulkan. Kemudian dikatakan-Nya: "Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui, apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Mat 6:8).Dari pihak manusia, hubungan itu diungkapkan dalam iman penuh penyerahan diri, seperti diungkapkan Santo Paulus: "Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Gal 2:20). Iman ini diungkapkan dalam pelaksanaan kehendak Allah sebagai jawaban: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku" (Yoh 14:23).Dari semuanya itu kiranya jelas, bahwa agama Kristen bukanlah suatu rentetan hukum-hukum, peraturan-peraturan dan perintah-perintah yang harus ditaati, melainkan pertama-tama adalah suatu relasi pribadi dengan Allah sendiri. Memang, hukum, peraturan dan perintah diperlukan sebagai bantuan, supaya kita dapat mengerti apa yang dikehendaki Allah. </div><br /><div>Hal itu khususnya berlaku pada awal hidup rohani kita, sebab pada awalnya orang belum cukup mampu untuk mengikuti bimbingan Allah yang lebih langsung. Namun kemudian kalau hubungan pribadi itu berkembang, Allah akan membimbing kita secara lebih pribadi dan langsung. Karena itu pula, bila orang tidak memiliki hubungan pribadi yang nyata dengan Allah, hidupnya lebih dipimpin oleh peraturan-peraturan. Banyak orang yang hidupnya dikuasai perintah-perintah yang negatif seperti jangan berdusta, jangan mencuri, jangan menipu, jangan berzinah, jangan membunuh dll. Tetapi pada dasarnya hidupnya masih dikuasai oleh kehendak dan keinginan sendiri. Kalaupun ia giat dalam kegiatan gereja, pertemuan sel, pertemuan-pertemuan, persekutuan doa dll, semuanya itu masih sebagian besar demi kepentingan diri sendiri atau berpusat pada egonya dan bukan karena cinta kepada Allah. Dalam hal ini, ia tetap menentukan sendiri arah dan keputusan hidupnya, bukan Allah.Dalam kenyataannya sedikit sekali orang yang sadar, bahwa hidupnya seharusnya diserahkan ke dalam bimbingan Allah yang telah lebih dahulu mengasihi dia (Yoh 4:10). </div><br /><div>Sedikit sekali yang berani menyerahkan hidupnya ke dalam bimbingan Allah dalam kepercayaan dan pasrah dari hari ke hari, dari saat ke saat. Mengapa demikian? Karena ia tidak memiliki hubungan pribadi yang sadar dengan Allah, ia merasakan bahwa Allah itu jauh dan kurang hidup bagi dia, walaupun sebenarnya Allah sangat dekat. Sebaliknya setelah orang mengalami Pencurahan Roh Kudus, atau dibaptis dalam Roh, Allah menjadi begitu hidup bagi dia dan ia mengalami suatu relasi pribadi yang nyata dengan Allah. Karena oleh Doa Pencurahan Roh Kudus itu, Allah menjadi begitu hidup bagi dia dan semangatnya menjadi menggebu-gebu dan bahkan seringkali menjadi berlebihan dalam banyak hal dan juga dalam menanggapi bimbingan Allah. Dalam hal ini perlu keseimbangan dalam hidup rohani. </div><br /><div>Oleh karena itu perlu bimbingan serta ketaatan kalau mau bertumbuh dalam hidup rohani. Bimbingan Allah itu dikerjakan oleh Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Namun secara khusus, bimbingan itu dilakukan oleh Roh Kudus, karena Dialah yang diberi tugas untuk itu oleh Bapa (Yoh 15:8-11, 13-15; 14:26). Roh itulah yang dianugerahkan Allah kepada kita dan yang menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita dapat berkata: ya Abba, ya Bapa (Rom 8:15). Karena itu Dia pulalah yang membimbing semua anak Allah: "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah (Rom 8:14). Bahkan pada saat-saat yang sukar, dalam masa penganiayaan, Dia pula yang akan mendampingi para murid Kristus: "Sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus" (Mrk 13:11) dan Lukas 12:12 mengatakan: "Sebab pada saat itu juga Roh Kudus sendiri akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan".</div><br /><div><strong><span style="color:#ff0000;">2. Cara-cara Allah Membimbing</span></strong></div><br /><div><span style="color:#33ccff;">A. Bimbingan umum</span></div><div>Allah membimbing umat-Nya dengan 2 cara, yaitu bimbingan umum dan khusus. Pada permulaan biasanya Allah membimbing umat secara umum lewat sabda-Nya dalam Kitab Suci, lewat Gereja, lewat arah hidup yang umum. </div><br /><div><span style="color:#ffff00;">a. Kitab Suci: </span></div><div>Kitab Suci adalah sumber bimbingan yang pertama dan utama. Lewat sabda-Nya dalam Kitab Suci Allah mengajar, menerangi, menyatakan kehendak-Nya, menegur dan menguatkan kita. Namun Kitab Suci tidak dapat ditafsirkan sesuka hati: "Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri (2 P 2:20), melainkan harus ditafsirkan sesuai dengan iman Gereja Universal, Gereja Katolik. Kita boleh dan harus membaca firman Tuhan, namun dalam menafsirkannya harus tunduk pada tafsiran Gereja.</div><br /><div><span style="color:#ffff00;">b. Gereja: </span></div><div>Gereja sebagai persekutuan umat beriman di bawah kepemimpinan Paus dan para uskup merupakan Umat Allah yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri. Karena itu Yesus secara istimewa memberikan Roh-Nya kepada Gereja itu, supaya ia selalu setia dan tidak sesat. Kehadiran Roh Kudus yang istimewa dalam Gereja menjadikannya mampu untuk mengerti kehendak dan bimbingan Roh Kudus sendiri dan menafsirkannya untuk tiap masa dan situasi bagi umat beriman. Gereja juga diberi karunia dan wewenang untuk menafsirkan Kitab Suci secara tepat. Itulah sebabnya kita harus mempelajari sabda Tuhan dan ajaran iman Gereja, supaya tahu apa yang dikehendaki Allah bagi kita. </div><br /><div><span style="color:#ffff00;">c. Status hidup: </span></div><div>Pada umumnya kehendak Allah tidak dapat bertentangan dengan status hidup yang telah dipilih oleh seseorang, biarpun kadang-kadang ada kekecualian juga. Misalnya seorang kepala keluarga harus bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarganya. Karena itu ia tidak dapat memberikan pelayanan dengan mengabaikan kewajiban tersebut. </div><br /><div><span style="color:#33ccff;">B. Bimbingan khusus secara pribadi</span></div><div>Dalam Perjanjian Baru Allah sering memberikan bimbingan secara khusus. Yesus telah mencurahkan Roh-Nya kepada semua orang yang percaya kepada-Nya, supaya mereka itu mengalami kehadiran, hiburan, kuasa dan bimbingan Allah. Karena adanya hubungan pribadi, Allah ingin secara khusus berbicara kepada umat-Nya serta membimbing mereka, bukan hanya secara kolektif atau masal, melainkan juga secara pribadi. Inilah perbedaan yang menyolok dengan Perjanjian Lama, di mana umat umumnya hanya dibimbing secara masal. Bimbingan khusus ini dapat berupa:</div><br /><div><span style="color:#ff6600;"><em>a. Inspirasi atau ilham: </em></span></div><div>Inspirasi ialah penerangan Roh Kudus yang diberikan kepada seseorang secara langsung untuk mengerti atau melakukan sesuatu. Roh dapat memberikan inspirasi tersebut kepada seseorang dan dengan demikian menyatakan kehendak-Nya kepada orang tersebut. Inspirasi dapat disertai dorongan Roh. Inspirasi dapat berlaku untuk suatu rencana jangka panjang. </div><br /><div><span style="color:#ff6600;"><em>b. Dorongan Roh: </em></span></div><div>Ini merupakan rasa batin yang memberikan keyakinan, bahwa Allah ingin, agar supaya dia melakukan atau mengatakan sesuatu. Ini biasanya untuk suatu tindakan dalam jangka pendek. Dorongan ini merupakan suatu desakan batin dari Roh, tidak sama dengan perasaan, walaupun kadang-kadang dorongan Roh ini bisa dirasakan juga. Ini merupakan suatu pengalaman pribadi dan subyektif dan karenanya dapat keliru. Namun hal itu adalah sesuatu yang amat berharga dan merupakan buah umum dari pencurahan Roh Kudus. Kemungkinan bahwa orang dapat keliru bukan alasan untuk mematikannya, melainkan diperlukan kebijaksanaan dan kepekaan untuk dapat membeda-bedakan roh atau discernment.</div><br /><div><span style="color:#ff6600;"><em>c. Tanda-tanda: </em></span></div><div>Ini cara lain yang juga sering dipakai Allah untuk berbicara kepada kita. Tanda yang paling sering dipakai ialah ialah teks Kitab Suci. Suatu saat teks Kitab Suci dapat tiba-tiba mencuat keluar dan menyentuh hati kita, kadang-kadang dapat dalam sekali, seolah-olah teks itu ditujukan kepada kita secara pribadi. Teks-teks seperti itu amat baik untuk meneguhkan dorongan Roh atau inspirasi. </div><div>Kadang-kadang ada orang yang berdoa untuk suatu teks: mohon kepada Allah untuk menunjukkan kehendak-Nya melalui teks-teks Kitab Suci. Hal itu dapat dilakukan dengan 2 cara:- membuka Kitab Suci begitu saja- memperhatikan teks yang muncul dalam pikiran setelah berdoa.Cara-cara ini, walaupun dapat berasal dari Tuhan, namun sangat berbahaya, khususnya dengan membuka Kitab Suci begitu saja. Dalam hal itu yang sering terjadi ialah, bahwa Kitab Suci berubah menjadi buku ramalan. </div><div>Demikian pula memperhatikan teks yang muncul dalam pikiran, karena sukar sekali membedakan, mana yang dari pikiran sendiri, mana yang dari Allah. </div><br /><div>Dalam banyak hal yang muncul ialah pikiran sendiri. Karena itu sebaiknya cara-cara seperti itu hendaknya jangan dipakai menjadi satu kebiasaan yang lama-kelamaan menjadi keterikatan. Lain halnya kalau orang mendapat dorongan dari dalam untuk membuka Kitab Suci. Pada waktu itu teks tersebut akan mencuat dan memberikan keyakinan yang besar. Demikian pula bila teks itu tiba-tiba muncul sendiri dalam pikiran secara kuat dan konsisten. Kalau tidak, sebaiknya dihindari saja, karena mudah sekali orang keliru. </div><br /><div><span style="color:#ff6600;"><em>d. Vision dan sabda batin: </em></span></div><div>Orang juga dapat menerima vision, penglihatan, misalnya melihat Tuhan Yesus, Bunda Maria, orang kudus, atau sesuatu yang lain. Hal itu dapat terjadi lewat mata jasmani atau mata batin. Orang juga dapat mendengar sabda. Hal itu dapat terjadi lewat telinga jasmani maupun telinga batin. Namun semuanya itu dapat berasal dari setan, dari diri sendiri atau dari Allah, karena itu dalam hal ini kita harus sangat hati-hati. Semakin jasmaniah, semakin berbahaya, karena semakin mudah ditiru oleh si jahat atau timbul dari fantasi sendiri. Karena itu dalam hal ini sikap kita ialah: jangan dipedulikan. </div><div><em><span style="color:#ff0000;">Mengapa?</span></em></div><div>Kalau itu datangnya dari Allah, maka pada saat diberikan, buahnya sudah tertanam dalam hati kita, yaitu pertobatan, kerendahan hati, pertambahan iman dan cintakasih. Tujuan Allah memberikan semuanya itu ialah untuk memperoleh buah-buah tersebut, bukan supaya orang dapat berbangga-bangga. Itu semua adalah pemberian Allah yang cuma-cuma dan diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kapan dikehendaki-Nya menurut kebijaksanaan-Nya. Mendamba-dambakan hal itu berarti membuka diri bagi penipuan si jahat. </div><br /><div>Sikap yang paling tepat dalam hal ini ialah sikap lepas bebas dalam kepasrahan kepada kebijaksanaan Allah, yang tahu, apa yang kita perlukan, apa yang paling baik bagi kita. Kadang-kadang situasi atau keadaan yang menguntungkan dapat menjadi petunjuk kehendak Allah. Namun dalam hal inipun kita harus hati-hati, karena setan juga dapat menciptakan suatu situasi tertentu. Dalam semuanya itu kita harus memakai akal yang sehat dan kita harus memperdalam pengertian kita tentang jalan-jalan Tuhan, khususnya dengan mempelajari tradisi Gereja lewat tokoh-tokohnya yang besar. Dalam semuanya itu sikap dasar kita yang paling tepat ialah kerelaan untuk melaksanakan kehendak Allah. Bila kita sungguh-sungguh rela untuk melaksanakan kehendak-Nya, Tuhan akan menyatakannya kepada kita dengan cara yang tepat dan aman, tanpa keraguan.</div><br /><div><span style="color:#33ccff;">C. Bimbingan khusus lewat orang lain</span></div><div>Belajar dari orang lain yang berpengetahuan dan berpengalaman serta minta nasehat-nasehatnya adalah suatu cara untuk dengan tepat mengenal kehendak Allah. Namun secara konkrit, kita menghadapi persoalan besar: Di manakah kita dapat menemukan orang yang demikian itu? Di mana harus kita cari? Mungkin untuk menemukan orang yang hanya sekedar menjadi pendoa saja, tidak begitu sulit untuk menemukannya. Tetapi untuk menemukan pendamping dan pembimbing rohani di tengah dunia dewasa ini, rasanya sulit karena masalah waktu menjadi problem besar. Hampir seluruh aktifitas manusia tersita oleh urusan-urusan duniawi yang menuntut kompetitif sehingga tanpa sadar manusia sudah mendewakan materi. Banyak orang melupakan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, terutama akan cinta Allah dan juga cinta manusia karena manusia diciptakan segambar dengan Allah dalam hal kasih. </div><div>Namun bila kita sungguh-sungguh mencari kehendak Allah dengan tulus ikhlas, Allah akan mengutus orang semacam itu kepada kita pada saat kita sungguh memerlukannya. </div><br /><div><span style="color:#ff0000;">Catatan:</span></div><div>Untuk menerima bimbingan Allah itu dan mengenali kehendak-Nya kita harus belajar membeda-bedakan bermacam-macam roh atau mengadakan discernment. Karunia membeda-bedakan bermacam-macam roh merupakan karunia yang tidak tetap, yang diberikan Allah secara cuma-cuma kepada orang-orang tertentu, pada saat-saat tertentu pula. Inilah karunia Roh Kudus yang disebutkan Santo Paulus dalam 1 Kor 12:10. Namun disamping itu ada suatu proses discernment yang dapat kita pelajari berdasarkan pengertian yang sehat dan pengalaman para kudus, seperti yang tersimpan dalam Tradisi Gereja. Justru supaya semangat Pembaharuan dalam Roh Kudus tetap berjalan dalam jalan yang benar dan tetap sehat, kita amat memerlukan discernment itu. </div><br /><div><strong><span style="color:#ff0000;">3. Tumbuh dalam menerima bimbingan</span></strong></div><div></div><div>Supaya dapat tumbuh dalam menerima bimbingan Allah, kita harus:</div><div><span style="color:#ff6600;"><em>1. Memperdalam hubungan pribadi kita dengan Allah lewat doa-doa pribadi. </em></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><em>2. Rajin mempelajari dan meresap-resapkan sabda Allah dalam Kitab Suci. </em></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><em>3. Tetapi terutama dengan memupuk kerinduan dan kerelaan untuk melaksanakan kehendak Allah, apapun itu, karena kita tahu, bahwa Allah hanya menghendaki yang terbaik bagi kita, walaupun mungkin saat itu kita belum dapat mengertinya. </em></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><em>4. Penyerahan diri kepada Allah akan membuat kita semakin peka terhadap bisikan Roh Kudus yang berbicara pada kedalaman lubuk jiwa kita. </em></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><em>5. Kesabaran dan kesetiaan: kita harus sabar dan setia untuk tumbuh dalam hubungan pribadi dengan Tuhan dan dalam menerima bimbingan, karena hal itu membutuhkan waktu. Lewat pengalaman-pengalaman sedikit demi sedikit kita akan tumbuh dalam hal bimbingan Allah itu.</em></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-49004609588809389492008-06-27T15:10:00.005+07:002008-11-13T13:51:26.620+07:005. Sharing "Lectio Divina / Membaca Kitab Suci"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9_vZEqsJ4ceyAxDFsxWsFBMgG6F5afFe1QpwibJneS2QYy2WkR3_1FhuBHLo_N8z_ITffg4j9OilH-5TOTnviBPdp957Mdvgcbd-e87hD2bqmcs0Uj29Dzus6hDvJpekOhuW5vuF_x9o/s1600-h/heartknockhf5[1].jpg"><strong><span style="color:#ff6600;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5216474271655097538" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9_vZEqsJ4ceyAxDFsxWsFBMgG6F5afFe1QpwibJneS2QYy2WkR3_1FhuBHLo_N8z_ITffg4j9OilH-5TOTnviBPdp957Mdvgcbd-e87hD2bqmcs0Uj29Dzus6hDvJpekOhuW5vuF_x9o/s400/heartknockhf5%5B1%5D.jpg" border="0" /></span></strong></a><strong><span style="color:#ff6600;">I. PENDAHULUAN</span></strong><br /><div>Istilah Lectio Divina berasal dari Origenes. </div><br /><div>Menurut asal usulnya Lectio Divina adalah pembacaan Kitab Suci oleh orang-orang Kristiani untuk memupuk iman, harapan dan kasih. Lectio Divina sudah setua Gereja yang hidup dari Sabda Allah dan tergantung dari padanya seperti air dari sumber (Dei Verbum 7,10,21).Pada awalnya tidak ada pembacaan yang diorganisir dan metodis, melainkan tradisi sendiri yang diteruskan dari generasi ke generasi, lewat praktek umat Kristiani. Sistematisasi Lectio Divina dalam empat jenjang baru terjadi pada abad XII. Pada sekitar tahun 1150 Guigo, seorang rahib, mengajukan teori empat jenjang dalam pembacaan Kitab Suci. Hal ini didapatkannya ketika suatu kali tiba-tiba nampak dalam budinya empat tangga jenjang rohani yaitu: pembacaan, meditasi, doa dan kontemplasi. Ini adalah tangga yang dinaiki para rahib dari bumi ke surga. Jenjangnya hanya sedikit tetapi luar biasa tingginya dengan ujung bawah tegak di atas bumi dan ujung atas menerobos awan-awan mencari rahasia surga. Setiap jenjang ini menghasilkan efek yang khas dalam diri orang yang membaca Kitab Suci.</div><br /><div><strong><span style="color:#ff6600;">II. TUJUAN LECTIO DIVINA</span></strong></div><br /><div>Kita mencoba untuk mencapai apa yang dikatakan Kitab Suci: “Sabda sangat dekat padamu, dalam mulutmu dan dalam hatimu, untuk kamu laksanakan” (Ul 30:14). Dalam mulut lewat pembacaan, dalam hati lewat meditasi dan doa, dan pelaksanaannya dalam hidup lewat iman yang dikuatkan oleh kontemplasi. Tujuan Lecito Divina adalah tujuan Kitab Suci sendiri yaitu: * Memperoleh hikmat yang dapat membawa kepada keselamatan karena iman akan Yesus Kristus (bdk. 2 Tim 3:15).* Mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran dan dengan demikian membimbing umat Allah untuk segala pekerjaan baik (bdk. 2 Tim 3:16-17).* Membantu kita belajar dari kesalahan pendahulu-pendahulu kita agar tidak jatuh dalam kesalahan / dosa yang serupa (bdk. 1 Kor 10:6-10). III. EMPAT LANGKAH LECTIO DIVINAEmpat jenjang Lectio Divina adalah: pembacaan, meditasi, doa, kontemplasi. Tidak selalu mudah membedakan yang satu dari yang lain. Apa yang dikatakan beberapa orang tentang pembacaan, oleh yang lain dapat dikenakan pada meditasi, dsb. Sikap membaca misalnya dapat berlangsung juga selama meditasi. Keempat sikap itu ada dan berlangsung bersama sepanjang seluruh proses lectio divina, meskipun intensitasnya berbeda sesuai dengan jenjang yang dicapat seseorang.</div><br /><div>III.</div><div><strong><span style="color:#33ccff;">1. Langkah Pertama: Pembacaan (Lectio)</span></strong></div><br /><div>Pembacaan berarti mempelajari Kitab Suci dengan kerajinan dan perhatian besar. Dengan membaca dengan jelas, perlahan-lahan dan lantang kita menempatkan Sabda Allah di mulut kita, seperti menempatkan makanan pada mulut kita. Membaca merupakan titik awal. Langkah ini membuat pembaca berpijak di bumi. Hal ini perlu sebagai persiapan untuk meditasi dan dialog dengan Tuhan, agar meditasi bukanlah hanya buah khayalan belaka namun berdasarkan teks Kitab Suci dan realitas. Membaca dengan penuh perhatian membantu agar teks Kitab Suci tidak dimanipulasi dan disempitkan menurut pendapat dan keinginan kita sendiri. Karena teks mempunyai arti dalam dirinya sendiri tak tergantung pada orang yang membacanya. Dalam hal inilah sumbangan studi Kitab Suci muncul untuk membantu Lectio Divina yang baik. Kita perlu mengenal teks dalam rangka konteksnya. Catatan:Bagi yang mampu, baiklah mengikuti studi Kitab Suci yang membahas aspek literer, historis dan teologis, tetapi dalam hal ini harus waspada terhadap tafsiran yang rasionalistik tanpa iman, yang sering masih dijumpai dalam studi-studi Kitab Suci. Di samping itu perlu disadari, bahwa untuk dapat melakukan lectio divina tidak mutlak harus melakukan studi ilmiah dan kecuali itu hendaknya disadari pula, bahwa semua itu bukan tujuan lectio divina, melainkan hanya sarana dan bantuan untuk mencapai tujuan. Langkah pertama ini mau menjawab pertanyaan: apa yang dikatakan teks?Membaca teks bagi kita haruslah dengan penuh perhatian dan hormat karena setiap kata berasal dari Allah. Tuhanlah yang memberikan sabda itu kepada kita dengan cara yang sangat pribadi. Mengingat-ingat Sabda adalah juga berarti mengingat Allah dan Tuhan kita Yesus Kristus.Membaca teks berulang kali bagi diri sendiri sehingga hati kita terpusat pada Sabda sudah mengarah pada doa batin. Bila ada gagasan atau kalimat atau kata yang menarik perhatian kita, hendaklah berhenti di situ.Pembacaan harus membuat kita menjadi akrab dengan teks sampai pada titik dimana teks menjadi kata-kata kita sendiri. Kasianus berkata: “Diresapi dengan perasaan yang sama dengan yang meresapi penulisan teks, sehingga seakan-akan kita menjadi penulis-penulisnya”. Saat itulah kita dapat mengetahui bahwa Allah mencoba mengatakan sesuatu kepada kita. Pada saat itu kita menundukkan kepala, menjadi hening dan membuka pendengaran kita: “Aku mau mendengarkan apa yang dikatakan Allah, Tuhan” (Mzm 85:9). Pada saat itulah pembacaan berubah menjadi meditasi dan bergerak menuju langkah kedua yaitu meditasi.</div><br /><div>III. </div><div><strong><span style="color:#33ccff;">2. Langkah Kedua: Meditasi (Meditatio)</span></strong></div><br /><div>Jika langkah pertama mau menjawab pertanyaan: “Apa yang dikatakan teks?”, maka meditasi mau menjawab pertanyaan: “Apa yang dikatakan teks kepada kita saat ini, di sini, di tempat ini?”.Begitu kita sudah menempatkan Sabda Allah ini dalam mulut kita dan mulai mengu-nyahnya, maka kita sudah mulai bermeditasi berdasarkan teks tersebut. Meditasi berarti memamah, mengunyah Sabda dan berdiam dengan tenang menikmati setiap potong Sabda untuk menyarikan maknanya. Berdialoglah dengan teks melalui pertanyaan reflektif misalnya: apakah persamaan dan perbedaan situasi yang ada pada teks dan sekarang? Konflik yang ada dalam teks dan juga menjadi konflik pada situasi sekarang ini? Apakah pesan teks untuk situasi sekarang? Perubahan sikap apa yang disarankan teks bagiku? Hal apa yang menurut teks harus tumbuh dalam diriku? dls. Setiap kata dari teks hendaklah ditujukan pada diri sendiri. Penting kita perhatikan bahwa langkah ini adalah proses intuitif, sehingga kita dapat melakukannya seperti sedang membaca surat cinta berulang-ulang. Setiap kata begitu dinikmati dan menjadi bagian dirinya. Seorang yang membaca surat dari kekasihnya bahkan hafal kalimat-kalimat yang tertulis itu.Orang yang bermeditasi merenungkan dan merasakan kebenaran yang tersembunyi dalam Sabda Allah dan menjadikannya sebagai kebijaksanaan dalam hidupnya. Merenungkan tidak berarti terus-menerus berpikir-pikir tentang teks itu, melainkan lebih meresap-resapkannya dengan mengulang-ulang teks tersebut, sampai artinya meresap ke dalam hati kita. Bermeditasi ini pada hakikatnya mendengarkan kata-kata yang dibaca secara berulang-ulang untuk menemukan makna yang terkandung dalam Sabda tersebut.Sulit menentukan dengan tegas pada saat mana orang beralih dari meditasi ke doa sebagaimana kita sulit mengatakan dengan tepat bilamana orang beralih dari masa remaja ke masa dewasa. Namun ada patokan yang dapat digunakan. Meditasi membuat makna teks itu terbuka bagi kita dan relevan dengan situasi sekarang dan memberi gambaran akan apa yang diminta Allah dari kita. Bila kita mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diminta Allah, tibalah saatnya kita bertanya: Sekarang apa yang hendak kukatakan kepada Allah? Apakah aku menerima atau tidak? Bila yang diminta Allah pada kita menjadi jelas, maka menjadi jelas juga segala keterbatasan, hambatan dan ketidakmampuan kita. Pada saat itu dapatlah kita memohon kepada-Nya: “Tuhan, bangkitlah, bantulah kami” (Mzm 44:27). Dengan kata lain, meditasi ini adalah benih doa.Santa Teresia Avila menambahkan unsur penting untuk membantu bermeditasi yaitu: menempatkan diri kita di dalam hadirat Tuhan. Santa Teresia mengajar kita untuk menyadari kehadiran Tuhan yang amat dekat pada kita. </div><br /><div>III.</div><div><strong><span style="color:#33ccff;">3. Langkah Ketiga: Berdoa (Oratio)</span></strong></div><br /><div>Dalam membaca kita bertanya: “Apa yang dikatakan teks?”. Dalam meditasi kita bertanya: “Apa yang dikatakan teks kepadaku?”. Sedangkan dalam berdoa kita bertanya: “Aku diajak teks mengatakan apa kepada Allah?”Dalam langkah ketiga ini kita memberi tanggapan dan mengungkapkan di hadirat Allah, apa yang dibangkitkan dalam diri kita oleh Sabda yang telah kita renungkan. Berdoa adalah tanggapan yang muncul dari hati kita atas Sabda Tuhan. Doa ini dapat berupa permohonan, pujian, syukur atau penyesalan. Kita dapat mengungkapkan doa kita dalam suatu percakapan dengan Yesus atau Bapa, boleh juga kadang-kadang dengan Roh Kudus, secara spontan, seperti seorang sahabat yang berbicara dengan sahabatnya yang mengasihi dia, seperti yang diungkapkan Santa Teresa Avila. Percakapan ini hendaknya spontan, sederhana, wajar, tanpa dibuat-buat. Supaya tidak menjadi monolog, doa ini harus bermuara dalam kontemplasi. </div><br /><div>III.</div><div><strong><span style="color:#33ccff;">4. Langkah Keempat: Kontemplasi (Contemplatio)</span></strong></div><br /><div>Bila pembacaan Sabda berulang-ulang meletakkan Sabda pada bibir kita, meditasi menempatkan Sabda dalam pikiran kita, berdoa menempatkan Sabda pada hati kita, maka dengan bantuan rahmat Tuhan, kontemplasi mengukirkan Sabda pada roh kita.Kontemplasi berasal dari kata latin “contemplari”, yang berarti memandang. Doa kita berubah dari suatu percakapan menjadi suatu pandangan kasih dalam iman, dalam keheningan, tanpa kata-kata, tanpa gagasan. Bila pada awalnya saat-saat kontemplasi ini hanya singkat saja, lama kelamaan, bila kita setia, saat-saat itu dapat menjadi lebih panjang dan bila Tuhan berkenan, orang bahkan ditarik ke dalam keheningan yang besar dan keterserapan dalam Allah. Dalam keheningan dan kedamaian inilah Allah mencurahkan kasih dan kebijaksanaan-Nya. Walaupun demikian janganlah memaksa tinggal dalam keheningan itu bila tidak ditarik dari dalam, sebab kalau demikian keheningan itu menjadi kekosongan yang steril. Sebaliknya bila orang ditarik ke dalam keheningan dari dalam, janganlah takut, sebab itu sungguh suatu rahmat yang besar. Kita bisa tetap diam tenang pada inti terdalam jiwa, menunggu, memandang dan merasakan kehadiranNya yang melampaui kata-kata. Kita berjumpa dengan Sang Sabda sendiri. Kita diangkat untuk mengenal Dia yang sudah lebih dulu mengenal kita sedalam-dalamnya. Kita diangkat untuk mencintai dan dicintai dalam kekuatan Roh yang berdoa di dalam diri kita. Dengan memasuki suatu cahaya yang baru kita mengalami transformasi. Kita telah sampai pada sumber air hidup dan diberi minum secara cuma-cuma dari Sang Penyelamat kita. Bila kita mulai keluar lagi dari keheningan, artinya tidak terpusat lagi, kita dapat mulai lagi proses dari awal, dari langkah I dan seterusnya, atau dapat juga sekedar mengulang-ulangi nama Yesus. IV. </div><br /><div></div><br /><div><strong><span style="color:#ff6600;">PENUTUP</span></strong></div><br /><div>Dalam melakukan Lectio Divina kita perlu kedisiplinan, ketenangan hati dan tentunya rahmat Tuhan sendiri. Hal terpenting bukanlah banyak berpikir tentang Sabda melainkan banyak mencinta sebagaimana diucapkan Teresa Avila. Semoga melalui Lectio Divina kita semakin me-ngalami persatuan dengan Tuhan.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-64995921725230234092008-06-26T09:13:00.003+07:002008-11-13T13:51:26.711+07:004. Sharing Ketetapan Paus Yohanes Paulus II tetang Iman<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA_fWj0QC8jdU58UGNFcerIM742lWkggIAJLrevWW6lcRvXcpz5aEyMO1NqL1dk9NS4MyXAVrFyoIFnyt8njzP-7_6x1qsrj_YzyWNsugjsfxjjxpuB-TbxDR2wgNpOp7StwTVj8ef8H4/s1600-h/pope2[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5216008438252732194" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA_fWj0QC8jdU58UGNFcerIM742lWkggIAJLrevWW6lcRvXcpz5aEyMO1NqL1dk9NS4MyXAVrFyoIFnyt8njzP-7_6x1qsrj_YzyWNsugjsfxjjxpuB-TbxDR2wgNpOp7StwTVj8ef8H4/s400/pope2%5B1%5D.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#ff6600;">Ketetapan Paus Yohanes Paulus II tentang Iman<br /></span></strong>Sumber Soul, edisi khusus 2003<br /><br />Pada tahun suci 2000, sebagaimana yang kemudian ditulis oleh Bapa Suci dalam Novo Millenio Ineunte (No 11) :<br />“Sepanjang kenangan akan kelahiran Sang Putra, bagaimana mungkin kenangan akan Sang Ibu dapat terlupakan? Maria hadir dalam Perayaan Yubelium di atas semua ketetapan tentang iman yang hadir sebagai dari keuskupan besar di seluruh dunia; aku percayakan kedalam sifat keibuannya untuk melihara kehidupan semua pria dan wanita pada millennium baru ini.”<br />Tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah bahwa seorang Paus mengtasnamakan seluruh Gereja para Uskup dan seluruh umat manusia, secara sungguh-sungguh memohon perlindungan kasih sayang Sang Bunda dan kekuatan perantaraannya kepada Sang Putra, sepanjang millennium ini. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa Paus Yohanes Paulus II mengumumkan sebuah ketetapan tentang imannya, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kesatuannya dengan lebih dari 1400 Uskup, pada sebuah Misa Yubelium para uskup yang mereka rayakan bersama Bapa Suci dan 76 Kardinal itu adalah pertemuan seluruh uskup yang tersebar di basilica Santo Petrus sejak Konsili Vatican II.<br /><br />Sebuah Mahkota untuk Tahun Yubelium.<br />Ketetapan tersebut dibuat untuk menujukan peranan Maria dalam rencana Tuhan sebagai Ibu dari Yesus dimana “Keselamatan menjadi penuh dan Unik”. Tetapi, mengingat bentuk tertulisnya tidak ada yang menyebutkan persetujuan apa pun akan kehadiran dari Bunda kita, dalam membuat ketetapan Yohanes Paulus II memilih untuk menghubungkannya dengan Perawan dari Fatimah yang disimbolkan dengan kehadiran patungnya yang sudah dengan sangat baik. Kepentingan yang luar biasa dari kedatangan para peziarah ke Vatican itu adalah karena patung Bunda kita dari fatimah telah dibuat secara jelas oleh Komite Pusat Yubelium Agung dengan mengatakan bahwa ini akan menjadi suatu “Tanda” Maria disepanajang tahun suci ini. Penetapan iman kepada Maria akan mempunyai karakter tertentu yang sangat berarti. Dan hal tersebut memahkotai Yubelium Agung, menurut apa yang tertulis dalam kata pengantar yang terlihat sebagai sebuah kesatuan Yubelium Kristus dan Yubelium Sang Bunda.(No 12)<br />Kami merenungkan puncak ketetapan dari rangkaian perkembangan ketetapan yang dibawakan oleh Yohanes Paulus II sejak peristiwa 13 Mei 1981 ke depan. Pada sebuah peristiwa yang sangat berarti bagi Gereja, mungkinkah Sang Paus menganugerahi sebuah tanda persetujuan yang lebih tinggi pada Pesan Fatimah?<br /><br />Percaya pada pemeliharaan Kasih Sayangnya.<br />Selanjutnya, sebuah catatan tentang bagaimana kehadiran Bunda Maria dari fatimah mengilhami program untuk Perayaan Yubelium bagi para Uskup.<br />Patung Bunda Maria dari Fatima tiba di Vatican pada tanggal 6 Oktober dan tinggal semalam di dalam Kapel pribadi Paus, baru keesokan paginya, patung diperlihatkan untuk acara penghormatan di Basilika Santo Petrus dan pada sore harinya, patung tersebut diarak di halaman Gereja Santo Petrus, dimana para Uskup berkumpul untuk berdoa Rosario. Hari itu, Bapa Suci mengamati satu hal, yaitu perayaan Rosario Suci, dan pada para Uskup berkumpul untuk berdoa Rosario.<br />Hari itu, Bapa Suci mengamati satu hal, yaitu pereyaan Rosario Suci, dan juga hari Sabtu pertama pada bulan itu. Kelompok-kelompok dari lima benua bergabung untuk berdoa Rosario. Pada akhir setiap peristiwa sebuah syair dari “Hymne Fatima” yang popular dinyanyikan dan satu dari kelima lilin yang ada didepan patung Bunda maria dinyalakan. Peristiwa kelima dipimpin oleh Suster lucia dan komunitas Karmel di Coimbra, mewakili Eropha dan pada akhir Doa rosario tiga orang putra altar menaruh karangan bunga di kaki Bunda kita dan sementara itu lagu “Salve Regina” dinyanyikan. Pada sapaannya diikhir Doa rosario bapa Suci mengatakan bahwa doa mereka seharusnya berbunyi “dalam cahaya Pesan Fatima yang isinya membantu kita untuk merefleksi perjalanan sejarah di abad 20. Untuk menguatkan pandangan spiritual ini, kami sangat beruntung mempunyai patung Bunda maria dari Fatima di tenggah-tenggah kami. Di akhir perayaan, kami mempercyakan kedalam pemeliharaan kasih sayang Hati Maria Yang Terberkati.(L’Osservatore Romano, 11 Oktober 2000).<br />Dalam kata-kata tersebut bapa Suci membuat hal itu menjadi jelas, meskipun maksudnya tidak secara formal ditunjukkan dalam keputusan tertulis. Meski demikian, keputusan ini merupakan suatau bentuk respon atas permintaan Bunda kita dari Fatima, bukan sebagai kepercayaan ke[pada Hatinya Yang Tak Bernoda.<br /><br />Lihat Bunda-Mu<br />Pada Misa Yubelium para Uskup, patung Bunda Maria dari Fatima ditempatkan di bawah kaki Salib besar di sebelah altar lapangan Santo petrus. Oleh kerena itu, hal ini memberikan sebutan baru dari gambaran Tuhan kita pada Kayu salib, seperti tertulis dalam Kitab Yohanes 19 : 25 : “Berdiri di dekat Salib Yesus adalah Ibu-Nya”.<br />Dengan penuh hormat pada keputusan kepercayaan, Uskup Agung Tarcusius Bertone, SBD (Sekretaris Konggregasi Iman) menjelaskan bahwa maksud Paus adalah untuk membantu perkembangan “sebuah pembaharuan hubungan komunitas individual dangan Kristus dan Gereja dengan Maria, yang mendampingi Gereja dengan kasih sayangnya di tengah-tengah kesulitan dengan iman dan dengan dunia”.<br /><br />Sebuah pekerjaan Baru dalam Kristus.<br />“Paus menginginkan Perayaan Yubelium mengambil tempat khusus bagi para Uskup” Uskup Agung melanjutkan “Jadi dengan bantuan Bunda maria, para Uskup dapat menanamkan iman mereka dengansebuah kekaguman baru akan Kristus.” Paus telah mempertimbangkan dengan matang istilah “iman” dalam rangka mengingatkan kata-kata Yesus yang meninggal di Kayu Salib, saat Dia mempercayakan Ibu-Nya pada para murid-Nya dan para murid-Nya pada Ibu-Nya (Yoh 19 : 26).<br />Uskup Agung Bertone juga menjelaskan “Daripada menggunakan istilah “Konsekrasi” dalam ketetapan ini, Bapa Suci lebih memilih istilah “Iman” atau tempat di bawah perlindungan Maria, Gereja, para Uskup dan semua orang guna merealisaikan dengan rendah hati bahwa kita membutuhkan bantuan dari Tuhan, dan oleh karena itu, kita menerima melalui perantaraan Maria.”<br />“Lebih jauh lagi, Paus tidak merasa perlu untuk mengulangi ketetapannya saat konsekrasi pada Hati Bunda Kita pada tanggal 25 Maret 1984; Hal ini telah ditegaskan pula sebelumnya oleh Suster Lucia dalam sebuah surat tanggal 8 November 1989,” kutip Uskup Agung Bertone. Akhirnya, tanggal 9 Oktober, sehari sesudah ketetapan tentang iman disebarluaskan, Kardinal Angelo Sodano pergi ke Patio Santo Damaso di Vatican, mengucapkan salam perpisahan pada para peziarah Perawan dari Fatima. Atas nama Bapa Suci dan seluruh rekan-rekan di Tahta Suci, Sekretaris Negara Vatikcan membuat pernyataan hangat tentang kunjungan Bunda maria dan sebuah kekaguman atas iman dalam pesanya:<br />“Perawan Yang Suci, patungmu yang mulia telah kembali ke tempat keramat yang indah di Fatima. Kami telah menyambutnya dengan perasaan yang penuh cinta, memikirkan dirimu yang mau disampaikan sekali lagi kepada Bapa Suci, Yohanes Paulus II, dan telah mengatakan pada kami semua dan para sejawatnya, bahwa kau telah memelihara rumah ini, rumah dari penerus Petrus dengan penuh cinta. Kami semua, ya Maria ingin menghidupkan pesan yang kua tinggalkan untuk kami.(Zenit, 9 September 2000). Bukankah semua kata-kata yang menyentuh ini meliputi semuanya bahwa Bapa Suci mencarinya untuk menyelesaikan pesan Bunda maria dari Fatima?”Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-72194791412479085112008-06-25T14:57:00.004+07:002008-11-13T13:51:26.811+07:003. Sharing "Devosi kepada Bunda Maria"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrHGEjacEYzeHq9rnzvtSFRlLD-OGxLY-dJt7SWASvPeaWed9-9TSklxCF-SyG-C66im0tgJ6YCS2PmtTNVEncqjA0KyUNBAmRJ5axazGCpOTlqXE7ZFm9pRrZi7HWFMs7CiQihAoNnQc/s1600-h/maria-bunda[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5215725947342735538" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrHGEjacEYzeHq9rnzvtSFRlLD-OGxLY-dJt7SWASvPeaWed9-9TSklxCF-SyG-C66im0tgJ6YCS2PmtTNVEncqjA0KyUNBAmRJ5axazGCpOTlqXE7ZFm9pRrZi7HWFMs7CiQihAoNnQc/s400/maria-bunda%5B1%5D.jpg" border="0" /></a> <strong><span style="color:#33ccff;">Maria Bunda para Novis<br /></span></strong><br />Devosi kepada Bunda Maria yang dihayati dalam kerangka penghayatan keagamaan seseorang, dipengaruhi oleh lingkungannya, dalam kehidupan masyarakat bercorakkan ritual dan fungsional.<br />Devosi para novis juga dipengaruhi oleh kalangan tersebut, bila telah mendoakan Doa Rosario, Novena Tiga Salam Maria, Doa Malaikat Tuhan dan Ziarah secara tekun, rajin dan setia merasa sudah berdevosi kepada nya.<br />Rumusan doa-doa tertentu bila didoakan secara benar dan tekun, dipercaya membawa keselamatan. Nampaknya mutu devosi kepada Bunda maria diukur oleh kenyataan sejauh mana mereka setia, tekun dan rajin mendaraskan rumusan doa-doa dan berziarah ke tempat ziarah Bunda maria.<br /><br />Sedangkan penghayatan iman yang bersifat fungsional, nampak dalam sikap penghormatan kepada Bunda maria yang digunakan menurut kepentingan dan kebutuhannya sendiri. Misalnya bila ingin berhasil dalam ujian, maka mohon pertolongan melalui Doa Rosario atau Novena Tiga Salam Maria. Nampaknya devosi kepada nya difungsikan untuk kepentingan, dan dilakukan karena menguntungkan serta pula dipakai untuk membela kepentingannya sendiri yang sebagian besar bercirikan egoistic.<br /><br />Kiranya perlu diperbaiki pandangan dan ritual yang bercorak egoistic, perlu dikembangkan lebih dalam lagi devosi kepada Bunda maria yang dihayati dalam kerangka penghayatan iman yang personal mendalam dan dipraktekan dalam prilaku dan hidup sehari-hari.<br /><br />Bila Devosi kepada Bunda maria dihayati dalam kerangka rencana Keselamatan Allah, yang terlaksana dalam hidup Sengsa, Wafat dan kebangkitan Kristus. Akan sangat membantu perkembangan iman kita akan Misteri-Nya, kita pun akan semakin bertambah dalam Hikmat Sabda Tuhan. Karena Yesus Kristus adalah Sumber Kehidupan. Maka, secara otomatis kitapun akan bertambah peka dan menyerupai Putra-Nya. Bunda Maria adalah Bejana yang Suci yang dipakai Allah untuk mengenapi Hidup itu sendiri di dalam, kesatuan Maria dan Yesus sangatlah erat serta tak dapat dipishakan “Perantara Penebusan”.<br /><br />Bila, kita ingin berdevosi kepada Bunda Maria sebaiknya bermeditasi dan mengkontemplasikan kehidupan Sang Putra Allah, karena kita dapat terjebak kepada pumusatan yang dapat menyesatkan iman kita.<br /><br />Contoh sederhana dengan diawali doa :<br /><br />Ya, Bunda Maria yang tak bernoda,<br />Engkau hamba Allah Bapa yang setia,<br />Bunda Putra yang sangat terpuji,<br />Jadikanlah hatiku seperti hatimu,<br />Seraya merenungkan,<br />Misteri-misteri yang terungkap,<br />Dan terpendam didalam hatimu.<br />Perkenankanlah aku,<br />Selalu hidup dengan Putramu Yesus Kristus,<br />Penyelamatku,<br />Yang telah ditentukan sebagai,<br />Jalan, kebenaran dan hidup.<br />Dengan pertolongan rahmat yang telah,<br />Engkau terima,<br />Munuju kesatuan Misteri Tritunggal Yang Maha Kudus.<br />Amin.<br /><br />Lalu ada tiga sikap yang perlu pula diusahakan dan dikembangkan agar devosi, pribadi kepada Bunda maria didasari oleh Penghayatan Iman yang benar dan Personal.<br /><br /><em>Pertama </em>: Maria menjadi model utama iman kita dan persembahan diri kita juga.<br />Sikap Bunda maria yang perlu menjadi “Sikap Dasar” kita adalah “Terjadilah kepadaku menurut kehendak-Mu”- “Fiat” dalam menanggapi tawaran dari Allah. Bunda maria juga bersikap menerima dan proaktif kepada Putra Alla, Yesus Kristus yang ia kandung; agar kitapun dapat menyerahkan kepada dunia. Kedua sikap Maria tersebut menyatakan kesadaran terhadap Rencana allah bukan menurut kehendak kita yang berlaku dan kesiapsediaan total untuk memenuhi Rencana Allah. Sikap yang demikian akan tumbuh dan berkembang, bila sering merefleksikan dan merenungkan hidup dan panggilan Maria.<br /><br /><em>Kedua</em> : Kedekatan dengan Maria mengarahkan kita untuk menghayati Misteri Kristus<br />“Sabda dan Ekaristi”. Relasi personal dengan Bunda maria memampukan kita untuk mengalami perasaan hati Maria yang merenungkan misteri hidup Yesus yaitu peristiwa Inkarnasi dan Kelahiran-Nya, peristiwa hidup Publik-Nya, serta peristiwa Sengsara dan Kebangkitan-Nya. Kemampuan untuk dapat mengalami perasaan hati Bunda Maria tersebut, mengandaikan adanya keterlibatan dalam pereyaan LIturgis Maria sebagai Bunda Gereja “Bait Allah/Taber Nakel”-“Rahimnya telah diberkati”.<br />Dengan setia dan tekun mendengarkan “Sabda Putra Allah” seperti didalam setiap Renungan dalam Peristiwa-peristiwanya, atau dapat juga dikembangkan dalam peristwa-peristiwa yang ada di dalam Injil.<br /><br /><em>Ketiga </em>: Maria merupakan Bunda dan sahabat sejati dalam panggilan. Walaupun Ibu Allah beliau tidak mendapatkan perilaku istimewa tetapi menerima dan menyerahkan kembali keseluruhan hidupnya kedalam Tangan Allah.<br />Bila di dalam kehidupan pribadi dan kerasulan, Bunda maria mendapat tempat, maka ia hadir sebagai Bunda dan sahabat sejati. Kehadirannya dalam kehidupan kita memberi dukungan, mengobarkan semangat dan memberikan inspirasi. Bunda maria hadir dalam kehidupan kita, bila kita berdoa bersama Maria bagi orang-orang yang dipercayakan kepada kita pula dan bila kita mencinti serta memperkenalkan Bunda Maria. Seperti “saat Bunda Maria berkunjung ke rumah saudarinya Elizabeth” tampak jelas bagaimana sapaan itu pula akan kita terima.<br />Selamat merenungkan.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-7280350482081002632008-06-25T11:37:00.008+07:002008-11-13T13:51:27.028+07:002. Sharing "Ekaristi"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXBVBhz0YGMNmBC8b061Z5tvwzV9Zh967zPARVeZecetMqjIj7R6YMHdoyHhEeAVY61Y5ZAodGboMQ6uzuLlGdnXv48iz-6ykqkdp9VNz3_pyatRTxkdWfX0ighyphenhyphen7oomAHI9HXw62bC9c/s1600-h/Mujizat+ekaristi.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5215674205570606162" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXBVBhz0YGMNmBC8b061Z5tvwzV9Zh967zPARVeZecetMqjIj7R6YMHdoyHhEeAVY61Y5ZAodGboMQ6uzuLlGdnXv48iz-6ykqkdp9VNz3_pyatRTxkdWfX0ighyphenhyphen7oomAHI9HXw62bC9c/s400/Mujizat+ekaristi.jpg" border="0" /></a> <span style="font-size:130%;color:#ff0000;">Roti untuk kita sehari-hari<br /></span><br />Allah tidak memanggil orang-orang hebat di dunia ini, melainkan orang-orang biasa, sederhana dan berbeban namun kuncinya berikemanusiaan.<br />Contohnya Yesus Kristus sepanjang hidupnya, beliau selalu memikirkan mereka-mereka yang kecil dan lemah. Dibesarkan dalam keakraban, lingkungan local, Dia menjadi sehari-harian kita dan sangat mencintai sesame lebih dari dirinya sendiri.<br />Yesus pun pada akhir hidupnya tidak mencari sesuatu yang muluk-muluk tetapi segala pekerjaan yang sangat disenangi dan dicintai oleh Allah Bapa-Nya di Surga.<br />Sangat senang berkontemplasi dan merenungkan serta membantu sesama yang membutuhkan tanpa pandang bulu, beliau sangat terbuka begi siapa saja yang mau mendekati dan mendengarkan pemahaman tentang Hidup Sejati dalam Allah.<br />Pada malam terakhirpun Yesus sangat dekat dengan sahabat-sahabat-Nya yang di cintai, untuk memberikan dan mewariskan sebuah Misteri hidup-Nya agar kita selalu setia dan menyertai kita semua. Beliau tidak mengorbankan sesamanya tetapi mengambil sikap proaktif dan kongkrit, tidak bosa-basi atau munafik dan sangat terbuka agar sahabat-sahabat-Nya tidak bersedih dan berkurangan. Penyerahan diri-Nya begitu total sehingga kitapun dapat membenamkan diri kedalam seluruh Misteri hidup-Nya. Apa yang beliau korbankan dan berkorban bukan untuk keselamatan diri-Nya tetapi untuk orang lain yang mencintai dan memerlukan kasih saying serta kelembutan.<br /><br />Yesus telah mengubah Hidup, Penderitaan dan Penyaliban sebagai “Ucapan Syukur” agar kita semua dapat menikmati kelak Kebahagiaan seperti apa yang telah beliau alami. Baliau adalah “Gambaran Kasih Sayang Allah yang hidup dan Tak tampak”, menginkarnasikan diri-Nya dalam Perjamuan Kudus “Ekaristi”. Penyaliban-Nya telah mengubah pandangan hidup manusia menjadi “Harapan”, agar Allah Bapa dapat “Bernafas” didalam Hati dan seluruh hidup kita.<br />Bila, merefleksi dan melihat kembali apa yang telah beliau ajarkan dalam Injil, sebenarnya telah mengalir dengan deras didalam keseluruhan “Daging dan Darah-Nya”. Sebuah pengabdian sempurna sebagai “Hamba sesame dan Putra Allah”, inilah yang terkandung dalam “Roti Hidup”- “Sabda telah menjadi Daging dan tinggal diantara kita umat-Nya”- Ya beliau “Manna dari Surga”.<br /><br />Maka, kita harus “Bersyukur kepada Allah” karena ketidak layakan dan pantasnya kita telah diberi sebuah “Perjanjian Baru dan Kekal” didalam “Tubuh Kristus”, sekaligus kita diperbaharui dalam “Penciptaan Baru” sebagai “Anak-anak Allah”.<br />Yesus Kristus yang telah menyatukan “Langit dan Bumi” dalam kepenuhan segala “Kehendak Allah” dan bersatu dalam “Roh Nya”, melakukan segala tugas-tugas Nya dengan sempurna “Domba yang Tak Bercela” ingin membangun Dunia lebih Manusiawi dan bersatu dalam Hidup-Nya. Sebuah bentuk Kesatuan Kerjasama yang sangat Ideal dan membangkitkannya untuk menjadi ciptaan yang layak bagi Kerajaan Allah.<br />Tertarik oleh Allah Bapa.<br /><br />Inilah sebuah Mujizat terbesar di dalam peradaban manusia dari Iman, adalah “Ekaristi” maka sangatlah disayangkan bila kita tidak mau menerima dan menyatukan hidup kita dalam Diri-Nya. Kesibukan dunia ini telah membuat kita jauh dari Kesatuan dengan-Nya, kita cenderung mencari jalan-jalan pintas. Tidak lagi membutuhkan Ekaristi merasa itu hanya sebatas kewajiban, kita lupa akan Esensial dari kekuatan Allah yang sangat tak terpahami. Bila, kita hadirpun hanya untuk setor muka tetapi tidak mau menyimak apa arti dari kehadiran Gereja bagi umat-Nya.<br /><br />Dalam Ekaristi, ganjaran kelak akan kepercayaan kita yang menaruh terutama terhadap Iman kita,<br />Kita bukan diselamatkan karena perbuatan tetapi karena Iman kita kepada-Nya. Lebih jauh kesatuan kita dengan Yesus Kristus "Inilah Anak yang KU kasihi, dengarkanlah Dia dan Ikutilah Dia"- “Aku didalam Dia dan Dia didalam Aku”. Manusia terlalu sombong dan bahkan angkuh karena merasa tidak memerlukan lagi “Ekaristi”, kita lebih mudah menghakimi dan menghukum orang lain tanpa memberi harapan kepada sesamanya; manusia sudah merasa lebih dari Allah terlihat dari kesewena-wenaannya terhadap Dunia ini.<br />Bila, kita benar-benar disentuh oleh Roh Kudus maka akan semakin cinta akan Bunda Gereja, Sabda dan Ekaristi, ini dapat dilihat dari Prilaku yang perlahan-lahan pasti akan menyerupai Yesus sendiri yang hidup. Dapatkah kita mengubah pribadi dan sifat egoisme kita, tetapi didalam Kristus Yesus kita pasti akan diubah. Ya, oleh Roh Allah yang hidup bersatu di dalam Roh Kristus dan diri-Nya sendiri "Utuh".<br /><br />Marilah kita sambut roti sehari-hari “Tubuh dan Darah Kristus” dengan “Iman, Harapan dan Kasih” lalu kita bersyukur karena masih ada waktu untuk dapat hadir dalam “Kesatuan Syukur dan Hidup”.<br /><br />Jangan menunggu esok dan esoknya lagi tetapi bergegaslah separti “Gembala di padang”, kita harus dengan penuh gembira dan hikmat ikut serta dalam “Konsekrasi Kesatuan” ini. Hanya di dalam Dia kita telah di jamin dan terjamin. Dunia dan seisinya akan Musnah Lenyap tetapi Ia tidak akan pernah berubah “Dulu, Sekarang dan Akan datang” Kekal adanya.<br />Datanglah seperti, seorang kekasih dan beriman kanak-kanak, tidak perlu dengan pengatahuan sejagat ini tetapi perbesarlah Kerendahan hati-mu dan masuklah dalam “Misteri ke Illahiannya”. Pasti, kita akan menjadi “Peka” hati dan budi kita akan terpesona oleh “Keelokan-Nya” seperti gembala-gembala yang mengunjungi “Kanak-kanak Yesus”.<br /><br />Setelah, kita menerima masuklah dan benamkan seluruh jiwa dan raga didalam Dia, saat-saat yang terindah kita menerima “Kelembutan Illahi yang ada di dalam “Hosti Kudus”. Penuhilah dengan segala cinta dan harapan kita di dalam “Kesatuan Inpersona Kristi”, Allah ingin mendengarkan segala penyerahan diri kita. Ya, seperti Bunda Gereja Maria tawaran Allah diterima dengan "Fiat"<br />Demikianlah Pribadi Hidup Yesus dengan Allah Bapa-Nya di Surga, demikian pula kita akan dihidupkan kembali. Beliau juga akan mendoakan-mu jangan lupa bahwa Dia hidup dan menyertai kita sampai ajal menjemput kita.<br /><br />Setelah, berkat Gereja jangan langsung pulang tetapi luangkanlah waktu untuk "Berdoa dalam Cinta" karena saat-saat terindah roh kita disatukan bersama Roh Allah melalui seluruh kehidupan Yesus Kristus.<br />Saat “Terkudus” dalam misteri hidup kita dimana Allah dan Putra-Nya hadir “Aku lah Pintu” dan bersatu dengan “Anak-anak Manusia”; penuhilah hidup kita dalam Dia.<br /><br />Semoga sharing pribadi mebangkitkan kita semua didalam “Kasih Karunia Allah” yang telah menciptakan dan ingin hidup bersama didalam penyertaan Perziaraan di dunia ini.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-10049430640416849172008-06-24T13:25:00.010+07:002008-11-13T13:51:27.160+07:001. Sharing "kisah St. Fransisca dari Roma"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx78J5ULIbPcU9C84MBHkwv-Z7MbPbfafmFhlet-iqP0xGvJkfD75dzBKbMa0ub222VbeYog2xv3vWeQhyhgj4j-TBFBno_bNe_mhLyjjexJFCfvYNNWKy5PNrExIyZenbZeWZ3pKKe0A/s1600-h/Neraka.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5215730510439347682" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx78J5ULIbPcU9C84MBHkwv-Z7MbPbfafmFhlet-iqP0xGvJkfD75dzBKbMa0ub222VbeYog2xv3vWeQhyhgj4j-TBFBno_bNe_mhLyjjexJFCfvYNNWKy5PNrExIyZenbZeWZ3pKKe0A/s400/Neraka.jpg" border="0" /></a> Sumber : Majalah Ave Maria Australia<br />Dari : Ave Maria Indonesia (No. AM-26 November-Desember 2004)<br /><strong><span style="color:#ff0000;">(gambar Neraka)</span></strong><br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Kisah St. Fransisca dari Roma</span></strong><br /><strong><span style="color:#33ccff;"><br /></span></strong><div><div><div align="left"><strong><span style="color:#ff0000;">Neraka<br /></span></strong>Dilihat dan dilukiskan oleh orang kudus.<br />“ Ingatlah akan hari akhirmu…., dan engkau seharusnya tidak akan pernah berbuat dosa. “<br />Begitulah kisah Suci menasehati kita semua<br /><br />Akhir dari manusia adalah hal terakhir yang akan terjadi padanya, yaitu kematian, pengadilan pribadi, surga, neraka, proses penyucian dan kiamat, kebangkitan dari kematian dan pengdilan akhirnya.<br />Sekarang, nasehat-nasehat ini seolah-olah sudah tidak didengae lagi. Bagaimana pun dari zaman ke zaman, penyelenggaraan Illahi telah berkenan meramalkan apa yang dilakukan tentang saat-saat berakhir ini. Maka sangatlah berharga untuk mempertimbangkan seorang wanita oleh penglihatan yang luar biasa tentang Surga, proses Penyucian, Neraka dan tindakan dari malaikat dan setan di dunia.<br /></div><br /><div align="left">Orang suci ini adalah St. Fransisca dari Roma.<br />Baliau lahir pada tahun 1384 dari keluarga Busso yang terpandang, ketika usia 12 tahun ia telah menjalani kehidupan yang luar biasa. Dia tidak berminat untuk menikah tetapi bapa pengakuannya menasehatinya untuk tidak menolak kehendak orang tuanya. Maka ia menikah dengan Lorenzo de Panziani, segara setalha perkawinannya ia sakit keras dan disembuhkan secara ajaib oleh St. Alexis, seorang martir Romawi. Setelah kesembuhannya, St. Fransiska benar-benar mencurahkan kehidupannya untuk pekerjaan-pekerjaan social. Bersama-sama dengan iparnya, Vanossa, ia mencari dana dari rumah ke rumah untuk dibagikan kepada orang-orang miskin di tempat-tempat umum, di daerah dimana ia tidak kenal. Di rumahnya, cara hidupnya adalah teguh dan terpuji, Tuhan memberkati perkawinannya dengan 6 orang anak. Anak laki-lakinya John meninggal dengan kematian yang indah dan damai, ketika ia masih kecil. Kematian itu merupakan salah satu kebahgiaan dalam hidupnya. “Saya melihat,” katanya sebelum menghembuskan nafas terkhir, “ St. Antonius dan St. Onusphrius yang datang emnjemput aku ke surga.”<br /></div><br /><div align="left">Beberapa kejadian penting mempengaruhi kehidupannya, sebagai contohnya pengambilan kekuasaan di Roma oleh Raja Naples, yang menyebabkan penderitaan bagi keluarganya dan pengusiran Paus Eugene IV dalam peperangan antara penduduk Florentina dan Milan. Ketika suaminya mesih hidup, ia telah menggabungkan diri dengan wanita-wanita Roma dari kalangan atas dengan tujuan agar mereka hidup mengabdi kepada Tuhan dalam kesalehan Kristiani dan kebajikan. Dia membentuk organisasi wanita yang dalam tahun 1433 menerima peraturan tersendiri yang menghidupkan oblat dari St. Fransisca dari Roma. Setelah kematian suaminya, ia menggabungkan diri dengan putrid-putri rohaninya ini dan membimbing mereka ke rumah-rumah sakit dank e rumah-rumah orang miskin. Sering dalam kekurangan obat atau persediaan lainnya yangtidak cukup, St. Francisca membawa kesembuhan langsung kepada yang membutuhkan. Tuhan menghibur dia dengan wahyu dan hubungan mistik tetang kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Dia menjadi terkenal karena mukjizat-mukjizatnya dan penyembuhan-penyembuhannya. Dia mengembalikan penglihatan pada orang-orang buta, menyembuhkan orang-orang bisu untuk berbicara, menyembuhkan kesehatan orang-orang yang sakit dan membebaskan orang-orang dari cengkraman setan. St. Fransisca mengetahui tetang kematianya lebih dahulu dan menceritakan pada teman-temannya. Dia memohon Tuhan untuk mengambil untuk mengambilnya dari kehidupan ini, semenjak dia tidak mau melihat krisi baru yang mulai menyerang Gereja. Dia sakit dan meninggal pada tahun 1440.<br />Penglihatan-penglihatan dari mistik Italia menjadi bagian yang luar biasa dari kehidupannya. Beberapa penglihatan yang lebih terkenal tentang Neraka dari St. Yohanes Don Bosco, St. Theresia dari Avilla, Penglihatan-penglihatan dari Fatimah. Pastor suci dari Ars mempunyai beberapa penglihatan tentang setan. Berdasarkan apa yang dilihat oleh St. Fransisca dari Roma tentang neraka, penulis Perancis terkenal Ernest Hello mempersembahkan suatu ringkasan dalam bukunya, “Studies in Saint Ship”. </div><br /><div align="left"></div><br /><div align="left">Siksaan-siksaan yang tak terhitung sebagai hukuman dari bermacam-macam kejahatan telah menunjukan padanya secara kelompok dan terperinci. Dia melihat emas dan perak yang meleleh dimasukkan ketenggorokan orang-orang yang kikir, oleh setan-setan itu. Dia melihat pemandangan-pemandangan yang tidak terhitung penuh dengan horror yang luar biasa dam menditail. Dia juga melihat tingkat-tingkatan setan, tugas-tugas mereka, penyiksaan mereka dan bermacam-macam kejahatan yang mereka kepalai. Dia melihat Lucifer mendewakan kesombongan, kepala dari segala kesombongan, raja dari semua setan dan semuanya yang terkutuk. Dan raja ini jauh lebih sengsara dari anak buahnya. Neraka dibagi menjadi tiga bagian, bgian atas, bagian tengah dan bagian bawah. Lucifer berada di tempat yang paling bawah dari tiga bagian ini dan di bawahnya sebagai kepala tertinggi, ia mengepalai tiga kepala bagian yang tunduk padanya, tetapi mempunyai otoritas atas semua bagian.<br /></div><br /><div align="left">Asmodius, yang mengepalai semua dosa-dosa daging, adalah salah satu dari malaikat durhaka ini. </div><br /><div align="left">Mammon, yang mengepalai semua dosa-dosa keserakahan, bertahta di situ dan hanya tertarik kepada uang, melengkapi salah satu dari ketiga kategori besar itu. </div><br /><div align="left">Sedangkan Beelzebul mengepalai atas semua dosa-dosa penyembahan berhala. Semua kejahatan yang berhubungan dengan banyak praktek magic, percaya pada roh-roh tersebut, semuanya berada di bawah kekuasaan Beelzebul. Dalam arti khusus, dia tersiksa oleh kegelapan dan melalui kegelapan dia menyiksa para kurbannya.<br />Sejumlah setan tinggal di neraka yang lainya mengapung di udara dan yang lain lagi berada di tengah-tngah manusia, mencari mereka yang biasa dijadikan mangsa. Mereka yang tinggal di neraka memberikan perintahnya dan mengirim wakil-wakilnya. Mereka yang tinggal di udara menimbulkan kekakcauan di udara dan di bumi. Menyebabkan kekuatan jahatnya ke seluruh penjuru, meracuni jiwa-jiwa. Jika setan-setan yang menguasai dunia melihat satu jiwa yang lemah karena pengaruh setan yang di udara dan di bumi , mereka menyerang pada saat kedaan lemah itu, untuk mengalahkan dengan lebih mudah. Semua hirarki di dalam surga, telah ditiru secara berolok-olok dalam hirarki mereka. Tak ada setan yang bias menggoda jiwa tanpa izin dari Lusifer. </div><br /><div align="left">“Setan yang mempunyai tempat tetap di neraka menderita kesakitan karena api. Setan-setan yang terbang di udara atau yang berda di dunia, tidak menderita karena api, tetapi mereka mengalami siksaan-siksaan yang mengerikan lainya dan terutama penglihatan-penglihatan dari perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh para suci. Tiap orang yang berbuat baik, menyebabkan siksaan yang mngerikan bagi setan-setan ini. Bilamana St. Fransisca dari Roma sedang menderita pencobaan, ia dapat mengatakan dari jenis dan keganasan mana godaan itu, dari tingkatan mana pengoda itu dan dari tingkat hirarki yang mana dia berasal. “Jika seseorang hidup dalam dosa berat, St. Fransisca melihat satu setan menempel di punggungnya. Bila dosa berat itu sudah dihapus, dia melihat setan itu sudah tidak berada dipunggung orang itu lagi, tetapi disebelahnya. </div><br /><div align="left"></div><br /><div align="left">Setelah pengakuan dosa yang tulus, kekuatan dari setan itu melemah. Godaan-godaanya sudah tidak lagi mempunyai kekuatan yang sama. “Bila nama kudus Yesus disebut dengan penuh hormat, St. Fransisca melihat semua setan di dunia, di udara dan di neraka, menunduk dalam ketakutan yang mnegerikan dan ini akan lebih mengerikanbila nama Allah di sebut dengan hormat.” “Jika nama Allah disebut secara kurang ajar, setan-setan itu tetap terpaksa menunduk hormat di depan-Nya, tetapi suatu kesenangan bencampur dengan kesusahan yang disebabkan dari penghormatan yang terpaksa mereka berikan itu. Bila orang menyebut nama Allah dengan kurang ajar, malaikat-malaikat di Surga juga menghormati. Mereka menunjukkan penghormatan yang tak terhingga. Bibir manusia yang dengan sangat mudahnya bergerak ini dan menyebutkan nama Yang Maha Kudus itu dengan seenaknya, telah menyembahkan hasil-hasil yang sangat luar biasa dan membangunkan gema-gema yang manusia tidak pernah pikirkan akibatnya yang luas dan kehebatannya.” </div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-84407947063963765042008-06-20T09:35:00.008+07:002008-11-13T13:51:27.380+07:00Warkop Rohani<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR_65Je85q-GFiX2ZbYWfxeOUf5eLu4KEGak29T2F_l8pU32ZqE8VHUE0kd622wd4y3AgYdyjOnhHbUmYBnMWlSrH2aMKR6rWqxRCGPTKT_fDPFEHS4u2lzx1w5ekNeAfh8MW1RcyECqQ/s1600-h/kopi+dan+roti+warkop.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5213788400030430178" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR_65Je85q-GFiX2ZbYWfxeOUf5eLu4KEGak29T2F_l8pU32ZqE8VHUE0kd622wd4y3AgYdyjOnhHbUmYBnMWlSrH2aMKR6rWqxRCGPTKT_fDPFEHS4u2lzx1w5ekNeAfh8MW1RcyECqQ/s400/kopi+dan+roti+warkop.jpg" border="0" /></a> <span style="font-size:130%;"><span style="color:#33ff33;">“ Mutiara batin “<br />sambil Minum seteguk Sabda Allah,<br />cemilan Kue Rohani dan<br />mengisap Udara batin.<br />“ Menikmat Rohani yang kita dapatkan “</span> </span><br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Seri 1<br /></span></strong><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kue : Undangan menjadi Pejuang.<br /></span></strong>….. Semua orang di undang untuk Tuhan untuk menjadi kudus, artinya, manusia di undang untuk berbahagia bersama Tuhan. Bagaimana bias diraih? Dengan cara membiarkan Allah mengisi hidup kita.<br />Minum : (Mat 5 : 1-12)<br />….. Sabda baagia mengajak kita membebaskan diri dari barang dunia, lalu mengikat diri pada Allah. Itu bias ditempuh dalam pelbagai cara, baik lewat hidup membiara maupun sebagai awam. Seluruh kehidupan ini merupakan medan tempur untuk memperoleh kesucian. Para kudus adalah orang-orang yang berjuang ditengah godaan dan tantangan dunia. Mereka berhasil mencuci jubahnya dalam darah Anak Domba. (Why 7 : 14). Artinya, menyatukan suka-duka hidupnya dengan sengsara dan wafat Tuhan Yesus di salib. Setiap orang dipanggil untuk kudus, berbahagia selamanya bersama Tuhan. Mereka yang selalu mengandalkan Tuhan dan membebaskan dari yang fana dan sementara, niscaya akan bahagia bersama Dia.<br />Apakah kita siap untuk bertempur, melawan setan yang ingin memisahkan kita dari Tuhan ?............<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kue : Hidup bagi Tuhan.<br /></span></strong>….. “ Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, hidup untuk Tuhan dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan, hidup untuk Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup …….. Demikianlah setiap orang diantara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah “<br />Minum : (ay 7-9. 12)<br />Apakah iman dan agama kita membantu kita untuk mempersembahkan hidup kepada Tuhan? ………<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kue : Cerdik-cerdik kita melayani Tuhan<br /></span></strong>…..” Demikian pula hendaknya kita dapat bersikap cerdik melayani Kristus ditengah masyarakat dan dunia saat ini, yang sudah tidak ada kasih dan berpihak pada Nya lagi. Kita harus mengupayakan startegi yang tepat sasaran dan efisien untuk mewartakan dan menerapkan kebenaran-Nya. Cara hidup kita haruslah menunjukkan nilai-nilai Kristus tanpa harus berjubah dan bertanda dimanapun kita berada. Karena kati manusia adalah anak-anak Allah dan juga Bait Allah yang hidup, beliau ada didalam setiap manusia. Kerapkali kita takut bersaksi dalam nama Kristus dan menjalankan Hukum Kasih dalam hidup ziarah ini…….<br />Minum : (Rom 15 :14-21)<br />Jangan takut kita berbuat baik, Jangan takut dengan ancaman;l Kristus bekerja dalam hati kita. Seperti kesaksian St. Paulus, “aku bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah, sebab Kristus sendirilah yang bekerja dalam diriku “<br />Apakah kita juga menjadi si pengecut dan berkata “ salibkanlah Dia…” ?.......<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kue : Tidak untuk memuaskan nafsu tetapi menjadi hamba<br /></span></strong>….. Mengikuti Kristus memang tidak selalu dapat memenuhi keinginan nafsu-nafsu instant kita. Tetapi proses pengalaman hidup dan pengalaman akan pribadi Allah membuat kita hidup, kita berbuah lebat. Mengikuti Kristus berarti mengabdi (menjadi abdi = pelayan), berarti juga memasrahkan diri seutuhnya hanya kepada Allah. Bersatu dan menyerahakan diri secara total kepada Allah Tritunggal Kudus adalah Kunci hidup bagi orang Katholik. Dengan kunci itulah kita dapat menemukan dan menembus tempat yang tepat untuk memperoleh keselamatan.<br />Minum : (Luk 6 : 9-15)<br />Mengabdi Allah juga menjadikkan Allah sebagai jimat ( siji sing dirumat = hanya satu yang dipelihara ). Pengharapan akan Allahlah satu-satunya yang harus kita rawat dan kita hidupkan. Allahlah satu-satunya tempat mencari jawaban yang tepat. Mamon, harta, pangkat, nikmat dan kedudukan adalah sesat dan mengacaukan. Allah membuat hudup kita penuh rahmat, Tuhan sertamu (sapaan malaikat Gabriel kapada Perawan Maria)<br />Apakah kita telah memilih dan menjadi milik kita ?......<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kue : Iman dan Talenta<br /></span></strong>….. Pada saat dibaptis, secara definitive kita menerima anugerah iman yang membuat kita menjadi adalah anak-anak Allah, murid-murid Yesus Kristus dan yang hidup dibawah bimbingan Roh Kudus dalam persekutuan Gereja Katholik. Iman itulah yang membawa kita kepada kehidupan kekal (Kerj. Surga). Namun, saat kita menerima anugerah iman itu, kita sekaligus berupaya serti bunyi “Hukum Kasih” untuk mengembangkan atau mengandalkannya. Iman itu dapat dibandingkan dengan uang (telenta). Siapa yang setia dan sanggup mengembangkan imannya tanpa takut resikonya, dia akan semakin tajam dan berhikamat. Siapa yang berjaga-jaga / sigap….<br />Minum : (! Tes 5 : 6), ( bdk. Mat 25 : 25-26),<br />…. Yang tidak malas mengembangkan imannya akan berlipat ganda. Ia akan bertambah kaya dalam iman dan segala hal, tetapi juga Hikmat, Kebijaksanaan dan Pengetahuan mengenai Kebenaran yang Sejati. Orang yang berani besikap dan melakukan, dia tidak akan dikecewakan, sebab Tuhan adalah Allah yang tahu menghargai kesetiaan, kesanggupan, dan perjuangan umat-Nya. Oleh karena itu “ Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga berkelimpahan “ (Mat 25 : 29)<br />Apakah kita telah setia dalam iman dan mengembangkan anugerah cuma-cuma ini yang kita terima dari Tuhan ?.....<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kue : Percaya dahulu…. Baru melihat<br /></span></strong>…. “Percaya mengandung unsur kerelaan, keikhlasan, dan penyerahan serta pengorbanan, disatu sisi juga penuh perjuangan tentunya dan terkadang kita terluka dalam hati serta batin kita. Usaha yang tidak sedikti, tekat yang bulat serta teguh. Ini berarti (disatu sisi) aku percayakan seluruh diriku kepada Nya dan (disisi lain) aku ditantang berjuang atas nama Allah. ….<br />Minum : (Luk 18 : 35-43)<br />Percaya dahulu baru melihat, inilah persoalan batin. Mari kita belajar dari si buta berseru “ Yesus Anak Daud kasihanilah aku !”. dia berani berseru karena iman, ia tak melihat tetapi Percaya…. Penyerahannya sungguh-sungguh total kepada Sang Pribadi yang selama ini hanya dia dengar, pribadi yang menghidupkan dan dihidupkan dalam diri-Nya. si buta berpihak pada iman dan berpasrah total yang membuat berani berjuang, bergerak, meminta, merendahkan diri dan melawan cemoohan orang disekitarnya. Dia berdialog dan menyemangati dirinya, untuk bangkit dan mendekat maka Tuhan menyembuhkan. “ Imanmu telah menyelamatkan engkau “. Orang buta itu telah mengajari kita beriman, dalam hal yang biasa sehari-hari akan menjadi luar biasa bila kita hidup di dalam Iman.<br />Apakah kita hanya mencari Iman yang luar biasa dan ektravagansa ?.....<br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Seri 2<br /></span></strong><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Kue : Zakheus<br /></span></strong>…..”Zakheus adalah orang yang beriman dan berpengharapan. Ketika mendengar Yesus lewat di kotanya, ia berusaha melihat-Nya. Sudah lama ia mendengar tentang Yesus, sudah lama pula ia ingin melihat seperti apakah Yesus itu. Maka, begitu ada kabar bahwa Yesus lewat dikotanya, ia segara meninggalkan perkerjaannya dan berusaha melihat Yesus. Hal ini tidak membuat zakheus kehilangan akal untuk melihat “Bagaimana sosok pribadi Yesus itu”, karena badannya yang pendek. Maka ia memanjat sebuah pohon agar dengan mudah “Siapakah Yesus itu”?....<br />Minum : (Luk 19 : 1-10)<br />Keinginan dan kerinduan yang begitu membakar sanubarinya, membuat lupa siapa dan bagaimana dirinya serta gengsinya. Bahkan semuayang selama ini dia miliki sirna bak ditelan bumi. Takkala Yesus menyapanya : “ Zakheus segeralah turun, Aku ingin menumpang dirumah mu!, sebuah undangan dan ajakan yang tak dapat di pungkiri lagi; sebuah penantian yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.<br />Yesus yang ia rindukan telah menyapa dan mengundangnya, telah mengubah seluruh hidupnya yang selama ini sia-sia. Zakhues sangat sadar akan dirinya yang sebenarnya karena banyak berbuat dosa, hal inilah yang ingin dia tebus. Maka ia berjanji akan berbuat baik dan tidak berbuat dosa lagi.”……<br />Apakah kita sudah belajar dari Kejujuran, Ketulusan dan Kesadaran Zakheus ?<br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Kue : Tubuh kita<br /></span></strong>…..”Tubuh kita adalah Bait Allah yang hidup dan sesungguhnya adalah pula satu tubuh yaitu Tubuh Kristus sendiri (Yoh 2 :21). Dengan merefleksikan sabda Tuhan, Gereja menjadikannya amat kongkrit, dengan mengajarkan bahwa Tubuh Kristus disantap umat beriman dalam perayaan Ekaristi. Jadi, Komuni Suci memang “Tempat” sembahyang yang suci pula, suatu bentuk doa yang tinggi, seperti ungkapan iman Maria “ Fiat “.<br />Minum : (Luk 19 : 45-48)<br />Tubuh kita diciptakan “baik dan sempurna adanya” seperti citra Nya sendiri dengan rahmat dan kasih, dengan tujuan mulia dan pastinya untuk melaksanakan perintah Allah dan tempat seluruh hukum “Kasih” bergantung serta bertumpu.<br />Lalu, dosa dan kejahatan telah merusak “wajah dan tubuh Pencipta” pula, dapat kita lihat saat kini. Bagaimana manusia sudah tidak menghagai dirinya, sesamanya dan alam ini.<br />Apakah kita sadar akan yang anugerah yang telah kita terima ?<br /><br />Kue : Inilah kelak hidup kita<br />….”Demikian halnya ketika kita bercicara mengenai Kerajaan Allah, kita tidak dapat seenak-enaknya menerapkan cara berpikir manusia kita saja. Untuk memahami kerahasia-Nya, seperti pemikiran orang saduki, mereka berusaha menjebak Yesus dengan pertanyaan mengenai perempuan yang memiliki tujuh suami dari ketujuhnya, siapa yang akan menjadi suaminya pada hari kebangkitan.<br />Minum : (Luk 20 : 27-40)<br />Yesus memberi jawaban dengan menunjukan cara berpikir Kerajaan Allah, disana tidak ada lagi kawin dan dikawinkan. Ketika manusia telah bersatu dengan Allah, tidak diperlukan lagi yang lain. Persatuan dengan Allah adalah tujuan utama kehidupan manusia. “Carilah maka engkau akan menemukan, Ketuklah maka akan dibukakan dan Mintalah maka akan dibarikan”.<br />Bagaimana agar kita dapat bersatu dengan-Nya dalam kehidupan saat ini?<br />Apakah kita telah menemukan arti kesatuan tubuh dalam Ekaristi ?<br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Kue : Indrawi<br /></span></strong>….”Melalui pendengaran dan penglihatannya, manusia bisa berbela rasa dengan sesamanya. Dilain pihak melalui pendengaran dan penglihata, manusia juga berbuat jahat terhadap sesamanya. Tuhan mengajak kita untuk menggunakan dengan baik indrawi kita, tanggap terhadap keadaan disekitar, terutama sesama kita yang paling membutuhkan.<br />Minum : (Mat 25 : 31-46)<br />Kepekaan inilah yang membuat indra-indra batin kita mendapat pencerahan, ketika indra batin menusia diterangi oleh Roh Kudus hidupnya tidak lagi dikuasai oleh kedagingan yaitu “kekawatiran, ketakutan dan kecemasan bahkan kecenderungan berbuat jahat”. Kepekaan dapat juga membawa manusia untuk mengenal kehadiran Tuhan dalam segala yang dilihat dan didengarnya.<br />Apakah kita ingin menjadi peka ? semua tergantung pada pilihan kita, kemana dan bagaimana mengembangkannya. Kita dapat belajar dari sabda Tuhan yang akan menuntun perlahan dan pasti kedalam kepekaan ini. Satu hal yang diinginkan Allah, kita diminta menjadi peka akan kehadiran-Nya; dalam keseluruhan kehidupan ini.<br />Apa maksud, tujuan dan arti diciptakan.<br />Apakah kita telah memulai melatih ke pekaan Illahi ?<br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Kue : Yang kita terima<br /></span></strong>….”Dari janda miskin yang rela memberikan seluruh dari milikinya, untuk dipersembahkan kepada Allah. Kerelaan memberi dari kekurangan ini sangat berkenan di hati Allah.<br />Munum : (Luk 21 : 1-4)<br />Tuhan memberikan hidup kepada kita cuma-cuma, mengapa kita sering tidak rela mempersembahkan kembali hidup ini kepada Tuhan ?, Mengapa kita begitu perhitungan pada saat harus memberi ?, Mengapa kita begitu berpikir soal untung rugi ?, Mari kita belajar dari janda miskin ini dan khususnya seperti “Bunda Maria” telah memberi kita teladan sempurna. Bagaimana kita menanggapi panggilan dan anugerah yang telah kita terima. Untuk mengembalikannya kembali dengan sepenuh hati, apa yang telah kita terima dan miliki kepada-Nya.<br />Apakah kita telah mengembalikan dengan ucapan syukur kepada-Nya ?<br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Kue : Apa yang kamu buat….<br /></span></strong>….”Dua kejadian peneguhan dengan satu pemahaman, bahwa buatan manusia itu sangatlah rapuh. Betapapun megah dan kokohnya akan hancur juga. Ketika manusia begitu bangga dengan hasil karyanya, ia akan kecewa takkala karya itu hancur. Segala buatan manusia selalu dibanggakan oleh yang menciptakannya, namun harus tetap diingat bahwa karya itu suatu saat akan rusak, hancur dan musnah.<br />Minum : (Luk 21 : 5-11)<br />Maka setiap manusia harus siap menghadapi kenyataa,n bahwa apa yang dikerjakannya akan musnah. Rumah dapat hancur, segala yang telah ia bangun akan sirna bak sinar pagi seperti “Menara Babel” lenyap ditelan bumi. Yesus telah menegur orang-orang yang membangun dan memegahkan bangunan bait Allah. Dan hanya Allah lah yang dapat dibanggakan, karena tidak akan rusak dan hancur Ia abadi dan kekal.<br />Apakah kita telah mencari yang Sejati dalam hidup ini ?<br /><br /><strong><span style="color:#ffff00;">Seri 3<br /></span></strong><br /><strong><span style="color:#ffff00;">Kue : Jalan menuju Terang….<br /></span></strong>….”Orang yang tidak sungguh-sungguh menghayati hidupnya di dunia akan mati tanpa meninggalkan kesan dan kemenangan. Sebaliknya, roh dari orang-orang yang mengisi hidupnya dengan perbuatan mulia tetap ada didunia dan terus dihayati oleh yang lainya. Mereka yang kehilangan hidup karena memperjuangkan yang benar, adil, dan mulia hingga akhir hayatnya akan memperolehnya.<br />Minum : (Luk 21 :19)<br />Yesus Kristus menuntut iman yang total dari para pengikut-Nya, dengan penghayatan total ditengah pelbagai resiko, niscaya mereka akan menemukan makna kehidupan, yakni hidup yang sejati. Seseorang yang berjuang bersama Kristus dapat saja kehilangan hidupnya. Tetapi ia tidak pernah kehilangan nyawanya. Yesus tidak hanya bicara, Dia telah menjalani dan mendahului kita. Dia memang bangkit mulia.<br />Apakah kita telah belajar menapakki dan berjalan dalam terang-Nya ?.....<br /><br /><strong><span style="color:#ffff00;">Kue : “Percaya”<br /></span></strong>….”Semua yang ada di muka bumi ini akan hancur lebur seperti debu, dunia dapat berubah. Namun, ada satu yang tidak akan berubah dan tidak akan musnah. Tuhan Yesus dulu, sekarang dan akan datang (Alfa dan Omega) dan Firman-Nya, semakin wajah dunia menua semakin tampak jelas apa yang telah tertulis adalah benar. Karena Beliau berkata-kata dari dan dalam Iman, yang sangat Illahi dan inti dari lubuk nurani (Kemurnian Hati dan “Percaya”).<br />Firman-Nya telah ada sejak manusia diciptakan dan dalam rahim ibu kita masing-masing, dan hanya Roh yang tau siapa yang telah menerima serta mengamalkan maka Yesus Kristus adalah “Password” dari masuk kedalam Kesatuan dan Keabadian Sejati (Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup}.<br />Minum : (Luk 21 : 29-33)<br />Bila ingin mengetahui datanglah kedalam Gereja dan dengarkan Sabda Tuhan lalu renungkan, bila sulit untuk menangkap maka Ikutilah “Konsekrasi-Kesatuan-Komunio” perlahan-lahan dan pasti kita akan dapat menangkap apa arti semua itu. Setiap orang diajak dan diundang untuk percaya dan masuk dalam “Misteri Hidup-Nya”- “Ikutilah Aku”, tangkaplah firman Tuhan dan Ajakan-Nya seperti iman kanak-kanak dan menjawab “Aku harus dirumah Bapa”- artinya kita diminta bersatu dan hanya “Satu”- menjawab “Ya”(seperti Maria) lalu “Fiat”.<br />Percayalah….. “Tiada yang mustahil bagi Allah” karena itu kita semua diciptakan untuk melayani dan menjadi hamba Allah “Anak-anak Allah”, dan Kristus adalah yang “Sulung” dan sudah tergenapi semua “Percayalah” “Percayalah” dan “Percayalah” dengan “Teguuuuh”. Iman kita akan Yesus jangan pernah sampai berubah sedikitpun walau badai menghantam bahtera hidup karena harus “Manut” sebab “Nunut”. Adakah yang dapat memisahkan kita dari “Kasih Yesus”?.... Pada saat itulah Kerajaan Allah tersedia bagi orang yang percaya kepada-Nya…..!<br />Apakah kita sudah percaya Lahir Batin dengan Teguh….? “Iman mu menyelamatkan hidup dan nyawa mu”.<br /><br /><strong><span style="color:#ffff00;">Kue : Taman Eden….<br /></span></strong>.....”Orang percaya kapada Tuhan akan sangat mudah menerima kekurangan orang lain dan mengampuni dosa akan hidup bebas, bahagia dan tenang, Allah menempatkan manusia di taman Eden supaya bahagia. Tetapi manusia yang sering memindahkan dirinya dari taman tersebut.<br />Munim : (Mat 18 :21-35)<br />Kitab Daniel mengajak kita untuk mohon pengampunan Allah dengan hati remuk redam, Allah pasti memperhatikan penyesalan kita (Mzm 51). Dan Tuhan melepas kita dari hutang-hutang dosa, karena Allah mengetahui bahwa kita tidak sanggup membayar silih (ganti rugi) yang telah dibuat oleh ciptaan-Nya. Beliau juga tidak membalas karena Dia tau siapa manusia yang sebenarnya, tetapi manusia tidak mau memetik buah Anggur itu untuk kehidupannya walau Beliau menawarkan dengan cuma-cuma. Manusia harus belajar banyak tentang dirinya sendiri yang terdalam didalam setiap manusia, kita lebih mudah menghakimi karena tidak mau menderita untuk mengampuni. Bahkan manusia sekarang lebih mudah menghakimi dan menyalahkan dari pada “mau mendengarkan” dan mencarikan “jalan pengampunan”,<br />Siapa yang setia dialah yang akan mendapatkan “Carilah, engkau akan menemukan, Ketuklah, engkau akan dibukakan dan Mintalah, maka engkau akan diberi”-“Pengampunan”. Allah itu baik dan murah hati, siap membebaskan kita, sudahkah kita siap mengampuni kesalahan sasama kita?..... Untuk kembali hidup didalam Taman Eden kembali !!.<br /><br /><strong><span style="color:#ffff00;">Kue : Selaras<br /></span></strong>….”Kunci itu barang yang kecil tetapi fungsinya sangat besar, ia dapat membuka pintu yang sangat besar. Hukum Tuhan dan ilmu pengetahuan juga dapat membuka pintu gerbang kehidupan ini, semakin orang mengusai banyak ilmu pengetahuan yang diinspirasikan oleh Sabda Tuhan, maka manusia kian pandai dan bijaksana.<br />Minum : (Mat 5 :17-19)<br />Pandai dalam menyiasati hidup yang rumit, mencintai, bekerja dan mengambil keputusan yang sulit dan untuk membaca tanda-tanda zaman dan peluangnya. Pengetahuan yang benar adalah harta paling berharga dan tak mudah aus, yang boleh kita titipkan pada mereka. Pengetahuan yang benar itulah yang mengajak dan menghantar kita semakin sempurna didalam mengasihi, tentu semakin pula sesuai dengan Sabda Tuhan sebagai Dasar dan Tujuan dari hidup perziarahan ini. Semua adalah saling berhubungan agar aplikasi kita semakin serupa dengan cita-cita Tuhan Yesus Kristus, bebas tetapi bertanggung jawab tidak lepas dari bingkai kebijakan-Nya.<br />Apakah kita melangkah pada tapak Sabda-Nya?.....<br /><br /><strong><span style="color:#ffff00;">Kue : “Mengasihi sesama….”<br /></span></strong>….”Mengasihi sang kekasih akan menimbulkan rasa nikmat, namun perasaan ini akan berubah menjadi kelam ketika orang ditolak atau tak mau menerima keadaan diri sendiri. Proses penolakan diri sendiri menyerap tenaga dan mendorong kita untuk menghilangkan kesan buruk dan menutupi bagian-bagian ego yang tidak dikehendaki. Dengan demikian seluruh daya energi dan pikiran serta hati hanya terserap pada bagain negative diri, sehingga kita tidak dapat lagi melihat sisi positif diri sendiri dan berkembang.<br />Minum : (Mat 22 : 39)<br />Yesus mengajarkan : “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, artinya, menerima diri dalam kekuatan dan keutamaannya. Menerima diri ini akan menimbulkan derita, miris, nyeri. Tetapi akan membantu menemukan Tuhan, citra-Nya yang terselubung didalam pribadi kita masing-masing. Mangasihi diri memiliki makna menerima dan memandang Allah yang bersemayam didalam hati kita masing-masing.<br />Siapa yang mengasihi diri akan mampu mengasihi sesamanya, karena dalam mencari kasih yang ada didalam diri dia menemukan Kristus sendiri, citra Allah yang tampak Bukankah dengan demikian juga telah mengasihi Allah? Mengasihi itu upaya aktif. Mengasihi diri pasti akan dimampukan mencintai sesama, tetapi kita tidak boleh melihat dalam kasih yang sempit (Daging).”Kasih yang Illahi” sebab “Apa yang dipirkan manusia tidak dipikirkan Allah ”.<br />Apakah kita sudah mencoba mengasihi menurut Sabda Tuhan?.....Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-4718038811176143532008-06-17T15:44:00.011+07:002008-11-13T13:51:27.515+07:00DOA ROSARIO (RVM) 2002<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8AJMSjvdIijaC0jDTCfd8JW5_0aTGlAjq_Cg9hDN5UmH1ROQFBj6jn9qbnWqDAhZ2OxRetMZveimEs1J3SW13bKDZApsnhd5z3-XPM5yoZwB28oXy6UHpAQjudc6phMvMUubcUSuqZ2c/s1600-h/JP+II.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5213032867779846338" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8AJMSjvdIijaC0jDTCfd8JW5_0aTGlAjq_Cg9hDN5UmH1ROQFBj6jn9qbnWqDAhZ2OxRetMZveimEs1J3SW13bKDZApsnhd5z3-XPM5yoZwB28oXy6UHpAQjudc6phMvMUubcUSuqZ2c/s400/JP+II.jpg" border="0" /></a><br /><div align="left"><span style="font-size:130%;color:#33ff33;">Rosario Paus Yohanes Paulus II<br />Duapuluh Misteri Rosario<br /></span><br />Seorang dari mereka yang telah bangkit mengulurkan seuntai rosario kepada kedua teman agar dengan itu mereka dapat memanjat masuk ke dalam Firdaus.<br /><br /><span style="color:#ff6600;">PENGANTAR<br /></span><br />Rosario atau “mahkota mawar” adalah doa merenungkan kehidupan Yesus, yang meliputi kontemplasi atas peristiwa-peristiwa tertentu dalam Injil, yaitu “misteri-misteri”, bersama Bunda Maria. “Mendaras rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria” (RVM, #3).<br /><br />Selama berabad-abad, “tak terbilang orang kudus mencintai doa ini dan Pimpinan Gereja senantiasa menganjurkannya” (RVM, #1).<br /><br />Banyak peristiwa sehubungan dengan Santa Perawan Maria di mana ia mendorong kita untuk mendaraskan rosario. Semua orang bebas untuk mengambil manfaat dari pesan-pesan yang disampaikan dalam peristiwa-peristiwa tersebut.<br /><br />Meditasi berikut disusun berdasarkan Kitab Suci, Katekismus Gereja Katolik, dan Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Rosario Perawan Maria.<br /><br />Pendekatan ini bertujuan menjamin kesetiaan pada warisan iman Katolik.<br /><br />Paus Yohanes Paulus II telah menyempurnakan dimensi Kristologis rosario dengan menambahkan “Peristiwa Cahaya”, yang disusun berdasarkan peristiwa-peristiwa tertentu dari pewartaan Kristus di depan publik.<br /><br />Sebab itulah, dapat dengan tepat dikatakan bahwa rosario adalah “ringkasan seluruh Injil.”<br /><br /><span style="color:#ff6600;">A. DOA MACAM APAKAH ROSARIO ITU?<br /></span><br />Dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae (Rosario Perawan Maria), Paus Yohanes Paulus II menulis, “Rosario dimulai dengan pengalaman Maria sendiri. Justru karena ini, rosario merupakan doa kontemplatif yang sangat indah. Tanpa dimensi kontemplatif ini, doa rosario akan kehilangan maknanya; hal ini dengan jelas ditandaskan Paus Paulus VI: `Tanpa kontemplasi, doa rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis'” (RVM, #12).<br /><br />Rosario, yang didasarkan pada pengulangan, mensyaratkan suatu iman yang hidup dan kasih yang tulus mesra kepada Kristus sang Penebus dan kepada BundaNya, Santa Perawan Maria.<br /><br />“Sesungguhnya, doa rosario hanyalah suatu metode kontemplasi. Sebagai metode, doa rosario merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bagaimanapun juga, belajar dari pengalaman berabad-abad, metode ini hendaknya tidak diremehkan. Untuk itu, kita dapat mengutip pengalaman orang-orang kudus yang tak terbilang jumlahnya” (RVM, #28).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">B. MANIK-MANIK ROSARIO<br /></span><br />“Sarana tradisional yang digunakan untuk pendarasan rosario adalah untaian biji-bijian. Pada tahap yang paling sederhana, biji-biji itu sering menjadi sekedar alat hitung untuk menandai alur Salam Maria” (RVM, #36).<br /><br />“Tetapi, akan sangat berbeda, kalau doa rosario dipandang sebagai luapan kasih yang tanpa kenal lelah kepada orang yang sangat dikasihi; di sini ungkapan-ungkapan bisa tetap serupa tetapi isinya selalu baru karena perasaan-perasaan yang menyelimutinya” (RVM, #26).<br /><br />“Pertama-tama perlu dicamkan bagaimana biji-biji itu menyatu pada salib; dari sini alur doa dimulai dan diakhiri. Ini melambangkan kehidupan dan doa orang beriman yang terpusat pada Kristus” (RVM, #36).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">C. SEJARAH ROSARIO</span><br /><br />Rosario merupakan bagian dari bentuk-bentuk baru devosi kepada Santa Perawan yang berkembang pesat dalam aspek-aspeknya yang lebih populer, yang menandai akhir abad keduabelas. Cistercian dan, dari awal abad berikutnya, ordo-ordo pengemis yang hebat, dalam kegigihan mereka melawan bidaah, memberikan sumbangan yang tak sedikit dalam penyebarluasan rosario.... Manik-manik rosario, yang telah dipergunakan untuk devosi-devosi serupa, dipakai guna menjamin pendarasan yang lebih mudah dan lebih penuh perhatian. Segera saja pemakluman misteri-misteri dari kehidupan Yesus dan Maria diperkenalkan dalam pendarasan rosario ini.... St Dominikus dan para biarawannya, dalam misi pewartaan mereka kepada orang banyak, sungguh berperan besar dalam hal ini, namun demikian tidaklah mudah menentukan dengan tepat bentuk yang mereka gunakan dan sebarluaskan. Semacam persetujuan resmi diberikan ketika St Pius V menetapkan suatu rumusan yang baku dan seragam untuk doa Salam Maria.<br /><br />“Sangatlah terkenal kejadian-kejadian dalam abad ke-19 dan ke-20, di mana Bunda Kristus menampakkan diri dan memperdengarkan suara untuk mendorong umat Allah melaksanakan doa kontemplatif ini. Secara khusus saya menyebut penampakan di Lourdes dan Fatima”(RVM, #7).<br /><br />Sepanjang Milenium Kedua, banyak Paus menganjurkan devosi kepada Santa Perawan Maria, dan sejak masa Paus Leo XIII, “Paus Rosario”, semuanya telah merekomendasikan doa rosario serta memperkayanya dengan memberikan indulgensi-indulgensi bagi pendarasannya.<br /><br />Paus Yohanes Paulus II senantiasa memiliki devosi istimewa kepada Bunda Allah. Jubah kepausannya bersulamkan kata-kata pertama (Totus tuus) dari doa kepada Santa Perawan Maria. Ia senantiasa membawa rosario bersamanya dan terus-menerus mendaraskannya. Surat Apostolik tentang Rosario merupakan suatu kenangan abadi akan penghargaannya yang tinggi terhadap doa ini.<br /><br /><span style="color:#ff6600;">D. BAGAIMANA BERDOA ROSARIO</span><br /><br />“Dewasa ini, di berbagai wilayah Gereja, ada banyak cara untuk mengawali doa rosario” (RVM, #37)<br /><br />Salah satu caranya adalah sebagai berikut:<br /><br />Dimulai dengan membuat <a title="Tanda Salib" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id214.htm" target="_top">Tanda Salib</a>, seraya mengatakan:<br /><br />Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.<br /><br />Ya Allah, datanglah menolongku;<br />Ya Tuhan, bersegeralah menolongku.<br /><br />Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,<br />seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.<br /><br />Di awal setiap perpuluhan, kita memaklumkan “misteri” yang hendak direnungkan, misalnya, misteri pertama dari Peristiwa Gembira adalah “Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel”.<br /><br />Setelah hening sejenak untuk berefleksi, kita mendaraskan<br /><br /></div><div>“<a title="Bapa Kami" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id215.htm" target="_top">Bapa Kami</a>”, </div><div><br /><br /></div><div>sepuluh “<a title="Salam Maria" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id218.htm" target="_top">Salam Maria</a>”, dan </div><div><br /><br /></div><div>“<a title="Kemuliaan" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id217.htm" target="_top">Kemuliaan</a>”.<br /><br />Suatu doa permohonan dapat ditambahkan setelah setiap perpuluhan.<br /><br />Di akhir rosario, dapat dipanjatkan Litani Santa Perawan Maria atau doa lainnya kepada Bunda Maria.<br /><br /><span style="color:#ff6600;">E. PERISTIWA-PERISTIWA ROSARIO</span><br /><br />Rosario terdiri dari duapuluh “misteri” (peristiwa-peristiwa atau saat-saat penting dalam hidup Yesus dan Maria) yang, sesuai Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, dikelompokkan ke dalam empat peristiwa.<br /><br />Yang pertama adalah Peristiwa Gembira (didaraskan pada hari Senin dan Sabtu); yang kedua adalah Peristiwa Cahaya (didaraskan pada hari Kamis); yang ketiga adalah Peristiwa Sedih (didaraskan pada hari Selasa dan Jumat); dan yang keempat adalah Peristiwa Mulia (didaraskan pada hari Rabu dan Minggu).<br /><br />“Pengaturan ini tidak dimaksud untuk membatasi kebebasan sah dalam doa perorangan dan doa jemaat, di mana perlu dipertimbangkan kebutuhan spiritual dan pastoral jemaat dan adanya perayaan-perayaan liturgis khusus yang barangkali menuntut penyesuaian yang serasi” (RVM, #38).<br /><br />Sebagai sarana penolong bagi perjalanan rosario yang meditatif dan kontemplatif, berikut disajikan dua teks untuk masing-masing “misteri”: satu dari Kitab Suci, yang lainnya dari Katekismus Gereja Katolik.<br /><br />Gambar-gambar kudus dapat dipergunakan untuk membantu kita memusatkan pikiran pada misteri yang direnungkan.<br /><br /><span style="color:#ff6600;">F. MERENUNGKAN PERISTIWA-PERISTIWA ROSARIO<br /></span><br /><span style="color:#33ccff;"></span><a title="Peristiwa Gembira" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id283.htm" target="_top"><span style="color:#33ccff;">Merenungkan Peristiwa Gembira</span></a><br /><span style="color:#33ccff;"></span><a title="Peristiwa Cahaya" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id284.htm" target="_top"><span style="color:#33ccff;">Merenungkan Peristiwa Cahaya</span></a><br /><span style="color:#33ccff;"></span><a title="Peristiwa Sedih" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id285.htm" target="_top"><span style="color:#33ccff;">Merenungkan Peristiwa Sedih</span></a><br /><span style="color:#33ccff;"></span><a title="Peristiwa Mulia" href="http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id286.htm" target="_top"><span style="color:#33ccff;">Merenungkan Peristiwa Mulia</span></a><br /><br /><span style="font-size:130%;"><strong><span style="color:#ff0000;">Peristiwa Gembira</span></strong><br /></span></div><div><span style="color:#ff6600;"></span></div><div><span style="color:#ff6600;">Misteri pertama:<br /></span><br />MARIA MENERIMA KABAR GEMBIRA DARI MALAIKAT GABRIEL<br /><br />“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria” (Luk 1:26-27).<br /><br />“Pewartaan kepada Maria membuka `kegenapan waktu' (Gal 4:4). Janji-janji terpenuhi, persiapan sudah selesai” (KGK, #484).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri kedua:<br /></span><br />MARIA MENGUNJUNGI ELISABET, SAUDARINYA<br /><br />“Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: `Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!'” (Luk 1:39-42).<br /><br />“Maka `kunjungan' Maria kepada Elisabet menjadi kunjungan Tuhan sendiri kepada umat-Nya” (KGK, #717).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Ketiga:</span><br /><br />YESUS DILAHIRKAN DI BETLEHEM<br /><br />“Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk 2:1-7).<br /><br />“Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan sebuah kandang, dalam keluarga yang tidak kaya; para gembala sederhana adalah saksi-saksi pertama kejadian ini. Dalam kemiskinan ini bersinarlah kemuliaan surga” (KGK, #525).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Keempat:</span><br /><br />YESUS DIPERSEMBAHKAN DALAM BAIT ALLAH<br /><br />“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: `Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah', dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati” (Luk 2:21-24).<br /><br />“Penyunatan Yesus, pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya, adalah suatu bukti bahwa Ia termasuk dalam keturunan Abraham dalam bangsa perjanjian, bahwa Ia takluk kepada hukum” (KGK, #527).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Kelima:<br /></span><br />YESUS DIKETEMUKAN DALAM BAIT ALLAH<br /><br />“Tiap-tiap tahun orangtua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya” (Luk 2:41-47).<br /><br />“Penemuan kembali Yesus di kanisah adalah satu-satunya peristiwa yang diberitakan Injil mengenai tahun-tahun kehidupan Yesus yang tersembunyi. Yesus memperlihatkan di sini misteri penyerahan diri secara menyeluruh kepada perutusan-Nya, yang disebabkan oleh keadaan-Nya sebagai Putra Allah: `Tidak tahukah kamu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?'” (KGK, #534).<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#ff0000;"><strong>Peristiwa Cahaya<br /></div></strong></span><div><span style="color:#ff6600;">Misteri pertama:<br /></span><br />YESUS DIBAPTIS DI SUNGAI YORDAN<br /><br />“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: `Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nya-lah Aku berkenan'” (Mat 3:16-17).<br /><br />“Pada awal kehidupan-Nya di muka umum, Yesus membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes di Yordan. Yohanes mengumumkan: `Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu' (Luk 3:3)” (KGK, #535).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri kedua:<br /></span><br />YESUS MENYATAKAN DIRI-NYA DALAM PERJAMUAN NIKAH DI KANA<br /><br />“Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: `Mereka kehabisan anggur.' Kata Yesus kepadanya: `Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.' Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: `Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!'” (Yoh 2:1-5).<br /><br />“Pada awal hidup-Nya di muka umum, Yesus melakukan - atas permohonan ibuNya - mukjizat-Nya yang pertama pada suatu pesta perkawinan. Gereja menganggap kehadiran Yesus pada pesta perkawinan di Kana itu suatu hal penting. Ia melihat di dalamnya suatu penegasan bahwa Perkawinan adalah sesuatu yang baik, dan pernyataan bahwa mulai sekarang Perkawinan adalah suatu tanda tentang kehadiran Kristus yang berdaya guna” (KGK, #1613).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Ketiga:<br /></span><br />YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH SERTA MENYERUKAN PERTOBATAN<br /><br />“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:15).<br /><br />“Semua orang dipanggil supaya masuk ke dalam Kerajaan. Kerajaan mesianis ini pertama-tama diwartakan kepada anak-anak Israel, tetapi diperuntukkan bagi semua orang dari segala bangsa” (KGK, #543).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Keempat:<br /></span><br />YESUS DIPERMULIAKAN<br /><br />“Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang” (Mat 17:1-2).<br /><br />“Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian disalib di Yerusalem `untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya' (Luk 24:26)” (KGK, #555).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Kelima:<br /></span><br />YESUS MENETAPKAN EKARISTI<br /><br />“Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: `Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku'” (Mat 26:26).<br /><br />“Dengan merayakan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya dalam rangka perjamuan Paska, Yesus memberi arti yang definitif kepada paska Yahudi. Kepergian Yesus kepada BapaNya dalam kematian dan kebangkitan - Paska baru - diantisipasi dalam perjamuan malam. Dan itu dirayakan dalam Ekaristi. Ini menyempurnakan paska Yahudi dan mengantisipasi paska abadi Gereja dalam kemuliaan Kerajaan” (KGK, #1340).<br /></div><div><br /><br /></div><div><strong><span style="font-size:130%;color:#ff0000;">Peristiwa Sedih<br /></span></strong></div><div><br /></div><div><span style="color:#ff6600;">Misteri pertama:<br /></span><br />YESUS BERDOA KEPADA BAPANYA DI SURGA DALAM SAKRAT MAUT<br /><br />“Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: `Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.' Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: `Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.' Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: `Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku-kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki'” (Mat 26:36-39).<br /><br />“Tetapi kemenangan dalam perjuangan yang demikian itu hanyalah mungkin di dalam doa. Yesus mengalahkan penggoda sejak awal sampai kepada perjuangan terakhir dalam sakratul maut-Nya melalui doa” (KGK, #2849).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri kedua:<br /></span><br />YESUS DIDERA<br /><br />“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: `Salam, hai raja orang Yahudi!' Lalu mereka menampar muka-Nya” (Yoh 19:1-3).<br /><br />“Kesengsaraan Kristus mendapat bentuk historisnya yang konkret, karena `Ia ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat' (Mrk 8:31), yang `menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan' (Mat 20:19)” (KGK, #572).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Ketiga:<br /></span><br />YESUS DIMAHKOTAI DURI<br /><br />“Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: `Salam, hai Raja orang Yahudi!'” (Mat 27:27-29).<br /><br />“`Cinta sampai kepada kesudahannya' (Yoh 13:1) memberi nilai khusus kepada kurban Kristus dan mengakibatkan bahwa Ia menebus dan memperbaiki, mendamaikan dan menyilih. Pada waktu menyerahkan kehidupan-Nya untuk kita, Yesus mengenal kita semua dan mencintai kita semua” (KGK, #616).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Keempat:<br /></span><br />YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA<br /><br />“Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak” (Mrk 15:21-22).<br /><br />“Dengan kehendak manusiawi-Nya, Ia menyetujui bahwa kehendak Bapa terlaksana, dan dengan demikian menerima kematian sebagai kematian yang menebuskan, supaya `memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya pada kayu salib' (1 Ptr 2:24)” (KGK, #612).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Kelima:<br /></span><br />YESUS WAFAT DISALIB<br /><br />“Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: `Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.' … Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: `Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya” (Luk 23:33-46).<br /><br />“`Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci' (1 Kor 15;3)” (KGK, #619).<br /><br /><span style="color:#ff0000;"><strong><span style="font-size:130%;">Peristiwa Mulia</span></strong><br /></span></div><div><br /></div><div align="left"><span style="color:#ff6600;">Misteri pertama:<br /></span><br />YESUS BANGKIT DARI KEMATIAN<br /><br />“Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: `Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?'” (Luk 24:1-5).<br /><br />“`Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu' (1 Kor 15:17). Kebangkitan terutama mensahkan apa yang telah dilakukan atau diajarkan Kristus” (KGK, #651).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri kedua:<br /></span><br />YESUS NAIK KE SURGA<br /><br />“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah” (Mrk 16:19).<br /><br />“Langkah terakhir pemuliaan ini berhubungan erat dengan yang pertama, artinya dengan turun-Nya dari surga dalam penjelmaan-Nya menjadi manusia. Dan hanya Dia `yang datang dari Bapa', dapat `kembali kepada Bapa': Kristus” (KGK, #661).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Ketiga:</span><br /><br />ROH KUDUS TURUN ATAS PARA RASUL<br /><br />“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis 2:1-4).<br /><br />“`Roh Kudus' adalah nama Dia, yang kita sembah dan kita muliakan bersama Bapa dan Putra. Gereja menerima nama ini dari Tuhan dan mengucapkan-Nya waktu Pembaptisan anak-anaknya yang baru” (KGK, #691).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Keempat:</span><br /><br />MARIA DIANGKAT KE SURGA<br /><br />“Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku” (Luk 1:48-49).<br /><br />“Sesudah mengakhiri perjalanan kehidupannya di dunia ini, Perawan Maria tersuci diangkat dengan jiwa dan badan ke dalam kemuliaan surga, di mana ia sudah mengambil bagian dalam kemuliaan kebangkitan Putranya dan dengan demikian mengantisipasi kebangkitan semua anggota Tubuh-Nya” (KGK, #974).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Misteri Kelima:</span><br /><br />MARIA DIMAHKOTAI DI SURGA<br /><br />“Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya” (Why 12:1).<br /><br />“Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (KGK, #966).<br /><br /><span style="color:#ff6600;">Sumber : “The Rosary of Pope John Paul II: The 20 Mysteries”; edited by Pietro Principe; © Copyright 2002 Libreria Editrice Vaticana 00120 Vatican City</span></div><div><span style="color:#000000;"></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><strong></strong></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><strong></strong></span></div><div><span style="color:#ff6600;"><strong>G. St. Dominikus<br /></strong></span><br />Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol pada tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman. Ibundanya adalah Beata Yoana dari Aza. Ketika Dominikus berusia tujuh tahun, ia mulai bersekolah. Pamannya, seorang imam, membimbingnya dalam pelajaran. Setelah beberapa tahun lamanya belajar, Dominikus menjadi seorang imam juga. Ia hidup dengan tenang dalam doa dan ketaatan bersama para imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP = Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo Dominikus”, sesuai namanya.<br /><br />Para imam Dominikan berkhotbah tentang iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaran-ajaran sesat yang disebut bidaah. Semuanya itu bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah Albigensia telah amat membahayakan orang banyak. Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia berusaha menyelamatkan mereka. Para imam Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan bidaah yang amat berbahaya tersebut dengan doa, teristimewa dengan Doa Rosario <a title="Ratu Rosario" href="http://yesaya.indocell.net/id59_asal_usul.htm" target="_top">(baca juga Asal-usul Rosario)</a>. Dominikus juga mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya kepada St Dominikus buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,” katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para imam Dominikan untuk membaktikan diri pada pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah.<br /><br />St. Dominikus seorang pengkhotbah ulung, sementara <a title="St. Fransiskus Assisi" href="http://yesaya.indocell.net/id39.htm" target="_top">St. Fransiskus dari Asisi</a> seorang imam miskin yang rendah hati. Mereka berdua bersahabat erat. Kedua ordo mereka yaitu Dominikan dan Fransiskan membantu umat Kristiani hidup lebih kudus. Para imam Dominikan mendirikan biara-biara di Paris - Perancis, Madrid - Spanyol, Roma dan Bologna - Italia. Semasa hidupnya Dominikus juga melihat ordo yang didirikannya berkembang hingga ke Polandia, Skandinavia dan Palestina. Para imam Dominikan juga pergi ke Canterbury - London, dan Oxford di Inggris.<br /><br />St. Dominikus wafat di Bologna pada tanggal 7 Agustus 1221. Sahabat dekatnya, Kardinal Ugolino dari Venisia kelak menjadi Paus Gregorius IX. Ia menyatakan Dominikus sebagai orang kudus pada tahun 1234.<br /><br />Saat St. Dominikus ditanya buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. Ia menjawab, “Satu-satunya buku yang aku gunakan adalah buku cinta.”<br />Injil Yesus Kristus adalah buku cinta.</div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-14798113366142463982008-06-17T09:52:00.007+07:002008-11-13T13:51:27.639+07:00Formulir KRP<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3ln83qdIq-JISFy5xFmdyD7r-3tDHeQaqZTcjHzt4xZghvz0OCG_DVMrCGlyIC6rBkKmor1FNe9KIdn25SOnzMjhqoumb16UVP9O8drqqjYWGWALbqJzhLiPKH7fJtbJLv-EMOdYC2EI/s1600-h/archangel_michael[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212678738427021010" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3ln83qdIq-JISFy5xFmdyD7r-3tDHeQaqZTcjHzt4xZghvz0OCG_DVMrCGlyIC6rBkKmor1FNe9KIdn25SOnzMjhqoumb16UVP9O8drqqjYWGWALbqJzhLiPKH7fJtbJLv-EMOdYC2EI/s400/archangel_michael%5B1%5D.jpg" border="0" /></a><br /><div><em><span style="color:#ff0000;">Malaikat St. Mikhael Pelindung KRP<br />Pesta Malaikat Agung ( Gabriel, Refael dan Mikhael ) - 29 September<br />Lihar sejarah Penampakan St. Mikhael ( di Grotto St. Mikhael )<br />Pesta Komunitas Rosario Pertobatan – 28 September<br />Lihat di Legalitas Kunci Doa Rosario Pertobatan dan Komunitas – oleh MCI<br /></span></em><br /><span style="font-size:130%;color:#33ff33;">Formulir isian anggota<br />“ Komunitas Rosario Pertobatan “<br /></span><br />Nama Lengkap : …………………………………………….<br />Nama Baptis : ……………………………………………….<br />Tempat dan Tanggal Lahir :……………………………………..<br />Alamat : …………………………………..<br />…………………………………….<br />…………………………………….<br />…………………………………….<br />…………………………………….<br />Paroki : ……………………………………<br />Keuskupan : ………………………………<br />Telephone rumah / Hp : …………………………………….<br />Fax : ………………………………<br />E-mail : …………………………...<br /><br /><br />Face Foto (2x3 – 2 lembar bias HP/BW)<br /><br />Tanggal :<br /><br /><br /><br /><br /><br />Tanda tanggan pemohon ( Cap KRP dan MCI )<br /><br />Alamat :<br /><strong><span style="color:#ff0000;">Komunitas Rosario Pertobatan</span></strong><br /><strong><span style="color:#ff6600;">“ Griya Hening “<br /></span></strong><span style="color:#33ccff;">Jln. M. Kahfi II No2, Rt005/Rw03<br />Cipedak<br />Jagakarsa<br />Jakarta-Selatan 12630<br />INDONESIA<br />Tlp/Fax : (021) 787-4780.<br />Dan (021) 727-0885.</span></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-20408082487418788372008-06-16T13:38:00.023+07:002008-11-13T13:51:28.303+07:00Kumpulan Doa-doa.<div align="center"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFXaB7epxHLyZJEyXq4iIaxGQsXfgZdDNOKvielo8_7TmPrxaFoF96TtJwi9l2cJvScPbKuJ9f1XMJfo6UIVhSRtjv7dgM7Vhhvd73L8txwFNflV2cM4raMY4sJnEHRfoneGCg8bMKYAE/s1600-h/Hati+Kudus+Yesus.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212367014427174802" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFXaB7epxHLyZJEyXq4iIaxGQsXfgZdDNOKvielo8_7TmPrxaFoF96TtJwi9l2cJvScPbKuJ9f1XMJfo6UIVhSRtjv7dgM7Vhhvd73L8txwFNflV2cM4raMY4sJnEHRfoneGCg8bMKYAE/s400/Hati+Kudus+Yesus.jpg" border="0" /></a><br /><div align="left"><span style="font-size:130%;color:#ffff00;">Tiga doa pagi.</span></div><div align="left"><span style="font-size:130%;color:#ff6600;">( doa ini terdapat pada buku " Siapa KRP " - yang didoakan oleh anggota Komunitas )</span></div><br /><div align="left"></div><br /><div align="center"><strong><span style="color:#ff6600;">Penyerahan diri kepada Hati Kudus Yesus<br /></span></strong><br />Tuhan Yesus Kristus kepada Hati-Mu yang Mahakudus kupersembahkan ujud ini </div><div align="center"><em><span style="color:#33ccff;">(sebutkan permohonan anda)<br /></span></em><br />Cukuplah Engkau memandang aku,<br />Lalu berbuatlah sesuai dengan gerekan Hati-Mu.<br />Biarlah Hati-Mu yang Mahakudus memutuskan,<br />aku bergantung pada-Nya,<br />aku mengandalkan-Nya,<br />aku mempercayakan diriku kepada kerahiman-Mu.<br /><br />Tuhan Yesus, Engkau tidak akan mengecewakan aku,<br />Hati Kudus Yesus, aku mengandalkan Engkau.<br />Hati Kudus Yesus, datanglah Kerejaan-Mu.<br /><br />Hati Kudus Yesus, banyak anugerah telah kumohan,<br />Tetapi yang satu ini kumohon dengan sungguh-sungguh,<br />Terimalah, tempatkanlah permohonan ini,<br />Dalam Hati Kudus-Mu.<br />Apabila Bapa yang Kekal melihatnya,<br />Telah dikemas dengan Darah-Mu yang Mulia,<br />Ia tidak akan menolaknya,<br />Ini bukan doaku lagi, melainkan doa-Mu, ya Yesus.<br /><br />Hati Kudus Yesus,<br />aku mengandalkan Engkau,<br />Jangan pernah akau dikecewakan.<br />Amin.<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Doa kepada St. Mikhael<br /></span></strong><em><span style="color:#33ccff;">"(Pelindung Komunitas Rosario Pertobatan)"</span></em></div><div align="center"><br />Santo Mikhael Malaikat Agung,<br />Belalah kami pada hari pertempuran,<br />Jadilah pelindung kami,<br />Melawan kejahatan dan jebakan si jahat.<br /><br />Dengan rendah hati kami mohon,<br />Kiranya Allah menghardiknya,<br />Dan semoga Engkau.<br />Hai Panglima Pasukan Surgawi,<br />Dengan kuasa Allah,<br />Mencampakan ke dalam neraka,<br />Setan dan semua roh jahat lain,<br />Yang berkeliaran di dunia,<br />Hendak membinasakan jiwa-jiwa.<br />Amin.<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Doa kepada Hati Maria yang Tak Bernoda<br /></span></strong><em><span style="color:#33ccff;">(memorare St. Bernandus)<br /></span></em><br />Ingatlah, O Perawan Maria yang amat murah hati,<br />bahwa belum pernah terdengar,<br />Seorang pun yang mencari perlindungan-Mu,<br />yang mohon pertolongan-Mu,<br />atau mengharapkan bantuan-Mu<br />terlantar ………..<br />Tergerak oleh keyakinan ini,<br />aku berlari kepada-Mu.<br /><br />O Perawan segala perawan, Bundaku,<br />Kepada-Mulah aku dating,<br />aku pendosa, seraya mengadu menghadap hadirat-Mu.<br /><br />Bunda Sang Sabda,<br />Jangan menolak permohonanku,<br />Melainkan, karena kemurahan Hati-Mu,<br />Dengan dan kabulkanlah.<br />Amin.</div><div align="center"> </div><div align="center"></div><div align="center">----------</div><div align="center"> </div><div align="center"></div><div align="center"></div><div align="center"><strong><span style="color:#33ccff;">Doa kepada St. Yohanes Pembaptis<br /></span></strong><em><span style="color:#ff6600;">“(Pelindung Krawam KRP-24 Juni 2008-pesta kelahiran Yohanes Pembaptis)"<br /></span></em><br />Ya, Abba ya Bapa, Allah Pencipta kami.<br />Kami mohon Engkau, </div><div align="center">menganugerahi semangat kerasulan Yohanes Pembaptis, </div><div align="center">yang telah Engkau beri nama dan,<br />tugas perutusan serta memenuhi hidupnya,<br />dengan terang Roh Kudus-Mu.<br />Untuk mendahului serta mempersiapkan jalan bagi Putra-Mu.<br /></div><div align="center">Engkau, telah menampakan berupa burung Merpati,<br />menerangi hati Yohanes Pembaptis,<br />dan dia telah merendahkan diri,<br />Dihadapan Putra-Mu Yesus Kristus.<br /><br />Semoga, Engkau berkenan mengutus,<br />Roh spirit pelayanan Yohanes Pembaptis,<br />untuk menuntun komunitas dan<br />pewartaan kami dalam pertobatan.<br /></div><div align="center">Melalui Terang Roh Kudus-Mu,<br />Engkau telah menganugerahi Inisiasi Pebaptisan,<br />sebagai murid Putra-Mu,<br />untuk melakukan hidup dan laku tobat,<br />menuju kesatuan Sabda dan Ekaristi,<br />melalui tuntunan Bunda Gereja kami.<br /><br />Semoga dalam perjalanan pewartaan kami,<br />selalu Engkau terangi dan<br />arakan dalam tutunan penuh Roh Kudus-Mu.<br />Agar kami tidak tersesat dan<br />menyesatkan sesama kami,<br />dalam mewartakan kebenaran Putra-Mu, Yesus Kristus.<br /><br />Semoga Engkau, </div><div align="center">berkenan menganugerahi kekuatan Yohanes Pembaptis,<br />untuk selalu menyemangati kami.<br />Semua ini kami haturkan melalui perantaraan,<br />Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan pengantara kami.<br />serta doa-doa Bunda Gereja kami, Maria.<br />Amin.<br />(1x Bp.Kami, 1x Slm. Maria dan Kemulyaan….)</div><br />---------<br /><br /><strong><span style="color:#33ccff;">Doa tiga Salam Maria sebelum menyambut Komuni Kudus.<br /></span></strong><em>(doa pribadi di awali tahun 2000 sampai saat ini)</em><br /><em><span style="color:#ff6600;">“mohon diperhatikan tidak dalam keadaan dosa berat”<br /></span></em><br />Ya, Maria, Bunda Gereja.<br />Kesetiaan Iman-mu tak tertandingkan,<br />Mengikuti jejak Sang Juruslamat Yesus Kristus, Putra Allah.<br /><br />Kami memohon kepada-mu dengan rendah hati,<br />Kami yang lemah dan berdosa ini,<br />Merasa tak layak dan tak pantas menyambut hari ini.<br /><br />Tetapi melalui Anugerah yang telah engkau,</div><div align="center">terima dari Allah Bapa,<br />Sudi kiranya mendoakan dan menuntun kami kehadirat Putra-mu,</div><div align="center">Dalam rupa Manna dari Surga yang akan kami sambut.<br />Yang sangat bermanfaat bagi kesembuhan,</div><div align="center">kehidupan rohani kami. Amin.<br /><br />Salam Putri Allah Bapa – 1 Slm. Maria.<br />Salam Bunda Allah Putra – 1 Slm Maria.<br />Salam Mempelai Allah Roh Kudus – 1 Slm Maria.<br />Kemulyaan…… Amin.</div><div align="center"> </div><div align="center"><span style="font-size:130%;color:#ff0000;"><strong>Kumpulan doa-doa gereja<br /></strong></span></div><div align="center"><strong><span style="color:#33ff33;">Jiwa Kristus<br /></span></strong>(PS 212)<br /><br />Jiwa Kristus, kuduskanlah aku.<br />Tubuh Kristus, selamatkanlah aku.<br />Darah Kristus, sucikanlah aku.<br />Air lambung Kristus, basuhlah aku.<br />Sengsara Kristus, kuatkanlah aku.<br />Yesus yang murah hati, dengarkanlah aku.<br />Dalam luka-luka-Mu, sembunyikanlah kami.<br />Janganlah aku dipisahkan dari-Mu, ya Tuhan.<br />Terhadap musuh yang jahat, lindungilah aku.<br />Di waktu ajal, terimalah aku.<br />Supaya bersama para Kudus,<br />aku memuji-Mu untuk selama-lamnya.<br />Amin.<br /><br /><em><span style="color:#33ccff;">(Doa ini adalah suatu bentuk Devosi Ekaristi yang di doakan setelah Misa, diperkirakan doa ini berasal dari awal abad XIV sekitar tahun 1300, pengarangnya tidak diketahui doa ini menjadi popular terutama karena Indulgensi Khusus yang diberikan oleh Puas Yohanees XXII pada tahun 1370 dan karena penggunaannya dalam Latihan Rohani oleh St. Iganasius dari Loyola)<br /></span></em><br />---------<br /><br /><strong><span style="color:#33ff33;">Doa Komuni Batin<br /></span></strong><br />Yesusku, aku percaya<br />Bahwa Engkau sungguh hadir<br />Didalam Sakramen Maha Kudus.<br />Aku mengasihi-Mu diatas segalanya,<br />Aku ingin menyambut-Mu di dalam jiwaku,<br />Karena hari ini aku tidak dapat menyambut-Mu,<br />Dalam Perayaan Ekaristi,<br />Aku mohon, datanglah secara rohani,<br />Ke dalam hatiku,<br />Aku akan memeluk-Mu,<br />Dan menyatukan diriku seluruhnya kepada-Mu,<br />Karena Engkau sungguh telah hadir,<br />Dan jangan pernah mengijinkan aku,<br />Untuk dipisahkan dari-Mu<br />Yesus yang terkasih,<br />Nyatakanlah hatiku,<br />Agar senantiasa berkorbar-kobar bagi-Mu.<br />Amin.<br /><br />--------<br /><br /><strong><span style="color:#33ff33;">Doa sesudah Komuni.<br /></span></strong>(PS 211)<br /><br />Tuhan Yesus Kristus, selamat dating dihatiku<br />Kini Engkau sungguh tinggal dalam aku<br />Dan aku tinggal didalam Engkau<br />Seperti Sabda-Mu sendiri<br />Yang makan Tubuh-Ku tinggal dalam aku<br />Dan Aku dalam dia<br />Tuhan, Engkau Roti hidup yang turun dari Surga<br />aku percaya akan Sabda-Mu<br />Jikalau seseorang makan dari roti ini<br />Dia akan hidup selama-lamnya<br />Tuhan, karena Tubuh-Mu adalah Satu<br />Sudilah Engkau mempersatukan<br />Semua yang menyambut Tubuh dan Darah-Mu<br />Agar mereka semua sungguh bersatu<br />Dan mewujudkan diri sebagai Tubuh-Mu sendiri,<br />Yakni Jemaat.<br />Semoga mereka semua bersatu<br />Seperti yang Engkau dambakan<br />Tuhan, lewat Tubuh-Mu<br />Berilah kami semangat persaudaraan sejati<br />Sehingga dalam hidup sehari-hari<br />Kami semua selalu berjuang<br />Untuk membangun Jemaat-Mu<br />Menjadi Tubuh-Mu yang hidup<br />Yang bersatu padu dalam semangat Kasih.<br />Amin.<br /><br />--------<br /><br /><strong><span style="color:#33ff33;">Jadikan aku pembawa damai<br /></span></strong>(PS 221)<br /><br />Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.<br /><br />Bila terjadi kebencian,<br />Jadikanlah aku pembawa cinatkasih.<br />Bila terjadi penghinaan,<br />Jadikanlah aku pembawa pengampunan<br />Bila terjadi perselisihan,<br />Jadikanlah aku pembawa kerukunan.<br />Bila terjadi kebimbangan,<br />Jadikanlah aku pembawa kepastian.<br />Bila terjadi kesesatan<br />Jadikanlah aku pembawa kebenaran.<br />Bila terjadi kecemasan,<br />Jadikanlah pembawa harapan<br />Bila terjadi kesedihan,<br />Jadikanlah aku sumber kegembiraan.<br />Bila terjadi kegelapan,<br />Jadikanlah aku pembawa terang.<br /><br />Tuhan, semoga aku lebih mengibur daripada dihibur<br />Memahami daripada dipahami,<br />Mencintai daripada dicintai.<br />Sebab dengan memberi aku menerima,<br />Dengan mengampuni aku diampuni,<br />Dengan mati suci aku bangkit lagi,<br />Untuk hidup selama-lamanya.<br /><br />---------<br /><br /><strong><span style="color:#33ff33;">Doa panggilan pelayanan.<br /></span></strong>(Yubelium Agung)<br /><br />Tuhan Yesus<br />Kami bersyukur kepada-Mu<br />Karena rahmat yang terus-menerus<br />Engkau berikan kepada Gereja-Mu<br />Engkau telah memanggil kami,<br />Untuk bersama membangun Gereja-Mu<br />Yang hidup dalam komunitas kami<br />Kami berterima kasih kepada-Mu<br />Kelemahan kami yang paling dalam ini<br />Telah Engkau ubah menjadi harapan<br />Dan hidup dalam pembaharuan cinta<br />Yang lebih besar dari dosa<br />Dari Engkau telah tampakkan kepada kami<br />Sehingga kelemahan kami semakin tempat jelas<br />Ketika kami mengenai kekuatan-Mu<br />Oleh sebab itu kami berterima kasih<br />Karena Engkau menjadikan kami<br />Kurban cinta-Mu demi Yerusalem baru.<br />Amin.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-71863741550096596812008-06-16T12:02:00.012+07:002008-11-13T13:51:28.550+07:00Komunitas Rosario Pertobatan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4fzmBl-fFWx-9I2rblDQqa2S6U4-__al5ir0ybgm4OwG5sVnVVEYKqn7CCe_BSwtN5WDshZReK0XnW2e1yPrWZQsPIjzmAAxvW3MHYUclprDxbawm6SSF-fMBGpZq2HstiHPLH7EEl10/s1600-h/return-prodigal-son[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212340958239537074" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4fzmBl-fFWx-9I2rblDQqa2S6U4-__al5ir0ybgm4OwG5sVnVVEYKqn7CCe_BSwtN5WDshZReK0XnW2e1yPrWZQsPIjzmAAxvW3MHYUclprDxbawm6SSF-fMBGpZq2HstiHPLH7EEl10/s400/return-prodigal-son%5B1%5D.jpg" border="0" /></a><br /><div><span style="font-size:130%;"><span style="color:#ffff00;">A. Biblis yang mengilhami Rosario Pertobatan Dan Komunitas.</span><br /></span><br />Siapa Komunitas Rosario Pertobatan :<br />…… lalu Ia berkata kepadanya : “ Ikutilah Aku, maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia, kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus : “Mengapa Gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa? Yesus mendengarnya dan berkata : “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti Firman ini. Yang Kuhendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku dating bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. “ (Matius 9 : 9-13)<br />Marilah kepada-Ku, semua yang letih dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.<br />Pikulah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, Karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. (Matius 11 : 28-30)<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#ffff00;">B. Semangat Karya, Pelayanan dan Hidup </span></div><div><span style="font-size:130%;color:#ffff00;">Komunitas Rosario Pertobatan<br /></span><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Arti dan Makna PIN Kerasulan<br />Komunitas Rosario Pertobatan (KRP) </span></strong><br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">SALIB</span></strong> = AKU “ haus “ terhadap jiwa sesame dan jiwamu (Yoh 19 : 28)<br /><strong><span style="color:#ff6600;">HATI</span></strong> = HATI tertusuk SALIB SUCI (Luk 2 : 35) Kedua Hati yang dipersatukan oleh Allah.<br /><span style="color:#ff6600;"><strong>TERTUSUK</strong></span> = SALIB yang PUTUS (Luk 1 : 38)<br />“Terjadilah padaku menurut perkataanmu karena aku hamba Tuhan” - “FIAT”<br /><span style="color:#ff6600;"><strong>MERAH</strong></span> = DARAH KU yang ditumpahkan bagi banyak orang/semua orang (Mrk 14 : 24)<br />“ Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang “<br /><span style="color:#ff6600;"><strong>KUNING</strong></span> = EMAS (Mat 2 : 11) Persembahan ke tiga raja majus dari timur.”…. Emas, Kemenyan dan Mur….” Yang merupakan Persembahan Hidup, Milik dan Doa kita.<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#ffff00;">C. Spiritual Karitas KRP<br />Komunitas Rosario Pertobatan<br /></span><br /><strong><span style="color:#ff6600;">Semboyan KRP :<br /></span><span style="color:#ff6600;">Perisaimu</span></strong> - Kitab Suci “<br /><strong><span style="color:#ff6600;">Pedangmu</span></strong> – Salib Kristus “<br /><strong><span style="color:#ff6600;">Pakaian hati imanmu</span></strong> – Bunda Maria “<br /><strong><span style="color:#ff6600;">Kenakanlah mahkotamu</span></strong> – Pertobatan, Kerendahan hati dan Pengabdian “<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#ffff00;">D. Selayang pandang perjalanan doa Rosario Pertobatan</span></div><div></div><div><strong><span style="color:#ff6600;">Menjadi Komunitas Rosario Pertobatan (KRP)</span></strong><br /><em>“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup,<br />Tidak ada seorangpun yang dating kepada Bapa,<br />Kalau tidak melalui Aku”<br />(Yoh 14 : 6)<br /></em><br />Doa ini mulai diperkenalkan <span style="color:#ff6600;">9 Januari 1999</span> di Mekar Sari (Cimanggis), Kraji (Bekasi), Cililitan, Tanggerang dan Jagakarsa awalnya doa pribadi yang tumbuh berkembang dari tahun 1996 dan tahun 1999 menjadi sebuah Kelompok Doa SR (Serikar Rosario) dengan beranggotakan 12 orang. Kemudian berkembang menjadi SRK (Serikat Rosario Kudus) yang berdevosi kepada Kedua Hati Kudus ( Hati Kudus Yesus dan Hati Bunda Maria yang Tak berNoda). Tahun 2000 di terima oleh Paroki Jagakarsa Menjadi Kelompok Doa dan menjadi Anggota Kerasulan Doa "Ratu Rosari"; Ini dasar doa-doa menjadi merupakan kekhasan kelompok SRK. Dan anggota kelompok SRK pun seiring dengan waktu semakin berkembang dan bertambah luas (anggotanya menjadi beragama lain/ non Katholik, Biarawan/Biarawati dsb)<br /><br />Setiap anggota SRK berkewajiban mengikuti Misa Jumat Pertama dan Sabtu Pertama,<br />Disarankan Pantang dan Puasa setiap hari Rabu (mengenang Rabu Abu) dan Jumat (mengenang Jumat Agung).<br />Dan bagi mereka yang ingin masuk lebih dalam Pelayanan Kerasulan Awam wajib mengikuti Misa Imamat pada setiap Kamis Putih (Triduum).<br /><br />Pada tanggal 28 September 2003, Doa Rosario Pertobatan diterima oleh Lembaga Gereja (Marian Center Indonesia) melalui Moderatornya Rm. Yosep Terong Pr (Vikjen Reteng), sekaligus dengan kelompoknya, yang dianugerahi menjadi “ Komunitas “ yang berkedudukan di<br /><br /><strong><span style="color:#ff6600;">KOMUNITAS ROSARIO PERTOBATAN PUSAT<br /></span><span style="color:#ff0000;">“Griya Hening”<br /></span></strong>jl: M. Kahfi II No 2, Rt 003/Rw05,<br />Cipedak, Jagakarsa,<br />Jakarta-Selatan 12630.<br />Indonesia<br />Telp/Fax : (021) 787-4780.<br />Dan (021) 727-0885.<br /><br />Mulai tahun 2004, kami bekerjasama dengan Marian Center Indonesia dalam pelayanan karitatif komunitas basis ikut memriahkan pelayanan setiap hari Jumat Pertama di MCI dan di Pusat.<br />Tahun 2006, kami menerima Pandel Komunitas dari MCI menjadi salah satu “ Laskar Bunda Maria “<br />Tahun 2007, Surat diajukan dan diterima oleh MCI setelah meninggalnya (Mei) <em><strong><span style="color:#ff6600;">Rm. Yosep Terong Pr</span></strong></em> (Yang Berbahagia), kami anggota mendedikasikan dan mengangkat beliau sebagai <em><strong><span style="color:#ff6600;">“Bapak Pendiri Komunitas Rosari Pertobatan.”</span></strong></em> Serta mengakat Ibu Cicilia Maria Prayuni Witono sebagai <span style="color:#ff6600;"><strong><em>“Ibu Komunitas”</em></strong></span> atas segala jasa dan pengorbanan selama 10 tahun.<br />Doa Rosario Pertobatan sudah menyebar ke Mancanegara (Autralia, Amerika, Eropa dan Asia).<br /><br /><span style="color:#ffff00;"><span style="font-size:130%;">E. Struktur Organisasi KRP</span><br /></span><br />1. Gereja </div><div>(Leagalitas melalui MCI)</div><div>2. Bapak Pendiri Komunitas : Rm. Yosef Tarong Pr (yang telah berbahagiaMei 2007) (+)<br />3. Moderator<br />4. Pimpinnan<br />5. Anggota<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#ffff00;">F. Tanda-tanda yang dimiliki KRP<br /></span><br />1. Tempat Doa (Grotto St. Mikhael)<br />2. Pandel (diberikan oleh MCI 2006) dan </div><div>Pins Kerasulan (2005 untuk semua anggota)<br />3. Buku “ Siapa KRP ”(2004)<br />4. Reflet warna biru isi Kunci Doa Rosario Pertobatan yang di keluarkan oleh MCI</div><div>(28 Septenber 2003)<br />5. Lembaran “ Doa Rosario Pertobatan “ di sahkan berdasarkan Kunci oleh MCI</div><div>(28 September 2003<br />6. Seragam</div><div>(Hitam untuk Krawam dan Putih untuk Kelompok)<br />G. Kegitan KRP<br /><br />1. Pertemuan satu kali pada minggu terakhir setiap bulan di “ Griya Hening “ Pusat Sekkretariat dan Pelayanan.<br />( sejak Agustus 1999)<br />2. Ziarah batin bersama setiap tanggal 13 – Mei sampai Oktober, di “ Gembala Baik “; Jatinegara – Jakarta.<br />3. Misa bersama di MCI atau di Pusat (“ Griya Hening “) setiap Jumat Pertama.<br />( sejak Oktober 2003)<br />4. Pesta tahunan setiap tanggal 28 September, memperingati hari di terima oleh Gereja melalui MCI.<br />5. Pertemuan Keluarga Besar Komunitas, setiap minggu ke tiga bulan Agustus pesta awal pelayanan Komunitas.<br />(sejak 25 Agustus 1999)<br />6. Menghadiri dan Berkaul setiap Misa Kamis Putih dalam Misa Krisma dan Pembaharuan Imamat, hanya bagi anggota yang merasa terpanggil dan wajib bagi mereka yang sudah menjadi Kerawam KRP.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5142420148810659703.post-11944549643319409142008-06-16T08:44:00.009+07:002008-11-13T13:51:28.654+07:00Siapa MARIA ?<div align="left"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm1W-XrfE8OQxCAJg1ncV0z3H6on_ZTGJZZOzTViWGnk3cS3P0jc7rXL3Osojqes6Rc3b9ob6_z3dWLSq69MLcZsb70-eu6Q79ab-Z_A1iLaxXegQ5nrUs6nDNM1EabGhurV-P16YdJzU/s1600-h/maria[1].jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212303225085382258" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm1W-XrfE8OQxCAJg1ncV0z3H6on_ZTGJZZOzTViWGnk3cS3P0jc7rXL3Osojqes6Rc3b9ob6_z3dWLSq69MLcZsb70-eu6Q79ab-Z_A1iLaxXegQ5nrUs6nDNM1EabGhurV-P16YdJzU/s400/maria%5B1%5D.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:180%;color:#33ff33;">Siapa Maria bagi Gereja</span><br /><br /><strong><span style="font-size:130%;color:#33ccff;">A. Santa Perawan Maria diangkat ke Surga </span></strong><br /><br />Pada hari ini, kita merayakan peristiwan iman “Maria diangkat ke Surga”. Kita diajak Gereja untuk merenungkan perbuatan besar yang dikerjakan Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda seluruh umat beriman. Kita percaya bahwa Maria telah dipilih Allah sejak awal mula untuk menjadi Bunda PuteraNya, Yesus Kristus. Untuk itu Allah menghindarkannya dari noda dosa asal dan mengangkatnya jauh di atas para malaikat dan orang kudus. Gereja percaya bahwa Allah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa dan badan, karena peranannya yang luar biasa dalam karya penyelamatan dan penebusan Kristus. Kebenaran iman ini dimaklumkan sebagai dogma dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus oleh Sri Paus Pius XII (1939 – 1958) pada tanggal 1 November 1950. Maklumat ini dapat dipandang sebagai ‘mahkota’ perkembangan devosi dan teologi seputar masalah ini. Dogma ini sama sekali tidak menentukan apa – apa sehubungan dengan kematian Maria. Tidak diketahui secara pasti apakah Perawan terberkati ini meninggal, tetapi kalau pun toh terjadi, kematiannya tentu tidak disertai dengan ketakutan dan penderitaan sebagaimana biasanya dialami manusia, bahkan sebaliknya diliputi ketentraman dan kegembiraan sebagai suatu perpindahan dari dunia ke dalam keabadian. Dogma ini pada hakekatnya bertumpu pada iman umat sejak dahulu kala, bukannya pada satu teks Alkitab tertentu. Dalam Konstitusi Apostolik itu, Sri Paus menyatakan: “Kami memaklumkan, menyatakan dan menentukannya sebagai suatu dogma wahyu ilahi: bahwa Bunda Allah yang Tak Bernoda, Perawan Maria telah menyelesaikan hidupnya didunia ini, diangkat dengan badan dan jiwa ke dalam kemuliaan surga”. Di antara 1849 – 1950, Vatikan dikirimi banyak sekali permohonan dari segala penjuru dunia agar kepercayaan akan Maria Diangkat ke surga diumumkan secara resmi sebagai dogma. Pada tanggal 1 Mei 1946, Paus Pius XII (1939 – 1958) mengirim kepada para uskup sedunia Ensiklik Deiparae Virginis; di dalamnya paus menanyakan para uskup sedunia sejauh manakah mereka setuju agar dogma itu benar – benar dimaklumkan. Jawaban para uskup hampir senada, yaitu positif. Paus bertitik tolak dari persatuan mesra Maria dengan Yesus, Puteranya, khususnya semasa Yesus masih kecil. Persatuan ini diyakini sebagai tidak mungkin tidak diteruskan selama – lamanya; tak mungkin Maria yang melahirkan Yesus dapat terpisah dari Yesus secara fisik. Selaku Puteranya, Yesus tentu menghormati ibuNya, bukan hanya BapaNya. Tanda – tanda pertama ibadat kepada Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, ditemukan para ahli di kota Yerusalem dalam masa awal Gereja Kristen. Pesta Maria Diangkat ke Surga sudah populer sekali di kalangan Gereja Timur pada abad ke VIII. Konsili Vatikan II bicara juga tentang Dogma Maria Diangkat ke Surga. Konsili mengatakan: “Akhirnya, sesudah menyelesaikan jalan kehidupannya yang fana, Perawan Tak Tercela, yang senantiasa kebal terhadap semua noda dosa asal, diangkat ke kejayaan surgawi dengan badan dan jiwanya” (LG No.59). Dalam Lumen Gentium Nomor 68 tertulis: “Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwa, dan menjadi citra serta awal penyempurnaan Gereja di masa datang. Begitu pula dalam dunia ini – sampai tiba hari Tuhan (bdk. 2Ptr 3:10)-, ia bersinar gemilang sebagai tanda harapan yang pasti dan tanda hiburan bagi umat Allah yang sedang berziarah”. Yesus yang sungguh Allah dan sungguh Manusia sekarang bertahkta di surga sebagai Raja kepadaNya telah diserahkan seluruh kekuasaan di surga dan di dunia. Dan Maria, ibuNya menyertai Dia dengan setia dalam seluruh karyaNya di tengah – tengah manusia kini bertahkta juga di surga sebagai Ratu Surgawi, yang mendoakan kita dihadapan PuteraNya dan menolong kita dalam semua kedudukan kita. Di dalam Yesus dan Maria, keluhuran martabat manusia tampak dengan cermelang. Kecermelangan martabat manusia itu bukan terutama karena keangungan manusia di antara ciptaan lainnya melainkan terutama karena karya Penebusan Yesus Kristus, Putera Maria, dan persatuan mesra denganNya. Pengangkatan Maria ke Surga dengan badan dan jiwanya menunjukkan juga kepada kita betapa tingginya nilai tubuh manusia dihadapan Allah karena Penebusan Yesus Kristus dan perastuan erat mesra denganNya. Oleh penebusan dan persatuan ini, tubuh kita tidak sehina tubuh hewan karena sudah dikuduskan oleh Kristus. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita menghormati tubuh kita dan tubuh oranglain. Sehubungan dengan itu, biasanya kita berdoa: “Bunda Maria yang tak bernoda, murnikanlah badanku dan sucikanlah jiwaku!” Santo Tarsisius, Martir Tarsisius dihormati Gereja sebagai pelindung para akolit dan pelayan Misa. Menurut tradisi abad ketiga, yang didasarkan pada sebuah syair dari Paus Santo Damascus (366 – 384), Tarsisius adalah seorang martir yang mati di tangan orang – orang kafir karena ia menolak menyerahkan Tubuh Kristus kepada anjing – anjing penindas itu. Sedangkan menurut tradisi abad keenam, Tarsisius dikenal sebagai seorang akolit muda yang ditugaskan membawa Komuni Kudus kepada orang – orang Kristen yang dipenjarakan selama masa penganiayaan yang dilancarkan oleh Kaisar Valerianus (253 – 260). Penghormatan dan kebaktian kepada Sakramen MahaKudus didasarkan pada kesaksian iman Tarsisius. Tarsisius dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma.<br /><br /><span style="color:#33ccff;"><strong><span style="font-size:130%;"><span style="color:#33ccff;">B. Gelar Maria Sebagai Penebus Serta</span><br /></span></strong></span><br />Walaupun hingga kini belum diakui secara resmi oleh Bunda Gereja (Magisterium, Kolegium Para Uskup Gereja Katolik seluruh dunia di bawah pimpinan Paus sebagai uskup Roma), umat Kristen Katolik juga menyebut Bunda Maria Penebus Serta (Coredemtrix =penebus serta, kawan atau rekan penebus). Dengan gelar penebus serta tidak berarti kita memiliki dua penebus, penebus dan juru selamat kita hanya Yesus Kristus (Lihat Yoh 14:6; Kis 4:12; Mat 20:28; Mrk 10:45; 1Tim 2:6). Maria mendapat Gelar Penebus serta karena ia memegang peranan yang sangat penting dalam sejarah keselamatan. Bila kita perhatikan Lukas 1:38 "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." disini jelas bahwa Maria mau mengandung Yesus yang adalah Juruselamat dan Penebus (dengan segala konsekuensinya bahkan Penderitaan dan kepedihan "dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri" Luk 2:35), Maria bisa saja menolak, karena setiap manusia dikaruniai kehendak bebas (bdk Ul 30:19), nah inilah yang menjadikan Maria sebagai penebus serta, karena ketidaktaatan manusia akan kehendak Allah "ditebus" dengan Ketaatan Maria kepada kehendak Allah. Itulah sebabnya para Bapa Gereja mengatakan bahwa Maria adalah Hawa yang baru (a new Eve) hal itu diungkapkan oleh St. Justinus Martir dan Irenaeus pada Abad ke 2 bahkan St. Hieronimus mengatakan "Per Evam mors, per Mariam vita" Maut datang melalui Hawa, kehidupan datang melalui Maria.<br /><br />Dalam hal ini Maria tidak ikut menebus seperti Yesus, tetapi maria membuka jalan sehingga karya Penebusan itu terjadi. Kerjasama yang erat antara Allah dan Maria membuat karya keselamatan itu terjadi karena itulah Maria mendapat gelar Penebus serta atau Rekan Penebus (Co Redemptrix)<br /><br />Ada anggapan bahwa Kita akan semakin sulit mengerti gelar Maria sebagai Coredemtrix bila kita berhadapan dengan gelar Maria "dikandung tanpa noda dosa" (dogma: Maria Immaculate Conception).Dogma Maria "dikandung tanpa noda dosa asal" maksudnya bahwa sejak Maria dikandung oleh ibunya (St. Anna), Maria telah dilindungi atau ditebus secara istimewa oleh Allah sehingga ia tidak terkena dosa asal Adam-Hawa agar layak menjadi ibu Juru Selamat Yesus Kristus. Masalah: Kita percaya bahwa karya penebusan Yesus Kristus itu bersifat universal. Maksudnya, semua orang, tanpa kecuali, sejak Adam dan Hawa, ditebus Yesus dari dosa asal. Tapi kita yakin bahwa Maria sudah bebas dari dosa asal, maka Maria tidak terkena karya penebusan Yesus. Akibat lebih lanjut karya penebusan Yesus tidak universal. Persoalan ini dijelaskan Gereja dengan mengatakan bahwa karya penebusan Yesus Kristus tidak dibatasi ruang dan waktu. Yesus sudah mulai menebus secara sebelum Ia menjelma menjadi manusia. Ia sudah menebus ibuNya Maria dari noda dosa asal sebelum supaya layak menjadi BundaNya, dan dengan demikian karya penebusan Yesus tatap universal. Kalau kita percaya bahwa sebagai Allah karya penebusan Yesus bisa saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Ia bisa saja sudah mulai berkarya secara efektif sebelum menjelma menjadi manusia. Tapi dalam hubungan dengan gelar coredemtrix, bagaimana kita bisa mengerti kalau Maria juga sudah ikut menebus bersama Yesus sejak sebelum Ia menjadi menusia? --> Terhadap masalah ini pertama-tama kita harus melihat bahwa Maria tidak ikut menebus seperti Yesus. lalu hubungannya dengan Dogma Maria dikandung tidak bernoda asal adalah sbb: Maria dikandung tidak bernoda untuk mengantisipasi kelahiran Yesus sehingga Maria sejak dalam kandungan ibunya bebas dari noda dosa sehingga Maria menikmati karya penebusan itu terlebih dahulu (untuk lebih jelasnya lihat <a href="http://www.imankatolik.or.id/marialogi/maria1.html">Maria disebut tabut perjanjian, Maria dikandung tanpa Noda Dosa (Immaculata) & Maria Diangkat ke Surga</a>). tetapi Maria itu tetap seorang manusia dan dengan demikian ia memiliki kehendak bebas untuk memutuskan sesuatu (bdk Ul 30:19). lalu Maria memilih taat kepada kehendak Allah dengan mau dan bersedia melahirkan Yesus, maka ketika ia menyetujui untuk mengandung Yesus maka ia setuju untuk bekerjasama dengan Allah dalam mewujudkan karya keselamatan dengan hal inilah ia disebut Rekan Penebus (Penebus Serta / Co-Redemptor)<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#33ccff;">26 Agustus 2004 17:25<br />C. Pesan Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II Pada Hari Minggu Misi 2004<br /></span><br />Ekaristi dan MisiSaudara-saudariku terkasih ,<br />1. Kegiatan misioner Gereja merupakan satu hal yang tetap mendesak, juga pada awal milenium ketiga ini, sebagaimana sudah sering saya katakan. Misi, sebagaimana saya tegaskan dalam Ensiklik Redemptoris Missio masih jauh dari sempurna, dan karena itu kita harus membaktikan seluruh diri kita dengan sepenuh hati untuk melaksanakan tugas perutusan ini (Redemptoris Missio no.1). Seluruh Umat Allah , pada setiap saat dalam ziarah sepanjang sejarah hidupnya, dipanggil untuk turut merasakan “Kehausan Penebus”(Yoh 19,28). Kehausan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa sungguh-sungguh dirasakan oleh para orang kudus: sebagai contoh Santa Theresia Lisieux , Pelindung Misi, dan Uskup Comboni, seorang rasul besar dari Afrika yang belum lama ini saya dengan rasa bahagia memberinya gelar kudus.<br />Tantangan sosial dan religius yang dihadapi umat manusia dalam kehidupan kita sehari-hari, mendorong umat beriman untuk membarui diri dalam semangat perutusan. Ya! Dewasa ini perlu dicanangkan kembali semangat perutusan “ad gentes”(kepada bangsa-bangsa), bermula dengan pewartaan tentang Kristus, Penebus umat manusia. Kongres Ekaristi Internasional yang akan diselenggarakan di Guadalajara, Meksiko pada bulan Oktober, Bulan Misi, akan menjadi kesempatan yang luar biasa untuk bertumbuh dalam kesadaran misioner bersama di sekitar meja kurban Tubuh dan Darah Kristus.<br />Berhimpun di sekitar altar, Gereja mengenal lebih baik asal-usul dan tugas perutusannya. Sebagaimana ditegaskan secara jelas dalam tema peringatan Hari Minggu Misi Sedunia tahun ini, “Ekaristi dan Misi” tak dapat dipisahkan. Selain refleksi tentang hubungan antara misteri Ekaristi dan misteri Gereja, pada tahun ini dikenangkan pula Santa Perawan Maria, bertepatan dengan peringatan 150 tahun penetapan Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda (1854-2004). Marilah kita merenungkan Ekaristi dengan dengan cara Maria. Sambil memohon pengantaraan Bunda Perawan, Gereja mempersembahkan Kristus, Roti Keselamatan, kepada semua bangsa supaya mereka mengenal dan menerima Dia sebagai satu-satunya Penyelamat umat manusia.<br /><br />2. Kembali ke Ruangan Perjamuan Terakhir, tahun lalu, tepatnya pada Hari Kamis Putih, saya telah mencanangkan Ensiklik Ecclesia de Eucharistia. Saya ingin mengambil dari ensiklik ini beberapa pesan yang akan menolong kita, Saudara-saudari yang terkasih, untuk menghayati Hari Minggu Misi Sedunia tahun ini dengan semangat Ekaristi. “Ekaristi membangun Gereja dan Gereja mengampuhkan Ekaristi” (Ecclesia de Eucharistia no.26). Demikianlah saya telah menulis, seraya mengamati bagaimana misi Gereja merupakan kelanjutan dari misi Kristus (Bdk. Yoh 20,21) dan menimba kekuatan rohani dari persatuan dengan Tubuh dan DarahNya. Tujuan dari Ekaristi adalah “persekutuan umat manusia dengan Kristus dan di dalam Dia dengan Bapa serta Roh Kudus. (Ecclesia de Eucharistia, no.22). Ketika kita mengambil bagian dalam Perayaan Ekaristi, kita memahami secara lebih mendalam tentang penebusan untuk semua umat manusia dan ,karena itu, pentingnya misi Gereja dengan programnya “yang berpusat pada Kristus sendiri , Dia yang harus dikenal, dikasihi dan diteladani, agar di dalam Dia kita dapat menghayati hidup Tritunggal Mahakudus, dan bersama Dia mengubah sejarah hingga mencapai kepenuhannya di Yerusalem surgawi” (Ecclesia de Eucharistia no. 60)<br />Berpusat pada Kristus dalam Ekaristi, Gereja bertumbuh sebagai umat, Bait Allah dan keluarga Allah : satu, kudus, Katolik dan apostolik. Pada waktu yang sama Gereja memahami dengan lebih baik dirinya sebagai sakramen penebusan bagi semua umat manusia dan yang tampak nyata dalam struktur hirarkis. Jelas, “tak ada komunitas Kristiani dapat dibangun kecuali ia berdasar dan berpusat pada perayaan Ekaristi Mahakudus” (Ecclesia de Eucharistia no. 33; Bdk. Presbyterorum Ordinis 6). Pada akhir setiap Perayaan Ekaristi, ketika imam mengutus umat dengan kata-kata “Ite, Missa est” (Misa sudah selesai), semua umat seharusnya merasa diutus sebagai “misionaris-misionaris Ekaristi” untuk membawa karunia yang diterima ke lingkungannya masing-masing. Sebenarnya setiap orang yang berjumpa dengan Kristus dalam Ekaristi tidak akan pernah gagal memberitakan melalui hidupnya kasih Sang Penebus yang murah hati.<br /><br />3. Untuk menghayati Ekaristi, sangatlah perlu meluangkan waktu untuk beradorasi di depan Sakramen Mahakudus, suatu hal yang saya sendiri lakukan setiap hari seraya menimba kekuatan, penghiburan dan pertolongan (Ecclesia de Eucharistia 25). Konsili Vatikan II menegaskan bahwa “Ekaristi adalah sumber dan puncak dari seluruh kehidupan Kristiani” (Lumen Gentium 11), “sumber dan puncak dari seluruh pewartaan Injil” (Presbyterorum Ordinis 5).<br />Roti dan anggur, buah karya tangan manusia, yang diubah oleh Roh Kudus menjadi tubuh dan darah Kristus, menjadi tanda “surga baru dan bumi baru” (Wahyu, 21,1) yang diwartakan oleh Gereja dalam misinya sehari-hari. Dalam Kristus, yang kita sembah kehadiran-Nya dalam misteri Ekaristi, Bapa menyatakan sabda sepenuhnya tentang manusia dan sejarahnya.<br />Bagaimana Gereja bisa memenuhi panggilannya tanpa menjalin hubungan yang tetap dengan Ekaristi, tanpa memelihara dirinya dengan santapan yang menguduskan, tanpa mendasarkan kegiatan misionernya pada kekuatan yang sangat diperlukan ini? Untuk mewartakan Injil kepada dunia dibutuhkan rasul-rasul yang adalah “ahli” dalam hal perayaan, penyembahan dan perenungan tentang Ekaristi.<br /><br />4. Dalam Ekaristi kita mengenang misteri penebusan yang berpuncak pada kurban Tuhan sendiri, sebagaimana dalam kata-kata konsekrasi: “Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu…;…Darah-Ku yang ditumpahkan bagi kamu” (Lukas 22,19-20). Kristus mati untuk kita semua. Dan bagi semua orang kurban itu merupakan anugerah keselamatan yang hadir secara sakramental dalam Ekaristi sepanjang sejarah manusia: “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku” (Lukas 22,19). Amanat ini dipercayakan kepada pelayan tertahbis melalui Sakramen Imamat. Dalam perjamuan dan kurban ini semua orang diundang untuk mengambil bagian dalam kehidupan Kristus sendiri: “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:56-57). Dikuatkan oleh santapan-Nya, orang beriman mampu memahami bahwa tugas misioner berarti menjadi “persembahan yang berkenan kepada-Nya, disucikan oleh Roh Kudus (Rom 15,16), supaya semakin menjadi “sehati dan sejiwa”(Kis,4,32) dan menjadi saksi-saksi cintaNya sampai ke ujung dunia.<br />Setelah berjalan sekian abad, sambil menghidupkan kembali setiap hari kurban di altar, Gereja,umat Tuhan, menantikan kedatangan Kristus dalam kemuliaan. Hal ini dimaklumkan sesudah konsekrasi oleh umat yang merayakan ekaristi di sekitar altar. Dari waktu ke waktu dengan iman yang diperbarui, Gereja mengulangi kerinduannya akan perjumpaan sepenuhnya dengan Kristus yang datang untuk menyelesaikan rencana keselamatanNya bagi semua manusia.<br />Roh Kudus, sekalipun tak tampak tetapi berkarya dengan penuh daya, membimbing umat Kristiani dalam perjalanan rohaninya sehari-hari di mana mereka senantiasa menghadapi berbagai kesulitan dan mengalami misteri Salib. Ekaristi merupakan penghiburan dan janji kemenangan akhir bagi mereka yang melawan kejahatan dan dosa. Ekaristi ini adalah “Roti Kehidupan” yang meneguhkan kehidupan mereka yang pada gilirannya menjadi “Roti yang dipecah-pecahkan” bagi orang lain, bahkan sampai menjadi martir demi kesetiaannya kepada Injil.<br /><br />5. Tahun ini, sebagaimana telah saya katakan, merupakan peringatan ke-150 penetapan dogma Maria Dikandung Tanpa Noda. Maria “ditebus dengan cara yang istimewa berkat jasa PutraNya”(Lumen Gentium 53). Saya mengatakan dalam Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia: “Kagum akan Bunda Maria, kita menjadi sadar bahwa daya pembaharuan terdapat dalam Ekaristi. Di dalam Maria kita melihat dunia diperbarui dalam cinta” (no. 62).<br />Maria, “tabernakel” perdana dalam sejarah” (no.55)memperlihatkan dan menawarkan kepada kita Kristus, Jalan, Kebenaran dan Hidup (Bdk. Yoh 14,6). Jika “Gereja dan Ekaristi satu tak terpisahkan, hal yang sama pantas dikatakan mengenai Maria dan Ekaristi” (Ecclesia de Eucharistia, 57).<br />Saya berharap bahwa dua peristiwa gembira yang bersamaan waktu, yakni Kongres Ekaristi Internasional dan peringatan 150 tahun penetapan Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda memberikan kepada umat beriman, paroki-paroki dan lembaga-lembaga misioner suatu kesempatan untuk menguatkan semangat misioner mereka, sehingga dalam setiap komunitas selalu ada “kelaparan sejati akan Ekaristi” ( no.33).<br />Ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk mengingat sumbangan jasa dari Karya Misi Kepausan yang sangat bernilai untuk kegiatan pewartaan Gereja. Mereka sangat berkenan di hati saya dan saya berterimakasih kepada mereka, atas nama semua, karena pelayanan yang amat berharga untuk misi “ad gentes dan evangelisasi baru”. Saya mohon kepada kalian untuk mendukung mereka secara spiritual dan material dengan demikian melalui bantuan mereka pewartaan Injil dapat sampai pada semua bangsa di dunia .<br />Dengan penuh kasih yang mendalam , sambil memohon perantaraan Santa Maria, “Bunda Ekaristi”, saya melimpahkan kalian dengan Berkat Apostolik-ku.</div><div align="center"><br /><span style="color:#ff6600;"><em>Dari Vatikan, 19 April 2004<br />Paus Yohanes Paulus II</em></span></div><div align="left"><span style="color:#000000;"></span></div><div align="left"><span style="font-size:130%;color:#33ccff;"></span></div><div align="left"><span style="font-size:130%;color:#33ccff;"></span></div><div align="left"><span style="font-size:130%;color:#33ccff;">D. Penampakan Maria yang telah diterima oleh Gereja</span></div><div align="left"></div><div align="left"><span style="font-size:130%;"></span></div><div align="center"><span style="font-size:130%;color:#33ff33;">St. Katarina Laboure<br /></span></div><div align="left">Devosi Medali Wasiat<br />Dapatkah kalian menyimpan rahasia? St. Katarina Laboure dengan semangat kerendahan hati yang luar biasa menyimpan rahasianya selama empat puluh enam tahun. Rahasia apakah yang disembunyikannya?<br /><br />Zoe Laboure dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1806 di Fain-les-Moutiers, Perancis. Ia adalah anak kesembilan dari sebelas orang putera-puteri keluarga Pierre dan Louise Laboure. Kesebelas anak itu terdiri dari delapan orang putera dan tiga orang puteri. Pierre Laboure seorang terpelajar yang menjadi petani yang sukses. Ketika Zoe berusia sembilan tahun, ibunya meninggal dunia. Zoe sangat sedih kehilangan ibunya, ia masuk ke kamarnya, berlutut di bawah patung St. Perawan Maria dan berdoa, “Bunda Maria, sekarang engkaulah ibuku.”<br /><br />Tak lama setelah ibunya meninggal, Marie-Louise, kakak perempuan Zoe, masuk Kongregasi Suster Puteri-Puteri Kasih. Oleh karena itu Zoe dan Tonine, adik perempuannya, harus tinggal di rumah untuk membantu ayahnya mengatur rumah tangga dan mengerjakan sawah. Karena tugas-tugasnya itu, Zoe menjadi satu-satunya anak di keluarga Laboure yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Ia tidak dapat membaca dan menulis.<br /><br />Sejak Zoe menerima komuninya yang pertama pada tahun 1818, setiap hari ia bangun pukul empat pagi, berjalan beberapa mil untuk mengikuti Misa dan berdoa di gereja. Sama seperti kakaknya, Zoe juga mempunyai keinginan yang kuat untuk masuk biara, tetapi keinginannya itu ditahannya karena tenaganya masih dibutuhkan di rumah.<br /><br />Ketika usianya sembilan belas tahun Zoe mendapat mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia sedang berdoa di gereja di Fains. Seorang imam tua mempersembahkan Misa. Ketika Misa telah selesai imam tua itu menunjuk kepada Zoe dengan jarinya. “Anakku,” katanya, “Merawat orang-orang sakit adalah perbuatan yang baik. Suatu hari kelak engkau akan datang kepadaku. Tuhan telah memanggilmu untuk itu. Janganlah engkau lupa.”<br /><br />Pada tahun 1828 Zoe berusia dua puluh dua tahun dan Tonine dua puluh tahun. Sekarang Tonine sudah bisa menggantikan kedudukannya mengurus rumah tangga. Tibalah saatnya bagi Zoe untuk berbicara kepada ayahnya mengenai panggilan hidupnya. Pierre berusaha mencegah keinginan puterinya, maka ia mengirim Zoe ke Paris untuk tinggal bersama Charles, kakaknya yang telah menikah.<br /><br />Suatu hari Zoe mengunjungi Biara Suster Puteri-Puteri Kasih. Ia melihat lukisan terpampang di dinding. Lukisan seorang imam tua - imam yang mengunjunginya dalam mimpi di Fains. Zoe bertanya siapakah imam itu. “Pendiri kongregasi kami, Santo <a title="September" href="http://yesaya.indocell.net/id239_st__vinsensius_de_paul.htm" target="_top">Vinsensius de Paul</a>.” (St. Vinsensius de Paul telah wafat 200 tahun yang lalu!) Jadi, itulah rencana Tuhan.<br /><br />Pada bulan Januari 1830 Zoe menjadi seorang postulan (postulan: masa percobaan, persiapan masuk biara) di Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Catillion-sur-Seine. Tiga bulan kemudian ia dikirim sebagai novis (Novis: biarawan/biarawati yang sedang menjalani masa percobaan sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) ke Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Rue de Bac, Paris. Zoe memilih nama Katarina.<br /><br />Di Biara Rue de Bac Sr Katarina memperoleh penampakan-penampakan luar biasa. Selama tiga hari berturut-turut ia mendapat penampakan hati St. Vinsensius di atas tempat reliqui St Vinsensius disimpan. Di lain waktu ia melihat Tuhan yang Maharahim di depan Sakramen Maha Kudus; penampakan seperti ini terjadi teristimewa pada waktu Misa di mana Tuhan akan menampakkan diri sesuai dengan bacaan liturgi pada hari itu.<br /><br />Pada tanggal 18 Juli, menjelang Pesta St Vinsensius de Paul yang akan dirayakan keesokan harinya, seorang Suster Superior menceritakan kepada para novis keutamaan-keutamaan Pendiri Kongregasi mereka serta membagikan kepada mereka masing-masing sepotong kain dari jubah St. Vinsensius. Dengan sungguh-sungguh Sr Katarina memohon bantuan doa St Vinsensius agar ia diperkenankan memandang Bunda Allah. Kemudian Sr Katarina pergi tidur.<br /><br />Tengah malam Sr Katarina dibangunkan oleh seorang “anak kecil yang bercahaya” yang membimbingnya ke kapel biara. Di sanalah Santa Perawan Maria datang dan bercakap-cakap kepadanya. Dalam suatu penampakan yang lain Sr Katarina melihat Bunda Maria berdiri di atas bulatan seperti bola dengan cahaya memancar dari kedua belah tangannya. Di bawahnya terlihat tulisan: “O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Bunda Maria meminta agar medali dengan gambar tersebut dibuat dan dogma <a title="Yang Dikandung Tanpa Dosa" href="http://yesaya.indocell.net/id67.htm" target="_top">Yang Dikandung Tanpa Dosa</a> dihormati. Siapa saja yang mengenakan medali tersebut akan menerima rahmat dari Yesus melalui doa-doa ibu-Nya. <a title="Medali Wasiat" href="http://yesaya.indocell.net/id116.htm" target="_top">Kisah lengkap penampakan.</a><br /><br />Demikianlah Medali Wasiat dibuat dan devosi disebarluaskan. Dalam waktu yang singkat banyak orang di seluruh dunia telah mengenakannya. Namun demikian, kecuali Bapa Pengakuannya, tidak seorang pun termasuk para suster Puteri-Puteri Kasih, yang mengetahui bahwa kepada Sr Katarina-lah Bunda Allah menampakkan diri.<br /><br />Kita cenderung mengharapkan banyak pujian dan ketenaran jika memperoleh keistimewaan dari surga seperti itu. Namun tidak demikian halnya dengan Sr Katarina, ia malahan menjauhkan diri dari semua itu. Ia ingin dilupakan dan tidak diperhatikan agar dapat melaksanakan tugas-tugas sederhananya sebagai seorang biarawati Puteri Kasih. Menurut para suster di biaranya, Sr Katarina adalah seorang suster yang sederhana. Seorang yang pendiam, yang kadang-kadang menjadi bahan gurauan serta olok-olok karena sikapnya yang terlalu patuh. Setelah penampakan Santa Perawan Maria kepadanya, Sr Katarina melewatkan empat puluh lima tahun hidupnya sebagai biarawati dengan merawat mereka yang tua dan yang sakit di Rumah Lansia Enghien di Paris. Ia menyimpan semua rahasianya dengan bahagia, ia hanya tertarik untuk melayani Tuhan sebanyak yang ia mampu.<br /><br />Pada tahun 1876 Sr Katarina merasakan adanya keyakinan batin bahwa ia akan meninggal sebelum akhir tahun berlalu. Menjelang kematiannya, Sr Katarina berusaha melaksanakan permintaan St Perawan Maria yang terakhir yaitu agar sebuah patung Maria dibuat. Baru pada saat itulah Sr Katarina membuka rahasianya dan menceritakan segala sesuatunya kepada Suster Superior (Superior: Pembesar Biara).<br /><br />Pada tanggal 31 Desember 1876 Sr Katarina meninggal dunia. Suster Superior menceritakan segala rahasia yang telah dipendam demikian lama oleh Sr Katarina kepada para suster Puteri-Puteri Kasih, yang dengan terkagum-kagum baru menyadari bahwa seorang kudus telah tinggal bersama mereka. Pemakaman Sr Katarina adalah pemakaman yang penuh dengan pesta dan sukacita. Segala lagu sedih dan dukacita diganti dengan lagu-lagu gembira dan ucapan syukur: bagi Sr Katarina, bagi Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat, dan bagi Allah yang demikian Mengasihi kita.<br /><br />Pada tahun 1933, lima puluh tujuh tahun setelah St Katarina dimakamkan, makamnya dibongkar. Mereka mendapati jenasah St Katarina dalam keadaan segar sama seperti pada saat ia dimakamkan. Matanya tetap biru dan indah, kedua belah tangan dan kakinya lemas dan tidak kaku, seolah-olah ia sedang tidur. Jenasah St Katarina dibaringkan dalam peti kaca dan ditempatkan dekat altar Kapel di 140 Rue du Bac, Paris, tempat di mana Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.<br /><br />Jika kalian mengunjungi Kapel Penampakan, kalian dapat memandang wajah serta bibir St Katarina; bibir yang telah menyimpan rahasia besar selama empat puluh enam tahun, rahasia yang telah menggoncangkan dunia.<br /><br />Pada tanggal 27 Juli 1947 Sr. Katarina dinyatakan sebagai santa oleh Paus Pius XII. Pestanya dirayakan pada tanggal 28 November, sehari setelah Pesta Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat.<br /><br />"O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.”<br /><br /><span style="color:#ff6600;"><em>Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: <a href="http://www.indocell.net/yesaya">www.indocell.net/yesaya</a>”</em></span></div><div align="left"></div><div align="left"><strong></strong></div><div align="left"><span style="color:#33ff33;"><span style="font-size:130%;"></span></span></div><div align="center"><span style="color:#33ff33;"><span style="font-size:130%;">St. Bernadette Soubirous</span><br /></div></span><div align="left"></div><div align="left">Gadis Bersahaja yang Memandang Wajah Bunda Maria</div><div align="left"><br />Semua orang tahu bagaimana rasanya jika sedang sakit. Tidak enak'kan? Karenanya, tidak seorang pun yang mau sakit! Inilah kisah tentang seorang gadis yang hampir sepanjang hidupnya menderita sakit. Namun ia menanggung segala penderitaannya itu dengan tabah dan penuh sukacita. Sekarang ia diangkat menjadi santa pelindung orang-orang sakit. Namanya ialah Bernadette.<br /><br />Pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskin- dan isterinya, Louise Casterot, lahirlah seorang bayi, anak mereka yang sulung. Bayi itu mereka beri nama Marie Bernarde. Karena perawakannya yang kecil mungil, anak itu kemudian biasa dipanggil Bernadette (Bernarde kecil).<br /><br />Sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Ia selalu saja menderita sakit, terutama asma. Bukannya mengeluh, tetapi Bernadette mempersembahkan semua penderitaannya kepada Tuhan sebagai silih demi pertobatan orang-orang berdosa. . Bagi Bernadette, sakit juga bukan berarti bebas dari segala tugas dan kewajiban. Ia tetap harus membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia pun harus bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak.<br /><br />Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama seorang adik dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di padang, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya di sebuah gua yang disebut Massabielle (=Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Bernadette tidak tahu siapa wanita cantik itu dan apa yang ia inginkan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak 18 kali. Pada tanggal 25 Maret 1858, pada penampakannya yang ke-16, Bunda Maria mengungkapkan siapa dirinya, "Akulah yang Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate Conception'). Baca <a title="SP Maria dari Lourdes" href="http://yesaya.indocell.net/id74_kisah_penampakan_lourdes.htm" target="_top">KISAH PENAMPAKAN</a> seperti diceritakan sendiri oleh Bernadette.<br /><br />Setelah peristiwa penampakan itu Bernadette semakin banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, oleh perhatian berlebihan dari mereka yang percaya serta ancaman dari penguasa setempat. Semuanya itu ditanggungnya dengan tabah dan sabar.<br /><br />Pada usia 22 tahun, Bernadette menggabungkan diri dengan Suster-suster Karitas di Nevers, Perancis. Tiga belas tahun lamanya ia tinggal di biara dan sebagian besar dari waktu tersebut dihabiskannya di tempat tidur karena sakit yang dideritanya.<br /><br />"Pekerjaanku semakin maju," kata Bernadette.<br />"Pekerjaan apa?" tanya seorang suster keheranan.<br />"Pekerjaan bersakit-sakit!" jawabnya sambil tersenyum.<br /><br />Bernadette seorang yang sangat rendah hati. Lebih dari apa pun, ia tidak ingin dipuji. Suatu ketika seorang suster bertanya kepadanya apakah ia merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria. "Bagaimana mungkin," Bernadette cepat-cepat menjawab, "Bunda Maria memilih saya justru karena saya inilah yang paling hina." Suatu jawaban dari kerendahan hati yang paling dalam!<br /><br />Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879 dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis. Tubuhnya masih utuh hingga kini meskipun ia telah meninggal lebih dari seabad yang lalu. Pada tahun 1933 Bernadette diangkat sebagai santa oleh Paus Pius XI. Pestanya dirayakan pada tanggal 16 April.<br /><br />Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”</div>Unknownnoreply@blogger.com0