Selasa, 01 Juli 2008

10. Sharing "Orang-orang Suci dari Carmelit"

Pencobaan yang harus ditanggung oleh orang yang akan sampai pada tingkat ini
("transforming union") jumlahnya tiga, yakni:
Pencobaan dan kesedihan, ketakutan dan kesukaran dari pihak duni dengan banyak cara;Pencobaan dan kekendoran serta kesedihan di dalam keinderawiannya;Siksaan, kegelapan, kesusahan, kesepian, godaan dan kesusahan lain, di dalam roh.
Dengan demikian ia dimurnikan di tingkat rohani dan inderawi.Minuman keras yang mahal harganya hanya dituangkan dalm tong kuat yang disiapkan dan dibersihkan baik-baik.
Persatuan yang amat luhur ini hanya dapat diterima jiwa yang diperkuat oleh kesusahan dan godaan, dan dibersihkan oleh pencobaan, kegelapan, dan kesesakan.
Orang memperoleh keutamaan, kekuatan, dan kesempurnaan di dalam kepahitan, karena "dalam kelemahanlah keutamaan menjadi sempurna" (bdk. 2 Kor 12:9) dan dalam penderitaan diwujudkan.Sumber : Nyala Cinta yang Hidup – St. Yohanes dari Salib

Orang dapat menanggung segala-galanya asal ia memiliki Kristus Yesus yang diam di dalam hatinya sebagai Sahabat dan Penuntun penuh cinta.St. Teresa Avila, otobiografi.

Supaya dapat memiliki segalanya, jangan memiliki sesuatupun juga.Supaya dapat menjadi segala, jangan ingin menjadi apapun juga.Supaya dapat mengetahui segala sesuatu, jangan ingin mengetahui apapun juga.Bila engkau berpaling pada sesuatu, engkau berhenti mengarah kepada Yang Segala.Sebab supaya dapat pergi dari segala ke Segala, harus kautinggalkan dirimu seluruhnya dalam segala.Dan bila engkau sampai memiliki segala, engkau harus memilikinya tanpa menginginkan sesuatupun.Dalam kelepasan ini, roh menemukan istirahat dan damai.Tetapi bila ia menginginkan sesuatu, pada saat itu juga ia menjadi letih dan kuatir.(Mendaki Gunung Karmel I)Sumber : Cita-Cita Rohani St. Yohanes Salib

Berusahalah agar engkau selalu cenderung:Bukan untuk yang paling mudah, tetapi untuk yang paling sukar;Bukan untuk yang paling nikmat, tetapi untuk yang paling hambar;Bukan untuk yang paling memuaskan, tetapi untuk yang paling tidak menyenangkan;Bukan untuk apa yang memberi istirahat bagimu, tetapi untuk apa yang berarti kerja keras;Bukan untuk apa yang paling memberikan penghiburan, tetapi untuk yang paling menjemukan;Bukan untuk yang paling besar, tetapi untuk yang paling kecil;Bukan untuk yang paling luhur dan berharga, tetapi untuk yang paling rendah dan remeh;Bukan untuk menginginkan sesuatu, tetapi untuk tidak menginginkan apa-apa;Janganlah mencari barang-barang duniawi yang paling baik tetapi yang paling jelek;Pupuklah kerinduan untuk masuk ke dalam kehampaan, kekosongan, dan kemiskonan yang total dalam segala sesuatu yang menyangkut barang-barang dunia ini.Sumber : Cita-Cita Rohani St. Yohanes Salib

Pertama, hendaklah mengambil keputusan yang tetap untuk mengikuti Kristus dalam segala tindakanmu dengan menyesuaikan hidupmu dengan hidupNya. Karena itu engkau harus mempelajari hidupNya, agar engkau tahu bagaimana cara mengikuti Dia dan dalam segala peristiwa bertindak dan bersikap seperti yang akan dilakukanNya.Kedua, supaya berhasil dalam hal mengikuti Kristus ini, tanggalkanlah dan tinggallah kosong terhadap segala kepuasan inderawi jika semuanya itu bukan semata-mata untuk kehormatan dan kemuliaan Allah. Lakukanlah hal ini demi cinta kepada Yesus Kristus. Di dalam hidupNya Dia tidak memiliki kepuasan lain dan juga tidak menginginkan apa pun, kecuali dalam hal menjalankan kehendak BapaNya, yang disebut sebagai makananNya (Yoh 4:34).Sumber : Cita-Cita Rohani St. Yohanes Salib

Segala keindahan makhluk dibandingkan dengan keindahan Allah adalah kejelekan total. Segala keagungan dan keluhuran makhluk dibandingkan keagungan dan keluhuran Allah adalah kekotoran dan kekasaran belaka. Segala kebijaksanaan dunia ini dibandingkan dengan kebijaksaan Allah adalah kebodohan belaka (1Kor 3:19). Karena itu hanya mereka yang mengesampingkan segala pengetahuannya dan berjalan dalam pengabdian Allah seperti anak-anak yang tidak tahu apa-apa, akan menerima kebijaksanaan Allah (Mendaki Gunung Karmel I,4, 4-5).Sumber : Cita-Cita Rohani St. Yohanes Salib

Kelepasan itu hanya mungkin bila orang telah lebih dahulu terbakar oleh api cinta kasih ilahi. Pengosongan tersebut sesungguhnya bukan lain daripada tuntutan cinta kasih yang mau melepaskan diri dari segala ikatan yang menjadi penghalang antara dia dan Sang Kekasih Ilahi.Segala sesuatu harus ditinggalkan dan dilepaskan. Semua keinginan harus ditanggalkan, karena keinginan-keinginan itu menghambat manusia dalam perjalanannya kepada Allah.Hanya keinginan akan Allah saja yang diperbolehkan, namun keinginan akan Allah itu pun hanya boleh melalui iman, harapan, dan cinta kasih.Yang menjadi soal sebenarnya bukan hal memiliki barang-barang duniawi, tetapi kelekatan dan keinginan yang tidak teratur akan hal itulah yang menghambat.Sumber : Cita-Cita Rohani St. Yohanes Salib

Dalam gambar yang dibuatnya yang melukiskan pendakian Gunung Karmel, kita melihat suatu kontras antara jalan yang menuju ke puncak dan jalan sampingan yang merupakan jalan buntu. Di situ dilukiskan dua jalan dari roh yang tidak sempurna: Yang satu ingin memiliki barang-barang bersifat duniawi, yaitu milik, kesenangan, pengetahuan, hiburan, istirahat, yang akhirnya menuju kepada jalan buntu.Yang lain juga dari roh yang tidak sempurna, ingin memiliki barang-barang surgawi dan tampaknya rohani, namun sesungguhnya sama saja tidak sempurnanya, karena mengejarnya dengan semangat pemilikan yang akhirnya juga menuju jalan buntu. Barang-barang rohani itu ialah kemuliaan, kesenangan, pengetahuan, hiburan, distirahat.Sebaliknya, jalan yang menuju ke puncak gunung ialah jalan kekosongan; kosong, kosong, kosong, dan di atas gunung juga kosong. Tetapi justru jalan inilah yang membawa orang ke puncak dimana tersedia baginya segala sesuatu yang dapat diharapkan orang. Todo-nada : segalanya kosong.Sumber : Cita-Cita Rohani St. Yohanes Salib

Tidak ada komentar: