Selasa, 01 Juli 2008

9. Sharing "Arti sebuah Doa"

DOA MEMBUAT KITA MENGENAL DIRI
Doa adalah sarana untuk mengenal diri dalam terang keagungan Allah. Dalam terang-Nya kita melihat bahwa diri kita adalah manusia yang diciptakan menurut gambar dan citra-Nya. Dalam terang-Nya sekaligus kita melihat bahwa diri kita adalah gambaran Allah yang indah, namun dapat menjadi kabur, oleh karena noda dosa yang menutupi keindahan martabat kita sebagai citra-Nya. Di satu segi kita takjub akan keindahan jiwa kita yang diciptakan seturut citra-Nya, namun sekaligus juga ditemukan kehinaan, kepapaan, karena kesadaran bahwa dirinya adalah seorang pendosa di hadapan kekudusan-Nya.

Kita perlu mengenal keindahan, harta yang tersimpan dalam diri kita, yaitu kemampuan menjadi tempat tinggal Allah. Akan tetapi sekaligus harus membongkar apa yang menutup dan apa yang mengaburkan gambaran itu. Ia harus membongkar apa yang gelap, jahat, salah, keliru, apa yang berasal dari si jahat. Lalu Allah akan menyembuhkan, membaharui gambaran aslinya, sehingga ia dapat menjadi manusia baru seperti yang direncanakan oleh Tuhan. Carl Gustav Jung menerangkan peranan doa bagi pengenalan diri sebagai berikut :“Doa menciptakan hubungan antara dua pribadi si aku dan Engkau yang kekal. Hubungan ini memungkinkan manusia keluar dari dunia keakuannya, sambil melihat dirinya dari pihak orang lain. Biasanya orang hanya hidup di tingkat kesadaran, berkat doa ia dapat membuka jalan bagi yang tidak disadari. Jung menamakan doa “colloquium cum suo angelo bono” artinya wawancara dengan malaikat yang baik”. Ia mengerti doa sebagai wawancara dengan seseorang dengan yang di bawah sadarnya, yang dapat sangat membantu orang keluar dari dunia “aku kecil” yang masuk ke dalam dunia “DIRI”, inti kepribadiannya, yang menghubungkan yang sadar dengan yang di bawah sadar. “Allah dengan manusia”.

Menurut Jung ini amat perlu supaya seseorang menemukan identitasnya dan menjadi seorang pribadi yang utuh”.Akan tetapi bagi seorang Kristiani, pengenalan diri mempunyai arti lebih dalam daripada menjadi sadar akan yang di bawah sadar atau usaha mengenal bayangannya sendiri. Mengenal diri bagi kita berarti mengenal kedosaan sendiri. Di hadapan terang Allah saya mengenal diri saya sebagai seorang yang berdosa. Hati manusia yang berdoa akan mempertajam mata batin untuk melihat kenyataannya sendiri. Ia membentangkan hidupnya di hadapan Allah, agar Allah memberi pengertian tentang hidupnya. Tujuan doa tidak lain adalah perjumpaan dengan Allah. Manusia membuka hati, pikiran, perasaannya kepada Allah. Allah boleh melihatnya dari dekat, tanpa selubung, tanpa topeng, tanpa menipu diri sebab tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya.

DOA MEMBUAT MANUSIA SEMAKIN LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI

Dalam doa kita merenungkan rasa hati, peristiwa-peristiwa tertentu, dengan jujur meneliti perasaan yang timbul dalam hatinya. Misalnya bila kita dihina, disakiti hatinya, diperlakukan tidak adil, kita dapat merenungkan penghinaan dan pencemoohan itu untuk dapat melatih kesabaran, kelembutan hati kita, dengan bercermin pada hidup Yesus Putera Allah yang telah menjadi manusia, yang telah merendahkan diri, dan taat sampai wafat, sampai wafat di kayu salib (Flp. 2 : 5-11). Kita mau dengan rela dibentuk oleh Dia menjadi serupa dengan Diri-Nya. Dengan imajinasi iman, kita membayangkan bagaimana Yesus menghadapi peristiwa penyaliban : penghinaan, cemoohan, penganiayaan, bahkan kematian-Nya dengan semangat iman, harapan, dan cinta kepada Bapa-Nya demi keselamatan umat manusia yang dicintai-Nya. Dengan menyatukan semua derita, sengsara kita dengan sengsara-Nya, maka kita beroleh kekuatan dari Allah untuk menanggung semuanya bersama Dia dan dalam Dia, karena cinta-Nya menguatkan kita. Bila kita menyerahkan diri kepada-Nya dengan rendah hati, Allah dapat melindungi kita dari segala dosa, dan Allah dapat mengubah apa yang pahit menjadi kemanisan karena semuanya dapat ditanggung demi cinta kepada-Nya dan untuk penebusan umat manusia.

MENCINTAI SESAMA MELALUI DOA-DOA KITA

Dalam doa kita dapat berdoa bagi sesama kita. Doa untuk sesama adalah sarana yang subur untuk mengenal diri. Bila kita berdoa bagi orang lain, kita sudah tidak berusaha lagi untuk membenarkan diri, tetapi untuk melihat sesama dalam terang cahaya ilahi. Bila kita berdoa bagi sesama yang menghina saya, itu berarti sarana yang baik untuk mengenali penyakit saya sendiri. Bila kita berdoa untuk orang lain, hati kita berhubungan dengan semua orang, bahwa apa yang gelap dan buruk di dalam diri orang lain dan semua orang, juga ada pada kita sendiri. Bila kita mendoakan orang lain, kita sudah tidak berminat lagi untuk mempersalahkan orang lain, sebaliknya mengakui bahwa kita sendirilah yang bersalah. Orang yang berusaha melihat orang lain dalam terang Allah sebagai yang dicintai Allah, akan mampu mengenal hatinya sendiri. Doa membantu kita mengenal orang lain dengan lebih baik, dengan tidak menghukum, melainkan memahaminya, sehingga semakin berbelaskasih terhadap orang lain.

DOA SYUKUR MENJADIKAN HIDUP INI INDAH

Dengan bersyukur kepada Allah, hati kita dipenuhi oleh damai-Nya, kasih-Nya. Sebab dengan bersyukur kita menerima segala-galanya yang terjadi menurut kehendak Allah :* Yang manis dan yang pahit* Yang menarik dan yang tidak menarik* Yang menganggu atau tidak mengganggu* Yang berat atau yang ringan* Suka maupun dukaDengan bersyukur, kita mempercayakan segala-galanya kepada kebaikan Allah, karena rancangan-Nya adalah rancangan keselamatan, Dia selalu memberi yang terbaik bagi kita (Rm. 8 : 28). Kuasa ucapan syukur sungguh nyata, walaupun seringkali tidak masuk akal, mengucap syukur pada saat mengalami musibah, mengalami penderitaan, mengalami kesulitan, tantangan, tidak masuk akal. Namun bersyukur adalah suatu tindakan iman yang menghasilkan kekuatan, damai dan sukacita untuk menerima kehendak-Nya dengan sukarela dalam hidup kita (1 Tes. 5 : 16-18).

MERENUNGKAN FIRMAN ALLAH MENYEMBUHKAN HATI DAN MENJERNIHKAN PIKIRAN

Firman Allah adalah perlindungan melawan pikiran-pikiran buruk, yang mendesak hati manusia dan mau menariknya kepada yang jahat. Pikiran manusia seperti “munyuk/monyet”, selalu sibuk dengan sesuatu. Maka munyuk/monyet (pikiran kita) itu perlu diberi pekerjaan : yaitu merenungkan firman Allah. Maka pentinglah memenuhi pikiran kita dengan doa (Nama Yesus), atau dengan firman Allah. Bila kita ingat akan Allah, hidup di hadirat-Nya, maka tidak ada lagi tempat untuk pikiran buruk. Doa dan Firman Allah akan menyembuhkan pikiran kita. Pikiran manusia mempengaruhi hati kita. Bila pikiran kita dipenuhi oleh Firman dan kehadiran-Nya maka lambat laun kita akan merasakan keindahan Allah. Obat bagi pikiran buruk adalah doa dan Firman Allah.Misalnya bila pikiran kita dipenuhi oleh pikiran buruk akan orang lain maka kita dapat berdoa dengan mengucap syukur atas hal-hal yang positif dalam diri orang lain yang melukai kita. Kita membuka Kitab Suci dan merenungkan bahwa setiap orang adalah bait kudus Allah (1 Kor. 6 : 19-20). Allah bersemayam di kedalaman hati setiap orang, maka bila kita mencintai sesama berarti kita mencintai Allah yang berdiam di dalam dirinya. Bila kita menghina dia, berarti kita menghina Allah yang berdiam dalam dirinya, Allah yang telah menciptakan setiap orang sedemikian indahnya. Setiap manusia betapapun buruknya dan betapapun tak berdayanya (bahkan orang-orang lemah dan cacat), mereka semua membawa pesan dari Allah, sebab setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan segala keunikannya, keberadaannya di dunia ini untuk menghadirkan cinta-Nya dan membawa kemuliaan-Nya. Manusia diciptakan oleh Allah untuk memuji dan menyembah Dia dengan seluruh keberadaannya, dengan seluruh jiwa raganya dan dengan segenap hatinya.

DOA MENJADIKAN KITA SERUPA DENGAN DIA

Dalam doa kita membiarkan diri direndam oleh lautan kasih-Nya, di dalam doa kita memasuki hati-Nya yang bernyala-nyala dengan cintakasih sehingga kita juga semakin dikobarkan oleh api kasih-Nya. Dalam doa kita membiarkan diri dibentuk dan diubah oleh Allah menjadi semakin serupa dengan Dia. Dalam doa kita menyerahkan diri pada hati-Nya yang Mahakudus. Agar ia semakin menguasai seluruh kepribadian kita, dan mengubahnya menjadi seperti Dia. Kita membiarkan diri diubah, sehingga kita melihat dengan mata-Nya, mendengar dengan telinga-Nya, berkata-kata dengan bibir-Nya, mengasihi dengan hati-Nya, memahami dengan pikiran-Nya, melayani menurut kehendak-Nya, dan mengabdikan seluruh diri kita kepada-Nya. Dalam doa kita membiarkan Roh Kudus memimpin dan menjiwai seluruh hidup kita, sehingga Roh Kuduslah yang menguasai seluruh kemampuan, tubuh, dan jiwa kita. Roh Kudus pula yang mengatur seluruh hasrat, perasaan, dan emosi kita. Begitu pula dengan kepandaian, pengertian, kehendak, ingatan kita. Dalam doa, Roh Kudus mencurahkan ramat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita juga semakin dapat bertumbuh dalam kebajikan-kebajikan : iman, harapan, dan kasih, serta semakin erat bersatu dengan Dia. Dalam doa kita berjumpa dengan Allah yang rindu merajai hati dan hidup kita. Semakin mendalam doa kita, Allah akan semakin hidup dalam diri kita seperti dikatakan oleh St. Paulus : “Aku hidup tetapi bukan aku lagi yang hidup melainkan Kristuslah yang hidup di dalam diriku.” (Gal. 2 : 20)

DOA MENGUBAH HIDUP KITA SEBAGAI MANUSIA BARU

Dalam Kitab Suci dinyatakan tentang hidup baru :* Allah telah memerdekakan kita (Rm. 6:18)* Kita telah diperdamaikan dengan Bapa (1 Yoh. 2 : 2)* Allah menganugerahi kita hidup yang berlimpah-limpah (Yoh. 10 : 10)* Allah telah mencurahkan Roh-Nya atas kita (Rm. 8 : 15)* Kita diberi pengampunan dosa (Yoh. 20 : 22-23)* Kita disucikan (1 Kor. 6 : 11), dan dibenarkan di hadapan Allah (Rm. 3 : 24)* Kita diangkat menjadi anak Allah (Rm. 8 : 14-17)* Kita dipersatukan dalam satu tubuh yaitu Gereja (Ef. 2)* Sekarang kita hidup dalam terang kasih-Nya (Yoh. 14 : 21 ; 16 : 27)* Kita hidup dalam perdamaian dan kegembiraan (Yoh. 15 : 11)* Kita hidup dalam rahmat dan kebenaran (Yoh. 8 : 32)* Kita hidup dalam harapan yang teguh akan kehidupan kekal (Rm. 5 : 3)* Semuanya ini berlaku untuk diri sendiri, sesama/kehidupan bersama dan alam semesta (Rm. 8 : 21)Dengan dibebaskan dari beban dosa, hidup kita semakin berkembang sesuai dengan rencana Allah sejak semula. Manusia dan alam semesta dipulihkan kembali kepada tujuan yang sesugguhnya. Hidup manusia diintegrasikan dalam cintakasih.


Kematian akibat dosa kehilangan dayanya, karena seseorang yang berada dalam persatuan dengan Kristus berarti ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang, inilah hasil penebusan Kristus, suatu dunia baru, manusia baru (2 Kor 5 : 17). Allah sangat menghormati kebebasan kita, Allah tidak memaksa manusia untuk menjadi bahagia. Kita bebas untuk menerima anugerah penebusan yang disediakan Allah bagi kita.


Bila kita menerimanya maka hidup baru itu akan menjadi kenyataan dalam hidup kita. Inilah iman kepercayaan kita : menerima dan mengikuti Kristus, membuka hati untuk rahmat penebusan yang disediakan Allah dalam diri Kristus dan bersama Dia menjawab panggilan Bapa : * “Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya...”(Yoh. 1 : 12)* Bila manusia bersatu dengan Kristus, percaya akan Dia, dan berlandaskan kepercayaan itu menerima kemanusiaan-Nya, hidup, sengsara, dan kematian-Nya dari tangan Allah, atau mau menjadi semakin serupa dengan Dia (Flp. 3 : 10), serta mau menempuh jalan yang sama seperti Dia, maka kita akan hidup dalam “hidup yang baru” bersama Dia pula (Rm. 6 : 2-4). * Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Rm. 10 : 9).

DOA (Gubahan Kardinal Newman)

“Ya Yesus, tolonglah aku menyebarkan keharuman-Mu ke mana pun aku pergi. Banjirilah jiwaku dengan Roh-Mu dan hidup-Mu. Tembuslah dan kuasailah diriku seutuhnya, agar kehidupanku hanya memancarkan kehidupan-Mu. Bersinarlah melalui diriku, dan tinggallah di dalam diriku, agar setiap jiwa yang kutemui boleh merasakan kehadiran-Mu dalam jiwaku. Biarlah mereka bukan melihatku lagi, melainkan Yesus. Tinggallah bersamaku, maka aku akan bersinar seperti Engkau bersinar menjadi terang bagi yang lain. Terangnya ya Yesus adalah dari-Mu, samasekali bukan dariku. Engkaulah yang akan menerangi yang lain melalui diriku. Oleh karenanya biarlah aku memuji-Mu dengan cara yang paling Engkau sukai, yaitu dengan menyinari orang-orang di sekelilingku. Biarlah aku mewartakan diri-Mu tanpa berkotbah, bukannya dengan kata-kata, melainkan dengan teladan, lewat kuasa dan pengaruh simpatik dari apa yang kuperbuat, bukti kepenuhan kasihku kepada-Mu, amin.”

Sharing :

* Apa dan bagaimana peranan doa dalam kehidupan Anda pribadi? Sharingkanlah pengalaman kehidupan doa Anda dalam sel* Doa membuat kita semakin dekat dengan Tuhan dan membawa kita juga dapat mengasihi sesama. Bagaimana pengalaman Anda jika sedang merasa jengkel, marah atau kesal dengan orang lain, dapatkah Anda tetap berdoa dengan baik? Dapatkah Anda mendoakan orang-orang yang menjengkelkan itu? Sharingkanlah pengalaman Anda dengan teman dalam sel.

Tidak ada komentar: