Selasa, 17 Juni 2008

DOA ROSARIO (RVM) 2002


Rosario Paus Yohanes Paulus II
Duapuluh Misteri Rosario

Seorang dari mereka yang telah bangkit mengulurkan seuntai rosario kepada kedua teman agar dengan itu mereka dapat memanjat masuk ke dalam Firdaus.

PENGANTAR

Rosario atau “mahkota mawar” adalah doa merenungkan kehidupan Yesus, yang meliputi kontemplasi atas peristiwa-peristiwa tertentu dalam Injil, yaitu “misteri-misteri”, bersama Bunda Maria. “Mendaras rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria” (RVM, #3).

Selama berabad-abad, “tak terbilang orang kudus mencintai doa ini dan Pimpinan Gereja senantiasa menganjurkannya” (RVM, #1).

Banyak peristiwa sehubungan dengan Santa Perawan Maria di mana ia mendorong kita untuk mendaraskan rosario. Semua orang bebas untuk mengambil manfaat dari pesan-pesan yang disampaikan dalam peristiwa-peristiwa tersebut.

Meditasi berikut disusun berdasarkan Kitab Suci, Katekismus Gereja Katolik, dan Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Rosario Perawan Maria.

Pendekatan ini bertujuan menjamin kesetiaan pada warisan iman Katolik.

Paus Yohanes Paulus II telah menyempurnakan dimensi Kristologis rosario dengan menambahkan “Peristiwa Cahaya”, yang disusun berdasarkan peristiwa-peristiwa tertentu dari pewartaan Kristus di depan publik.

Sebab itulah, dapat dengan tepat dikatakan bahwa rosario adalah “ringkasan seluruh Injil.”

A. DOA MACAM APAKAH ROSARIO ITU?

Dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae (Rosario Perawan Maria), Paus Yohanes Paulus II menulis, “Rosario dimulai dengan pengalaman Maria sendiri. Justru karena ini, rosario merupakan doa kontemplatif yang sangat indah. Tanpa dimensi kontemplatif ini, doa rosario akan kehilangan maknanya; hal ini dengan jelas ditandaskan Paus Paulus VI: `Tanpa kontemplasi, doa rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis'” (RVM, #12).

Rosario, yang didasarkan pada pengulangan, mensyaratkan suatu iman yang hidup dan kasih yang tulus mesra kepada Kristus sang Penebus dan kepada BundaNya, Santa Perawan Maria.

“Sesungguhnya, doa rosario hanyalah suatu metode kontemplasi. Sebagai metode, doa rosario merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bagaimanapun juga, belajar dari pengalaman berabad-abad, metode ini hendaknya tidak diremehkan. Untuk itu, kita dapat mengutip pengalaman orang-orang kudus yang tak terbilang jumlahnya” (RVM, #28).

B. MANIK-MANIK ROSARIO

“Sarana tradisional yang digunakan untuk pendarasan rosario adalah untaian biji-bijian. Pada tahap yang paling sederhana, biji-biji itu sering menjadi sekedar alat hitung untuk menandai alur Salam Maria” (RVM, #36).

“Tetapi, akan sangat berbeda, kalau doa rosario dipandang sebagai luapan kasih yang tanpa kenal lelah kepada orang yang sangat dikasihi; di sini ungkapan-ungkapan bisa tetap serupa tetapi isinya selalu baru karena perasaan-perasaan yang menyelimutinya” (RVM, #26).

“Pertama-tama perlu dicamkan bagaimana biji-biji itu menyatu pada salib; dari sini alur doa dimulai dan diakhiri. Ini melambangkan kehidupan dan doa orang beriman yang terpusat pada Kristus” (RVM, #36).

C. SEJARAH ROSARIO

Rosario merupakan bagian dari bentuk-bentuk baru devosi kepada Santa Perawan yang berkembang pesat dalam aspek-aspeknya yang lebih populer, yang menandai akhir abad keduabelas. Cistercian dan, dari awal abad berikutnya, ordo-ordo pengemis yang hebat, dalam kegigihan mereka melawan bidaah, memberikan sumbangan yang tak sedikit dalam penyebarluasan rosario.... Manik-manik rosario, yang telah dipergunakan untuk devosi-devosi serupa, dipakai guna menjamin pendarasan yang lebih mudah dan lebih penuh perhatian. Segera saja pemakluman misteri-misteri dari kehidupan Yesus dan Maria diperkenalkan dalam pendarasan rosario ini.... St Dominikus dan para biarawannya, dalam misi pewartaan mereka kepada orang banyak, sungguh berperan besar dalam hal ini, namun demikian tidaklah mudah menentukan dengan tepat bentuk yang mereka gunakan dan sebarluaskan. Semacam persetujuan resmi diberikan ketika St Pius V menetapkan suatu rumusan yang baku dan seragam untuk doa Salam Maria.

“Sangatlah terkenal kejadian-kejadian dalam abad ke-19 dan ke-20, di mana Bunda Kristus menampakkan diri dan memperdengarkan suara untuk mendorong umat Allah melaksanakan doa kontemplatif ini. Secara khusus saya menyebut penampakan di Lourdes dan Fatima”(RVM, #7).

Sepanjang Milenium Kedua, banyak Paus menganjurkan devosi kepada Santa Perawan Maria, dan sejak masa Paus Leo XIII, “Paus Rosario”, semuanya telah merekomendasikan doa rosario serta memperkayanya dengan memberikan indulgensi-indulgensi bagi pendarasannya.

Paus Yohanes Paulus II senantiasa memiliki devosi istimewa kepada Bunda Allah. Jubah kepausannya bersulamkan kata-kata pertama (Totus tuus) dari doa kepada Santa Perawan Maria. Ia senantiasa membawa rosario bersamanya dan terus-menerus mendaraskannya. Surat Apostolik tentang Rosario merupakan suatu kenangan abadi akan penghargaannya yang tinggi terhadap doa ini.

D. BAGAIMANA BERDOA ROSARIO

“Dewasa ini, di berbagai wilayah Gereja, ada banyak cara untuk mengawali doa rosario” (RVM, #37)

Salah satu caranya adalah sebagai berikut:

Dimulai dengan membuat Tanda Salib, seraya mengatakan:

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Ya Allah, datanglah menolongku;
Ya Tuhan, bersegeralah menolongku.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

Di awal setiap perpuluhan, kita memaklumkan “misteri” yang hendak direnungkan, misalnya, misteri pertama dari Peristiwa Gembira adalah “Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel”.

Setelah hening sejenak untuk berefleksi, kita mendaraskan

Bapa Kami”,


sepuluh “Salam Maria”, dan


Kemuliaan”.

Suatu doa permohonan dapat ditambahkan setelah setiap perpuluhan.

Di akhir rosario, dapat dipanjatkan Litani Santa Perawan Maria atau doa lainnya kepada Bunda Maria.

E. PERISTIWA-PERISTIWA ROSARIO

Rosario terdiri dari duapuluh “misteri” (peristiwa-peristiwa atau saat-saat penting dalam hidup Yesus dan Maria) yang, sesuai Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, dikelompokkan ke dalam empat peristiwa.

Yang pertama adalah Peristiwa Gembira (didaraskan pada hari Senin dan Sabtu); yang kedua adalah Peristiwa Cahaya (didaraskan pada hari Kamis); yang ketiga adalah Peristiwa Sedih (didaraskan pada hari Selasa dan Jumat); dan yang keempat adalah Peristiwa Mulia (didaraskan pada hari Rabu dan Minggu).

“Pengaturan ini tidak dimaksud untuk membatasi kebebasan sah dalam doa perorangan dan doa jemaat, di mana perlu dipertimbangkan kebutuhan spiritual dan pastoral jemaat dan adanya perayaan-perayaan liturgis khusus yang barangkali menuntut penyesuaian yang serasi” (RVM, #38).

Sebagai sarana penolong bagi perjalanan rosario yang meditatif dan kontemplatif, berikut disajikan dua teks untuk masing-masing “misteri”: satu dari Kitab Suci, yang lainnya dari Katekismus Gereja Katolik.

Gambar-gambar kudus dapat dipergunakan untuk membantu kita memusatkan pikiran pada misteri yang direnungkan.

F. MERENUNGKAN PERISTIWA-PERISTIWA ROSARIO

Merenungkan Peristiwa Gembira
Merenungkan Peristiwa Cahaya
Merenungkan Peristiwa Sedih
Merenungkan Peristiwa Mulia

Peristiwa Gembira
Misteri pertama:

MARIA MENERIMA KABAR GEMBIRA DARI MALAIKAT GABRIEL

“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria” (Luk 1:26-27).

“Pewartaan kepada Maria membuka `kegenapan waktu' (Gal 4:4). Janji-janji terpenuhi, persiapan sudah selesai” (KGK, #484).

Misteri kedua:

MARIA MENGUNJUNGI ELISABET, SAUDARINYA

“Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: `Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!'” (Luk 1:39-42).

“Maka `kunjungan' Maria kepada Elisabet menjadi kunjungan Tuhan sendiri kepada umat-Nya” (KGK, #717).

Misteri Ketiga:

YESUS DILAHIRKAN DI BETLEHEM

“Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk 2:1-7).

“Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan sebuah kandang, dalam keluarga yang tidak kaya; para gembala sederhana adalah saksi-saksi pertama kejadian ini. Dalam kemiskinan ini bersinarlah kemuliaan surga” (KGK, #525).

Misteri Keempat:

YESUS DIPERSEMBAHKAN DALAM BAIT ALLAH

“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: `Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah', dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati” (Luk 2:21-24).

“Penyunatan Yesus, pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya, adalah suatu bukti bahwa Ia termasuk dalam keturunan Abraham dalam bangsa perjanjian, bahwa Ia takluk kepada hukum” (KGK, #527).

Misteri Kelima:

YESUS DIKETEMUKAN DALAM BAIT ALLAH

“Tiap-tiap tahun orangtua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya” (Luk 2:41-47).

“Penemuan kembali Yesus di kanisah adalah satu-satunya peristiwa yang diberitakan Injil mengenai tahun-tahun kehidupan Yesus yang tersembunyi. Yesus memperlihatkan di sini misteri penyerahan diri secara menyeluruh kepada perutusan-Nya, yang disebabkan oleh keadaan-Nya sebagai Putra Allah: `Tidak tahukah kamu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?'” (KGK, #534).

Peristiwa Cahaya
Misteri pertama:

YESUS DIBAPTIS DI SUNGAI YORDAN

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: `Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nya-lah Aku berkenan'” (Mat 3:16-17).

“Pada awal kehidupan-Nya di muka umum, Yesus membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes di Yordan. Yohanes mengumumkan: `Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu' (Luk 3:3)” (KGK, #535).

Misteri kedua:

YESUS MENYATAKAN DIRI-NYA DALAM PERJAMUAN NIKAH DI KANA

“Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: `Mereka kehabisan anggur.' Kata Yesus kepadanya: `Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.' Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: `Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!'” (Yoh 2:1-5).

“Pada awal hidup-Nya di muka umum, Yesus melakukan - atas permohonan ibuNya - mukjizat-Nya yang pertama pada suatu pesta perkawinan. Gereja menganggap kehadiran Yesus pada pesta perkawinan di Kana itu suatu hal penting. Ia melihat di dalamnya suatu penegasan bahwa Perkawinan adalah sesuatu yang baik, dan pernyataan bahwa mulai sekarang Perkawinan adalah suatu tanda tentang kehadiran Kristus yang berdaya guna” (KGK, #1613).

Misteri Ketiga:

YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH SERTA MENYERUKAN PERTOBATAN

“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:15).

“Semua orang dipanggil supaya masuk ke dalam Kerajaan. Kerajaan mesianis ini pertama-tama diwartakan kepada anak-anak Israel, tetapi diperuntukkan bagi semua orang dari segala bangsa” (KGK, #543).

Misteri Keempat:

YESUS DIPERMULIAKAN

“Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang” (Mat 17:1-2).

“Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan bahwa Ia harus menderita kematian disalib di Yerusalem `untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya' (Luk 24:26)” (KGK, #555).

Misteri Kelima:

YESUS MENETAPKAN EKARISTI

“Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: `Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku'” (Mat 26:26).

“Dengan merayakan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya dalam rangka perjamuan Paska, Yesus memberi arti yang definitif kepada paska Yahudi. Kepergian Yesus kepada BapaNya dalam kematian dan kebangkitan - Paska baru - diantisipasi dalam perjamuan malam. Dan itu dirayakan dalam Ekaristi. Ini menyempurnakan paska Yahudi dan mengantisipasi paska abadi Gereja dalam kemuliaan Kerajaan” (KGK, #1340).


Peristiwa Sedih

Misteri pertama:

YESUS BERDOA KEPADA BAPANYA DI SURGA DALAM SAKRAT MAUT

“Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: `Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.' Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: `Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.' Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: `Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku-kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki'” (Mat 26:36-39).

“Tetapi kemenangan dalam perjuangan yang demikian itu hanyalah mungkin di dalam doa. Yesus mengalahkan penggoda sejak awal sampai kepada perjuangan terakhir dalam sakratul maut-Nya melalui doa” (KGK, #2849).

Misteri kedua:

YESUS DIDERA

“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: `Salam, hai raja orang Yahudi!' Lalu mereka menampar muka-Nya” (Yoh 19:1-3).

“Kesengsaraan Kristus mendapat bentuk historisnya yang konkret, karena `Ia ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat' (Mrk 8:31), yang `menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan' (Mat 20:19)” (KGK, #572).

Misteri Ketiga:

YESUS DIMAHKOTAI DURI

“Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: `Salam, hai Raja orang Yahudi!'” (Mat 27:27-29).

“`Cinta sampai kepada kesudahannya' (Yoh 13:1) memberi nilai khusus kepada kurban Kristus dan mengakibatkan bahwa Ia menebus dan memperbaiki, mendamaikan dan menyilih. Pada waktu menyerahkan kehidupan-Nya untuk kita, Yesus mengenal kita semua dan mencintai kita semua” (KGK, #616).

Misteri Keempat:

YESUS MEMANGGUL SALIB-NYA

“Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak” (Mrk 15:21-22).

“Dengan kehendak manusiawi-Nya, Ia menyetujui bahwa kehendak Bapa terlaksana, dan dengan demikian menerima kematian sebagai kematian yang menebuskan, supaya `memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya pada kayu salib' (1 Ptr 2:24)” (KGK, #612).

Misteri Kelima:

YESUS WAFAT DISALIB

“Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: `Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.' … Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: `Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.' Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya” (Luk 23:33-46).

“`Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci' (1 Kor 15;3)” (KGK, #619).

Peristiwa Mulia

Misteri pertama:

YESUS BANGKIT DARI KEMATIAN

“Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: `Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?'” (Luk 24:1-5).

“`Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu' (1 Kor 15:17). Kebangkitan terutama mensahkan apa yang telah dilakukan atau diajarkan Kristus” (KGK, #651).

Misteri kedua:

YESUS NAIK KE SURGA

“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah” (Mrk 16:19).

“Langkah terakhir pemuliaan ini berhubungan erat dengan yang pertama, artinya dengan turun-Nya dari surga dalam penjelmaan-Nya menjadi manusia. Dan hanya Dia `yang datang dari Bapa', dapat `kembali kepada Bapa': Kristus” (KGK, #661).

Misteri Ketiga:

ROH KUDUS TURUN ATAS PARA RASUL

“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis 2:1-4).

“`Roh Kudus' adalah nama Dia, yang kita sembah dan kita muliakan bersama Bapa dan Putra. Gereja menerima nama ini dari Tuhan dan mengucapkan-Nya waktu Pembaptisan anak-anaknya yang baru” (KGK, #691).

Misteri Keempat:

MARIA DIANGKAT KE SURGA

“Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku” (Luk 1:48-49).

“Sesudah mengakhiri perjalanan kehidupannya di dunia ini, Perawan Maria tersuci diangkat dengan jiwa dan badan ke dalam kemuliaan surga, di mana ia sudah mengambil bagian dalam kemuliaan kebangkitan Putranya dan dengan demikian mengantisipasi kebangkitan semua anggota Tubuh-Nya” (KGK, #974).

Misteri Kelima:

MARIA DIMAHKOTAI DI SURGA

“Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya” (Why 12:1).

“Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (KGK, #966).

Sumber : “The Rosary of Pope John Paul II: The 20 Mysteries”; edited by Pietro Principe; © Copyright 2002 Libreria Editrice Vaticana 00120 Vatican City
G. St. Dominikus

Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol pada tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman. Ibundanya adalah Beata Yoana dari Aza. Ketika Dominikus berusia tujuh tahun, ia mulai bersekolah. Pamannya, seorang imam, membimbingnya dalam pelajaran. Setelah beberapa tahun lamanya belajar, Dominikus menjadi seorang imam juga. Ia hidup dengan tenang dalam doa dan ketaatan bersama para imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP = Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo Dominikus”, sesuai namanya.

Para imam Dominikan berkhotbah tentang iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaran-ajaran sesat yang disebut bidaah. Semuanya itu bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah Albigensia telah amat membahayakan orang banyak. Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia berusaha menyelamatkan mereka. Para imam Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan bidaah yang amat berbahaya tersebut dengan doa, teristimewa dengan Doa Rosario (baca juga Asal-usul Rosario). Dominikus juga mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya kepada St Dominikus buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,” katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para imam Dominikan untuk membaktikan diri pada pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah.

St. Dominikus seorang pengkhotbah ulung, sementara St. Fransiskus dari Asisi seorang imam miskin yang rendah hati. Mereka berdua bersahabat erat. Kedua ordo mereka yaitu Dominikan dan Fransiskan membantu umat Kristiani hidup lebih kudus. Para imam Dominikan mendirikan biara-biara di Paris - Perancis, Madrid - Spanyol, Roma dan Bologna - Italia. Semasa hidupnya Dominikus juga melihat ordo yang didirikannya berkembang hingga ke Polandia, Skandinavia dan Palestina. Para imam Dominikan juga pergi ke Canterbury - London, dan Oxford di Inggris.

St. Dominikus wafat di Bologna pada tanggal 7 Agustus 1221. Sahabat dekatnya, Kardinal Ugolino dari Venisia kelak menjadi Paus Gregorius IX. Ia menyatakan Dominikus sebagai orang kudus pada tahun 1234.

Saat St. Dominikus ditanya buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan itu. Ia menjawab, “Satu-satunya buku yang aku gunakan adalah buku cinta.”
Injil Yesus Kristus adalah buku cinta.

Formulir KRP


Malaikat St. Mikhael Pelindung KRP
Pesta Malaikat Agung ( Gabriel, Refael dan Mikhael ) - 29 September
Lihar sejarah Penampakan St. Mikhael ( di Grotto St. Mikhael )
Pesta Komunitas Rosario Pertobatan – 28 September
Lihat di Legalitas Kunci Doa Rosario Pertobatan dan Komunitas – oleh MCI

Formulir isian anggota
“ Komunitas Rosario Pertobatan “

Nama Lengkap : …………………………………………….
Nama Baptis : ……………………………………………….
Tempat dan Tanggal Lahir :……………………………………..
Alamat : …………………………………..
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
Paroki : ……………………………………
Keuskupan : ………………………………
Telephone rumah / Hp : …………………………………….
Fax : ………………………………
E-mail : …………………………...


Face Foto (2x3 – 2 lembar bias HP/BW)

Tanggal :





Tanda tanggan pemohon ( Cap KRP dan MCI )

Alamat :
Komunitas Rosario Pertobatan
“ Griya Hening “
Jln. M. Kahfi II No2, Rt005/Rw03
Cipedak
Jagakarsa
Jakarta-Selatan 12630
INDONESIA
Tlp/Fax : (021) 787-4780.
Dan (021) 727-0885.