Jumat, 20 Juni 2008

Warkop Rohani

“ Mutiara batin “
sambil Minum seteguk Sabda Allah,
cemilan Kue Rohani dan
mengisap Udara batin.
“ Menikmat Rohani yang kita dapatkan “


Seri 1

Kue : Undangan menjadi Pejuang.
….. Semua orang di undang untuk Tuhan untuk menjadi kudus, artinya, manusia di undang untuk berbahagia bersama Tuhan. Bagaimana bias diraih? Dengan cara membiarkan Allah mengisi hidup kita.
Minum : (Mat 5 : 1-12)
….. Sabda baagia mengajak kita membebaskan diri dari barang dunia, lalu mengikat diri pada Allah. Itu bias ditempuh dalam pelbagai cara, baik lewat hidup membiara maupun sebagai awam. Seluruh kehidupan ini merupakan medan tempur untuk memperoleh kesucian. Para kudus adalah orang-orang yang berjuang ditengah godaan dan tantangan dunia. Mereka berhasil mencuci jubahnya dalam darah Anak Domba. (Why 7 : 14). Artinya, menyatukan suka-duka hidupnya dengan sengsara dan wafat Tuhan Yesus di salib. Setiap orang dipanggil untuk kudus, berbahagia selamanya bersama Tuhan. Mereka yang selalu mengandalkan Tuhan dan membebaskan dari yang fana dan sementara, niscaya akan bahagia bersama Dia.
Apakah kita siap untuk bertempur, melawan setan yang ingin memisahkan kita dari Tuhan ?............

Kue : Hidup bagi Tuhan.
….. “ Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, hidup untuk Tuhan dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan, hidup untuk Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup …….. Demikianlah setiap orang diantara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah “
Minum : (ay 7-9. 12)
Apakah iman dan agama kita membantu kita untuk mempersembahkan hidup kepada Tuhan? ………

Kue : Cerdik-cerdik kita melayani Tuhan
…..” Demikian pula hendaknya kita dapat bersikap cerdik melayani Kristus ditengah masyarakat dan dunia saat ini, yang sudah tidak ada kasih dan berpihak pada Nya lagi. Kita harus mengupayakan startegi yang tepat sasaran dan efisien untuk mewartakan dan menerapkan kebenaran-Nya. Cara hidup kita haruslah menunjukkan nilai-nilai Kristus tanpa harus berjubah dan bertanda dimanapun kita berada. Karena kati manusia adalah anak-anak Allah dan juga Bait Allah yang hidup, beliau ada didalam setiap manusia. Kerapkali kita takut bersaksi dalam nama Kristus dan menjalankan Hukum Kasih dalam hidup ziarah ini…….
Minum : (Rom 15 :14-21)
Jangan takut kita berbuat baik, Jangan takut dengan ancaman;l Kristus bekerja dalam hati kita. Seperti kesaksian St. Paulus, “aku bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah, sebab Kristus sendirilah yang bekerja dalam diriku “
Apakah kita juga menjadi si pengecut dan berkata “ salibkanlah Dia…” ?.......

Kue : Tidak untuk memuaskan nafsu tetapi menjadi hamba
….. Mengikuti Kristus memang tidak selalu dapat memenuhi keinginan nafsu-nafsu instant kita. Tetapi proses pengalaman hidup dan pengalaman akan pribadi Allah membuat kita hidup, kita berbuah lebat. Mengikuti Kristus berarti mengabdi (menjadi abdi = pelayan), berarti juga memasrahkan diri seutuhnya hanya kepada Allah. Bersatu dan menyerahakan diri secara total kepada Allah Tritunggal Kudus adalah Kunci hidup bagi orang Katholik. Dengan kunci itulah kita dapat menemukan dan menembus tempat yang tepat untuk memperoleh keselamatan.
Minum : (Luk 6 : 9-15)
Mengabdi Allah juga menjadikkan Allah sebagai jimat ( siji sing dirumat = hanya satu yang dipelihara ). Pengharapan akan Allahlah satu-satunya yang harus kita rawat dan kita hidupkan. Allahlah satu-satunya tempat mencari jawaban yang tepat. Mamon, harta, pangkat, nikmat dan kedudukan adalah sesat dan mengacaukan. Allah membuat hudup kita penuh rahmat, Tuhan sertamu (sapaan malaikat Gabriel kapada Perawan Maria)
Apakah kita telah memilih dan menjadi milik kita ?......

Kue : Iman dan Talenta
….. Pada saat dibaptis, secara definitive kita menerima anugerah iman yang membuat kita menjadi adalah anak-anak Allah, murid-murid Yesus Kristus dan yang hidup dibawah bimbingan Roh Kudus dalam persekutuan Gereja Katholik. Iman itulah yang membawa kita kepada kehidupan kekal (Kerj. Surga). Namun, saat kita menerima anugerah iman itu, kita sekaligus berupaya serti bunyi “Hukum Kasih” untuk mengembangkan atau mengandalkannya. Iman itu dapat dibandingkan dengan uang (telenta). Siapa yang setia dan sanggup mengembangkan imannya tanpa takut resikonya, dia akan semakin tajam dan berhikamat. Siapa yang berjaga-jaga / sigap….
Minum : (! Tes 5 : 6), ( bdk. Mat 25 : 25-26),
…. Yang tidak malas mengembangkan imannya akan berlipat ganda. Ia akan bertambah kaya dalam iman dan segala hal, tetapi juga Hikmat, Kebijaksanaan dan Pengetahuan mengenai Kebenaran yang Sejati. Orang yang berani besikap dan melakukan, dia tidak akan dikecewakan, sebab Tuhan adalah Allah yang tahu menghargai kesetiaan, kesanggupan, dan perjuangan umat-Nya. Oleh karena itu “ Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga berkelimpahan “ (Mat 25 : 29)
Apakah kita telah setia dalam iman dan mengembangkan anugerah cuma-cuma ini yang kita terima dari Tuhan ?.....

Kue : Percaya dahulu…. Baru melihat
…. “Percaya mengandung unsur kerelaan, keikhlasan, dan penyerahan serta pengorbanan, disatu sisi juga penuh perjuangan tentunya dan terkadang kita terluka dalam hati serta batin kita. Usaha yang tidak sedikti, tekat yang bulat serta teguh. Ini berarti (disatu sisi) aku percayakan seluruh diriku kepada Nya dan (disisi lain) aku ditantang berjuang atas nama Allah. ….
Minum : (Luk 18 : 35-43)
Percaya dahulu baru melihat, inilah persoalan batin. Mari kita belajar dari si buta berseru “ Yesus Anak Daud kasihanilah aku !”. dia berani berseru karena iman, ia tak melihat tetapi Percaya…. Penyerahannya sungguh-sungguh total kepada Sang Pribadi yang selama ini hanya dia dengar, pribadi yang menghidupkan dan dihidupkan dalam diri-Nya. si buta berpihak pada iman dan berpasrah total yang membuat berani berjuang, bergerak, meminta, merendahkan diri dan melawan cemoohan orang disekitarnya. Dia berdialog dan menyemangati dirinya, untuk bangkit dan mendekat maka Tuhan menyembuhkan. “ Imanmu telah menyelamatkan engkau “. Orang buta itu telah mengajari kita beriman, dalam hal yang biasa sehari-hari akan menjadi luar biasa bila kita hidup di dalam Iman.
Apakah kita hanya mencari Iman yang luar biasa dan ektravagansa ?.....

Seri 2

Kue : Zakheus
…..”Zakheus adalah orang yang beriman dan berpengharapan. Ketika mendengar Yesus lewat di kotanya, ia berusaha melihat-Nya. Sudah lama ia mendengar tentang Yesus, sudah lama pula ia ingin melihat seperti apakah Yesus itu. Maka, begitu ada kabar bahwa Yesus lewat dikotanya, ia segara meninggalkan perkerjaannya dan berusaha melihat Yesus. Hal ini tidak membuat zakheus kehilangan akal untuk melihat “Bagaimana sosok pribadi Yesus itu”, karena badannya yang pendek. Maka ia memanjat sebuah pohon agar dengan mudah “Siapakah Yesus itu”?....
Minum : (Luk 19 : 1-10)
Keinginan dan kerinduan yang begitu membakar sanubarinya, membuat lupa siapa dan bagaimana dirinya serta gengsinya. Bahkan semuayang selama ini dia miliki sirna bak ditelan bumi. Takkala Yesus menyapanya : “ Zakheus segeralah turun, Aku ingin menumpang dirumah mu!, sebuah undangan dan ajakan yang tak dapat di pungkiri lagi; sebuah penantian yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.
Yesus yang ia rindukan telah menyapa dan mengundangnya, telah mengubah seluruh hidupnya yang selama ini sia-sia. Zakhues sangat sadar akan dirinya yang sebenarnya karena banyak berbuat dosa, hal inilah yang ingin dia tebus. Maka ia berjanji akan berbuat baik dan tidak berbuat dosa lagi.”……
Apakah kita sudah belajar dari Kejujuran, Ketulusan dan Kesadaran Zakheus ?

Kue : Tubuh kita
…..”Tubuh kita adalah Bait Allah yang hidup dan sesungguhnya adalah pula satu tubuh yaitu Tubuh Kristus sendiri (Yoh 2 :21). Dengan merefleksikan sabda Tuhan, Gereja menjadikannya amat kongkrit, dengan mengajarkan bahwa Tubuh Kristus disantap umat beriman dalam perayaan Ekaristi. Jadi, Komuni Suci memang “Tempat” sembahyang yang suci pula, suatu bentuk doa yang tinggi, seperti ungkapan iman Maria “ Fiat “.
Minum : (Luk 19 : 45-48)
Tubuh kita diciptakan “baik dan sempurna adanya” seperti citra Nya sendiri dengan rahmat dan kasih, dengan tujuan mulia dan pastinya untuk melaksanakan perintah Allah dan tempat seluruh hukum “Kasih” bergantung serta bertumpu.
Lalu, dosa dan kejahatan telah merusak “wajah dan tubuh Pencipta” pula, dapat kita lihat saat kini. Bagaimana manusia sudah tidak menghagai dirinya, sesamanya dan alam ini.
Apakah kita sadar akan yang anugerah yang telah kita terima ?

Kue : Inilah kelak hidup kita
….”Demikian halnya ketika kita bercicara mengenai Kerajaan Allah, kita tidak dapat seenak-enaknya menerapkan cara berpikir manusia kita saja. Untuk memahami kerahasia-Nya, seperti pemikiran orang saduki, mereka berusaha menjebak Yesus dengan pertanyaan mengenai perempuan yang memiliki tujuh suami dari ketujuhnya, siapa yang akan menjadi suaminya pada hari kebangkitan.
Minum : (Luk 20 : 27-40)
Yesus memberi jawaban dengan menunjukan cara berpikir Kerajaan Allah, disana tidak ada lagi kawin dan dikawinkan. Ketika manusia telah bersatu dengan Allah, tidak diperlukan lagi yang lain. Persatuan dengan Allah adalah tujuan utama kehidupan manusia. “Carilah maka engkau akan menemukan, Ketuklah maka akan dibukakan dan Mintalah maka akan dibarikan”.
Bagaimana agar kita dapat bersatu dengan-Nya dalam kehidupan saat ini?
Apakah kita telah menemukan arti kesatuan tubuh dalam Ekaristi ?

Kue : Indrawi
….”Melalui pendengaran dan penglihatannya, manusia bisa berbela rasa dengan sesamanya. Dilain pihak melalui pendengaran dan penglihata, manusia juga berbuat jahat terhadap sesamanya. Tuhan mengajak kita untuk menggunakan dengan baik indrawi kita, tanggap terhadap keadaan disekitar, terutama sesama kita yang paling membutuhkan.
Minum : (Mat 25 : 31-46)
Kepekaan inilah yang membuat indra-indra batin kita mendapat pencerahan, ketika indra batin menusia diterangi oleh Roh Kudus hidupnya tidak lagi dikuasai oleh kedagingan yaitu “kekawatiran, ketakutan dan kecemasan bahkan kecenderungan berbuat jahat”. Kepekaan dapat juga membawa manusia untuk mengenal kehadiran Tuhan dalam segala yang dilihat dan didengarnya.
Apakah kita ingin menjadi peka ? semua tergantung pada pilihan kita, kemana dan bagaimana mengembangkannya. Kita dapat belajar dari sabda Tuhan yang akan menuntun perlahan dan pasti kedalam kepekaan ini. Satu hal yang diinginkan Allah, kita diminta menjadi peka akan kehadiran-Nya; dalam keseluruhan kehidupan ini.
Apa maksud, tujuan dan arti diciptakan.
Apakah kita telah memulai melatih ke pekaan Illahi ?

Kue : Yang kita terima
….”Dari janda miskin yang rela memberikan seluruh dari milikinya, untuk dipersembahkan kepada Allah. Kerelaan memberi dari kekurangan ini sangat berkenan di hati Allah.
Munum : (Luk 21 : 1-4)
Tuhan memberikan hidup kepada kita cuma-cuma, mengapa kita sering tidak rela mempersembahkan kembali hidup ini kepada Tuhan ?, Mengapa kita begitu perhitungan pada saat harus memberi ?, Mengapa kita begitu berpikir soal untung rugi ?, Mari kita belajar dari janda miskin ini dan khususnya seperti “Bunda Maria” telah memberi kita teladan sempurna. Bagaimana kita menanggapi panggilan dan anugerah yang telah kita terima. Untuk mengembalikannya kembali dengan sepenuh hati, apa yang telah kita terima dan miliki kepada-Nya.
Apakah kita telah mengembalikan dengan ucapan syukur kepada-Nya ?

Kue : Apa yang kamu buat….
….”Dua kejadian peneguhan dengan satu pemahaman, bahwa buatan manusia itu sangatlah rapuh. Betapapun megah dan kokohnya akan hancur juga. Ketika manusia begitu bangga dengan hasil karyanya, ia akan kecewa takkala karya itu hancur. Segala buatan manusia selalu dibanggakan oleh yang menciptakannya, namun harus tetap diingat bahwa karya itu suatu saat akan rusak, hancur dan musnah.
Minum : (Luk 21 : 5-11)
Maka setiap manusia harus siap menghadapi kenyataa,n bahwa apa yang dikerjakannya akan musnah. Rumah dapat hancur, segala yang telah ia bangun akan sirna bak sinar pagi seperti “Menara Babel” lenyap ditelan bumi. Yesus telah menegur orang-orang yang membangun dan memegahkan bangunan bait Allah. Dan hanya Allah lah yang dapat dibanggakan, karena tidak akan rusak dan hancur Ia abadi dan kekal.
Apakah kita telah mencari yang Sejati dalam hidup ini ?

Seri 3

Kue : Jalan menuju Terang….
….”Orang yang tidak sungguh-sungguh menghayati hidupnya di dunia akan mati tanpa meninggalkan kesan dan kemenangan. Sebaliknya, roh dari orang-orang yang mengisi hidupnya dengan perbuatan mulia tetap ada didunia dan terus dihayati oleh yang lainya. Mereka yang kehilangan hidup karena memperjuangkan yang benar, adil, dan mulia hingga akhir hayatnya akan memperolehnya.
Minum : (Luk 21 :19)
Yesus Kristus menuntut iman yang total dari para pengikut-Nya, dengan penghayatan total ditengah pelbagai resiko, niscaya mereka akan menemukan makna kehidupan, yakni hidup yang sejati. Seseorang yang berjuang bersama Kristus dapat saja kehilangan hidupnya. Tetapi ia tidak pernah kehilangan nyawanya. Yesus tidak hanya bicara, Dia telah menjalani dan mendahului kita. Dia memang bangkit mulia.
Apakah kita telah belajar menapakki dan berjalan dalam terang-Nya ?.....

Kue : “Percaya”
….”Semua yang ada di muka bumi ini akan hancur lebur seperti debu, dunia dapat berubah. Namun, ada satu yang tidak akan berubah dan tidak akan musnah. Tuhan Yesus dulu, sekarang dan akan datang (Alfa dan Omega) dan Firman-Nya, semakin wajah dunia menua semakin tampak jelas apa yang telah tertulis adalah benar. Karena Beliau berkata-kata dari dan dalam Iman, yang sangat Illahi dan inti dari lubuk nurani (Kemurnian Hati dan “Percaya”).
Firman-Nya telah ada sejak manusia diciptakan dan dalam rahim ibu kita masing-masing, dan hanya Roh yang tau siapa yang telah menerima serta mengamalkan maka Yesus Kristus adalah “Password” dari masuk kedalam Kesatuan dan Keabadian Sejati (Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup}.
Minum : (Luk 21 : 29-33)
Bila ingin mengetahui datanglah kedalam Gereja dan dengarkan Sabda Tuhan lalu renungkan, bila sulit untuk menangkap maka Ikutilah “Konsekrasi-Kesatuan-Komunio” perlahan-lahan dan pasti kita akan dapat menangkap apa arti semua itu. Setiap orang diajak dan diundang untuk percaya dan masuk dalam “Misteri Hidup-Nya”- “Ikutilah Aku”, tangkaplah firman Tuhan dan Ajakan-Nya seperti iman kanak-kanak dan menjawab “Aku harus dirumah Bapa”- artinya kita diminta bersatu dan hanya “Satu”- menjawab “Ya”(seperti Maria) lalu “Fiat”.
Percayalah….. “Tiada yang mustahil bagi Allah” karena itu kita semua diciptakan untuk melayani dan menjadi hamba Allah “Anak-anak Allah”, dan Kristus adalah yang “Sulung” dan sudah tergenapi semua “Percayalah” “Percayalah” dan “Percayalah” dengan “Teguuuuh”. Iman kita akan Yesus jangan pernah sampai berubah sedikitpun walau badai menghantam bahtera hidup karena harus “Manut” sebab “Nunut”. Adakah yang dapat memisahkan kita dari “Kasih Yesus”?.... Pada saat itulah Kerajaan Allah tersedia bagi orang yang percaya kepada-Nya…..!
Apakah kita sudah percaya Lahir Batin dengan Teguh….? “Iman mu menyelamatkan hidup dan nyawa mu”.

Kue : Taman Eden….
.....”Orang percaya kapada Tuhan akan sangat mudah menerima kekurangan orang lain dan mengampuni dosa akan hidup bebas, bahagia dan tenang, Allah menempatkan manusia di taman Eden supaya bahagia. Tetapi manusia yang sering memindahkan dirinya dari taman tersebut.
Munim : (Mat 18 :21-35)
Kitab Daniel mengajak kita untuk mohon pengampunan Allah dengan hati remuk redam, Allah pasti memperhatikan penyesalan kita (Mzm 51). Dan Tuhan melepas kita dari hutang-hutang dosa, karena Allah mengetahui bahwa kita tidak sanggup membayar silih (ganti rugi) yang telah dibuat oleh ciptaan-Nya. Beliau juga tidak membalas karena Dia tau siapa manusia yang sebenarnya, tetapi manusia tidak mau memetik buah Anggur itu untuk kehidupannya walau Beliau menawarkan dengan cuma-cuma. Manusia harus belajar banyak tentang dirinya sendiri yang terdalam didalam setiap manusia, kita lebih mudah menghakimi karena tidak mau menderita untuk mengampuni. Bahkan manusia sekarang lebih mudah menghakimi dan menyalahkan dari pada “mau mendengarkan” dan mencarikan “jalan pengampunan”,
Siapa yang setia dialah yang akan mendapatkan “Carilah, engkau akan menemukan, Ketuklah, engkau akan dibukakan dan Mintalah, maka engkau akan diberi”-“Pengampunan”. Allah itu baik dan murah hati, siap membebaskan kita, sudahkah kita siap mengampuni kesalahan sasama kita?..... Untuk kembali hidup didalam Taman Eden kembali !!.

Kue : Selaras
….”Kunci itu barang yang kecil tetapi fungsinya sangat besar, ia dapat membuka pintu yang sangat besar. Hukum Tuhan dan ilmu pengetahuan juga dapat membuka pintu gerbang kehidupan ini, semakin orang mengusai banyak ilmu pengetahuan yang diinspirasikan oleh Sabda Tuhan, maka manusia kian pandai dan bijaksana.
Minum : (Mat 5 :17-19)
Pandai dalam menyiasati hidup yang rumit, mencintai, bekerja dan mengambil keputusan yang sulit dan untuk membaca tanda-tanda zaman dan peluangnya. Pengetahuan yang benar adalah harta paling berharga dan tak mudah aus, yang boleh kita titipkan pada mereka. Pengetahuan yang benar itulah yang mengajak dan menghantar kita semakin sempurna didalam mengasihi, tentu semakin pula sesuai dengan Sabda Tuhan sebagai Dasar dan Tujuan dari hidup perziarahan ini. Semua adalah saling berhubungan agar aplikasi kita semakin serupa dengan cita-cita Tuhan Yesus Kristus, bebas tetapi bertanggung jawab tidak lepas dari bingkai kebijakan-Nya.
Apakah kita melangkah pada tapak Sabda-Nya?.....

Kue : “Mengasihi sesama….”
….”Mengasihi sang kekasih akan menimbulkan rasa nikmat, namun perasaan ini akan berubah menjadi kelam ketika orang ditolak atau tak mau menerima keadaan diri sendiri. Proses penolakan diri sendiri menyerap tenaga dan mendorong kita untuk menghilangkan kesan buruk dan menutupi bagian-bagian ego yang tidak dikehendaki. Dengan demikian seluruh daya energi dan pikiran serta hati hanya terserap pada bagain negative diri, sehingga kita tidak dapat lagi melihat sisi positif diri sendiri dan berkembang.
Minum : (Mat 22 : 39)
Yesus mengajarkan : “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, artinya, menerima diri dalam kekuatan dan keutamaannya. Menerima diri ini akan menimbulkan derita, miris, nyeri. Tetapi akan membantu menemukan Tuhan, citra-Nya yang terselubung didalam pribadi kita masing-masing. Mangasihi diri memiliki makna menerima dan memandang Allah yang bersemayam didalam hati kita masing-masing.
Siapa yang mengasihi diri akan mampu mengasihi sesamanya, karena dalam mencari kasih yang ada didalam diri dia menemukan Kristus sendiri, citra Allah yang tampak Bukankah dengan demikian juga telah mengasihi Allah? Mengasihi itu upaya aktif. Mengasihi diri pasti akan dimampukan mencintai sesama, tetapi kita tidak boleh melihat dalam kasih yang sempit (Daging).”Kasih yang Illahi” sebab “Apa yang dipirkan manusia tidak dipikirkan Allah ”.
Apakah kita sudah mencoba mengasihi menurut Sabda Tuhan?.....